Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH SAW

MAKALAH

Diajukan kepada Pascasarjana IAIN Purwokerto Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Studi Kritis Kontruktivistik Sejarah Kebudayaan Islam

Dosen Pengampu: Dr. Kholid Mawardi, M. Hum.

Oleh:

M. Ainun Najih. R (201766011)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCASARJANA IAIN PURWOKERTO

2021

0
A. Pendahuluan
Islam merupakan agama yang tidak akan terlepas dari nama
Muhammad SAW sebagai pembawa wahyu atau rislahnya. Nabi
Muhammad SAW lahir sekitar tahun 570 M, beliau mendapatkan wahyu
yang pertama di kota makkah dan kemudian disebarkan kepada msyarakat
kota mekah yang pada saat itu masih menyembah berhala, mabuk-mabukan
dan lain sebagaianya.
Sebagai seorang utusan yang telah mendapatkan wahyu dari allah,
Nabi Muhammad SAW selalu melakukan dakwah kepada kaumnya,
meskipun beliau sendiri mendapatkan perlawanan dan hinaan dari kaumnya
sendiri. Selama berdakwah beliau selalu melakukanya dengan penuh
kesabran dan ketabahan, Nabi Muhammad datang untuk mengubah
kejahiliyahan masyarakat atau penduduk mekah agar menjadi masyrakat
yang ber akhlak mulia sesuai dengan ajaran yang telah dibawa oleh nabi
Muhammad SAW.
Dalam hal ini akan di uraikan upaya-upaya yang di lakukan Nabi
Muhammad SAW dalam hal pendidikan sebagai cara untuk menegakkan
ajaran agama islam di dalam masyarakat makah dan sekitarnya sebagai
sebuah pandangan hidup baru bagi masyarakat, pada zaman Rasulullah
SAW.
B. Pemikiran pendidikan pada masa Rasulullah
Pendidikan pada masa Rasulullah terwujud dalam ajaran yang di
bawanya melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits. Pemikiran pendidikan yang
terwujud dalam dua sumber tersebut terdapat pemikiran-pemikiran pendidikan
tentang politik, ekonomi, sejarah, sosial yang semuanya membentuk sebuah
kerangka ideologi Islam.
Didalam segala perkataan maupun perbuatan yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW, merupakan sebuah gambaran tentang pemikiran pendidikan
dalam Islam. Eksistensi pendidikan dalam Islam telah ada sejak agama Islam

1
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah diperintahkan
untuk mnyebarkan agama Islam merupakan bentuk kategori pendidikan,
kepribadiannya merupakan sebuah bentuk ideal islam sebagai seorang
pendidik yang sangat sempurna.
Dalam Al-Qur’an ayat yang pertama kali diturunkan sangat
berhubungan dengan pendidikan, di dalam surat Al-alaq mengandung nilai
filosofis tentang dasar kegiatan pendidikan. Hal tersebut menunjukkan
pandangan Al-Qur’an tentang pentingnya sebuah ilmu pengetahuan.1
Sejarah pendidikan pada masa rasulullah dibagi menjadi dua periode
yaitu pendidikan Islam Masa Rasulullah periode mekah dan pendidikan
masa Rasulullah periode Madinah.
1. Pendidikan Islam Periode Makkah
Setelah wahyu pertama yang turun di Gua Hira’ pada sekitar
tahun 610 M, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang


menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”
Kemudian selang beberapa lama, wahyu yang kedua datang
yaitu surat al-Muddatsir 1-7 yang berbunyai:
"Hai orang yang berselimut, bangun dan beri ingatlah,
hendaklah engkau besarkan Tuhanmu, dan bersihkanlah
pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah eng
kau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang

1
Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Pranada Media Group 2011), hlm. 80

2
lebih banyak, dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu
bersabarlah.".2
Dengan turunya wahyu yang kedua tersebut, Rasulullah
diperintahkan untuk memberikan peringatan dan pengajaran
terhadap kaum yang telah begitu rusak kepercayaan dan akhlaknya,
dengan cara melakukan dakwah secara diam-diam dikalangan
keluarga terdekatnya.3

Saat periode dakwah secara diam-diam ini Nabi Muhammad


telah mendidik umatnya secara bertahap. Belilau memulainya
dengan keluarga terdekatnya dan sahabat-sahabat terbaiknya.
Dalam dakwah tersebut orang yang pertama kali menerima
dakwahnya adalah Khadijah istri beliau, kemudian anak dari
pamanya yaitu Ali bin Abi Thalib yang baru berumur 10 tahun.
Kemudian Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak.
Lalu Zaed, dari kalangan budak yang kemudian dijadikan anak
angkatnya, Ummu Aiman, seorang wanita yang telah Nabi sejak
ibunya (Aminah) masih hidup, menjadi salah satu orang yang
petama masuk Islam.

Kemudian turunlah ayat yang memerintahkan Nabi


Muhammad untuk menyebarkan ajaran agama islam keselutuh
jazirah arab secara terang-terangan. Yakni Q.S Al-Hijr ayat 94,
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepada mu) dan berpalinglah dari orang-orang
musyrik". Saat melakukan dakwah secara terang-terangan ini,
Rasulullah mendapatkan tantangan yang sangat berat dari kaum

2
H. Rus’an, Lintasan Sejarah Islam, (Pekalongan: Raja Murah 1981), hlm. 51
3
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang, Pustaka Rizki Putra 2012), hlm. 19

3
Qurays Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong
orang Quraisy menentang seruan itu, yaitu:

1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan


kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan
Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan bani Abdul
Muthalib

2) Nabi Muhammad SAW menyerukan persamaan hak antara


bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh kelas
bangsawan Quraisy.

3) Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran


kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.

4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang sangat


berakar pada bangsa arab.

5) Pemahat dan penjual patung memandang Islam adalah


penghalang rizki.4

Pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh Rasulullah


SAW selama di Makkah, ada dua bidang pokok, yaitu:

a. Pendidikan tauhid, dalam teori dan praktek.

Pokok pendidikan Islam pada periode makkah adalah ajaran


tauhid. Pendidikan tauhid merupakan hal yang paling utama
diperhatikan oleh Rasullah ketika di Makkah. Pada saat itu
masyarakat Jahiliyah banyak yang menyembah berhala dan hal
tersebut sudah sangat menyimpang dari ajaran tauhid yang telah

4
Badri Yatim, op.cit, hlm. 21.

4
dibawa oleh Nabi Ibrahim. Karena tauhid merupakan pondasi yang
paling dasar, maka harus ditata terlebih dahulu dengan kuat.

Pokok-pokok ajaran tauhid ini sebagaimana tercermin dalam


Surat al-Fatihah, yang pokok-pokoknya sebagai berikut:

1) Bahwa Allah adalah pencipta alam semesta yang sebenarnya.


Itulah sebabnya, maka Dialah yang berhak mendapatkan segala
pujian.

2) Bahwa Allah telah memberikan nikmat, memberikan bilu


segala keperluan bagi semua makhluk-Nya dan khusus kepada
manusia ditambah dengan petunjuk dan bimbing an agar
mendapat kebahagian di dunia dan akherat.

3) Bahwa Allah adalah raja hari kemudian yang akan mem


perhitungkan segala amal perbuatan manusia di dunia ini.

4) Bahwa Allah adalah sesembahan yang sebenarnya dan yang


satu-satunya. Hanya kepada Allah segala bentuk pengabdian
ditujukan.

5) Bahwa Allah adalah penolong yang sebenarnya, dan oleh


karena itu hanya kepada-Nya lah manusia meminta
pertolongan.

6) Bahwa Allah sebenarnya yang membimbing dan mem beri


petun kepada manusia dalam mengarungi kehi dupan dunia
yang penuh rintangan, tantangan dan godaan.

Mahmud Yunus, dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam,


me nyatakan bahwa pembinaan pendidikan Islam masa Makkah ini
meliputi:

5
1) Pendidikan keagamaan yang menitiktekankan pada pendidikan
tauhid. Hendaklah membaca dengan nama Allah semat-mata,
jangan mempersekutukan dengan yang lain.

2) Pendidikan akliyah dan ilmiah, yaitu mempelajari keja dian


manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta.

3) Pendidikan akhlak dan budi pekerti. Nabi selalu meng ajar


sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.

4) Pendidikan jasmani (kesehatan), yaitu mementingkan


kebersihan pakaian, badan dan tempat kediaman.

b. Pengajaran al-Qur'an

Al-Qur'an merupakan sumber pokok dari ajaran Islam yang


disampaikan Nabi Muhammad saw kepada ummat. Tugas
Muhammad disamping mengajarkan tauhid juga mengajarkan dan
menyampaikan al-Qur'an secara utuh dan sempurna kepada
ummatnya yang selanjutnya akan menjadi warisan secara turun
temurun, dan menjadi pegangan serta pedoman hidup bagi kaum
muslimin sepanjang zaman.

Rasulullah bersabda: "Aku tinggalkan dua perkara, apabila


kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat,
yaitu al-Qur'an dan Sunnah".5

2. Pendidikan Islam Periode Madinah


Pada periode Madinah Islam mulai berkembang dengan pesat,
persoalan yang dihadapi oleh Rasulullah juga semakin komplek
dibanding dengan persoalan yang ada di Makkah. Ajaran agam
5
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta, Mutiara Sumber Widya 1995), hlm. 56

6
Islam yang berkenaan dengan sosial kemasyarakatan banyak yang
muncul di Madinah. Selain hal tersebut Rasulullah juga tidak
hanya sebgai pemimpin agama tetapi juga sebagai kepala Negara.
Saat di Madinah Rasulullah juga melakukan pembangunan
jiwa, yang merupakan suatu proses untuk melahirkan jiwa yang
bertakwa. Tanpa adanya jiwa akan mengakibatkan fungsi akal dan
fisik menjadi lumpuh. Adanya pendidikan jiwa ini harus
diaplikasikan sebaik mungkin agar kepribadian seseorang baik
jiwa dan raganya akan terbina secara baik dan tidak sia-sia.
Agar hal tersebut dapat tercapai dengan baik, dilakukan dengan
cara mengisi jiwa insan manusia dengan perasaan cinta kepada
Allah dan Rasul serta cinta kepada kehidupan Akhirat. Hal ini
yang nantinya dapat menyelamatkan kehidupan manusia di dunia
maupun di akhirat.
Sebagai hamba Allah SWT, manusia harus bisa mengabdikan
diri hanya kepada Allah. Mengabdikan diri diantaranya yaitu
melakukan seluruh perintah dan menjauhi larangan Allh SWT.
Selain sebagai hamba, manusia di bumi juga menjadi seorang
khalifah yang bertugas untuk memakmurkan bumi dengan cara
mentaati seluruh hukum-hukum syariat yang di padukan saat
melakukan segala aspek kehidupan, seperti bidang ekonomi,
pertanian, sains, teknologi dan pendidikan. Ketika hal tersebut
dilakukan dengan benar, maka kehidupan yang ada dibumi bisa
terjaga dengan baik dan bahkan bisa membawa perubahan yang
besar pada umat islam menuju suatu kemajuan bagi umat Islam.
Selain melakukan pendidikan dalam hal jiwa, Rasulullah juga
Di Madinah Nabi Muhammad juga melakukan pembangunan insan
manusia dengan melakukan pendidikan Akal. Akal manusia
haruslah diisi dengan berbagai jenis ilmu yang diajarkan dalam

7
agam islam. Di antara ilmu-ilmu yang di anjurkan dipelajari dalam
Islam adalah ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf serta ilmu-ilmu lain
seperti ilmu sains dan teknologi dan geografi.6
Adapun penekanan dalam bidang pendidikan yang telah
dilakukan Rasulullah di Madinah adalah:

a. Pembentukan dan Pembinaan masyarakat baru, menuju


satu kesatuan sosial dan politk. Dalam hal ini Nabi
melaksanakan pendidikan sebagai berikut:

1) Nabi mengikis habis sisa-sisa pemusuhan dan


pertengkaran antar suku, dengan jalan mengikat tali
persaudaraan di antara mereka.

2) Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, nabi


menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk usaha
dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan
masing-masing seperti waktu di Makkah.

3) Menjalin kerjasama dan tolong-menolong dalam mem


bentuk tata kehidupan masyarakat yang adil dan mak
mur.

4) Shalat Jum'at sebagai media komunikasi seluruh


ummat Islam. Pendidikan sosial dan kewarganegaraan
Pendidikan.

b. Pendidikan Ukhuwah (persaudaraan) antar kaum muslim

1) Pendidikan kesejahteraan sosial dan tolong menolong.

6
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang, Pustaka Rizki Putra 2012), hlm. 31-32

8
2) Pendidikan kesejahteraan keluarga kaum kerabat.

c. Pendidikan anak dalam Islam. Rasullah selalu meng


ingatkan kepada ummatnya, antara lain:

1) Agar kita selalu menjaga diri dan anggota keluarga


dari api neraka

2) Agar jangan meninggalkan anak dan keturunan dalam


keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi
tantangan hidup

3) Orang yang dimuliakan Allah adalah orang yang


berdoa agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan
yang menyenangkan hati.

Adapun garis-garis besar pendidikan anak dalam Islam


yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW,
sebagaimana digambarkan dalam Surat Luqman 13-19
sebagai berikut; Pendidikan tauhid, Pendidikan shalat,
Pendidikan sopan santun dalam masyarakat, Pendidikan
sopan santun dalam keluarga, Pendidikan kepribadian,
pendidikan kesehatan, pendidikan akhlak.7

d. Pendidikan Hankam dakwah Islam

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara


baru itu, ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan
bermasyarakat. Dasar pertama, pembangunan mesjid,
selain untuk tempat salat juga sebagai sarana penting untuk
mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa

7
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 55

9
mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah
merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Mesjid
pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat
pemerintahan

Dasar kedua, adalah ukhuwah Islamiyyah, persaudaraan


sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan
Muhajirin, orang-orang yang hijrah dari Makkah ke
Madinah, dan Anshar, penduduk Madinah yang sudah
masuk Islam dan ikut mem bantu kaum muhajirin tersebut.
Dengan demikian, diharapkan, setiap muslim merasa
terikat dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan.

Dasar ketiga, hubungan persahabatan dengan pihak-


pihak lain yang tidak beragama islam. Di Madinah, di
samping orang-orang islamjuga terdapat masyarakat
madinah yang beragama yahudi, nasrani dan yang masih
menganut agama nenek moyang mereka.8

C. Kesimpulan.
Pendidikan pada zaman Rasulullah SAW, terbagi menjadi dua periode
yakni periode Makkah dan periode Madinah:
Pokok pembinaan pendidikan di Makkah adalah pendidikan tauhid
yang dititik beratkan pada penanaman nilai ketauhidan di dalam jiwa setiap
muslim, yang kemudian bisa tercermin dalam perilaku serta Akhlak mereka
dalam kehidupan sehari-hari.
Pokok pembinaan pendidikan di Madinah dapat dikatakan sebagai
pendidikan sosial dan politik, karena saat di Madinah terdapat berbagai
macam masyarakat yang menganut agamanya masing-masing agar dapat

8
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (jakarta: Raja Grafinda Persada 2000), hlm. 26

10
hidup saling berdampingan dengan damai, serta Rasulullah sendiri tidak
hanya sebatas tokoh pemimpin Agama, tetapi juga sebagai pemimpin negara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, 2011, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Pranada Media Group

Badri Yatim, 2000, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafinda Persada,

Fatah Syukur, 2012, Sejarah Pendidikan Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra
H. Rus’an, 1981, Lintasan Sejarah Islam, Pekalongan: Raja Murah

Mahmud Yunus, 1995, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Mutiara


Sumber Widya

Zuhairini, dkk, 1997, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

12
13

Anda mungkin juga menyukai