KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
1. Melati Dwi Kurnia ( 16120130 )
2. Joanne Damayanti ( 17120018 )
3. Siti Maysarah ( 17120031 )
4. Wiwit Setyowati ( 17120042 )
5. Widya Indaharyani ( 17120066 )
6. Agnesia Villyonita ( 17120088 )
7. Natasya S ( 17120089 )
8. Riska Febriola Ruslandi ( 17120135 )
9. Wini apriliani ( 17120126 )
A. Latar Belakang
Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perbahan fisik karena mulai
matangnya sistem hormonal dalam tubuh mereka, sehingga mempengaruhi komposisi
tubuh. Perubahan-perubahan itu berlangsung sangat cepat baik pertumbuhan tinggi
maupun berat tubuhnya. Hal ini sering disebut masa pubertas dan keadaan ini sangat
mempengaruhi kebutuhan gizi dari makanan mereka. (Marmi, 2014).
Pada dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah,
yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan. Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi
dalam jangka waktu lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang , baik atau norma
ataupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan penyakit
berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas marginal menimbulkan
gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional (Dewi,
2014).
Kebiasaan mengasup bahan makanan yang kurang baik seperti hanya mengasup
jenis dan sumber bahan makanan tertentu saja, memiiki dampak yang kurang baik
bagi sel-sel dalam tubuh karena sel tidak dapat bergenerasi dengan baik, terjadinya
perubahan fungsi dalam tubuh, pembongkaran dan pergantian sel baik dalam bentuk
maupun kepadatannya sesuai dengan usia tidak dapat berjalan dengan baik karena
asupan yang kurang (Martianto,2004).
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk membantu memperbaiki asupan zat gizi pada remaja usia 17- 25 tahun
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Memberitahukan kepada remaja tentang pentingnya mengkomsumsi
makanan bersumber karbohidrat dan protein.
b. Untuk meningkatkan pengetahuan pada remaja mengenai pentingnya
karbohidrat dan protein, serta bahayanya jika kurang mengkomsumsi
karbohidrat.
C. Manfaat
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Penduduk
RT Jumlah KK
Laki-laki Perempuan
1 44 56 100
2 64 59 123
3 61 59 120
TOTAL 169 174 343
2. Pendidikan
Penduduk berjumlah 343 memiliki tingkat pendidikan yang berbeda terdiri dari
177% tidak bersekolah, 81% tingkat dasar, 12% tingkat lanjut dan 1% tingkat
tinggi.
Tabel 2. Tingkat pendidikan penduduk
BALITA
1. Status Gizi Balita
Distribusi status gizi balita (BB/U) dengan kategori baik 94,1%, dan kurang
5,8%.
Distribusi status gizi balita (TB/U) dengan kategori sangat pendek
11,7%,pendek 5,8%, normal 76,4%, dan tinggi 5,8%.
Distribusi status gizi balita (BB/TB) dengan kategori sangat kurus 5,8%, kurus
11,7%, normal 58,8% dan gemuk 23,5%.
2. Imunisasi
Distribusi Bayi 0-6 Bulan Berdasarkan Asupan Energi Distribusi Bayi 7-11 Bulan Berdasarkan Asupan Energi
33%
KURANG
NORMAL
NORMAL
LEBIH
LEBIH
67%
100%
KURANG
NORMAL
LEBIH
100%
Distribusi bayi usia 0-6 bulan berdasarkan asupan energi kategori normal 33%,
dan lebih 67%, Usia 7-11 bulan kategori normal 100%, dan usia 12-≤ 24 bulan
dengan kategori normal 100%.
KURANG
NORMAL
LEBIH
58%
17%
Distribusi balita 25-59 bulan berdasarkan asupan energi dengan kategori kurang
58%, kategori normal 17%, dan kategori lebih 25%.
6. Tingkat Asupan Protein Balita
Distribusi Bayi 0-6 Bulan Berdasarkan Asupan Protein Distribusi Bayi 7-11 Bulan Berdasarkan Asupan Protein
33%
KURANG
NORMAL
NORMAL
LEBIH
LEBIH
67%
100%
KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH
58% 25%
100%
Distribusi bayi 0-6 bulan berdasarkan asupan protein dengan kategori normal
33%, kategori lebih 67%. Bayi usia 7-11 bulan dengan kategori kurang 100%,
balita usia 12-≤ 24 bulan dengan kategori lebih 100%, dan balita usia 25-59
bulan dengan kategori kurang 17%, kategori normal 25%, dan kategori lebih
58%.
7. Tingkat Asupan Lemak Balita
Distribusi Bayi 0-6 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak Distribusi Bayi 7-11 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak
KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH
100% 100%
Distribusi Balita 12 - ≤ 24 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak Distribusi Balita 25 - 59 Bulan Berdasarkan Asupan Lemak
8%
25%
KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH
67%
100%
Distribusi bayi 0-6 bulan berdasarkan asupan lemak dengan kategori normal
100%, bayi usia 7-11 bulan dengan kategori kurang 100%, balita usia 12-≤
24bulan dengan kategori kurang 100%, dan balita usia 25-59 bulan dengan
kategori kurang 67%, normal 25%, dan kategori lebih 8%
KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH
100% 100%
Distribusi Balita 12 - ≤ 24 Bulan Berdasarkan Asupan Karbohidrat Distribusi Balita 25 - 59 Bulan Berdasarkan Asupan Karbohidrat
42% 42%
KURANG KURANG
NORMAL NORMAL
LEBIH LEBIH
100% 17%
Distribusi bayi 0-6 bulan berdasarkan asupan karbohidrat dengan kategori lebih
100%, bayi usia 7-11 bulan dengan kategori lebih 100%, balita usia 12-≤
24bulan dengan kategori lebih 100%, dan balita usia 25-59 bulan dengan
kategori kurang 41%, kategori normal 17%, dan kategori lebih 42%
REMAJA
1) Status Gizi Remaja
Status Gizi pada remaja dengan kategori normal 77,78 %, kategori gemuk
11,11% dan dengan kategori obesitas 11,11%
33%
LEBIH
NORMAL
KURANG
67%
Distribusi remaja berdasarkan asupan energi dengan kategori normal 33% dan
dengan kategori kurang 67%.
b. Tingkat Asupan Protein Remaja
Distribusi Remaja Berdasarkan Asupan Protein
44%
LEBIH
NORMAL
56% KURANG
Distribusi remaja berdasarkan asupan protein dengan kategori normal 56% dan
dengan kategori kurang 44%.
11%
LEBIH
NORMAL
KURANG
89%
Distribusi remaja berdasarkan asupan lemak dengan kategori normal 11% dan
kategori kurang 89%
d. Tingkat Asupan Karbohidrat Remaja
11%
LEBIH
NORMAL
KURANG
89%
Distribusi remaja berdasarkan asupan lemak dengan kategori normal 11% dan
kategori kurang 89%
IBU HAMIL
1) Status Gizi Ibu Hamil
Semua ibu hamil mempunyai status gizi baik.
2) Suplementasi Tablet Besi
Tidak semua ibu hamil mendapat suplementasi tablet besi. Hanya 50% ibu
hamil yang mendapatkan tablet besi (tambah darah)
3) Tingkat Asupan Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan hasil recall yang dilakukan sebayak 3 kali terhadap 2 orangibu
hamil termasuk dalam kategori kurang, baik dilihat dari asupan energi, protein,
lemak dan karbohidrat.
E. Prioritas Masalah
Penentuan masalah akan ditentukan dari 3 kelompok masyarakat yang memiliki
masalah gizi yaitu balita, remaja, dan ibu hamil. Penentuan prioritas masalah
dilakukan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). Pada metode
USG masing – masing permasalahan gizi diatas ditentukan skor berdasarkan kriteria
seperti Urgency yaitu kedaruratan masalah, Seriousness yaitu keseriusan terjadinya
masalah, dan Growth yaitu perkembangan masalah. Semakin besar skor semakin
besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas.
Metode USG didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberikan skor 1
– 5. Kriteria USG tersebut mempunyai arti:
Keterangan :
A : Balita
B : Remaja
C : Ibu hamil
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa kelompok prioritas masalah adalah
kelompok remaja. Setelah mendapatkan kelompok prioritas masalah kemudian
ditentukan prioritas masalah gizi di kelompok remaja. Metode yang digunakan sama
dengan metode untuk penentuan kelompok prioritas masalah, yaitu metode USG.
Adapun masalah gizi di kelompok remaja yang akan dipilih yaitu asupan energi
kurang, asupan lemak kurang, dan asupan karbohidrat kurang. Dari ketiga
permasalahan tersebut akan ditentukan yang merupakan prioritas masalah utama di
kelompok remaja.
Keterangan :
A : Asupan energi kurang
B : Asupan lemak kurang
C : Asupan karbohidrat kurang
Berdasarkan data di atas, di dapatkan hasil bahwa intervensi yang diberikan
adalah terkait masalah asupan karbohidrat pada remaja. Diskusi ini di bahas melalui
Whatsapp Group dengan topik pembahasannya yaitu menentukan kelompok prioritas
masalah serta masalah utama dalam kelompok prioritas yang terpilih yaitu asupan
karbohidrat kurang pada remaja.
Sasaran kegiatan kali ini adalah pada Remaja akhir usia yaitu usia 17 sampai
dengan usia 25 tahun, tempat pelaksanaan kegiatan yaitu pada tempat tinggal masing-
masing. Waktu kegiatan atau lamanya kegiatan yang di lakukan ada tiga tahap yaitu
tahap yang pertama memberikan kuesioner atau pretest kepada responden dengan
waktu 10 sampai 15 menit, tahap kedua yaitu membagikan atau memberikan video
edukasi kepada responden dengan waktu yaitu kurang lebih 20 menit, kemudian
tahap yang terakhir yaitu memberikan kuesioner post test dengan waktu 10-15 menit.
Jadi, total waktu pada saat kegiatan yaitu kurang lebih 50 menit. Kemudian untuk
sumber daya ada tiga jenis yaitu personil langsung, money (anggaran atau keuangan),
dan material (peralatan atau perlengkapan), untuk jenis personil langsung yaitu
berasal dari mahasiswa kelompok 3 PBL Gizi Masyarakat Universitas Respati
Yogyakartaserta responden, money atau anggaran yang berasal dari mandiri atau
swadaya, serta material perlengkapan atau peralatan yang berasal dari mandiri.
G. Intervensi
Aspek kegiatan intervensi gizi yaitu Asupan Karbohidrat dan Protein Pada
Remaja, dengan sasaran langsungnya Remaja Usia 17-25 tahun dengan jumlah
responden yaitu 45 orang, pada periode waktu 50 menit dan tujuan umumnya
Membantu memperbaiki asupan zat gizi pada remaja usia 17-25 tahun. Adapun
questioner yang dibagikan adalah untuk mengetahui pengetahuan para remaja tentang
pentingnya gizi. Setelah questioner preintervensi diberikan kemudian membagikan
video edukasi melalui media social berupa WhatsApp dengan Youtube dan diberikan
waktu kembali untuk mengisi questioner postintervensi
Persentase Pre-Test Tingkat Pengetahuan Remaja Persentase Post-Test Tingkat Pengetahuan Remaja
13%
27%
Skor ≥ 80 Skor ≥ 80
Skor < 80 Skor < 80
73%
87%
H. Monitoring dan Evaluasi
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Remaja disarankan untuk lebih banyak membaca/menonton video edukasi
mengenai pentingnya pemenuhan gizi sebelum masa kehamilan sehingga
dapat mencegah peningkatan angka kekurangan gizi.
2. Puskesmas di daerah disarankan banyak melakukan edukasi/penyuluhan
khususnya kepada remaja mengenai pentingnya pemenuhan gizi sebelum
masa kehamilan dan cara pencegahan kekurangan gizi.
3. Seluruh pihak yang menekuni bidang kesehatan disarankan bekerjasama
dengan bidang teknik informatika untuk membuat konten/aplikasi yang
menarik mengenai pencegahan kekurangan gizi.
DAFTAR PUSTAKA
Riset Kesehatan Dasar. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, Jakarta. 2018.
Martianto,D. Gizi Pada Usia Remaja. Materi Bahan Kuliah Gizi Remaja pada
Program Studi GMK, Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor. 2004.
33
Persentase Post-Test : x 100 %=73,33 %
45
Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
WAKTU : 50 menit
I. LATAR BELAKANG
Pada masa remaja terjadi banyak perubahan yang dapat berlangsung cepat
seperti pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial atau tingkah laku. Tahap
periode terjadi puncak pertumbuhan yaitu pada masa remaja. Puncak
pertumbuhan akan mempengaruhi perubahan komposisi tubuh, pertumbuhan
yang pesat pada berat badan, masa tulang dan aktifitas fisik, sehingga
mempengaruhi kebutuhan gizi pada remaja akhir.
Pola konsumsi remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan
oleh remaja untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pola konsumsi yang
buruk akan mempengaruhi pola asupan zat gizi yang dikonsumsi remaja
sehingga akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
optimal, serta lebih rentan terhadap penyakit-penyakit kronis seperti penyakit
kardiovaskular, kanker, dan osteoporosis di masa dewasa.
1. TUJUAN UMUM :
Membantu memperbaiki asupan zat gizi pada remaja usia 17-25 tahun
2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk memberitahukan kepada remaja tentang pentingnya mengkonsumsi
makanan bersumber karbohidrat.
III. MATERI (cukup poin-poin nya saja, materi lengkap di lampiran SAP)
Alur Skenario : Salah satu pemateri opening video dan dilanjut pemateri
pertama menjelaskan tentang pengertian gizi seimbang, pemateri kedua
menjelaskan tentang pengertian protein dan jenis-jenis protein, pemateri ke tiga
menjelaskan tentang pengertian karbohidrat, pemateri ke empat menjelaskan
tentang jenis-jenis karbohidrat, pemateri ke lima menjelaskan tentang fungsi
karbohidrat, pemateri ke enam menjelaskan tentang sumber makanan tinggi
karbohidrat, pemateri ke tujuh menjelaskan tentang bahaya kekurangan
karbohidrat, pemateri ke delapan menjelaskan tentang dampak jangka pendek
kekurangan karbohidrat, dan pemateri ke sembilan menjelaskan tentang dampak
jangka panjang kekurangan karbohidrat. Kemudian salah satu pemateri
memberikan salam penutup.
V. METODE
a. Evaluasi Struktur :
b. Evaluasi Proses :
c. Evaluasi Hasil
VIII. KEPUSTAKAAN
WidnatusifahE,BattungS.M,Bahar.B,Jafar.N,Amalia.M.(2020) Gambaran
asupanzatgizidan status giziremajapengungsianpetobokotaPalu.Journal of
Indonesia community nutrition,vol.9 No.1.
RachmayaniS.A,KuswariM,Melani.V(2018) Hubunganasupanzatgizi dan status
giziremajaputri di SMK CiawiBogor.Indonesian journal of human Nutrition,
vol.5 No.2 hlm 125-130.
Bobby Agung Prasetyo. (2018). 5 makanan tinggi karbohidrat yang baik untuk
tubu. https://www.klikdokter.com?info-sehat/read/3621928/5-makanan-tinggi-
karbohidrat-yang-baik-untuk-tubuh. Diakses 24 Oktober 2020
Kemenkes RI . (2019). Panduan untuk siswa : Aksi bergizi, hidup sehat sejak
sekarang untuk remaja kekinian.
Lampiran SAP 1. Materi Edukasi
Materi lengkap
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan memperhatikan
prinsip keanekaragaman makanan. Yang terdiri dari makanan pokok, sayuran,
lauk pauk, buah-buahan. Makanan pokok disini adalah makanan yang
mengandung karbohidrat. Tidak hanya karbohidrat dalam sehari-hari kita juga
membutuhkan zat gizi protein, protein masuk dalam zat gizi makro.
Protein adalah kelompok bimolekul dan makromolekul yang terbentuk dari satu
atau lebih rantai panjang asam amino. Protein di bagi menjadi yaitu protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah sumber protein yang berasal
dari hewan meliputi daging ruminansi (sapi,kambing,rusa), daging unggas
(ayam,bebek), seafoof, serta telur dan susu. Sedangkan protein nabati adalah
sumber protein yang berasal dari nabati seperti tempe, tahu dan biji-bijian
(kacang merah, kacang hijau, kedelai, dll). Protein ini juga penting sebagai daya
tahan tubuh, jika kurang asupan protein dapat menyebabkan sistem kekebalan
tubuh.
Selain protein zat gizi yang juga sangat di butuhkan oleh tubuh adalah
Karbohidrat, karena karbohidrat merupakan salah satu zat gizi makro yang sangat
berperan penting dalam kehidupan sehari-sehari.
Nah, divideo kali ini kita akan lebih membahas mengenai karbohidrat. Jadi,
karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk aktivitas tubuh, nama lain
karbohidrat ialah sakarida yang berasal dari kata arab “sakkar” yang artinya gula.
Pemenuhannya di anjurkan sebesar 50-60% total kalori dan anjuran konsumsi
karbohidrat dalam sehari 3 - 4 porsi.
Secara umum, karbohidrat terdiri dari dua jenis, yakni karbohidrat sederhana dan
kompleks. Karbohidrat kompleks biasanya memerlukan waktu lebih lama untuk
dicerna karena memiliki rantai molekul yang lebih panjang. Jenis karbohidrat ini
bisa kita temuai dalam beberapa makanan, seperti roti,pasta dan ubi jalar.
Sebaliknya, karbohidrat sederhana dicerna tubuh lebih cepat dan bisa kita temui
dalam makanan seperti gula dan sirup.