PENDAHULUAN
Kopling sebagai elemen mesin yang saat ini banyak digunakan pada mesin –
mesin industri, kendaraan bermotor, dan lain - lain. Dengan berjalannya waktu dan
penggunaan kopling yang terus menerus maka komponen – komponen kopling akan
pasti mengalami hal – hal seperti plat cepat aus, usia kopling tidak tahan lama, biaya
perawatan yang mahal, dan lain - lain. Dengan adanya hal - hal tersebut maka perlu
adanya perancanaan kopling yang tepat dan teliti.
Kopling yang akan di bahas pada tugas elemen mesin ini adalah kopling
mobil truk Mitsubishi coltdiesel roda enam dengan daya 110 ps atau dangan 2900
putaran, dengan spesifiksi sbb :Model engine (4D34-2AT5), type (direc injection,
water cooling with turbo intercooler), configuration (4 cylinder in line), max output
(110Ps/2900 rpm), transmisi (M025S5), Cluth (single dry cluth : C3W28D).
sistem kopling yang akan kita bicarakan disini adalah sistem kopling manual
yang selanjutnya kita sebut dengan kopling saja.
komponen penting pendukung kopling, secara urut : Fly wheel atau roda gila,
Clutch disc atau plat kopling, Clutch cover atau dekrup dan Clutch release bearing
atau Drek lahar.
Susunanya di dalam mobil adalah : Kopling atau Clutch yaitu peralatan
transmisi yang menghubungkan poros engkol dengna poros roda gigi transmisi.
Fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian
transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan.
Cara Kerja : Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus menyimpan
energi dari Crank Saft (kruk as) mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling
menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin dengan Porseneling kita yang akhirnya
tenaga ini akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup bekerja sebagai pengatur
kapan tenaga mesin di teruskan dan kapan tenaga mesin tidak diteruskan, hal ini
dilakukan oleh kaki kita saat menginjak atau melepas Sistem Kopling
Kopling (clutch) terletak di antara motor dan transmisi, dan berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan putaran motor ke transmisi. Syarat-syarat yang
harus dimiliki oleh kopling adalah : Harus dapat menghubungan putaran motor ke
transmisi dengan lembut.
1.2 Tujuan
1.1.1Tujuan Umum
1. Untuk mempermudah pemindahan transmisi
2. Untuk meredam momen yang timbul pada saat kendaraan berjalan
3. Untuk menyatukan dua bagian yang dapat berputar
1.1.2.Tujuan Khusus
1.Untuk dapat menghitung tegangan yang terjadi pada kopling
2.Untuk dapat menghitung perbandingan putaran pada sistem kopling
3.Untuk dapat memilih / mengetahui bahan – bahan dan jenis bahan dalam
perencanaa kopling
Ditinjau dari bentuk dan cara kerjanya, kopling dapat dibedakan atas tiga
yaitu :
1. Kopling Tetap
2. Kopling Fluida
3. Kopling tak Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus dan
pemutus putaran dan daya, namun tidak dapat memutuskan hubungan kerja antara
poros penggerak dan poros yang digerakkan bila salah satu sedang bekerja, dan
sumbu kedua poros harus terletak pada satu garis lurus atau dapat sedikit berbeda
sumbunya. Kopling tetap terdiri dari : [1]
1. Kopling Kaku
2. Kopling Fleksibel
3. Kopling Elastis
Gambar 2.3 Kopling flens tempa (Sumber; sularso 2000. Hal 30)
Gambar2.4 kopling bubungan tekan minyak (Sumber; Ir. Hery Sonawan, MT.)
2.3.1.2 Kopling Luwes (Fleksibel)
Kopling luwes atau fleksibel ini digunakan apabila kedudukan yang baik
antara kedua ujung poros satu sama lain tidak dapat diharapkan sehingga kedua ujung
poros itu disambungkan sedemikian rupa sehingga dapat bergerak satu sama lain.
Dalam hal ini kita dapat mengenal tiga bentuk kefleksibelan yaitu dalam arah
aksial, radial, dan poros satu sama lain mengepit kedua sudut.
Kopling ini terdiri dari : kopling roda gigi, kopling universal.[2]
Gambar 2.5 kopling roda gigi (Sumber, Elemen mesin 1(edisi revisi) Ir. Hery
Sonawan, MT.)
b. Kopling Universal
Kopling universal dipakai untuk menyambung dua poros yang tidak terletak
dalam sebuah garis lurus atau yang garis sumbunya saling memotong [2]
Gambar 2.6 kopling universal (Sumber Elemen mesin 1(edisi revisi) Ir. Hery
Sonawan, MT.)
Pada kopling ini elemennya terbuat dari karet buatan atau pegas baja yang
menyambung kedua bagian yang dipasang pada poros yang hendak disambung.
Dengan kopling elastis dicoba untuk diperoleh:
Dari kontruksinya kebanyakan kopling – kopling elastis juga fleksibel
sehingga pergeseran memanjang, melintang dan posisi serong poros – poros itu dalam
keadaan terbatas juga memungkinkan dan dapat juga memberikan putaran sudut kecil
antara sambungan ujung – ujung poros. Kerugian yang timbul adalah berupa panas,
sehingga sifat – sifatnya berubah atau elastisitasnya hilang.
Kopling ini terdiri dari kopling piringan karet, kopling piringan karet, kopling
cincin karet, kopling ban karet, kopling selongsong pena.[1]
Gambar 2.8 Kopling karet ban (Sumber; sularso 2000. Hal 30)
c. Kopling Selongsong Pena
Kopling ini terdiri dari dua paruh yang identik dilengkapi dengan pena
penggerak dan lubang dalam jumlah yang sama. Dalam lubang ini dipasang pena
dengan selongsong untuk paruhan kopling yang lain. Keuntungan kopling ini yaitu
aman tembusan aliran, artinya bahwa tidak memungkinkan aliran berjalan dari bagian
kopling yang satu ke bagian kopling yang lain.
Kopling ini juga memiliki keburukan yaitu tidak cocok dalam lingkungan
yang sangat panas. Prinsip kerja kopling ini yaitu mengambil daya elastis pada
perubahan bentuk elemen – elemen yang elastis dan peredam terjadi oleh gesekan
pada waktu terjadi perubahan bentuk.[1]
Gambar 2.12 kopling plat (Sumber perancangan elemen mesin terpadu, [Robet L.
Mot]
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi sederhana dan
mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat memindahkan
momen yang besar[4].
Gambar 2.13 kopling kerucut (sumber: perancangan elemen mesin terpadu, [Robet L.
Mot]
Gambar 2.14 kopling friwel (Sumber; perancangan elemen mesin terpadu, [Robet L.
Mot]
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan
luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan pegas
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda
penerus dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas
kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda
penerus dan terjadi perpindahan daya.
Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan
luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik,
sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada
sistem hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada pedal
kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan. Pada sistem
hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan mendorong
piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan daya ini
keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan mendorong tuas,
dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari
motor ke transmisi terputus.[1]
2.6 Pegas
Pada umumnya pegas berfungsi untuk melunakkan gaya tumbukkan dengan
memanfaatkan sifat elastis, menyimpan energi, serta mengurangi getaran.
1). Jenis Pegas menurut beban yang dapat diterimanya: [1]
1. Pegas tekan atau kompresi.
2. Pegas tarik
3. Pegas puntir
2.7 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin menggunakan poros sebagai penerus tenaga dan putaran. Poros untuk
meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya:
a) Poros transmisi
b) Spindel
c) Gandar
Dalam merencanakan suatu poros harus diperhatikan hal-hal seperti:
1) kekuatan poros.
2) kekakuan poros.
3) putaran kritis poros dan ketahanan terhadap korosi.
Bahan poros yang digunakan untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinis, Baja karbon konstruksi mesin bahan S C yang dihasilkan
dari baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon dan dicor. [1]
Paramitha
[2[.Sonawan Hary. 2009, Perancangan Elemen Mesin (edisi revisi), Jakarta, Alfabeta
Yogyakarta, Andi