MODUL KEBIJAKAN
PERTANAHAN
Penyusunan Skema Pemberian
Hak Atas Tanah Dalam
Kegiatan Konsolidasi Tanah/
Konsolidasi Tanah Vertikal
4
Tim Perencana Konsolidasi Tanah
5
Tim Koordinasi Konsolidasi Tanah
6
KAJIAN TATA RUANG DAN KEBIJAKAN SEKTOR
Menentukan lokasi Konsolidasi Tanah yang terpilih Berita Acara Pemilihan Lokasi oleh Tim Koordinasi
7
BAHAN ATAU MATERI YANG DIBUTUHKAN
8
PEMETAAN SOSIAL DAN ANALISIS POTENSI KAWASAN
9
BAHAN ATAU MATERI YANG DIBUTUHKAN
• Inventarisasi dan identifikasi data sosial, ekonomi • Data dan Informasi Pertanahan
dan budaya dan Sosialisasi
1. Data IP4T (Inventarisasi Pemilikan, Penguasaan,
1. Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah)
Research and Action).
2. Data PTPR (Peta Tematik Pertanahan dan Ruang)
2. Stakeholder Analysis.
3. Peta Zona Nilai Tanah (ZNT)
3. Beneficiary Assessment.
4. Data Sangketa/Konflik Pertanahan, dll
4. Participatory Monitoring and Evaluation
• Data Fisik Lingkungan
5. Key Informa Interview
1. Kajian DDDT (Daya Dukung dan Daya Tampung) dari
6. Focus Group Discussion Dinas Lingkungan
7. Community Group Discussion
8. Mini Survey, dll
10
Pembuatan Sket Desain Awal (Visioning) dan Penyepakatan
Konsolidasi Tanah
11
Penetapan Lokasi (Penlok) Konsolidasi Tanah
Konsolidasi Tanah
menjelaskan tentang skala kecil
letak lokasi, luas, dituangkan dlm
Dokumen Penetapan jumlah bidang tanah Keputusan
Perencanaan Lokasi serta keterangan
Bupati/Walikota,
lainnya yang
Konsolidasi Konsolidasi dianggap perlu Konsolidasi Tanah
Skala Besar
Tanah Tanah sebagai dasar lokasi
dituangkan dalam
pelaksanaan
Konsolidasi Tanah Keputusan
Gubernur/Menteri
• Jenis-Jenis Tanah
• Tanah Negara
• Tanah Masyarakat
• Tanah Aset Pemda/BUMN/BUMD
14
Obyek dan Subyek Konsolidasi Tanah
Pasal 1 Ayat 4
• Tanah adalah permukaan bumi termasuk pula tubuh bumi dibawahnya serta yang berada dibawah air
Pasal 4
(1) Atas dasar Hak Menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak
atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik
sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta badan-badan hukum.
(2) Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk mempergunakan tanah yang
bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk
kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut Undang-
undang ini dan peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi.
• Sudah dijelaskan dalam Penjelasan Umum (II angka 1). Dalam Undang-Undang Pokok Agraria diadakan perbedaan
antara pengertian ..bumi" dan "tanah", sebagai yang dirumuskan dalam pasal 1 ayat 3 dan pasal 4 ayat 1. Yang
dimaksud dengan "tanah" ialah permukaan bumi. Perluasan pengertian "bumi" dan "air" dengan ruang angkasa
adalah bersangkutan dengan kemajuan tehnik dewasa ini dan kemungkinan-kemungkinannya dalam waktu waktu
yang akan datang.
16
Asas-Asas Pembentukan Konsep Hak Atas Tanah
17
Hak Atas Tanah/Hak Pengelolaan pada Ruang Atas/Bawah Tanah
Menurut UU No 11 Tahun 2020
Pasal 146
1. Tanah atau ruang yang terbentuk pada ruang atas dan/atau bawah tanah dan digunakan untuk
kegiatan tertentu dapat diberikan hak guna bangunan, hak pakai, atau hak pengelolaan.
2. Batas kepemilikan tanah pada ruang atas tanah oleh pemegang hak atas tanah diberikan sesuai
dengan koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan rencana tata ruang yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Batas kepemilikan tanah pada ruang bawah tanah oleh pemegang hak atas tanah diberikan sesuai
dengan batas kedalaman pemanfaatan yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Penggunaan dan pemanfaatan tanah pada ruang atas dan/atau bawah tanah oleh pemegang hak
yang berbeda dapat diberikan hak guna bangunan, hak pakai, atau hak pengelolaan.
18
Konsep Hak Atas Tanah Menurut PP No 18 Tahun 2021
• Tanah adalah permukaan bumi baik berupa daratan maupun yang tertutup air, termasuk ruang di atas
dan di dalam tubuh bumi, dalam batas tertentu yang penggunaan dan pemanfaatannya terkait langsung
maupun tidak langsung dengan penggunaan dan pemanfaatan permukaan bumi.
• Hak Atas Tanah adalah hak yang diperoleh dari hubungan hukum antara pemegang hak dengan Tanah,
termasuk ruang di atas Tanah, dan atau ruang di bawah Tanah untuk menguasai, memiliki,
menggunakan, dan memanfaatkan, serta memelihara Tanah, ruang di atas Tanah, dan/atau ruang di
bawah Tanah.
• Ruang Atas Tanah adalah ruang yang berada di atas permukaan Tanah yang digunakan untuk kegiatan
tertentu yang penguasaan, pemilikan, penggurlaan dan pemanfaatannya terpisah dari penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan pada bidang Tanah.
• Ruang Bawah Tanah adalah ruang yang berada di bawah permukaan Tanah yang digunakan untuk
kegiatan tertentu ],ang penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatannya terpisah dari
penguasaan, pemilikan, petrggunaan, dan pemanfaatan pada bidang Tanah
19
Hak Atas Tanah/Hak Pengelolaan pada Ruang Atas/Bawah Tanah
Menurut PP No 18 Tahun 2021
Pasal 74
1. Penggunaan dan pemanfaatan bidang Tanah yang dipunyai oleh pemegang Hak Atas Tanah dibatasi oleh:
a. batas ketinggian sesuai koefisien dasar bangunan dan koefisien lantai bangunan yang diatur dalam rencana
tata ruang; dan
b. batas kedalaman yang diatur dalarn rencana tata ruang atau sampai dengan kedalaman 30 (tiga puluh) meter
dari permukaan Tanah dalam hal belum diatur dalam rencana tata ruang.
2. Tanah yang secara struktur dan/atau fungsi terpisah dari pemegang Hak Atas Tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan Ruang Atas Tanah atau Ruang Bawah Tanah yang dikuasai langsung oleh negara.
3. Ruang Bawah Tanah terdiri dari: a. Ruang Bawah Tanah dangkal; dan b. Ruang Bawah Tanah dalam.
4. Ruang Bawah Tanah dangkal merupakan Tanah yang dipunyai oleh pemegang Hak Atas Tanah dengan batas
kedalaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b.
5. Ruang Bawah Tanah dalam merupakan Tanah yang secara struktur dan/atau fungsi terpisah dari pemegang Hak
Atas Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
20
Tanah Negara dan Hak Atas Tanah di atasnya
1) Tanah Negara yang di atasnya ada Hak Pengelolaan, misalkan : Pemerintah Daerah/Kota, Perum Perumnas,
Pertamina, Bulog, Badan Otoritas khusus (seperti Badan Otoritas Batam di Pulau Batam), kawasan Industri, PDAM,
PLN, PT.INKA/PJKA, Dinas Pengairan, dan Badan-badan Pemerintah. Berlakunya hak pengelolaan ini adalah
sepanjang diperlukan oleh pemegangnya, Pemegang hak ini diberikan kewenangan oleh negara untuk memberikan
sebagian tanahnya kepada pihak ketiga seperti kita dengan seizin pemerintah (dalam hal ini Kepala BPN) untuk
menjadi hak milik.
2) Tanah Negara yang diatasnya terdapat Hak Guna Usaha, yang dipunyai baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN,
seperti PTP dan Perhutani) maupun Badan Usaha Swasta yang bergerak pada bidang usaha : pertanian,
perkebunan, peternakan, atau perikanan. Masa berlaku hak guna usaha adalah 35 tahun, tetapi bisa diperpanjang
25 tahun dan seterusnya sepanjang negara mengizinkannya.
3) Tanah Negara yang di atasnya ada hak pakai, dipunyai oleh orang (WNI), atau badan-badan usaha baik swasta
dalam negeri (PMDN) maupun swasta asing (PMA) atau usaha patungan PMDN-PMA, perwakilan negara asing atau
internasional. Hak Pakai ini berlaku selama 20 tahun dan bisa diperpanjang untuk setiap 20 tahun sepanjang negara
mengizinkannya.
4) Tanah Negara yang diatasnya telah ada hak-hak lain seperti Hak Guna Bangunan. Hak ini berlaku 30 tahun namun
dapat diperpanjang untuk setiap 20 tahun sepanjang negara mengizinkannya.
21
Hak Atas Tanah di Wilayah Pantai dan Perairan Pesisir (Dirjen PHPT, 2021)
22
Kelompok Masyarakat di Wilayah Pesisir Berdasar UU 27 tahun
2007 dan UU No 1 Tahun 2014
1. Masyarakat Adat adalah kelompok Masyarakat Pesisir yang secara turun-temurun bermukim di
wilayah geografis tertentu karena adanya ikatan pada asal-usul leluhur, adanya hubungan yang
kuat dengan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta adanya sistem nilai yang
menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum
2. Masyarakat Lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari
berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum tetapi tidak
sepenuhnya bergantung pada Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tertentu
3. Masyarakat Tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak
tradisionalnya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di
daerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut
internasional
23
Status Permukiman di atas Sungai
24
Penetapan Garis Sempadan Sungai
Permen PUPR No 28/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Danau
Pasal 15 Ayat 1
Dalam hal hasil kajian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), menunjukkan terdapat
bangunan dalam sempadan sungai maka bangunan tersebut dinyatakan dalam status quo dan secara
bertahap harus ditertibkan untuk mengembalikan fungsi sempadan sungai
Pasal 22
Sempadan sungai hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk:
a. bangunan prasarana sumber daya air;
b. fasilitas jembatan dan dermaga;
c. jalur pipa gas dan air minum;
d. rentangan kabel listrik dan telekomunikasi;
e. kegiatan lain sepanjang tidak mengganggu fungsi sungai, antara lain kegiatan menanam tanaman
sayur-mayur; dan
f. bangunan ketenagalistrikan.
25
Pemberian Hak Atas di Atas di Atas Sempadan Sungai
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PEKERJAAN UMUM, MENTERI KEHUTANAN DAN MENTERI DALAM
NEGERI NOMOR 19/1984, KH. 059/KPTS-II/1984 DAN PU.124/KPTS/1984 TAHUN 1984 TENTANG
PENANGANAN KONSERVASI TANAH DALAM RANGKA PENGAMANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PRIORITAS
Pasal 4 (b) tentang Lokasi Wilayah Konservasi Tanah:
Daerah sepanjang kiri kanan alur sungai, danau, waduk, sekitar sumber mata air, dan bangunan pengairan.
PMNA No 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak
Pengelolaan
Pasal 4 Ayat 4
Tanah-tanah tertentu yang diperlukan untuk konservasi yang ditetapkan oleh Menteri tidak dapat dimohon
dengan sesuatu Hak Atas Tanah
26
Pemetaan Hak-Hak Atas Tanah dan Peta Tematik Lainnya
27
MODUL KETIGA:
SKEMA HAK-HAK ATAS
TANAH KONSOLIDASI
TANAH VERTIKAL
29
Skema Hak Atas Tanah Untuk Konsolidasi Tanah Horisontal
No Status Tanah Asal/Alas Hak Penerbitan Hak Atas Tanah Penerbitan Hak Atas Tanah Baru
di atas Tanah Asal
1 Tanah Negara Hak Pengelolaan Hak Pakai (HP)/Hak Guna
Bangunan (HGB)
2 Tanah Masyarakat Hak Milik Bersama Hak Pakai (HP)/Hak Guna
Bangunan (HGB)
3 Tanah Aset Pemerintah/ Hak Pakai (HP)/Hak Guna -
Pemda/BUMN/BUMD Bangunan (HGB)
30
Konsolidasi Tanah Horisontal Yang Berasal dari Tanah Negara
31
Konsolidasi Tanah Horisontal Yang Berasal dari Tanah Masyarakat
32
Konsolidasi Tanah Horisontal yang Berasal dari Tanah Aset
33
Skema Hak Atas Tanah Untuk Konsolidasi Tanah Vertikal
34
Konsolidasi Tanah Vertikal Yang Berasal Dari Tanah Negara
35
Konsolidasi Tanah Vertikal Yang Berasal Dari Tanah Masyarakat
36
Konsolidasi Tanah Vertikal Yang Berasal Dari Tanah Aset
37