OLEH :
NAMA. MUHAZZAB
NIM. 201030200040
PEMBIMBING
TAHUN 2020
BAB 1
A. Latar Belakang
Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60
tahun lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia
lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah
tersebut terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Data WHO
menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hidup orang didunia adalah 66 tahun, pada
tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. Jumlah
proporsi lansia di Indonesia juga bertambah setiap tahunnya. Data WHO pada tahun
2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% dari total populasi, tahun 2011 menjadi
7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan proporsi lansia sebesar 8,1% dari total
populasi (WHO, 2015).
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana
pembuluh darah memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg yang menetap. Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk
melawan tekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke
seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja
(WHO, 2013).
Di Indonesia angka kejadian pada penderita hipertensi prevelensinya terus mengalami
peningkatan. Angka kejadian hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah
menunjukkan penurunan dari 31,7% tahun 2013 menjadi 25,8% tahun 2014
sedangkan angka untuk Provinsi Jawa barat 25,8% pada tahun 2013 dan mengalami
peningkatan menjadi 38,8% pada tahun 2014 (Riskesdes, 2013). Selain itu menurut
profil kesehatan Jawa barat pada tahun 2015 di Provinsi Jawa barat terdapat 275.000
jiwa menderita hipertensi (Wahyuni, 2015).
Menurut data dinas kesehatan kabupaten bogor, jumlah penderita darah tinggi pada
tahun 2013 sebanyak 16,890 orang (7,77%), pada tahun 2014 sebanyak 18,579 orang
(7,92%), dan pada tahun 2015 sebanyak 27,871 orang (11,47%), pesentase penderita
hipertensi berdasarkan data tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Penyakit hipertensi juga selalu menduduki ke-3 dari 10 besar penyakit yang tercatat
(Dinkes, 2015).
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi Ny. N berusia 65 tahun, sering mengeluh
pusing dan sakit kepala, klien tahu bahwa dirinya mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi jamun jarang mengontrol tekanan darahnya ke fasilitas kesehatan terdekat, bila
terasa pusing dan sakit kepala Ny. N hanya minum obat warung saja, klien juga
mengatakan sering mengkonsumsi ikan asin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan gerontik pada Ny.N dengan masalah kesehatan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui asuhan
keperawatan keluarga dengan penderita hipertensi
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
a. Apa definisi Hipertensi
b. Apa klasipikasi Hipertensi
c. Apa etiologi Hipertensi
d. Apa manifestasi klinis Hipertensi
e. Apa komplikasi Hipertensi
f. Bagaimana pelaksanaan Hipertensi
g. Bagaimana pengobatan tradisional Hipertensi
h. Bagaimana pencegahan Hipertensi
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
klasifikasi Hipertensi
E. Patofisiologi Hipertensi
Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Darah pada setiap denyut jantung di paksa untuk melalui pembuluh yang
sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi
pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklirosis.
Dengan cara yang sama tekanan darah juaga meningkat pada saat terjadi
vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormone di dalam darah. Bertambahnya cairan
dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi
jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh.volume darah dalam tubuh meningkat sehingga
tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuain terhadap faktor-faktor tersebut dilaksankan oleh perubahan di dalam
fungsi ginjal dan system saraf atonom (bagian dari system saraf yang mengatur
berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal, ginjal
mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air yang akan
menyebabkan berkurangya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal
juga bisa meningkatkan tekanan drah dengan menghasilkan enzim yang disebut
rennin, yang memicu pembentukan hormone aldosteron. Ginjal merupakan organ
penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan
kelainan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri
renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau
kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. Dengan meningginya
tekanan darah menunjukkan tanda dan gelaja seperti sakit kepala, pusing, palpitasi
(berdebar-debar), mudah lelah bahkan pada beberapa kasus penderita tekanan
darah tinggi biasanya tidak merasakan apa-apa, bila demikian gejala baru akan
muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang untuk
sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight
(reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar) meningkatnya arteriola di daerah
tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan pasokan darah yang lebih
banyak mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal sehingga akan
meningkatkan volume darah dalam tubuh melepaskan hormone epinefrin
(adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) yang merangsang jantung dan
pembuluh darah. Faktor stress merupakan satu faktor pencetus terjadinya
peningkatan tekanan darah dengan proses pelepasan hormone epinefrin dan
norepinefrin (Endang, 2014).
F. Komplikasi Hipertensi
Jika hipertensi tidak dikendalikan akan dampak pada timbulnya komplikasi
penyakit lain. Komplikasi hipertensi pada organ lain dapat menyebabkan penyakit
lain dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, perdarahan selaput getah bening
(retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak dan kelumpuhan. Berikut
komplikasi penyakit hipertensi adalah :
1. Stroke
Tekanan darah yang tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak
(stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Biasanya kasus ini terjadinya
secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberpa menit (prapti,
2010).
2. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga
jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan
kerja keras jantung untuk memompa darah (Prapti, 2010).
3. Gagal ginjal
Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan
akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi ginjal menurun
hingga mengalami gagal ginjal. Ada 2 jenis kalainan ginjal akibat hipertensi,
yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna (Prapti, 2010).
4. Kerusakan Pada Mata
Tekanaan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan saraf pada mata (Prapti, 2010).
G. Penatalaksanaan Hipertensi
Tatalaksana Hipertensi ada 3 antara lain menurut (Endang, 2014) yaitu :
1. Penatalaksaan non farmakologi
Pengobatan secara nonfarmokologi atau lebih dikenal dengan pengobatan
tanpa obat-obatan, pada dasarnya merupakan tindakan yang bersifat pribadi
atau perseorangan. Artinya menimbulkan pengaruh berarti. Namun bagi
penderita lain itu cukup signifikasi dalam mengendalikan tekanan darah.
Seseorang yang terbukti menderita hipertensi sulit untuk sembuh, tetapi orang
tersebut dapat berusaha mengendalikan tekanan darahnya agar tidak terlalu
berdampak pada kesehatannya. Pada dasarnya pengobatan hipertensi tanpa
obat-obatan lebih menekankan pada perubahan pola makan dan gaya hidup.
Berikut pengobatan nonfarmakologi menurut (Endang, 2014) yaitu:
b. Mengurangi konsumsi garam
Garam dapur mengadung 40% natrium.oleh karena itu, tindakan
mengurangi garam juga merupakan usaha mencegah sedikit natrium yang
masuk kedalam tubuh. Mengurangi konsumsi garam pada awalnya
memang tarasa sulit. Keadaan ini terjadi karena individu terbiasa dengan
makanan berasa asin selama puluhan tahun. Tentu memerlukan usaha yang
keras untuk mengurangigaram. Namun, umumna hal tersebut hanya akan
berlangsung pada awalnya saja, setelah berlangsung selama satu bulan
penderita menjadi menyukai makanan itu terasa makanan itu tarasa asin.
Pada dasarnya untuk mengurangi konsumsi garam.
c. Mengendalikan berat badan
Mengendalikan berat badan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya mengurangi porsi makanan yang masuk kedalam tubuh atau
mengimbangi dengan melakukan banyak aktivitas, penurunan 1kg berat
badan dapat menyebabkan tekanan darah turun 1mmHg.
d. Mengendalikan minum (kopi dan alkohol).
Kopi tidak baik di konsumsi bagi individu dengan hipertensi karena,
senyawa kafein dalam kopi dapat memicu meningkatnya denyut jantung
yang berdampak pada peningkatan tekanan darah. Minuman beralkohol
dapat menyebabkan hipertensi karena, bila di konsumsi dalam jumlah yang
berlebihan akan meningkatkan tekanan darah. Pada dasarnya pada
penderita hipertensi perlu meninggalkan minuman beralkohol.
e. Membatasi konsumsi lemak
Konsumsi lemak berkaitan dengan kadar kolestrol dalam darah. Kadar
kolestrol yang tinggi dapat mengakibatkan penebalan pembuluh darah. Jika
endapan itu terjadi semakin banyak, dinding pembuluh darah makin kaku
atau berkurang kelenturanya. Kondisi ini dapat memperparah jantung
karena jantung bekerja semakin berat saat memompa darah sehingga
memperparah penderita hipertensi. Pada penderita hipertensi harus menjaga
kadar kolestrol normal dalam darah sekitar 200 mg-250 mg per 100 cc.
f. Berolah raga teratur
Seorang penderita hipertensi bukan dilarang untuk berolahraga,tetapi
dianjurkan olahraga secara teratur. Memang ada beberapa jenis olahraga
yang tidak dianjurkan, bahkan dilarang dilakukan oleh penderita hipertensi,
yaitu karena yoga dan olahraga sejenisnya. Bagi penderita hipertensi semua
olahgara baik dilakukan asal tidak menyebabkan kelelahan fisik dan selain
itu olahraga ringan yang dapat sedikit meningkatkan denyut jantung dan
mengeluarkan keringat. Beberapa olahraga yang dapat dipilih adalah gerak
jalan, senam, atau berenang.
g. Menghindari stress
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Carell Medical College menyatakan
bahwa seseorang yang mengalami takanan jiwa (stress) selama bertahun-
tahun ditempat kerja dapat mengalami resiko hipertensi sebanyak tiga kali
lebih besar. Sebaliknya orang-orang yang berpikiran positif dan optimis
mempunyai peluang lebih kecil terkena hipertensi.
1. Penatalaksanaan Farmakologi
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan takanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
bertambah kuat. Pengobatan standar yang diajukan oleh Komite Dokter Ahli
Hipertensi (Joint Commite On Detection, Evaluation and Treatment Of High
Blood Preasure, USA, 2010) menyimpulkan bahawa obat diuretik, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat di gunakan sebagai obat tunggal pertama
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita (Padila, 2013).Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-
obatan seperti berikut (Endang, 2014) :
a. Golongan Diuretik
Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi
volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik
juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilanya
kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau
obat penahan kalium. Diuretik sangat efektif pada orang kulit hitam, lanjut
usia, kegemukan, penderita gagal ginjal jantung atau penyakit ginjal menahun.
b. Penghambat Adrenergik
Merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-bloker, beta bloker labetol,
yang menghambatefek sistem saraf simpatis. System saraf simpatis adalah
sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stress,
dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang palinh sering digunakan
adalah beta-bloker yang efektif diberikan pada penderita usia muda, penderita
yang mengalami serangan jantung
c. ACE-inhibitor
Obat ini efektif diberikan kepada orang kulit putih, usia muda, penderita gagal
jantung. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)
menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
d. Angiotensin-II-bloker
Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang
26mirip dengan ACE-inhibitor.
e. Antagonis kalsium
Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-
benar berbeda. Sangat efektif diberikan kepada orang kulit hitam, lanjut usia,
nyeri dada, sakit kepala (migren).
2. Alternatif /Herbal
National center for complementary and alternative medicine of thenational
institute of health telah mengklasifikasikan berbagai macam terapi dan sistem
perawatan menjadi 5 kategori. Salah satu kategorinya adalah biological base
therapies (BBT). BBTmerupakan sebuah jenis terapi komplementer yang
menggunakan bahan alam dan termasuk kedalam BBT adalah herbal. Beragam
terapi herbal yang telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tekanan darah
(Ulfah, 2012).
a. Rosella
Kelopak bunga rosella kering dan air panas dapat menurunkan tekanan darah.
Cara membuatnya adalah cuci sampai bersih bunga rosella, lalu seduh dengan
air panas, jangan ditambahkan gula. Minum ramuan sehari dua kali
secararutin selama satu bulan. Resep berikutnya menggunakan ciplukan
kering 5g dan air bersih 110 ml. cara membuatnya dengan mencuci ciplukan,
lalu rebus dengan 110ml air bersih selama seperempat jam sambil sesekali
diaduk, angkat lalu saring dan dinginkan. Minum ramuan sehari dua kali,
setiap minum sebanyak 100ml. jangan gunakan ramuan ini lebih dari 24jam.
b. Daun salam
Tumbuhan ini mengandung minyak asiri khususnya sitral dan eugenol, juga
mengandung tanin dan flavonoid. Jenis tanaman ini tumbuh liar dihutan,
kebun atau pekarangan diatas daratan rendah sampai pegunungan tinggi.
Untuk mengobati hipertensi diperlukan 20 lembar daun salam yang masih
segar, lalu cuci dengan bersih dan rebus dengan tiga gelas air hingga menjadi
satu gelas. Selanjutnya disaring dan airnya diminum, sehari minum dua kali
sebelum makan (Ulfah, 2012).
c. Bawang putih
Bawang putih 2 butir dikupas kulitnya, air matang hangat 1 gelas, cara
membuatnya adalah kunyah bawang butih lalu telan, lalu minumlah air
matang hangat. Lakukan 3 x 1 hari.
d. Mengkudu
Siapkah 2 buah mengduku yang sudah masak. Cara membuatnya adalah cuci
sampai bersih buah mengkudu, lalu parut, peras, saring untuk diambil airnya.
Minum ramuan sehari dua sampai tiga kali.
e. Daun seledri
Obat herbal ini dapat menurunkan hipertensi cara membuatnya adalah ambil
daun seledri, lalu cuci sampai bersih, tambahkan air bersih secukupnya.
Setelah itu remas -remaslah dengan tangan, kemudian diperas dan saring
untuk diambil airnya. Minum ramuan secara rutin sehari tiga kali sebanyak
dua sendok makan.
f. Buah timun
Ambil 2 buah timun segar cara membuatnya cuci sampai bersih buah timun,
lalu parut, peras dan saring untuk diambil airnya. Minum ramuan sehari dua
sampai tiga kali. Ramuan ini diminum sekali habis.
II. KONSEP DASAR GERONTIK
A. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade usia lanjut
merupakan tahapan perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
individu yang mencapai usia lanjut dan meruapakan kenyataan yang tidak
dapt dihindari (Notoatmodjo,2007).
Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologis. Sebagai suatu fakta
sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri seseorang dari berbagai
status dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik pertambahan usia dapat
berarti semakin melemahnya manusia secara fisik dan kesehatan
(Prayitno,2000) Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang
kesehatan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang
karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial.
Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan
(Khoiriyah,2011).
B. Klasifikasi Lansia
Menurut Maryam (2008), Lima klasifikasi pada lansia antar lain :
1. Pra Lansia Seseorang yang berusia 45-59 tahun.
2. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3. Lansia resiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
4. Lansia Potensial lansia yang masih masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang masih dapat menghasilkan barang/ jasa.
5. Lansia tidak potensial Lasia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Nugroho (2002),
Lanjut usia meliputi :
1. Usia Petrengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun.
2. Usia Lanjut (eldery) antara 60-74 tahun.
3. Usia lanjut tua (Old) antara 75-90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
C. Tipe Lansia
Menury Maryam (2008), beberapa tipe lanisa bergantung pada karakter,
pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan
ekomoninya. Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan
jaman, mempunyai kesibukan, bersikap raman, rendah hati, sederhana,
dermawan, memnuhi undangan, dan menjadi pantauan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegitan yang hilang dengan yang baru dan selektif dalam
mencari pekejaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mundah tersingung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesel,
pasif dan acuh tidak acuh.
D. Tugas Perkembangan Lanjut Usia
Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkebangan khusus.
Menurut Potter dan Perry (2005), tujuan kategori utama tugas
perkembangan lansia meliputi :
1. Menyesuaikan terhadap kekuatan fisik dan kesehatan
Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan Lansia harus
menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring terjadinya penuaan system
tubuhfisik seiring terjadinya penuaan system tubuh, perubahan
penampilan dan fungsi. Hal ini tidak dikaitkan dengan penyakit, tetapi ini
adalah normal.
2. Menyesuaikan terhadap masa penseiun dan penurunan pendapatan
Lansia umunya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh karna itu
mungkin perlu untuk menyesuaikan dan membuat perubahan karena
hilangnya peran kerja.
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan kadang
anaknya. Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi bagi lansia yang
menguntungkan hidupnya dari seseorang yang meninggalkan yang berarti
bagi dirinya.
4. Menerima diri sendiri sebagai individu lanisa
Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri
selama penuaan. Mereka dapat memperhatikan ketidakmampuannya
sebagai koping dengan menyangkal penurunan fungsi, meminta cucunya
untuk tidak memanggil mereka “nenek” atau menolak meminta bantuan
dalam tugas yang menetapkan keamanan mereka pada resiko yang besar.
5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan fisik
dapat mengharuskan pindah kerumah yang lebih kecil dan untuk seorang
diri.
6. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak dewasa
Lansia sering memperlukan penetapkan hubungan kembali dengan anak-
anaknya yang telah dewasa.
7. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup
Lansia harus belajar menerima aktivitas dan minat baru untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Seseorang yang sebelumnya aktif
secara sosial sepanjang hidupnya mungkin merasa relative mudah untuk
bertemu orang baru dan dapat minat baru. Akan tetapi, seseorang yang
introvert dengan sosialisasi terbatas mungkin menemui kesulitas bertemu
orang yang baru selama pension.
OLEH :
NAMA. MUHAZZAB
NIM. 201030200040
TAHUN 2020
FORMAT PENGKAJIAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Sumber : Ny. N
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Klien
: Meninggal
B. Riwayat penyakit keluarga
Ny. N mengatakan tidak tahu riwayat penyakit keluarganya karena waktu jaman
dahulu keluarga Ny.N tidak pernah berobat ke fasilitas kesehatan.
C. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama saat ini :
Ny.N mengatakan saat ini masih sering merasa lemas, pusing dan sakit kepala,
Ny.N mengatakan sering terbangun malam hari karena sakit kepala, Ny. N
mengatakan jarang memeriksa tekanan darahnya, Ny.N mau pergi kedokter jika
kepalanya sakit yang sudah tidak tertahan lagi.
D. Pengkajian
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Ny. N mengetahui bahwa kesehatan itu penting untuk dikontrol. Ny. N jarang
mengontrol atau mengecek tekanan darahnya hanya bila kebetulan saja sedang
berobat ke fasilitas kesehatan, karena Ny. N merasa hanya pusing biasa dan
bisa sembuh dengan meminum obat warung.
2. Pola nutrisi
Ny. N mengatakan nafsu makannya baik, makan 2 x sehari 1 porsi makan
habis, minum 6-7x sehari.
3. Pola eliminasi
Ny. N mengtakan BAB lancar 1 x sehari, BAK 3-4 x sehari dan mengatan
tidak ada masalah dengan BAB atau BAK
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Berpindah / berjalan V
Ambulasi / ROM V
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
4 : Tergantung total
5. Pola tidur dan istirahat
Ny.N mengatakan kalau tidur malam mulai jam 08:30 WIB bangun pagi jam
04:30 WIB untuk melakukan solat subuh, Ny. N mengtakan sering terbangun
tengah malam karena nyeri di kepalanya.
6. Pola pereptual
Ny. N mengatakan sering memikirkan penyakitnya dan hanya membiarkan
penyakitnya tanpa pasilitas kesehatan, Ny. N berfikir penyakitnya bisa
sembuh dengan sendirinya.
E. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
Composmentis
b. TD : 170/90 mmHg, Nadi : 87x/menit, respirasi : 23x/ menit
c. Temperatur : 37 °C
d. Kepala : Rambut panjang dan hamper semua sudah beruban, tidak ada
benjolan, luka ataupun lesi.
e. Leher : Normal, tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar, tidak
ada nyeri tekan atau \pun nyeri telan.
f. Thorak : Tampak simetris, tidak ada distensi ataupun pengembangan
dada yang abnormal, tidak ada dispneu, tidak ada nyeri dada.
g. Abdomen : tampak simetris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri
tekan ataupun benjolan.
h. Ekstremitas : bagian atas dan bawah tampak normal/ simetris, tidak ada
deformitas, pergerakan normal, tidak ada nyeri sendi.
2. Pemeriksaan panca indra
a. Penglihatan (mata)
1) Bola mata : tampak simetris, pupil isokor, pergerakan normal
2) Konjungtiva : unanemis
3) Sclera : normal
4) Reflek pupil : ada
5) Gangguan penglihatan : tidak ada masalah
b. Pendengaran (telinga)
1) Bentuk telinga : simetris
2) Nyeri : tidak ada
3) Liang telinga : bersih
4) Gangguan pendengaran : tidak ada masalah
c. Pengecapan (mulut) : tidak ada masalah
d. Sensasi (kulit) : ada
e. Penciuman : tidak ada masalah
2. Minum
9. Mengnakan Pakaian
Total = 10 Total =0
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental
Tes dilakukan dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
H. Pengkajian Resiko Jatuh
Morse Fall Scale (MFS)
6. Status mental
TOTAL SKALA 25
Intepretasi :
15 Apakah anda pikir bahwa keadaan orang lain lebih baik dari
pada Anda?
Intepretasi :
20-40 : tidak ada depresi
J. The Mini Nutrition Asssessment
Interpretasi hasil :
Jika total skor ≥12 hanya screening, TIDAK dillanjutkan kuesioner pengkajian
K. Analisa data
No Data Problem Etiologi
1. Ds :
1. Ny. N mengatakan sering Agen Pencedera Nyeri Akut
pusing, dan nyeri dirasakan Fisilogis
dibagian kepala
2. Ny. N mengatakan nyeri
dirasakan saat terlalu banyak
aktivitas
3. Ny. N mengatakan rasa nyeri
yang di rasakan terkadang
mengganggu aktivitasnya
4. Ny. N mengatakan nyeri nya
terasa cekot-cekot
Skala nyeri 3 (0-5)
Do :
DO :
DO :
A:
P:
- lanjutkan intervensi
A:
lanjutkan intervensi
- meanjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
Masalah teratasi
P:
-Hentikan intervensi
1 Defisit Edukasi Kesehatan senin 15 maret 2021
Observasi
pengetahuan 10.14
- mengidentifikasi kesiapan dan S:
berhubunga kemampuan menerima informasi
terapeutik:
n dengan 10.23 - Klien mengatakan tidak
-menyediakan materi dan media
kurang pendidikan kesehatan mengetahui penyebab
-menjadwalkan pendidikan kesehatan
Terpapar 10.32 tekanan darahnya naik
sesuai kesepatakan
informasi -memberikan kesempatan untuk
bertanya O:
Edukasi
10.40 - menjelaskan faktor risikoyang tepat Klien tampak tenang, kesadaran
mempengaruhi kesehatan composmentis, sebelum
dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang hipertensi
klien banyak bertanya tentang
penyebab, tanda dan gejala,
komplikasi , cara pengobatan
tradisional
A : Masalah kurang
pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
A : Masalah kurang
pengetahuan belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Memberikan penyuluhan
tentang hipertensi, tanda dan
gejala, penyebab dan cara
pengobatan tradisional untuk
menurunkan tekanan darah
( hipertensi )
- Anjurkan klien mengurangi
makanan yang tinggi lemak
dan banyak kandungan garam
berlebih
- Anjurkan klien untuk control
kesehatannya ke fasilitas
kesehatan terdekat
A : Masalah kurang
pengetahuan sudah teratasi
P : Stop intervensi
LAPORAN PENDAHULUAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERTEMUAN KE-1
(KUNJUNGAN PERTAMA)
A. Latar belakang
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data
tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul dianalisa sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
A. 1. Latar Belakang
Setelah melakukan pengkajian pada gerontik di temukan masalah keperawatan
nyeri akut Ny. N (65th) berhubungan dengan Agen Pecendra Fisiologis dan
Defisit pengetahuan Ny. N (65th) berhubungan dengan kurangnya Terpapar
informasi kesehatan mengenai proses penyakit dan Ganguguan pola tidur
berhubungan dengan Kurang Kontrol Tidur
3. Masalah Keperawatan
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit lansia dapat memprioritaskan masalah kesehatan yang
ada pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Lansia mampu mengenal masalah kesehatan yang ada
b. Lansia menyetujui adanya masalah kesehatan yang ada
c. Lansia memutuskan untuk memprioritaskan masalah kesehatan yang ada
4. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Memprioritaskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn. N
b. Metode : Diskusi
c. Media : Alat tulis
d. Waktu :
e. Tempat : Rumah keluarga Tn. N
f. Strategi :
1) Orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Memvalidasi keadaan keluarga
c) Mengingatkan kontrak
2) Kerja
a) Mengenal masalah kesehatan yang ada, berdiskusi dengan keluarga
tentang masalah kesehatan yang ada, keluarga memprioritaskan
masalah kesehatan yang ada bersama perawat
3) Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan salam
4) kriteria evaluasi
a) Struktur
LP disiapkan
Alat bantu/ media disiapkan
Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
b) Proses
Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
Keluarga aktif dalam kegiatan
c) Hasil
Keluarga mampu mengenal dan menyetujui masalah kesehatan
yang ada dan memutuskan untuk memprioritaskan masalah
kesehatan bersama perawat.
LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERTEMUAN KE-3
(KUNJUNGAN KE 3)
A. Pengkajian
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian hari Kamis 11 Maret 2021 yang dilakukan pada
Ny. N didapatkan data bahwa nyeri akut.
Hasil pemeriksaan fisik hari Kamis 11 Maret 2021 terdapat nyeri pada kepala
akibat tingginya tekanan darah Ny. N.
4. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Hipertensi dan pengobatannya
b. Metode : Diskusi , demonstrasi
c. Media : Lembar balik, leaflet
d. Waktu : senin 15 Maret 2021
e. Tempat : Rumah keluarga Ny.N
f. Sasaran : Ny. N
g. Target : Ny. N
h. Strategi pelaksanaan
1) Orientasi (5 menit)
a) Mengucapkan salam
b) Memvalidasi keadaan keluarga
c) Mengingatkan kontrak dan membuat konrak baru
2) Fase kerja (20 menit)
a) Menjelaskan tentang Hipertensi : pengertian, jenis, penyebab,
tanda dan gejala, makanan yang dilarang memelihara lingkungan
yang aman serta perawatan hipertensi di rumah
b) Mempraktekkan pengobatan tradisional dengan air rebusan daun
salam
c) Menanyakan kembali materi yang di jelaskan
d) Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya
e) Memotivasi keluarga untuk redemonstrasi
f) Memberikan reinforcemen positif atas usaha yang telah dilakukan
oleh keluarga.
3) Fase Terminasi (5 menit)
a) Menanyakan perasaan keluarga setelah diberikan penjelasan
tentang hipertensi dan cara pengobatan tradisionalnya.
b) Meotivasi keluarga untuk melakukan hasil diskusi tentang
hipertensi dan memberikan obat tradisional yang telah
didemonstrasikan apabila nyeri terjadi.
c) Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.
4) Kriteria evaluasi
a) Struktur
LP disiapkan
Media dan alat sudah disiapkan
Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan pada pertemuan
sebelumnya.
b) Proses
Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
Keluarga aktif dalam proses kegiatan
c) Hasil
Keluarga mampu menyebutkan pengertian, jenis, penyebab,
tanda dan gejala, makanan yang dilarang, memelihara
lingkungan yang aman dan mengidentifikasi masalah hipertensi
kepada Ny. N
Lansia mampu menyebutkan cara perawatan hipertensi di
rumah
Lansia mendemonstrasikan cara pembuatan pbat tradisional
dengan air rebusan daun salam.
PRE PLANING IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG HIPERTENSI
A. Latar belakang
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana
pembuluh darah memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg yang menetap. Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk
melawan tekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke
seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja
(WHO, 2013).
Menurut data dinas kesehatan kabupaten bogor, jumlah penderita darah tinggi pada
tahun 2013 sebanyak 16,890 orang (7,77%), pada tahun 2014 sebanyak 18,579 orang
(7,92%), dan pada tahun 2015 sebanyak 27,871 orang (11,47%), pesentase penderita
hipertensi berdasarkan data tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Penyakit hipertensi juga selalu menduduki ke-3 dari 10 besar penyakit yang tercatat
(Dinkes, 2015).
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi pada keluarga Ny. N yang tinggal di RT
02/ RW 03 kecamatan Bojong Sari, kota Depok. Ny. N mempunyai 2 orang anak, Ny.
N tinggal bersama anaknya Tn. N dan menantunya dan juga cucu-cucunya, dari hasil
wawancara dengan Ny. N (lansia) mengatakan bahwa Ny. N mempunyai riwayat
hipertensi sejak lama. Hasil observasi didapatkan tekanan drah 170/90 mmHg, suhu
37°C, nadi 87x/ menit, RR 23x/menit. Ny. N mengtakan sering mengeluh pusing dan
sakit kepala. Ny. Ndan keluarga tahu bahwa ia mempunyai riwayat hipertensi tetapi
jarang mengkontrol tekanan darahnya ke dokter atau ke fasilitas kesehatan terdekat,
jika kepalanya tersa sakit Ny. N hanya meminum obat warung.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatn selama 30 menit, di harapkan klien dapat :
a. Mengetahui pengertian tentang hipertensi
b. Mengetahui penyebab hipertensi
c. Mengetahui komplikasi hipertensi
d. Mengetahui pencegahan hipertensi
e. Mengetahui pengobatan hipertensi
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatn selama 30 menit, di harapkan klien dapat
menyebutkan :
a. menyebutkan pengertian tentang hipertensi
b. menyebutkan penyebab hipertensi
c. menyebutkan komplikasi hipertensi
d. menyebutkan pencegahan hipertensi
e. menyebutkan pengobatan hipertensi
C. Metode pelaksanaan
Ceramah dan Tanya jawab
E. Strategi pelaksanaan
Hari / Tanggal : Rabu 17 Maret 2021
Tempat : Serua Kel.Bojong Sari Rt 02/ 03 (Rumah keluarga Ny.N)
Waktu : 10.00-11.00
G. Setting Tempat
C A D keterangan :
B A : Penyaji
1. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planning telah disiapkan 2 hari sebelum pelaksanaan
b. Media telah disiapkan sebelum pelaksanaan
c. Kontrak waktu, topic, dan tempat dengan masyarakat
2. Evakuasi Proses
a. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat materi yang akan di
sampaikan
b. Keluarga aktif bertanya terhadap hal-hal yang belum diketahui
c. Pendidikan kesehatan berjalan lancer
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga pasien dapat menyebutkan pengertian hipertensi
b. Keluarga pasien menyebutkan minimal 3 dari penyebab hipertensi
c. Keluarga pasien menyebutkan minimal 3 dari komplikasi hipertensi
d. Keluarga pasien menyebutkan minimal 3 dari cara pengobatan hipertensi
LAMPIRAN MATERI
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)
dan angka kematian/mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua
fase sistolik 140 menunjukkan fase darah yang sedang di pompa oleh jantung dan
fase diastolik 90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Endang, 2014).
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana
pembuluh darah memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg yang menetap. Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk
melawan tekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke
seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja
(WHO, 2013).
B. Penyebab
a. Mengkonsumsi garam berlebih
b. Gaya hidup tidak sehat
c. Merokok
d. Mengkonsumsi minuman beralkohol
e. Kegemukan
f. Kurang berolahraga
g. Stress atau banyak fikiran
C. Komplikasi
a. Penebalan dan pergeseran dinding pembuluh darah
b. Stroke
c. Penyakit jantung
d. Kerusakan ginjal
e. Penglihatan menurun
f. Kematian
D. Cara pencegahan
a. Makan makanan yang sehat dan bergizi
b. Olahraga teratur
c. Beratbadan yang ideal
d. Kurangi makanan berlemak tinggi dan tinggi garam
e. Mengubah kebiasaan hidup (mengurangi minum kopi fdan meroko)
f. Hindari stress
g. Control teratur ke fasilitas kesehatan
E. Pengobatan Tradisional
a. Rosella
Kelopak bunga rosella kering dan air panas dapat menurunkan tekanan darah.
Cara membuatnya adalah cuci sampai bersih bunga rosella, lalu seduh dengan air
panas, jangan ditambahkan gula. Minum ramuan sehari dua kali secararutin
selama satu bulan. Resep berikutnya menggunakan ciplukan kering 5g dan air
bersih 110 ml. cara membuatnya dengan mencuci ciplukan, lalu rebus dengan
110ml air bersih selama seperempat jam sambil sesekali diaduk, angkat lalu
saring dan dinginkan. Minum ramuan sehari dua kali, setiap minum sebanyak
100ml. jangan gunakan ramuan ini lebih dari 24jam.
b. Daun salam
Tumbuhan ini mengandung minyak asiri khususnya sitral dan eugenol, juga
mengandung tanin dan flavonoid. Jenis tanaman ini tumbuh liar dihutan, kebun
atau pekarangan diatas daratan rendah sampai pegunungan tinggi. Untuk
mengobati hipertensi diperlukan 20 lembar daun salam yang masih segar, lalu
cuci dengan bersih dan rebus dengan tiga gelas air hingga menjadi satu gelas.
Selanjutnya disaring dan airnya diminum, sehari minum dua kali sebelum makan
(Ulfah, 2012).
c. Bawang putih
Bawang putih 2 butir dikupas kulitnya, air matang hangat 1 gelas, cara
membuatnya adalah kunyah bawang butih lalu telan, lalu minumlah air matang
hangat. Lakukan 3 x 1 hari.
d. Mengkudu
Siapkah 2 buah mengduku yang sudah masak. Cara membuatnya adalah cuci
sampai bersih buah mengkudu, lalu parut, peras, saring untuk diambil airnya.
Minum ramuan sehari dua sampai tiga kali.
e. Daun seledri
Obat herbal ini dapat menurunkan hipertensi cara membuatnya adalah ambil daun
seledri, lalu cuci sampai bersih, tambahkan air bersih secukupnya. Setelah itu
remas -remaslah dengan tangan, kemudian diperas dan saring untuk diambil
airnya. Minum ramuan secara rutin sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.
f. Buah timun
Ambil 2 buah timun segar cara membuatnya cuci sampai bersih buah timun, lalu
parut, peras dan saring untuk diambil airnya. Minum ramuan sehari dua sampai
tiga kali. Ramuan ini diminum sekali habis.
DAFTAR PUSTAKA
Andormoyo, Sulistyo. (2013). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Badan Pusat Statistik. (2015). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Ernawati, dkk. (2017). Gambaran Kualitas Tidur dan Gangguan Tidur pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. http://repository.unja.ac.id/2381.
Diakses pada tanggal 09 Meret 2021.
Kholifah, Siti Nur. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Keperawatan
Gerontik.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Kepe
rawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf. Diunduh pada tanggal 10 Maret 2021.
PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta : DPP PNI