Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN GIZI MASYARAKAT

KELOMPOK 3

Disusun Oleh :
1. Melati Dwi Kurnia ( 16120130 )
2. Joanne Damayanti ( 17120018 )
3. Siti Maysarah ( 17120031 )
4. Wiwit Setyowati ( 17120042 )
5. Widya Indaharyani ( 17120066 )
6. Agnesia Villyonita ( 17120088 )
7. Natasya S ( 17120089 )
8. Riska Febriola Ruslandi ( 17120135 )
9. Wini apriliani ( 17120126 )

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) Gizi


Masyarakat Kelompok 3

1. Melati Dwi Kurnia ( 16120130 )


2. Joanne Damayanti ( 17120018 )
3. Siti Maysarah ( 17120031 )
4. Wiwit Setyowati ( 17120042 )
5. Widya Indaharyani ( 17120066 )
6. Agnesia Villyonita ( 17120088 )
7. Natasya S ( 17120089 )
8. Riska Febriola Ruslandi ( 17120135 )
9. Wini apriliani ( 17120126 )

Mahasiswa Prodi Gizi Program Sarjana Fakultas Ilmu


Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
Disahkan dan disetujui Pada Bulan November Tahun 2020

Supervisor Ketua Kelompok

(Septriana, S.Gz.,M.Gizi) (Siti Maysarah)


NIK. 450408001 NIM. 17120031
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Universitas Respati Yogyakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan


kesehatan memiliki misi antara lain meningkatkan mutu lulusannya. Sumber daya
manusia yang berkualitas diperlukan dalam rangka mencapai peradigma
pembangunan nasional yang berorientasi global dan berwawasan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Berbagai upaya perlu dilakukan program studi Gizi Program Sarjana
demi tercapainya tujuan tersebut, diantaranya sebagai calon petugas gizi perlu
dibekali pengetahuan, sikap dan ketrampilan tentang manajemen pelayanan gizi di
masyarakat secara operasional baik teknis maupun administatif dalam bentuk praktek
kerja lapangan di masyarakat.Praktek Belajar.

Lapangan Gizi Masyarakat merupakan mata kuliah kompetensi dengan tujuan


menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang Gizi Masyarakat yang
dapat bersaing secara global. Praktek Belajar Lapangan Gizi Masyarakat merupakan
proses pembelajaran di lapangan di bawah bimbingan intensif untuk melaksanakan
siklus pemecahan masalah gizi yang terjadi di masyarakat terutama pada kelompok
rawan masalah gizi yaitu bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia. Dimulai
dari analisis situasi, identifikasi masalah, prioritas masalah, menyusun tujuan
sehingga menghasilkan alternatif pemecahan masalah, menyusun rencana
operasional, pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan serta melakukan evaluasi
terhadap program yang telah dilakukan.

Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perbahan fisik karena mulai
matangnya sistem hormonal dalam tubuh mereka, sehingga mempengaruhi komposisi
tubuh. Perubahan-perubahan itu berlangsung sangat cepat baik pertumbuhan tinggi
maupun berat tubuhnya. Hal ini sering disebut masa pubertas dan keadaan ini sangat
mempengaruhi kebutuhan gizi dari makanan mereka. (Marmi, 2014).

Pada dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah,
yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan. Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi
dalam jangka waktu lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang , baik atau norma
ataupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan penyakit
berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas marginal menimbulkan
gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional (Dewi,
2014).

Secara nasional di Indonesia prevalensi remaja kurus berusia 13-15 tahun


prevalensinya yakni6,8% sedangkan, remajagemuk prevalensinya sebesar 11,2%.
Remaja kurus berusia 16-18 tahun prevalensinya yakni 6,7% sedangkan, remaja
gemuk prevalensinya sebesar 9,5% (RISKESDAS, 2018)

Kebiasaan mengasup bahan makanan yang kurang baik seperti hanya mengasup
jenis dan sumber bahan makanan tertentu saja, memiiki dampak yang kurang baik
bagi sel-sel dalam tubuh karena sel tidak dapat bergenerasi dengan baik, terjadinya
perubahan fungsi dalam tubuh, pembongkaran dan pergantian sel baik dalam bentuk
maupun kepadatannya sesuai dengan usia tidak dapat berjalan dengan baik karena
asupan yang kurang (Martianto,2004).

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk membantu memperbaiki asupan zat gizi pada remaja usia 17- 25 tahun
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Memberitahukan kepada remaja tentang pentingnya mengkomsumsi
makanan bersumber karbohidrat dan protein.
b. Untuk meningkatkan pengetahuan pada remaja mengenai pentingnya
karbohidrat dan protein, serta bahayanya jika kurang mengkomsumsi
karbohidrat.

C. Manfaat

1. Dapat meningkatkan pengetahuan pada remaja terkait pentingnya


mengkomsumsi makanan sumber karbohidrat dan protein
2. Dapat meningkatkan pengetahuan pada remaja terkait bahaya jika kurang
mengkomsusmsi karbohidrat.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Umum / Gambaran Umum Wilayah


1. Demografi
Penduduk sebanyak 343 jiwa yang terdiri dari laki-laki 169 jiwa (49,27%) dan
perempuan 174 jiwa (50,72%).

Tabel 1. Jumlah RT, Jumlah Penduduk, Jumlah Kepala Keluarga

Jumlah Penduduk
RT Jumlah KK
Laki-laki Perempuan
1 44 56 100
2 64 59 123
3 61 59 120
TOTAL 169 174 343

2. Pendidikan
Penduduk berjumlah 343 memiliki tingkat pendidikan yang berbeda terdiri dari
177% tidak bersekolah, 81% tingkat dasar, 12% tingkat lanjut dan 1% tingkat
tinggi.
Tabel 2. Tingkat pendidikan penduduk

RT JUMLAH TINGKAT PENDIDIKAN


PENDUDUK TDK DASAR LANJUT TINGGI
SKLH
1 100 51% 20% 1% 0%
2 123 62% 27% 5% 2%
3 120 64% 34% 6% 0%
TOTAL 343 177% 81% 12% 1%
B. Populasi
Populasi Penduduk sebanyak 343 jiwa yang terdiri dari laki-laki 169 jiwa
(49,27%) dan perempuan 174 jiwa (50,72%). Sasaran atau sampel dalam video ini
adalah masyarakat disetiap daerah masing-masing yaitu remaja akhir usia 17-25
tahun (kemenkes RI,2009) dengan masalah kekurangan karbohidrat, dengan jumlah
sasaran 45 orang.

C. Hasil Pengumpulan Data

BALITA
1. Status Gizi Balita

Distribusi status gizi balita (BB/U) dengan kategori baik 94,1%, dan kurang
5,8%.
Distribusi status gizi balita (TB/U) dengan kategori sangat pendek
11,7%,pendek 5,8%, normal 76,4%, dan tinggi 5,8%.

Distribusi status gizi balita (BB/TB) dengan kategori sangat kurus 5,8%, kurus
11,7%, normal 58,8% dan gemuk 23,5%.

2. Imunisasi

Imunisasi yang diberikan kepada balita lengkap 100%


3. Suplementasi Vitamin A

Suplementasi yang diberikan Ya (88,2%), dan tidak (11,7%)

4. Penggunaan Garam Beryodium

Penggunaan garam beryodium Ya (64,7%), dan tidak (35,2%)


5. Tingkat Asupan Energi Balita

Distribusi Bayi 0-6 Bulan Berdasarkan Asupan Energi Distribusi Bayi 7-11 Bulan Berdasarkan Asupan Energi

33%

KURANG
NORMAL
NORMAL
LEBIH
LEBIH

67%
100%

Distribusi Balita 12 - ≤ 24 Bulan Berdasarkan Asupan Energi

KURANG
NORMAL
LEBIH

100%

Distribusi bayi usia 0-6 bulan berdasarkan asupan energi kategori normal 33%,
dan lebih 67%, Usia 7-11 bulan kategori normal 100%, dan usia 12-≤ 24 bulan
dengan kategori normal 100%.

Distribusi Balita 25 - 59 Bulan Berdasarkan Asupan Energi


25%

KURANG
NORMAL
LEBIH
58%

17%

Distribusi balita 25-59 bulan berdasarkan asupan energi dengan kategori kurang
58%, kategori normal 17%, dan kategori lebih 25%.
6. Tingkat Asupan Protein Balita
Distribusi Bayi 0-6 Bulan Berdasarkan Asupan Protein Distribusi Bayi 7-11 Bulan Berdasarkan Asupan Protein

33%

KURANG
NORMAL
NORMAL
LEBIH
LEBIH

67%
100%

Distribusi Balita 12 - ≤ 24 Bulan Berdasarkan Asupan Protein


Distribusi Balita 25 - 59 Bulan Berdasarkan Asupan Protein
17%

KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH
58% 25%

100%

Distribusi bayi 0-6 bulan berdasarkan asupan protein dengan kategori normal
33%, kategori lebih 67%. Bayi usia 7-11 bulan dengan kategori kurang 100%,
balita usia 12-≤ 24 bulan dengan kategori lebih 100%, dan balita usia 25-59
bulan dengan kategori kurang 17%, kategori normal 25%, dan kategori lebih
58%.
7. Tingkat Asupan Lemak Balita
Distribusi Bayi 0-6 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak Distribusi Bayi 7-11 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak

KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH

100% 100%
Distribusi Balita 12 - ≤ 24 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak Distribusi Balita 25 - 59 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak

8%

25%

KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH

67%
100%

Distribusi bayi 0-6 bulan berdasarkan asupan lemak dengan kategori normal
100%, bayi usia 7-11 bulan dengan kategori kurang 100%, balita usia 12-≤
24bulan dengan kategori kurang 100%, dan balita usia 25-59 bulan dengan
kategori kurang 67%, normal 25%, dan kategori lebih 8%

7.1. Tingkat Asupan Karbohidrat Balita


Distribusi Bayi 0-6 Bulan Berdasarkan Asupan Karbohidrat Distribusi Bayi 7-11 Bulan Berdasarkan Asupan Karbohidrat

KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH

100% 100%

Distribusi Balita 12 - ≤ 24 Bulan Berdasarkan Asupan Karbohidrat Distribusi Balita 25 - 59 Bulan Berdasarkan Asupan Karbohidrat

42% 42%

KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH

100% 17%

Distribusi bayi 0-6 bulan berdasarkan asupan karbohidrat dengan kategori lebih
100%, bayi usia 7-11 bulan dengan kategori lebih 100%, balita usia 12-≤
24bulan dengan kategori lebih 100%, dan balita usia 25-59 bulan dengan
kategori kurang 41%, kategori normal 17%, dan kategori lebih 42%
REMAJA
1) Status Gizi Remaja

Status Gizi pada remaja dengan kategori normal 77,78 %, kategori gemuk
11,11% dan dengan kategori obesitas 11,11%

2) Tingkat Asupan Gizi Remaja


a. Tingkat Asupan Energi Remaja
Distribusi Remaja Berdasarkan Asupan Energi

33%

LEBIH
NORMAL
KURANG

67%

Distribusi remaja berdasarkan asupan energi dengan kategori normal 33% dan
dengan kategori kurang 67%.
b. Tingkat Asupan Protein Remaja
Distribusi Remaja Berdasarkan Asupan Protein

44%

LEBIH
NORMAL
56% KURANG

Distribusi remaja berdasarkan asupan protein dengan kategori normal 56% dan
dengan kategori kurang 44%.

c. Tingkat Asupan Lemak Remaja


Distribusi Remaja Berdasarkan Asupan lemak

11%

LEBIH
NORMAL
KURANG

89%

Distribusi remaja berdasarkan asupan lemak dengan kategori normal 11% dan
kategori kurang 89%
d. Tingkat Asupan Karbohidrat Remaja

Distribusi Remaja Berdasarkan Asupan Karbohidrat

11%

LEBIH
NORMAL
KURANG

89%

Distribusi remaja berdasarkan asupan lemak dengan kategori normal 11% dan
kategori kurang 89%

IBU HAMIL
1) Status Gizi Ibu Hamil
Semua ibu hamil mempunyai status gizi baik.
2) Suplementasi Tablet Besi
Tidak semua ibu hamil mendapat suplementasi tablet besi. Hanya 50% ibu
hamil yang mendapatkan tablet besi (tambah darah)
3) Tingkat Asupan Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil recall yang dilakukan sebayak 3 kali terhadap 2 orangibu
hamil termasuk dalam kategori kurang, baik dilihat dari asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat.

D. Masalah Gizi Di Mayarakat

Berdasarkan hasil pengumpulan data, masalah gizi pada balita meliputi


ketidakseimbangan asupan gizi. Sedangkan masalah gizi yang terdapat pada remaja
dan ibu hamil meliputi asupan gizi kurang.

E. Prioritas Masalah
Penentuan masalah akan ditentukan dari 3 kelompok masyarakat yang memiliki
masalah gizi yaitu balita, remaja, dan ibu hamil. Penentuan prioritas masalah
dilakukan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Pada metode
USG masing – masing permasalahan gizi diatas ditentukan skor berdasarkan kriteria
seperti Urgency yaitu kedaruratan masalah, Seriousness yaitu keseriusan terjadinya
masalah, dan Growth yaitu perkembangan masalah. Semakin besar skor semakin
besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas.

Metode USG didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberikan skor 1
– 5. Kriteria USG tersebut mempunyai arti:

U :Urgency yaitu kedaruratan masalah, seberapa mendesak masalah tersebut


harus dibahas.

S :Seriousness yaitu keseriusan terjadinya masalah, seberapa serius masalah


tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan
pemecahan masalah.

G :Growth yaitu perkembangan masalah, seberapa kemungkinan – kemungkinan


masalah tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan penyebab
masalahnya jika dibiarkan.

Nilai total merupakan hasil penjumlahan U + S + G

Masalah Urgency Seriousness Growth Total


A 32 34 28 94
B 42 38 39 119
C 28 30 27 85

Keterangan :
A : Balita
B : Remaja
C : Ibu hamil
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa kelompok prioritas masalah adalah
kelompok remaja. Setelah mendapatkan kelompok prioritas masalah kemudian
ditentukan prioritas masalah gizi di kelompok remaja. Metode yang digunakan sama
dengan metode untuk penentuan kelompok prioritas masalah, yaitu metode USG.
Adapun masalah gizi di kelompok remaja yang akan dipilih yaitu asupan energi
kurang, asupan lemak kurang, dan asupan karbohidrat kurang. Dari ketiga
permasalahan tersebut akan ditentukan yang merupakan prioritas masalah utama di
kelompok remaja.

Nilai total merupakan hasil penjumlahan U + S + G

Masalah Urgency Seriousness Growth Total


A 39 32 32 103
B 39 31 32 102
C 40 32 34 106

Keterangan :
A : Asupan energi kurang
B : Asupan lemak kurang
C : Asupan karbohidrat kurang
Berdasarkan data di atas, di dapatkan hasil bahwa intervensi yang diberikan
adalah terkait masalah asupan karbohidrat pada remaja. Diskusi ini di bahas melalui
Whatsapp Group dengan topik pembahasannya yaitu menentukan kelompok prioritas
masalah serta masalah utama dalam kelompok prioritas yang terpilih yaitu asupan
karbohidrat kurang pada remaja.

F. Deskripsi Tabel Plan Of Action (POA)

Intervensi yang diberikan berupa video edukasi tentang pentingnya karbohidrat


bagi remaja, sumber-sumber makanan yang tinggi karbohidrat dan bahayanya jika
kurang asupan karbohidrat. Tujuan dari intervensi secara umum yaitu untuk
membantu memperbaiki asupan zat gizi pada remaja, sedangkan untuk tujuan khusus
yaitu untuk memberitahukan kepada remaja tentang pentingnya mengkonsumsi
makanan sumber karbohidrat dan protein dan untuk meningkatkan pengetahuan
remaja mengenai pentingnya karbohidrat dan protein, sumber makanan tinggi
karbohidrat dan protein, serta bahayanya jika kurang mengkonsumsi karbohidrat.

Target intervensi adalah sebanyak 70-80% pengetahuan remaja meningkat.


Kemudian adapun rincian kegiatan sebagai berikut, pada tahap persiapan:mencari
responden, pembuatan video, mengedit video, dan pembuatan kuesioner untuk pre
dan post test. Pada tahap pelaksanaan yaitu, memberikan kuesioner pretest (10-15
menit) dan memperlihatkan video pada responden (±20 menit). Terakhir pada tahap
monitoring dan evaluasi yaitu, memberikan kuesioner post test (10-15 menit) dan
menganalisa data pre dan post test.Pada strategi kegiatan, dibagan personil terdapat 2
jenis, yaitu personil langsung dan personil pendukung. Personil langsung adalah
seluruh anggota kelompok 3 yang berjumlah 9 orang, sedangkan untuk personil
pendukung tidak ada.

Sasaran kegiatan kali ini adalah pada Remaja akhir usia yaitu usia 17 sampai
dengan usia 25 tahun, tempat pelaksanaan kegiatan yaitu pada tempat tinggal masing-
masing. Waktu kegiatan atau lamanya kegiatan yang di lakukan ada tiga tahap yaitu
tahap yang pertama memberikan kuesioner atau pretest kepada responden dengan
waktu 10 sampai 15 menit, tahap kedua yaitu membagikan atau memberikan video
edukasi kepada responden dengan waktu yaitu kurang lebih 20 menit, kemudian
tahap yang terakhir yaitu memberikan kuesioner post test dengan waktu 10-15 menit.
Jadi, total waktu pada saat kegiatan yaitu kurang lebih 50 menit. Kemudian untuk
sumber daya ada tiga jenis yaitu personil langsung, money (anggaran atau keuangan),
dan material (peralatan atau perlengkapan), untuk jenis personil langsung yaitu
berasal dari mahasiswa kelompok 3 PBL Gizi Masyarakat Universitas Respati
Yogyakartaserta responden, money atau anggaran yang berasal dari mandiri atau
swadaya, serta material perlengkapan atau peralatan yang berasal dari mandiri.
G. Intervensi

Aspek kegiatan intervensi gizi yaitu Asupan Karbohidrat dan Protein Pada
Remaja, dengan sasaran langsungnya Remaja Usia 17-25 tahun dengan jumlah
responden yaitu 45 orang, pada periode waktu 50 menit dan tujuan umumnya
Membantu memperbaiki asupan zat gizi pada remaja usia 17-25 tahun. Adapun
questioner yang dibagikan adalah untuk mengetahui pengetahuan para remaja tentang
pentingnya gizi. Setelah questioner preintervensi diberikan kemudian membagikan
video edukasi melalui media social berupa WhatsApp dengan Youtube dan diberikan
waktu kembali untuk mengisi questioner postintervensi

Responden menjawab questioner mengenai pengetahuan asupan gizi


karbohidrat dan protein. Dari hasil intervensi jumlah responden yang lulus pretest ada
6 orang dengan presentase 13,33% dan jumlah responden yang lulus postest 33 orang
dengan presentase 73,33%. Dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan
pengetahuan responden setelah dilakukan edukasi melalui video.

Persentase Pre-Test Tingkat Pengetahuan Remaja Persentase Post-Test Tingkat Pengetahuan Remaja

13%

27%

Skor ≥ 80 Skor ≥ 80
Skor < 80 Skor < 80

73%

87%
H. Monitoring dan Evaluasi

Program Pelaksanaan Indikator Capaian Program


keberhasilan
Pembagian Jumat - Pencapaian Setelah melakukan
questioner pre Rabu, 30 keberhasilan dalam intervensi dengan
intervensi dan Oktober - program pemberian video edukasi,
post intervensi 04 penyuluhan tentang kami memberikan
sertamenyebarka november pentingnya gizi evaluasi dengan pengisian
n video edukasi 2020 pada remaja usia kuesioner post test kepada
17-24 tahun, ada remaja terkait pentingnya
beberapa responden pemenuhan gizi sebelum
yang mengalami masa kehamilan.
peningkatan
pengetahuan terkait
status gizi, asupan
dan pengetahuan
umum
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terjadi peningkatan pengetahuan remaja sebanyak 14% dilihat dari presentase


pre dan post-test tentang pentingnya pemenuhan gizi sebelum masa kehamilan yang
signifikan sebelum dan sesudah pemberian video edukasi tentang pentingnya
pemenuhan gizi.

B. Saran
1. Remaja disarankan untuk lebih banyak membaca/menonton video edukasi
mengenai pentingnya pemenuhan gizi sebelum masa kehamilan sehingga
dapat mencegah peningkatan angka kekurangan gizi.
2. Puskesmas di daerah disarankan banyak melakukan edukasi/penyuluhan
khususnya kepada remaja mengenai pentingnya pemenuhan gizi sebelum
masa kehamilan dan cara pencegahan kekurangan gizi.
3. Seluruh pihak yang menekuni bidang kesehatan disarankan bekerjasama
dengan bidang teknik informatika untuk membuat konten/aplikasi yang
menarik mengenai pencegahan kekurangan gizi.
DAFTAR PUSTAKA

Riset Kesehatan Dasar. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, Jakarta. 2018.

Martianto,D. Gizi Pada Usia Remaja. Materi Bahan Kuliah Gizi Remaja pada
Program Studi GMK, Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. 2004.

Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogjakarta: PustakaBelajar.

Laelatul, Dr Dewi. 2014. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung : Refika


Aditama
LAMPIRAN
Lampiran I. Tabel Plan of Action (PoA)

Plan Of Action Kelompok 3

Strategi Sumber Daya


Tujuan Kegiatan
Deskripsi Rincian
Umum & Target
Intervensi Kegiatan Personil
Khusus Tempat Waktu
Sasaran Jenis Asal
Langsung Pendukung Kegiatan (lama
keg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Intervensi yang Tujuan Umum : 70-80% Persiapan: Ketua Kelompok : - Remaja Tempat 1.Memberik 1. Personil Ketua
diberikan Membantu pengetahu 1. Mencari Joanne Damayanti akhir usia tinggal an langsung Kelompok :
berupa video memperbaiki an remaja responden 17-25 masing- kuisioner Joanne
edukasi tentang asupan zat gizi meningkat 2.Pembuatan Anggota tahun. masing pretest (10- Damayanti
pada remaja. video Kelompok : 15 menit)
pentingnya
3. Mengedit video 1. Melati Dwi Anggota
karbohidrat Tujuan Khusus : 4.Pembuatan Kurnia 2.Memperli Kelompok :
bagi remaja, 1. Untuk kuisioner untuk 2. Siti Maysarah hatkan 1. Melati Dwi
sumber-sumber memberitahuka pre dan post test 3. Widya video pada Kurnia
makanan yang n kepada Indaharyani responden 2. Siti
tinggi remaja tentang Pelaksanaan: 4. Wiwit (± 20 menit) Maysarah
karbohidrat dan pentingnya 1.Memberikan Setyowati 3. Widya
bahayanya jika mengkonsumsi kuisioner pretest 5. Agnesia 3.Memberik Indaharyani
kurang asupan makanan (10-15 menit) Villyonita an kuisioner 4. Wiwit
karbohidrat. bersumber 2.Memperlihatkan 6. Natasya S post test Setyowati
karbohidrat video pada 7. Riska (10-15 5. Agnesia
dan protein. responden (± 20 menit) Villyonita
Febriola
2. Untuk menit) 6. Natasya S
8. Wini
meningkatkan 7. Riska
pengetahuan 10. Monev :
Apriliani
Febriola
remaja 11. 1. Memberikan 8. Wini
mengenai kuisioner post test Apriliani
pentingnya (10-15 menit)
karbohidrat 12. 2. Menganalisa
dan protein, hasil 2. Anggaran Mandiri/Swada
sumber 13. ya
makanan tinggi 14. 3. Penyewaa Mandiri
karbohidrat n Peralatan
dan protein,
serta
bahayanya jika
kurang
mengkonsumsi
karbohidrat.
Lampiran 2. Data Mentah
Rekapan skor Pre dan Post Test
No. Nama Usia Skor Σ
(tahun Pre Post (Post – Pre)
)
1. Qanithah Fairus Azzahrah 65 -5
18 70
2. Ayi Sulistiani 95 15
21 80
3. Izzati Firsta W 100 20
21 80
4. 70 15
Bella Cintia 20 55
5. 80 40
Felix Ellery Yustian 17 40
6. 100 35
Dewi Setiowati 18 65
7. 100 35
Dian Chandrastiti 22 65
8. 75 25
Anathema Gabriel Malat 19 50
9. 85 30
Wirda Yulianti 21 55
10. 45 -5
Nurul Khofifah Moidady 21 50
11. 60 -5
Nadia Anggraini 21 65
12. 75 -
Maliyanti Basan 17 75
13. 70 5
Della Lorenza 21 65
14. 95 25
Ria Lestari 21 70
15. 100 20
Nurul Aini Canon 21 80
16. 75 5
Salimah Afifah 23 70
17. 55 -5
Intan Purnamasari 22 60
18. 60 -15
Ghina Amalia 21 75
19. 85 30
Rifha Yulanda 23 55
20. 95 15
Muhammad Rizan 22 80
21. 100 35
Valderian Adhitya Dk 23 65
22. 80 5
Elyas Ikhsan 21 75
23. 100 30
Eva Kirniati 21 70
24. 100 35
Lusi Hika Mayaramti 21 65
25. 100 35
Beryl Ade Amanta 18 65
26. 85 30
Elma Nailul Nuna 19 55
27. 80 -
Auliya Ramdini 17 80
28. 85 20
Anggun Abdi Nuryati 19 65
29. 80 30
Oriza Hayatunnisa 17 50
30. 100 45
Ammar Gholibin 24 55
31. 100 35
Neni Haifa 21 65
32. 80 15
Mawar Dana Tri Restu S. 18 65
33. 95 15
Gita Amalia Pratiwi 18 80
34. 80 10
Denisa Gracelia 17 70
35. 70 5
Diva Suci Zakia Dayanun 17 65
36. 95 25
Febbiyolla Agatha Samantha 21 70
37. 60 -
Mega 21 60
38. 100 45
Angel Paramitha 19 55
39. 100 30
Lisa Aryanti 19 70
40. 100 40
Violeta Juliet Tanjung 23 60
41. 90 20
Tantri Adista 20 70
42. 85 40
Filadelpia 20 45
43. 90 30
Ariska Puteri 20 60
44. 90 55
Lara 21 35
45. 90 45
Meilliya Andriani Putri 20 45
Lampiran 3. Hasil Pengolahan dan Analisis data
Standar nilai: ≥ 80
Jumlah responden dengan nilai pre – test yang baik: 6 orang
Jumlah responden dengan nilai post-test yang baik: 33 orang

Jumlah responden yang mencapai standar nilai


Persentase Pre-Test : x 100 %
Total responden
6
x 100 %=13,33 %
45

33
Persentase Post-Test : x 100 %=73,33 %
45
Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TOPIK : Asupan Karbohidrat dan Protein Pada Remaja

WAKTU : 50 menit

HARI/TANGGAL : 30 Oktober 2020

TEMPAT : Di lingkungan masing-masing

SASARAN : Remaja Usia 17-25 tahun

PENYULUH : 1. Melati Dwi Kurnia ( 16120130 )


2. Joanne Damayanti ( 17120018 )
3. Siti Maysarah ( 17120031 )
4. Wiwit Setyowati ( 17120042 )
5. Widya Indaharyani ( 17120066 )
6. Agnesia Villyonita ( 17120088 )
7. Natasya S ( 17120089 )
8. Riska Febriola Ruslandi ( 17120135 )
9. Wini apriliani ( 17120126 )

I. LATAR BELAKANG

Pada masa remaja terjadi banyak perubahan yang dapat berlangsung cepat
seperti pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial atau tingkah laku. Tahap
periode terjadi puncak pertumbuhan yaitu pada masa remaja. Puncak
pertumbuhan akan mempengaruhi perubahan komposisi tubuh, pertumbuhan
yang pesat pada berat badan, masa tulang dan aktifitas fisik, sehingga
mempengaruhi kebutuhan gizi pada remaja akhir.

Remaja termasuk kelompok yang rentan mengalami berbagai masalah gizi


seperti gizi kurang, maupun gizi lebih. Seiring dengan peningkatan populasi
remaja di Indonesia, masalah gizi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus
karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta
dampaknya pada masalah gizi dewasa.

Pola konsumsi remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan
oleh remaja untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pola konsumsi yang
buruk akan mempengaruhi pola asupan zat gizi yang dikonsumsi remaja
sehingga akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
optimal, serta lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kronis seperti penyakit
kardiovaskular, kanker, dan osteoporosis di masa dewasa.

II. TUJUAN PENYULUHAN

1. TUJUAN UMUM :

Membantu memperbaiki asupan zat gizi pada remaja usia 17-25 tahun
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk memberitahukan kepada remaja tentang pentingnya mengkonsumsi
makanan bersumber karbohidrat.

b. Untuk meningkatkan pengetahuan remaja mengenai pentingnya karbohidrat


dan protein, sumber makanan tinggi karbohidrat dan protein, serta bahayanya
jika kurang mengkonsumsi karbohidrat.

III. MATERI (cukup poin-poin nya saja, materi lengkap di lampiran SAP)

a. Pengertian Gizi Seimbang


b. Pengertian Protein
c. Jenis-jenis Protein
d. Pengertian Karbohidrat
e. Jenis-jenis Karbohidrat
f. Fungsi Karbohidrat
g. Sumber makanan tinggi karbohidrat
h. Bahayanya kekurangan konsumsi karbohidrat

IV. NASKAH/ SCRIPT VIDEO

Judul : Asupan Kepada Remaja

Tokoh : Pemateri 1-9

Alur Skenario : Salah satu pemateri opening video dan dilanjut pemateri
pertama menjelaskan tentang pengertian gizi seimbang, pemateri kedua
menjelaskan tentang pengertian protein dan jenis-jenis protein, pemateri ke tiga
menjelaskan tentang pengertian karbohidrat, pemateri ke empat menjelaskan
tentang jenis-jenis karbohidrat, pemateri ke lima menjelaskan tentang fungsi
karbohidrat, pemateri ke enam menjelaskan tentang sumber makanan tinggi
karbohidrat, pemateri ke tujuh menjelaskan tentang bahaya kekurangan
karbohidrat, pemateri ke delapan menjelaskan tentang dampak jangka pendek
kekurangan karbohidrat, dan pemateri ke sembilan menjelaskan tentang dampak
jangka panjang kekurangan karbohidrat. Kemudian salah satu pemateri
memberikan salam penutup.

Durasi Video : 6 menit 27 detik

Waktu Materi Penyuluhan


(Menit/detik)
Detik ke 01 – Menit ke Pembukaan
1:41
Menit ke 1:42 – Menit ke Materi tentang pengertian gizi seimbang
2:15
Menit ke 2:16 – Menit ke Materi tentang pengertian protein dan jenis-jenis
3:20 protein
Menit ke 3:21 – Menit ke Materi tentang pengertian karbohidrat
4:00
Menit ke 4:01 – Menit ke Materi tentang jenis-jenis karbohidrat
4:36
Menit ke 4:37 – Menit ke Materi tentang fungsi karbohidrat
4:50
Menit ke 4:51 – Menit ke Materi tentang sumber makanan tinggi
5: 23 karbohidrat
Menit ke 5:24 – Menit ke Materi tentang bahaya kekurangan karbohidrat
5:41
Menit ke 5:42 – Menit ke Materi tentang dampak jangka pendek
6:00 kekurangan karbohidrat
Menit ke 6:01 – Menit ke Materi tentang dampak jangka panjang
6:18 kekurangan karbohidrat
Menit ke 6:19 – Menit ke Penutup
6:27

V. METODE

Edukasi berupa video tentang penjelasan materi asupan karbohidrat dan


protein kepada remaja.
VI. MEDIA DAN ALAT

a. Media : Video Edukasi


b. Alat : Smartphone, Aplikasi editing ( VN, Inshoot, dan Video Maker ),
Kuisioner via Google Form dan Hardcopy.

VII. EVALUASI PENYULUHAN

a. Evaluasi Struktur :

Mahasiswa sebagai pelaksana kegiatan PBL Gizi Masyarakat telah


mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat melakukan
edukasi.

b. Evaluasi Proses :

Sebanyak 45 responden yang telah dipilih sebagai sasaran dapat mengikuti


kegiatan ini dari awal hingga selesai. Pelaksanaan kegiatan edukasi
berjalan sebagaimana yang diharapkan.

c. Evaluasi Hasil

Terjadi peningkatan pengetahuan kepada remaja terkait dengan materi


asupan karbohidrat dan protein.

VIII. KEPUSTAKAAN

IrdianaW,Nindya T.S.(2017) hubungankebiasaansarapan dan


asupanzatgizidengan status gizisiswi SMAN 3 Surabaya.
DOI:10.2473/amnt.v1i3.2017.227-235.

WidnatusifahE,BattungS.M,Bahar.B,Jafar.N,Amalia.M.(2020) Gambaran
asupanzatgizidan status giziremajapengungsianpetobokotaPalu.Journal of
Indonesia community nutrition,vol.9 No.1.
RachmayaniS.A,KuswariM,Melani.V(2018) Hubunganasupanzatgizi dan status
giziremajaputri di SMK CiawiBogor.Indonesian journal of human Nutrition,
vol.5 No.2 hlm 125-130.

Dr. Gabriella Florencia. (2019). 5 Fungsi Karbohidrat Untuk Tubuh.


https://www.halodoc.com/ini-5-fungsi-karbohidrat-untuk-tubuh. Diakses 24
Oktober 2020

Siregar, Nurhamida S. (2015). Krbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 13(2),


38-44. http://digilib.unimed.ac.id/1386/1/fulltext.pdf

Wijono, Sara Elise. (2018). Risiko jika tubuh kekurangan karbohidrat.


https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3620582/ini-risikonya-jika-tubuh-
kekurangan-karbohidrat. Diakses 24 Oktober 2020

Bobby Agung Prasetyo. (2018). 5 makanan tinggi karbohidrat yang baik untuk
tubu. https://www.klikdokter.com?info-sehat/read/3621928/5-makanan-tinggi-
karbohidrat-yang-baik-untuk-tubuh. Diakses 24 Oktober 2020

Kemenkes RI . (2019). Panduan untuk siswa : Aksi bergizi, hidup sehat sejak
sekarang untuk remaja kekinian.
Lampiran SAP 1. Materi Edukasi

Materi lengkap

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan memperhatikan
prinsip keanekaragaman makanan. Yang terdiri dari makanan pokok, sayuran,
lauk pauk, buah-buahan. Makanan pokok disini adalah makanan yang
mengandung karbohidrat. Tidak hanya karbohidrat dalam sehari-hari kita juga
membutuhkan zat gizi protein, protein masuk dalam zat gizi makro.

Protein adalah kelompok bimolekul dan makromolekul yang terbentuk dari satu
atau lebih rantai panjang asam amino. Protein di bagi menjadi yaitu protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah sumber protein yang berasal
dari hewan meliputi daging ruminansi (sapi,kambing,rusa), daging unggas
(ayam,bebek), seafoof, serta telur dan susu. Sedangkan protein nabati adalah
sumber protein yang berasal dari nabati seperti tempe, tahu dan biji-bijian
(kacang merah, kacang hijau, kedelai, dll). Protein ini juga penting sebagai daya
tahan tubuh, jika kurang asupan protein dapat menyebabkan sistem kekebalan
tubuh.

Selain protein zat gizi yang juga sangat di butuhkan oleh tubuh adalah
Karbohidrat, karena karbohidrat merupakan salah satu zat gizi makro yang sangat
berperan penting dalam kehidupan sehari-sehari.

Nah, divideo kali ini kita akan lebih membahas mengenai karbohidrat. Jadi,
karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk aktivitas tubuh, nama lain
karbohidrat ialah sakarida yang berasal dari kata arab “sakkar” yang artinya gula.
Pemenuhannya di anjurkan sebesar 50-60% total kalori dan anjuran konsumsi
karbohidrat dalam sehari 3 - 4 porsi.
Secara umum, karbohidrat terdiri dari dua jenis, yakni karbohidrat sederhana dan
kompleks. Karbohidrat kompleks biasanya memerlukan waktu lebih lama untuk
dicerna karena memiliki rantai molekul yang lebih panjang. Jenis karbohidrat ini
bisa kita temuai dalam beberapa makanan, seperti roti,pasta dan ubi jalar.
Sebaliknya, karbohidrat sederhana dicerna tubuh lebih cepat dan bisa kita temui
dalam makanan seperti gula dan sirup.

Selain sebagai sumber energi utama dan sumbertenaga karbohidrat juga


berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein,
pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses.

Sumber karbohidrat terdiri dari padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-


kacangan kering dan gula. Sumber makanan tinggi karbohidrat contohnya ubi,
beras, singkong, kacang merah, jagung, sereal, kedelai, kurma, dan roti. Selain
dari makanan pokok karbohidrat juga dapat berasal dari buah-buahan contohnya
buah pisang, mangga, dan nanas.

Kekurangan karbohidrat sangat berbahaya lho teman – teman, karena dapat


menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kepala pusing, tubuh
terasa lemah hingga rentan terserang penyakit. Dampak kekurangan protein dapat
terjadi dalam jangka pendek maupun panjang.

Dalam jangka pendek, kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan ketosis yaitu


suatu kondisi ketika tubuh kita memanfaatkan lemak sebagai sumber energi kita.
Gejalanya yaitu sakit kepala, lemas, dehidrasi, mual, pusing, dan mudah emosi.
Nah, dampak jangka panjangnya dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi,
berat badan tidak stabil (berat badan teman – teman jadi mudah untuk naik
turun), kerusakan pembuluh darah, bahkan bisa terkena kolesterol tinggi.
Lampiran SAP 2. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan

Dokumentasi kegiatan edukasi

Anda mungkin juga menyukai