Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG

DISUSUN OLEH :

1. FARISAH MAISURAH (1815901002)


2. HASNIAH (1816301402)
3. INE SEKAR SARI (1816501602)
4. MONICA DIAN M (1816701802)
5. RIZKI HARDIANTI (1817102202)
6. SERLI NATALIA (1817502602)
7. YENSA LOMBE (1818003102)

PRODI DIII KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN 2021
ALAT KONTRASEPSI IUD
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik                           : Alat Kontrasepsi IUD


Subtopik                      : Alat kontrasepsi IUD
Sasaran                        : Wanita Usia Subur
Pemateri                      : Mahasiswa Prodi Kebidanan
Waktu                         : 40 Menit
Hari / tanggal              :
Tempat                        : RT. 09 & 10 Kelurahan Mugirejo

A.    Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi
IUD.

B.     Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1.      Pengertian IUD dan Jenis IUD.
2.      Prosedur Pemasangan dan pasca pemasangan
3.      Indikasi dan kontraindikasi IUD
4.      Keuntungan dan kerugian IUD
5.      Efek samping IUD
6.      Waktu pemasangan IUD

C.    Materi
Terlampir

D.    Metode
Ceramah dan Tanya Jawab

E.     Media
1.      Satuan Acara Penyuluhan
2.      Poster
F.     Kegiatan Penyuluhan
Waktu Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Menit Pendahuluan 1. Membuka acara dengan 1.      Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada peserta 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan topik, penyuluh
maksud dan tujuan
penkes kepada peserta 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan waktu
kesepakatan pelaksanaan pelaksanaan penkes
penkes dengan peserta

20 Menit Kegiatan Penyuluh menjelaskan Mendengarkan penyuluh


Inti tentang : menyampaikan semua
1.  Pengertian IUD dan Jenis materi sampai selesai
IUD.
2.    Prosedur Pemasangan dan
pasca pemasangan
3.     Indikasi dan kontraindikasi
IUD
4.  Keuntungan dan kerugian
IUD
5.      Efek samping IUD
6.      Waktu pemasangan IUD

15 Menit Evaluasi / 1.      Tanya Jawab 1. Menanyakan yang


Penutup belum jelas
2. Memberikan pertanyaan
kepada peserta 2. Menjawab
     

3. Menyimpulkan dan pertanyaan


mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah 3. Mendengarkan
     

disampaikan kepada
peserta 4. Mendengarkan
4. Menutup acara dan penyuluh menutup
mengucapkan salam serta acara dan menjawab
terimakasih kepada sasaran salam
H.    Lampiran
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

1.         Pengertian Kontrasepsi  IUD
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat
sementara atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan
alat, secara mekanis, menggunakan alat atau dengan operasi. (Saefuddin,
2011).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukan kedalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan
kedalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit
tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam
rahim yang bersifat sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada
pula yang dililit tembaga yang berntuknya bermacam-macam.

2.         Jenis-jenis IUD

Alat Masa Bentuk


Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm ;250mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
CU250 cm;250 mm2 lilitan tembaga
Pendek mengelilingi batang.
Multiload 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
CU375 batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan
inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap
ujung masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-
masing 5mm dan diameter 2,2mm
dengan total 330 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan lengan.
3.         Penjelaan Metode
Sebuah IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam
uterus. IUD memiliki benang yang menggantung turun kedalam vagina.
Yang dapat diperiksa oleh wanita guna memastikan alat tersebut pada posisi
yang benar. IUD mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup
sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi dan cairan uterus, ada reaksi
terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit. Kondisi ini mngurangi
kesempatan ovum dan sperma bertemu dan menghambat pembuahan.
Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan ovum.( Saefuddin,
2011).

CARA KERJA :
a.  Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b.  Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

4.         Prosedur Pemasangan
Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk
menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila
dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan kandung kemih karena akan
membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan lebih
nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam
tangannya dan membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang
pemeriksaan bimanual sangat diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi
dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa tidak ada nyeri tekan.
(Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan”
sehingga harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah
pemeriksaan bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak
serviks dicari, spekulum ini dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan
antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks
untuk mengukur panjang, arah, dan potensi uterus. Tindakan ini dapat
menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang seharusnya berkurang saat
sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan dengan korsep allis atau
tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal ini dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya
AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang
AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas
kebelakang serviks. Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus
dirujuk ke spesialis AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
   Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring
terlentang dan beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi.
Handuk santasi harus digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi.
Klien dapat mengalami pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk
mengingatkan tentang masalah awal dan kapan harus kembali. Anda harus
mengajariklien anda cara memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien
untuk melakukan hal ini setiap menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).

5.         Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali
lebih awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-
tanda infeksi, karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa
infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita nyeri abdomen bawah atau
pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang koitus
selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat
kembali normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang
lebih berat.

6.         Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T
dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat
dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita
pada tahun pertama pemakaian.

7.         Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada
waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak.
Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh
menggunakan IUD adalah :
a.       Usia reproduktif
b.      Keadaan multi para
c.       Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d.      Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e.       Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f.       Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g.      Resiko rendah dari IMS
h.      Tidak menghendaki metoda hormonal
i.        Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j.        Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k.      Gemuk ataupun kurus

8.         Kontraindikasi
Yang  tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a.       Belum pernah melahirkan
b.      Hamil atau di duga hamil
c.   Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak
normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d.      Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e.       Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f.   Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus
septik
g.  Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang
dapat mempengaruhi kavum uteri
h.      Penyakit trofoblas yang ganas
i.        Di ketahui menderita TBC pelvik
j.        Kanker alat genital
k.      Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l.        Miom submokosum
m.    Sering ganti pasangan  (Notoadmodjo: 2010)

PENUTUP

Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang


di pasang dalam rahim yang relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode
pil, suntik, dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik,
dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan
reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan
metode kerja mencegah masuknya spermatozoa/sel mani ke dalam saluran tuba.
Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus di lakukan oleh tenaga medis
(dokter/bidan terlatih) dapat di pakai oleh semua perempuan usia reproduktif namun
tidak boleh di pakai perempuan yang terpapar IMS. Jenis-jenis IUD yaitu: Copper-T,
Copper-7, multi load, lippes loap.
Jadi penulis berharap dengan adanya satuan acara penyuluhan ini masyarakat
dapat lebih mengerti mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari manfaatnya maupun
keefektifannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi.4. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

BKKBN. 2015. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional Tahun 2015-2019. Jakarta: BKKBN.

Bobak. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Bali 2015.
Denpasar: Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Anda mungkin juga menyukai