Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

ACARA 1

PEMILIHAN LOKASI KONSOLIDASI TANAH

Disusun Oleh :

1. Merlyn Veronika Rondonuwu (19283165)


2. Mirandha Yuli Octavia A (19283166)
3. M Nasyrul Putra Mahendra (19283167)
4. Muhammad Farhan (19283168)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PERTANAHAN

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL 2021


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................................
BAB 1......................................................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................................................................
BAB 2......................................................................................................................................................
DASAR TEORI.......................................................................................................................................
BAB 3......................................................................................................................................................
METODE DAN PEMBAHASAN...........................................................................................................
BAB 4......................................................................................................................................................
PENUTUP................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................
LAMPIRAN.............................................................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Bidang Tanah..................................................................................................................................


Lampiran 2 Peta Citra................................................................................................................................................
Lampiran 3 Peta RTRW Kab.Sleman........................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Konsolidasi Tanah adalah kebijakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang, serta usaha penyediaan tanah untuk kepentingan umum, dalam
rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi
aktif masyarakat. Penyelenggaraan konsolidasi tanah selama ini tidak luput dari beberapa kendala sehingga
penyelesaian tidak sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan atau bahkan tidak terlaksana. Dari hasil
monitoring dan evaluasi selama ini diketahui bahwa kendala atau terhambatnya pelaksanaan konsolidasi tanah
antara lain adalah kurangnya pemahaman masyarakat, ketidaktepatan pemilihan lokasi, waktu pelaksanaan yang
hanya satu tahun anggaran, serta kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur di
lokasi konsolidasi tanah, yang merupakan hasil koordinasi dengan pengambil kebijakan di daerah.

Di dalam Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 12 Tahun 2019 tentang Konsolidasi Tanah, kegiatan
Penyusunan Potensi Objek Konsolidasi Tanah (POKT) saat ini menjadi salah satu bagian dari proses
Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah yaitu Perencanaan Konsolidasi Tanah (KT). Dengan menjadi bagian dari
proses Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah maka Perencanaan KT menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Konsolidasi Tanah. Perbedaan esensial dalam Juknis Perencanaan KT dengan Penyusunan POKT, antara lain :

1. Simplifikasi jumlah tahapan yang sebelumnya terdiri dari 8 (delapan) tahapan yaitu persiapan,
pembuatan peta kerja, penjajakan kebijakan, peninjauan lapang, pengolahan data, penjajakan
kesepakatan, penetapan lokasi, dan laporan berubah menjadi 5 (lima) tahapan yaitu pembentukan tim,
kajian tata ruang dan kebijakan sektor, pemetaan sosial dan potensi kawasan, pembuatan desain awal
(visioning) dan penyepakatan serta penetapan lokasi;

2. Penyesuaian tim koordinasi dan tim perencana/pelaksana dengan Petunjuk Teknis Konsolidasi Tanah
mengingat bahwa perencanaan konsolidasi tanah telah menjadi bagian awal proses penyelenggaraan
konsolidasi tanah;

3. Penambahan analisis SWOT spasial pada proses pengolahan data lapangan;

4. Perubahan nomenklatur penyusunan Sket Rencana Awal (Sketch Block Plan) menjadi Desain Awal
(Visioning) yang memuat rencana penataan bidang disertai dengan hasil analisis kewilayahan;

5. Penyelenggara perencanaan KT dapat dilaksanakan oleh pemangku kepentingan lainnya. Dokumen


perencanaan KT yang dihasilkan kemudian diverifikasi oleh Kantor Pertanahan setempat.

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah tersebut, perlu disusun Juknis
Perencanaan Konsolidasi Tanah sebagai arahan atau pedomanoperasional pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan
dengan kondisi masing-masing wilayah, terutama bagi pelaksana yang langsung terlibat maupun pihak-pihak
yang membutuhkan
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Dimana lokasi konsolidasi tanah yang dipilih?
b. Bagaimana pelaksanaan konsolidasi tanah di Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Selman
Provinsi D I Yogyakarta?
1.3. TUJUAN
Mendapatkan lokasi rencana Konsolidasi Tanah yang didasarkan pada hasil kajian dan analisis
kewilayahan, sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan serta koordinasi dengan pemerintah daerah atau
pemangku kepentingan lainnya. Adapun keluaran dari kegiatan Perencanaan Konsolidasi Tanah, antara
lain :
a. Memberikan arahan dan panduan dalam melaksanakan Perencanaan Konsolidasi Tanah;
b. Tersedianya data tekstual dan spasial dalam rangka pemilihan lokasi sebagai objek konsolidasi tanah;
c. Tersedianya SK Tim Koordinasi dan Tim Perencana/Pelaksana;
d. Tersedianya Kajian Tata Ruang dan Peta Indikasi Potensi Lokasi Objek KT;
e. Tersedianya Berita Acara Pemilihan Lokasi;
f. Tersedianya Peta Peninjauan Lapang;
g. Tersedianya Peta Hasil Peninjauan Lapang;
h. Tersedianya Berita Acara Sosialisasi KT kepada Masyarakat;
i. Tersedianya Peta Potensi Subjek KT;
j. Tersedianya Hasil Analisa SWOT;
k. Tersedianya Peta Desain Awal (Visioning);
l. Tersedianya Surat Persetujuan Pemegang Hak dan/atau Penggarap Tanah terhadap Rencana
Konsolidasi Tanah;
m. Tersedianya Berita Acara Komitmen Pemda terhadap Rencana Konsolidasi Tanah;
n. Tersedianya SK Penetapan Lokasi
BAB 2

DASAR TEORI
Tanah merupakan kekayaan Bangsa Indonesia yang sesuai amanat dari UUPA harus dimanfaatkan
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam mencapai pemanfaatan tanah yang maksimal tersebut perlu
dilakukan penataan dan penggunaan yang tepat salah satunya melalui kegiatan konsolidasi tanah.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1991 tentang Konsolidasi
Tanah pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa Konsolidasi tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai
penataan kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan
pembangunan, utnuk menngkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan
melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Pengertian Konsolidasi di atas dapat diambil kesimpulan tentang kegiatan konsolidasi tanah yang
memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:
1. Unsur Penataan
Merupakan kegiatan penataan bidang-bbidang tanah yang tidak beraturan, baik luas, bentuk dan
letaknya di atas permukaan bumi menjadi teratur, rapih dan tertata.
2. Unsur Pengadaan Tanah
Terdapat kegiatan pengadaan tanah yang akan digunakan untuk lokasi pembangunan prasarana fasilitas
umum dan fasilitas sosial. Kegiatan ini tidak diberikan dengan mengganti rugi melainkan dengan
sumbangan tanah masyarakat peserta yang besarnya telah disepakati secara bersama.
3. Unsur Peningkatan Kualitas Lingkungan
Lingkungan wilayah yang sebelumnya tidak teratur dan minimnya sarana prasarana ditata menjadi
lingkungan yang teratur, tertib dengan dilengkapi sarana prasarana yang mendukung sehingga menjadi
lebih berkualitas.
4. Unsur Partisipasi Masyarakat
Pelaksanaan konsolidasi tanah memiliki syarat utama yaitu hanya dapat dilaksanakan apabila terdapat
persetujuan dari masyarakat. Kemudian kegiatan penataan melibatkan partisipasi masyarakat secara
aktif yang meliputi perencanaan, penataan dan sumbangan tanah dari masyarakat untuk fasos dan/atau
fasum.
Tujuan dilaksanakan kegiatan konsolidasi tanah ini berdasarkan pasal 2 Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional no 4 tahun 1991 tentang konsolidasi tanah yaitu untuk mencapai pemanfaatan
peningkatan efisiensi penggunaan tanah di Wilayah Perkotaan dan produktifitas penggunaan tanah di
Wilayah Perdesaan.
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai tersebut, maka yang menjadi objek adalah wilayah-wilayah
sebagai berikut:
1. Wilayah Perkotaan
a. Wilayah permukiman kumuh
b. Wilayah permukiman yang tumbuh pesat secara alami
c. Wilayah pemukiman yang mulai tumbuh
d. Wilayah yang direncanakan menjadi permukiman baru
e. Wilayah yang relatif kosong dipinggiran kota yang diperkirakan akan berkembang sebagai daerah
permukiman.
2. Wilayah Perdesaan
a. Wilayah yang potensial dapat memperoleh pengairan tetapi belum tersedia jaringan irigasi
b. Wilayah yang jaringan irigasinya telah tersedia namun pemanfaatannya belum merata
c. Wilayah yang berpengairan cukup baik namun masih perlu ditunjang oleh pengadaan jaringan jalan
yang memadai.
Berikut adalah manfaat konsolidasi tanah:
1. Mempercepat pemetaan pembangunan. Penyelesaian pembangunan prasarana dan fasilitas perkotaan
yang sesuai dengan tata ruang dan dilakukan secara berkesinambungan. Seperti jalan, saluran, taman
terbuka dan lain-lain.
2. Meningkatkan daya guna tanah karena bentuk persil-persil tanah menjadi teratur dan memiliki akses
jalan.
3. Menghemat pengeluaran pemerintah disebabkan tidak perlu menganggarkan dana ganti rugi tanah
untuk pembangunan prasarana karena tanah adalah sumbangan dari masyarakat.
4. Meningkatkan nilai dan harga tanah meskipun terjadi pengurangan luas pemilikan tanah.
5. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus mengurangi tingkat
kerawanan sosial akibat perbedaan lingkungan permukiman.
6. Membantu percepatan kegiatan administrasi pendaftaran tanah dan menunjang sistem perpajakan tanah
yang lebih akurat.
7. Adanya kepastian hukum atas kepemilikan tanah bagi peserta konsolidasi tanah
8. Mendukung Rencana Tata Ruang Wilayah subjek dan objek konsolidasi tanah
Akbar (2013), berikut adalah tahapan dalam kegiatan konsolidasi tanah:
1. Pemilihan lokasi
2. Bimbingan masyarakat
3. Penjajagan Kesepakatan
4. Penetapan Lokasi
5. Identifikasi Subjek dan Objek Konsolidasi Tanah
6. Pengukuran dan Pemetaan Keliling
7. Pengukuran dan Pemetaan Rincikan
8. Pengukuran dan Pemetaan Topografi serta Pemetaan Penggunaan Tanah
9. Penyusunan Rencana Blok/Pradesain KT dan Perhitungan Luas Rencana Peruntukan Tanah
10. Penyusunan Desain Konsolidasi Tanah dan Perhitungan Luas
11. Musyawarah Rencana Penetapan Kaveling Baru (Desain Konsolidasi Tanah)
12. Pelepasan Hak atas Tanah
13. Penegasan Tanah sebagai objek Konsolidasi Tanah
14. Realokasi/Pemindahan Desain Konsolidasi Tanah ke Lapangan
15. Pembentukan Badan Jalan dan Sarana
16. Penerbitan Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah
17. Penerbitan Sertipikat.
BAB 3

METODE DAN PEMBAHASAN


Desa Tirtoadi merupakan salah satu dari lima desa yang terletak di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman,
Provinsi D I Yogyakarta. Desa Tirtoadi memiliki luas wilayah 56,64 ha dengan jumlah penduduk 10.208 jiwa.
Pemilihan lokasi konsolidasi tanah di Desa Tirtoadi dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: analisis kesesuaian
dengan tata ruang, analisis kesesuaian dengan GUPT, dan analisis kebijakan, rencana dan program sektor.
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031 sebagai strategi kebijakan yang berkaitan dengan
pembangunan sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan jaringan prasarana kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah
kabupaten.
Berdasarkan analisis pemilihan lokasi konsolidasi tanah, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten
Sleman dipilih sebagai lokasi konsolidasi tanah karena kesesuaiannya tidak 100%. Dalam RTRW disebutkan
peruntukkan untuk pemukiman tetapi eksisting di lapangan digunakan sebagai lahan pertanian. Untuk
mengantisipasi pendirian pemukiman yang tidak beraturan maka akan dilakukan konsolidasi agar teratur dan
tertata sesuai dengan RTRW. Adanya ketidaksesuaian antara kondisi eksisting dengan rencana pola ruang,
maka berpotensi menimbulkan permukiman yang tidak teratur dan kumuh. Pemerintah perlu melakukan upaya
untuk mencegah dan menghentikan penurunan ataupun peningkatan luas yang tidak sesuai dengan RTRW
dengan mematuhi kebijakan atau peraturan daerah yang mengatur tentang konversi lahan pertanian ke non
pertanian dan menetapkan syarat-syarat melakukan konversi sehingga laju penurunan lahan pertanian bisa
dihambat. Selain dengan mengeluarkan peraturan perlu juga ditunjang dengan kemauan dan kesungguhan dari
pemerintah daerah untuk melakukan sosialisasi RTRW kepada masyarakat agar pemerintah dan masyarakat
dapat bekerja sama untuk melaksanakan RTRW.
BAB 4

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Brdasarkan penjabaran dan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemilihan lokasi konsolidasi tanah dilakukan melalui 3 tahapan yaitu analisis kesesuaian
dengan tata ruang, analisis kesesuaian dengan GUPT, dan analisis kebijakan, rencana, dan
program sektor;

2. Lokasi yang dipilih dalam konsolidasi tanah adalah Desa Trirtoadi, Kecamatan Mlati,
Kabupaten Sleman dimana masih terdapat kawasan yang tidka sesuai dengan RTRW dan
untuk mengantisipasi permukiman yang tidak teratur.
B. SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah agar dalam pemberian tugas praktikum dijelaskan dengan
detail terkait tugas yang harus dikerjakan dan output dari tugasnya berupa apa agar tidak terjadi
kebingungan saat pengerjaan tugas.

DAFTAR PUSTAKA
Juknis Perencanaan Konsolidasi Tanah 2020
https://id.wikipedia.org/wiki/Tirtoadi,_Mlati,_Sleman
Peraturan KaBPN No 4 tahun 1991 tentang Konsolidasi Tanah
Petunjuk Teknis Kegiatan Konsolidasi Tanah Tahun 2015
Arnowo, Hadi. 2017. Pengetahuan Pertanahan – Konsolidasi Tanah. Pada Web: http://pengetahuan-
pertanahan.blogspot.co.id/2017/06/konsolidasi-tanah.html diakses pada tanggal 27 Februari 2018
Akbar, 2013. Konsolidasi Lahan (Manajeman Lahan Kota). Pada Web:
https://akbarabdulfattah.wordpress.com/2013/11/13/konsolidasi-lahan-1/ diakses pada tanggal
27 Februari 2018
Alan, R. 2017, ‘Relokasi Harga Mati, Desa Mulawarman, Daerah Transmigrasi Yang Terancam Punah’,
Pro-Bontang, 19 April, dilihat pada 10 Februari 2019, http://bontang.prokal.co/
LAMPIRAN

Gambar 1. Peta Bidang Tanah

Gambar 2. Peta Citra


Gambar 3. Peta RTRW Kab.Sleman

Anda mungkin juga menyukai