Anda di halaman 1dari 4

Banjir adalah salah satu bencana alam yang cukup sering terjadi di Indonesia.

Semakin tahun, angka kejadian banjir di Indonesia semakin sering, semakin


meningkatkan kecemasan bagi kita. Tahukah anda, banjir di Kalimantan misalnya,
sudah beberapa kali terjadi sejak zaman Hindia Belanda. Seperti awal tahun 2021 ini,
saudara – saudara kita di Kalimantan Selatan mengalami banjir. Banjir memberikan
dampak tidak hanya kerugian dari sisi infrastruktur, ekonomi, namun juga kesehatan.

Pasca banjir, keadaan lingkungan yang tergenang dengan air kotor, tentu menghambat
akses terhadap air bersih. Hal ini juga seiring dengan sanitasi dan kebersihan diri
hygiene diri) yang tidak terjaga selama banjir melanda. Nah, agar kita lebih sadar dan
waspada ke depannya, yuk kita bahas mengenai penyakit pasca banjir yang dapat
terjadi.

Penyakit pasca banjir adalah penyakit – penyakit yang angka kejadiannya meningkat
pada musim penghujan dan banjir. Penyakit ini umumnya yang berkaitan dengan
penularan :

1. Water-borne disease

Penyakit - penyakit yang dibawa oleh air,akan meningkat pada keadaan banjir.
Contohnya, seperti Tifoid, Kolera, dan Hepatitis A dan E.

1. Vector born disease

Penyakit - penyakit yang dibawa hewan juga akan meningkat, seperti Leptospirosis,
Demam Berdarah. Hewan yang menjadi wadah penyebaran penyakit ini adalah tikus
dan nyamuk.

Pada saat banjir banyak sekali faktor resiko yang mendukung terjadinya berbagai
penyakit. Apa aja faktor resikonya ?

1. Hygiene dan sanitasi yang buruk, karena air banjir sendiri merupakan air yang
bercampur dengan sampah, air got dan septi tank.
2. Kontaminasi pada air yang digunakan untuk makan, cuci dan kakus (MCK)
3. Udara yang bercampur dengan air terkontaminasi
4. Air yang tergenang, mendukung perkembangan vektor penyakit, seperti
nyamuk

Berdasarkan waktu munculnya penyakit – penyakit pasca banjir, dapat kita bagi
menjadi :

1. Acute (0-7 hari) : umumnya pada rentang waktu ini, penyakit yang dibawa oleh
air dan ISPA mulai muncul
2. Mid-term (1-4 minggu) : pada rentang waktu ini, yang muncul adalah penyakit
yang dibawa oleh vektor tikus, seperti Leptospirosis
3. Long-term (> 4 minggu) : pada rentang waktu ini, penyakit yang muncul
berhubungan dengan vektor yang lain.
Nah, untuk lebih jelasnya, kita bahas satu – satu ya penyakit pasca banjir ini.

1. Diare

Nah, diare sangat berkaitan dengan kebersihan individu ( hygiene) dan sanitasi. Ketika
sanitasi dan hygiene bermasalah, maka resiko makanan dan minuman atau alat – alat
makan terkontaminasi dengan kuman akan sangat tinggi. Penyebab diare sangat
banyak, bisa disebabkan oleh kuman (infeksi virus, bakteri), keracunan makanan,
alergi/intoleransi makanan, efek samping obat, penyakit pada usus, dan stress. Saat
banjir, tentu penyebab akibat kuman menjadi dominan.  Bagaimana gejalanya? Diare
tentu saja ditandai dengan buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari.  Saat diare,
sangat penting untuk mengganti cairan yang hilang. Minum air yang cukup dengan
cairan biasa atau oralit, makan makanan yang bergizi dan baik untuk orang diare
seperti pisang, tempe, ubi, dll.

Dalam menangani diare, yang penting adalah harus waspada tanda bahaya bagi pasien
diare, diantaranya :

1. Diare tidak membaik dalam 3 hari


2. BAB cair sangat sering
3. Muntah berulang
4. Sangat haus
5. Tidak mau makan/minum
6. Demam tinggi
7. Pasien terlihat sangat lemah
8. Bila kotoran disertai lendir dan atau darah (yang perlu diawasi)

2. Demam Berdarah 

Saat banjir reda, genangan air di beberapa tempat seperti pot bunga, kendi – kendi,
ember biasanya masih ada. Ini menjadi sumber sarang nyamuk. Aedes Aegypti sangat
senang dengan air seperti ini. Ketika tempat berkembang biaknya banyak, maka resiko
infeksinya semakin tinggi. Bagaimana gejalanya? Gejala umumnya demam mendadak
tinggi, ada nyeri – nyeri sendi otot, bisa ada diare, mual muntah, dan diakhir bisa
muncul tanda – tanda perdarahan bawah kulit seperti bintik bintik merah.  Penanganan
awal pada demam berdarah, mulai dengan minum air putih yang cukup, minum obat
penurun panas, dan kompres air hangat. Bila gejala tidak membaik, maka harus segera
periksa ke dokter.

Untuk pencegahan penularan demam berdarah maka Sahabat semua dapat


menerapkan :

1. 3 M (Mengubur barang bekas, Menguras genangan air, dan Menutup rapat


tempat penampungan air)
2. Gunakan pembasmi nyamuk (larvasida seperti ABATE, semprotan nyamuk,
memelihara ikan pemakan jentik)
3. Lotion anti nyamuk
4. Pemakaian kelambu jika memungkinkan
5. Fogging

3. Leptospirosis

Sesuai dengan namanya, disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penularannya melalui


kontak dengan mukosa dan kulit yang luka dengan air kencing atau kotoran
tikus. Bagaimana gejalanya? Gejalanya seperti gejala infeksi lainnya, seperti sakit
kepala, muntah, mual, demam, diare, mata merah, ruam, hingga kulit atau area putih
mata yang menguning, hingga nyeri otot terutama bagian betis.  Leptospira harus
ditangani dengan baik, karena bisa saja gejala ringannya memberat dan menjadi Weil
Disease. Gejalanya tentu lebih parah, karena infeksi sudah menyerang organ – organ
tubuh, dimana gejalanya seperti kuning, gagal ginjal, hingga gagal jantung.

Bagaimana penanganannya? Ya, penanganannya bila terbukti mengalami Leptospira


maka dengan mengurangi / menghilangkan gejala/ keluhan, antibiotik, mengontrol dan
mempertahankan fungsi ginjal dan saluran pencernaan tetap baik, mencegah dan
mengenali secara dini komplikasi lebih lanjut.

4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA disebabkan oleh bakteri, virus, dimana ISPA sangat mudah menular mulai dari
bersin, batuk, ludah. ISPA biasanya paling sering disebabkan oleh virus, sehingga
sering menginfeksi populasi yang rentan seperti anak, lansia dan orang dengan imun
yang lemah.

Bagaimana gejalanya ? Gejalanya bisa berupa batuk, demam, pilek, bersin – bersin
dan lainnya. Penanganan awal untuk ISPA yang dipicu virus atau bakteri dapat
menggunakan obat yang aman diapotek / toko obat, bila berlanjut atau ada gejala
demam tinggi, nyeri tenggorokan/dada, sesak nafas sudah seyogyanya segera
konsultasi ke petugas kesehatan.

5. Penyakit Kulit

Penyakit kulit dapat berupa penyakit kulit akibat infeksi bakteri, jamur atau
alergi. Bagaimana gejalanya? Gejalanya umumnya kulit merah, gatal – gatal atau
berbintik- bintik. Penangananya tentu harus disesuaikan dengan penyebab penyakit
kulitnya. Pengobatan awal bisa dengan pemberian talk/bedak kulit, minyak telon/kayu
putih atau sejenisnya, obat anti alergi, bila ada peradangan sudah saatnya dibawa ke
petugas kesehatan.

Apa yang harus dilakukan saat membersihkan rumah pasca banjir?

Nah, setelah banjir pasti anda harus membersihkan rumah kan? Beberap hal yang
harus diperhatikan diantaranya :

1. Gunakan air bersih


2. Pakai pelindung diri (masker, sarung tangan, sepatu boot karet)
3. Semprotkan disinfektan
4. Sterilkan peralatan makanan dengan air panas
5. Buang makanan yang tercemar

Anda mungkin juga menyukai