Anda di halaman 1dari 20

HAKIKAT KATA, JENIS KATA DAN DIKSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Anang Sudigdo, M. Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Andini (2020015123)
2. Fytra (2020015136)
3. Nadila Afi Amelia (2020015144)
4. Anggun Yuliana Sephia Ningrum (2020015147)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puja
dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
bahasa indonesia dengan judul "Hakikat Kata, Jenis Kata dan Diksi" tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-makalah selanjutnya.

Yogyakarta,22 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4

C. Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

A. Pengertian Hakikat Kata...................................................................................................6

B. Pengertian Jenis Kata.........................................................................................................7

C. Jenis-jenis Kata...................................................................................................................7

D. Pengertian Diksi................................................................................................................14

BAB III..........................................................................................................................................19

PENUTUP.....................................................................................................................................19

Kesimpulan................................................................................................................................19

Saran...........................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sebuah Negara, kita mengenal beragam masyarakat. Hal itu juga
disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga
memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi
sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarkat. Bahasa terbentuk dari
beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah
kata, frase, klausa dan kalimat.

Ketika anda menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam
membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia
harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti
dengan baik. Untuk itu, penulis membutuhkan keterampilan dalam hal hakikat
kata, jenis kata dan diksi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut rumusan masalah yang akan di
bahas pada makalah ini :
1. Apa pengertian dari hakikat kata?
2. Apa pengertian dari jenis kata?
3. Jenis apa saja yang terdapat di kata?
4. Apa pengertian dari diksi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disebutkan, maka tujuan pembahasan
dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari hakikat kata.
2. Untuk mengetahui pengertian dari jenis kata.

3. OUntuk mengetahui jenis-jenis yang terdapat di kata.


4. Untuk mengetahui pengertian dari diksi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Kata


Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian atau deretan huruf yang diapit
dua buah spasi dan mempunyai satu arti. Pengertian secara sederhana kata adalah
sekumpulan huruf yang mempunyai arti. Namun, kamus besar bahasa Indonesia
mempunyai arti tersendiri mengenai kata. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan
fikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Yang kedua yakni kata juga sebanding
dengan pengertian ujar atau bicara. Kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri.

Penganut Bloomfield, tidak membicarakan lagi kata sebagai satuan lingual, dan
menggantinya dengan satuan yang disebut mofrem. Dengan berbagai segi dan pandangan
mereka membahas tentang morfem, tetapi tidak mempersoalkan apa kata itu. Menurut
Bloomfield kata adalah satuan bebas terkecil tidak pernah diulas atau dikomentari, seperti
pembahsan tentang kata sudah final.

Menurut Chomsky, menyatakan kata adalah dasar analisis kalimat, hanya menyajikan
kata itu dengan simbol V (verb), N (nomina), A (ajektiv), dan sebagainya.
Dalam buku linguistik Eropa, kata merupakan bentuk yang, ke dalam mempunyai
susunan fonologis yang stabil dan tidak berubah dan keluar mempunyai mobilitas
didalam kalimat.
Batasan tersebut menyiratkan dua hal. Pertama, bahwa setiap kata mempunyai susunan
fonem yang urutannya tetap dan tidak dapat dirubah serta tidak dapat diselipi oleh fonem
lain. Misal kata sikat, urutan fonemnya adalah /s/,/i/,/k/,/a/, dan /t/. Urutan itu tidak dapat
dirubah atau diselipi fonem lain. Kedua, setiap kata memiliki kebebasan berpindah
tempat didalam kalimat atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain juga
dapat dipisahkan dari kata lain.

B. Pengertian Jenis Kata


Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang jenis kata, berikut beberapa pendapat para
ahli mengenai pengertian jenis kata :

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata adalah elemen terkecil
dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau tertulis dan realisasi kesatuan perasaan dan
pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa.
Menurut Cristal kata adalah satuan ujaran yang mempunyai pengenalan intuitif
universal oleh penutur asli, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan.
Menurut Chaer, kata merupakan bentuk yang ke dalam mempunyai susunan
fonologi yang stabil dan tidak berubah, dan keluar mempunyai kemungkinan mobilitas
dalam kalimat.
Maka dapat disimpulkan bahwa kata adalah elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang
baik dalam bahasa lisan maupun tulisan dan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam bahasa.

C. Jenis-jenis Kata
Berdasarkan bentuk, dapat diklasifikasikan ke dalam empat kata: kata dasar, kata turunan,
kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar bagi
pembentukan sebuah kata turunan atau kata-kata berimbuhan. Mengubah derivatif kata
karena membubuhkan atau imbuhan baik di awal (prefix atau awalan), tengah (infiks atau
sisipan), atau akhir (akhiran atau sufiks) kata-kata.
Dalam tata bahasa Indonesia standar, kelas kata dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. Kata Benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merujuk pada pada bentuk suatu
benda, bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Dalam
bahasa Indonesia kata benda (nomina) terdiri dari beberapa jenis, sedangkan dari
proses pembentukannya kata benda terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1) Kata Benda (Nomina) Dasar
Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang secara konkret
menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi
diuraikan ke bentuk lainnya Contoh :
o Buku yang tertinggal di kelas itu milik Slamet.
o Para pengerajin itu sedang mengukir meja.
o Kursi yang rusak itu merupakan barang inventaris kampus.
o Pria tua itu seorang teknisi radio yang handal.
o Menggambar bayangan gedung itu sebaiknya menggunakan pensil
2B.
2) Kata Benda (Nomina) Turunan
Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk
karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini
terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
• Verba + (-an).
Contoh: Makanan yang dimasak itu untuk korban badai.
• (Pe-) + Verba.
Contoh: Kakek itu seorang pelukis terkenal hingga saat ini.
• (Pe-) + Adjektiva.
Contoh: Sebaiknya kita jauhkan diri dari sifat pemarah.
• (Per-) + Nomina + (-an).
Contoh: Di jaman yang maju ini masih saja ada perbudakan di Tangerang
1) Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata kerja
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Kata Kerja Transitif.
Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek.
Contoh :
 Orang itu membeli makan di warteg .
 Supri membunuh nyamuk itu dengan sadis.
 Juru masak memotong bawang dengan sangat cepat.
2. Kata Kerja Intransitif:.
Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap.
Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut kata
tidur yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk
memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas.
Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang
tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar yang
berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :
1. Verba Dasar Bebas: ialah verba yang berupa morfem dasar bebas, misalnya: duduk,
makan, mandi, minum, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
 Andi duduk di teras rumah sambil menikmati secangkir kopi.
 Saya makan siang di warteg depan gang itu.
 Sebaiknya kita mandi minimal 2 kali sehari.
 Sebaiknya kita tidak minum sambil berdiri.
2. Verba Turunan: ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan
proses atau berupa paduan leksem.
 Verba berafiks : berbuat, terpikirkan, dll.
Contoh kalimat:
o Dia tidak mampu berbuat apa-apa karena posisinya yang terjepit.
o Ayah saya selalu memikirkan sesuatu yang tak terpikirkan oleh orang lain.
 Verba bereduplikasi : makan-makan, ingat-ingat, dll.
Contoh kalimat:
o Kemarin saya dan teman sekelas makan-makan di restoran yang terkenal di kota
kami.
o Untuk melupakan masa lalu dengan orang itu jangan ingat-ingat kembali kenangan
bersamanya.

 Verba berproses gabungan : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll.


Contoh kalimat:
o Malam itu kami bernyanyi-nyanyi dengan riang di depan sebuah vila.
o Kami tersenyum-senyum setelah saling bertatap muka.
 Verba majemuk : cuci mata, cuci tangan, dll.
Contoh kalimat:
o Kemarin sore kami berdua jalan-jalan ke desa untuk cuci mata.
o Orang itu cuci tangan setelah melakukan kejahatan.

2) Kata Sifat (Adjektifa)


Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata benda
atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu menerangkan
kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata ganti.
Ciri-ciri Kata Sifat
– Kata sifat terbentuk karena adanya penambahan imbuhan ter- yang mengandung
makna paling.
Contoh:
o Andi merupakan orang terpandai di kelas.
o Pudin orang terkuat yang ada di kampung ini.
o Bunga itu adalah bunga terindah yang pernah saya lihat.
– Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat &
cukup.
Contoh:
o Anak yang tinggi itu lebih sopan dibandingkan anak yang disebelahnya.
o Orang yang jarang olah raga agak lemah dibandingkan yang sering berolahraga.
o Rani adalah gadis paling ramah di kampung ini.
o Juned salah satu orang yang sangat menyenangkan yang pernah saya kenal.
o Pak Andi merupakan pribadi yang cukup baik.
– Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti ini : se- +
redupliasi (pengulangan kata) + -nya, contoh : sehebat-hebatnya, setinggi-tingginya,
dll.
Contoh:
o Sehebat-hebatnya petinju, pasti akan kalah juga.
o Setinggi-tingginya ilmu yang didapat jika tidak diamalkan maka akan sia-sia.

3) Kata Ganti (Pronomina)


Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan.
Kelompok kata ini dapat dibedakan menjadi 6 bentuk, yaitu:
1. Kata Ganti Orang ialah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti orang
dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
 Kata ganti orang pertama tunggal, misal: aku, saya.
 Kata ganti orang pertama jamak, misal: kami, kita.
 Kata ganti orang kedua tunggal, misal: kamu.
 Kata ganti orang kedua jamak, misal: kamu, kalian, Anda, kau/engkau.
 Kata ganti orang ketiga tunggal, misal: dia, ia.
 Kata ganti orang ketiga jamak, misal: mereka, beliau.
 Contoh kalimat:
o Aku seorang pelaut.
o Kami semua bersaudara.
o Kamu sangat cantik sekali.
o Kalian sangat luar biasa sekali.
o Dia salah satu mahluk cantik di dunia ini.
o Mereka semua bersahabat dari kanak-kanak.
2. Kata Ganti Kepemilikan ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan
kepemilikan, misal: “buku kamu/bukumu”, “buku aku/bukuku”, “buku
dia/bukunya”,dsb.
Contoh: Buku yang tertinggal di kelas kemarin adalah bukunya.
3. Kata Ganti Penunjuk ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu tempat
atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh, misal: “di sini”, “di sana”, “ini”, “itu”,
dsb.
Contoh: Letakkan meja itu di sana.
4. Kata Ganti Penghubung: ialah kata ganti yang digunakan untuk menghubungkan
anak kalimat dan induk kalimat kata yang dipakai yaitu: “yang”, “tempat”,”waktu”.
Contoh: Kami sedang menyaksikan pertandingan sepak bola yang disiarkan langsung
dari Myanmar.
5. Kata Ganti Tanya: ialah kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi mengenai
sesuatu hal, kata Tanya yang dimaksud ialah “apa”, “siapa”, “mana”.
Contoh: Siapa yang menjadi pemain terbaik di Liga Indonesia tahun lalu?
6. Kata Ganti Tak Tentu: ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau
menggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu (banyak), misal:
masing-masing, sesuatu, para, dan lain-lain.
Contoh: Para siswa diminta untuk membawa buku catatan saat seminar nanti.
4) Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja, kata
sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh
kalimat. Kata keterangan dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Kata Keterangan Tempat: ialah jenis kata yang memberikan informasi mengenai
suatu lokasi, misal: di sini, di situ, dan lain-lain.
Contoh: Silakan letakkan payungnya di sana.
2. Kata Keterangan Waktu: ialah jenis keterangan yng menginformasikan
berlangsungnya sesuatu dalam waktu tertentu, misal: sekarang, nanti, lusa, dan lain-
lain.
Contoh: Saya masih sangat mencintaimu sampai sekarang.
3. Kata Keterangan Alat: ialah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa sesuatu itu
dilakukan ataupun berlangsung, misal: “dengan tongkat”, “dengan motor”, dan lain-
lain.
Contoh: Ayah mengambil mangga itu dengan bambu.
4. Kata Keterangan Syarat: ialah kata keterangan yang dapat menerangkan terjadinya
suatu proses dengan adanya syarat-syarat tertentu, misal: jikalau, seandainya, dan
lain-lain.
Contoh: Kamu sekarang pasti masih mencintaiku seandainya orang itu tidak hadir ke
kehidupan kita.
5. Kata Keterangan Sebab: ialah jenis kata yang memberikan keterangan mengapa
sesuatu itu dapat terjadi, misal; sebab, karena, dan lain-lain.
C ontoh: Kecelakaan itu terjadi karena tidak tertibnya para pengguna jalan.

5) Kata Bilangan (Numeralia)


Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan, urutan
sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa bagian,
yaitu:
o Kata bilangan tentu, contoh: satu, dua, tiga, dan seterusnya.
Contoh: Empat kilometer adalah jarak antara rumahku dengan rumahnya.
o Kata bilangan tak tentu, contoh: semua, beberapa, seluruh, dan lain-lain.
Contoh: Semua kontestan wajib datang 30 menit sebelum acara dimulai.
o Kata bilangan pisahan, contoh: setiap, masing-masing, tiap-tiap.
Contoh: Setiap regu diharuskan menyiapkan satu yel untuk penyemangat.
o Kata bilangan himpunan, contoh: berpuluh-puluh, berjuta-juta.
Contoh: Berpuluh-puluh kilometer jarak yang aku tempuh hanya untuk menemuimu.
o Kata bilangan pecahan, contoh: separuh, setengah, sebagian, dan lain-lain.
Contoh: Separuh dari pendapatan hari ini akan kita sumbangkan.
o Kata bilangan ordinal/giliran, contoh: pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
Contoh: Anisa menjadi orang yang pertama merasakan wahana di tempat wisata itu.

6) Kata Tugas
Kata tugas ialah kata yang memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal.
Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga
menjadi kalimat transformasi. Dari segi bentuk umumnya, kata-kata tugas sukar
mengalami perubahan bentuk. Kata-kata seperti : dengan, telah, dan, tetapi dan
sebagainya tidak bisa mengalami perubahan. Tapi, ada sebagian yang bisa
mengalami perubahan golongan kata ini jumlahnya sangat terbatas, misalnya: tidak,
sudah kedua kata itu dapat mengalami perubahan menjadi menidakkan &
menyudahkan.

D. Pengertian Diksi
Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang diksi , berikut beberapa pendapat para ahli
mengenai pengertian diksi :
Menurut Susilo Mansurudin pengertian diksi adalah pilihan kata. Pemakaian
diksi yang tepat, cermat, dan benar dapat membantu memberi nilai pada suatu kata.
Menurut Harimurti pengertian diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam mengarang.

Pengertian diksi menurut KBBI adalah pemilihan kata yang memiliki makna
tepat dan selaras atau dalam penggunannya memiliki kecocokan dalam mengungkapkan
gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar
pilihan kata.
Maka dapat disimpulkan diksi adalah pemilihan kata yang tepat, cermat, dan
benar dapat memberikan efek tertentu dalam mengungkapkan gagasan dengan pokok
pembicaraan, peristiwa dan khalayak pembaca atau pendengar pilihan kata
 Fungsi Diksi
Secara umum, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:
– Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu
cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut,
menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya.
– Membantu audiens/ pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis atau pembicara.
– Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
– Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat.
– Menjadi lambang ekspresi yang ada pada suatu gagasan.

 Jenis-Jenis Diksi dan Contohnya


Secara umum diksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu diksi berdasarkan maknanya
dan diksi berdasarkan leksikal. Berikut penjelasannya:
a) Diksi Berdasarkan Maknanya
a) Makna Denotatif
Denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Berikut ini
contoh diksi bermakna denotatif:
 Ryan sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
 Robby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang.
 Carla berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan “keuntungan melimpah”
b) Makna Konotatfi
Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Berikut ini
contoh diksi dengan makna konotatif:
 Rio harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya.
 Hanny adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu tentang berbagai hal
 Romeo suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat “durian runtuh”.
b) Diksi Berdasarkan Leksikal
a) Sinonim
Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini
contoh sinonim:
 Bahagia = Senang
 Matahari = Mentari
 Cantik = Elok
 Lezat = Enak
 Pintar = Pandai
b) Antonim
Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh
antonim:
 Naik x Turun
 Besar x Kecil
 Banyak x Sedikit
 Tinggi x Rendah
 Gelap x Terang
 Cepat x Lambat
 Bagus x Jelek
 Mahal x Murah
c) Homonim
Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda
satu sama lain. Berikut contoh homonym:
 Bulan itu terlihat bulat penuh malam ini.
 Semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan.
 Kata bulan pada kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan
lafalnya sama.
d) Homofon
Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama.
Berikut contoh homofon:
 Anton menabung uangnya di Bank secara rutin.
 Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan.
Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan
dan maknanya berbeda.
e) Homograf
Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama.
Berikut contoh homograf:
 Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng.
 Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur.
Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda.
f) Polisemi
Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Berikut contoh polisemi:
 Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan.
 Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik.
Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan
kata yang sama.
g) Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim
adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim.
Berikut contoh hipernim dan hiponim:
 Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa,
kuda, dan lain-lain.
Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah,
singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian diatas,kita dapat menarik kesimpulan bahwa
Kreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis gagasan atau
ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan penulis
dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus sesuai
dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata- kata itu. Pembentukan kata atau istilah
adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi
mempunyai persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulis
annya dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah
inimengenai pengetahuan diksi (pilihan kata).Penulis menyarankan kepada semua pembaca
untuk mempelajarin pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan mempelajari diksidi
harapkan mahasiswa dan mahasisi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun
suatu gagasan agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Alfin Jauharoti, Rosyidi Zudan, FONOLOGI DANb MORFOLOGI, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel Press, 2014) hal. 90

Masnur Muslich, Sumber tata bentuk bahsa indonesia, kajian ke arah tatabahasa deskriptif,
(Jakarta: Bumi aksara, 2009) hal. 110.

Alfin Jauharoti, Rosyidi Zudan, FONOLOGI DAN MORFOLOGI, (Surabaya: UIN Sunan
Ampel Press, 2014) hal. 90

Ibid, hal. 91

Masnur Muslich, Sumber tata bentuk bahasa indonesia, kajian ke arah tatabahasa deskriptif,
(Jakarta: Bumi aksara, 2009) hal. 110.

H. Alwi; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono (1998). Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI) (edisi ke-Jilid 8). Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka. 1990.
hlm. hlm. 217–218.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1997.

Monier-Williams, Monier (1899). Sanskrit-English Dictionary.

"Pengertian Diksi, Fungsi Diksi, dan Macam-macam Diksi | Pengertian dan Definisi". Diakses
tanggal 13 Maret 2017.

"Pengertian dan Contoh Diksi | Kelas Bahasa Indonesia". Diakses tanggal 13 Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai