Abstrak
Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada kompetensi
pertidaksamaan rasional dan irasional melalui penerapan model pembelajaran discovery learning. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 4 Magelang. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus yaitu siklus I
terdiri atas 3 pertemuan dan siklus II terdiri atas 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi dan tes objektif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes objektif. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan model discovery learning
dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 4 Magelang pada kompetensi
pertidaksamaan rasional dan irasional satu variabel. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil tes siklus I
dan tes siklus II. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan tes siklus II, rata-rata persentase pemahaman konsep
matematika siswa mengalami peningkatan sebesar 15,67% yaitu pada siklus I sebesar 66,28% dan meningkat menjadi
77,81% pada siklus II.
The purpose of this classroom action research (CAR) is to improve the students' comprehension on mathematics
concepts of the rational and irrational inequality competencies by applying the discovery learning model. The subject of
this study was the student of X IPS-1 SMA Negeri 4 Magelang. This study was conducted in two cycles i.e. cycle I
consist of 3 meetings and the II cycle consists of 3 meetings. The data collection techniques in this study were
observation and objective tests. The writer used an observation sheet and an objective test problem as the instrument of
this study. Based on the results of this study it shows that the implementation of mathematical learning with the
application of the discovery learning model can improve the mathematical concept of students of class X IPS-1 SMA
Negeri 4 Magelang on the rational and irrational inequality one variable competencies. It is based on data obtained
through the test result cycle I and test cycle II. Based on the analysis of cycle I test results and cycle II test, the average
percentage of students' mathematical concepts increased by 15.67% in the I cycle of 66.28% and increased to 77.81%
in the II cycle.
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 3/No. 2/April 2020
Penerapan Model Disxovery Learning Untuk … 355
Sugiyanto, Arief Budi Wicaksono
10.31002/ijel.v3i2.2337
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 3/No. 2/April 2020
Penerapan Model Disxovery Learning Untuk … 356
Sugiyanto, Arief Budi Wicaksono
10.31002/ijel.v3i2.2337
proses pembelajaran yang penyampaian materinya PTK, peneliti bertindak sebagai pengamat dari
tidak utuh, karena model Discovery Learning keberhasilan penerapan model pembelajaran
menuntut siswa terlibat aktif dalam proses discovery learning terhadap pemahaman konsep
pembelajaran dan menemukan sendiri suatu pada masing-masing siklusnya.
konsep pembelajaran. Ciri utama model Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPS-
Discovery Learning adalah (1) berpusat pada 1 SMA Negeri 4 Magelang. Data dari penelitian
siswa; (2) mengeksplorasi dan memecahkan ini dikumpulkan melalui pengamatan dan tes dari
masalah untuk menciptakan, menghubungkan, masing-masing siklusnya. Penelitian ini
dan menggeneralisasi pengetahuan; serta (3) berlangsung selama dua siklus, yaitu siklus I dan
kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru siklus II. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dan pengetahuan yang sudah ada (Kristin, 2016: dilakukan melalui kegiatan pelaksanaan tes
92). Darmadi (2017: 113-114) menyebutkan prestasi, observasi kegiatan pembelajaran, dan
langkah-langkah pengaplikasian model Discovery wawancara dengan guru dan peserta didik.
Learning yaitu (1) menentukan tujuan
pembelajaran; (2) melakukan identifikasi HASIL DAN PEMBAHASAN
karakteristik siswa; (3) menentukan materi
pelajaran; (4) menentukan topik-topik yang harus Pembelajaran yang dilaksanakan adalah
dipelajari siswa secara induktif; (5) pembelajaran pertidaksamaan rasional dan
mengembangkan bahan-bahan dengan irasional satu variabel menggunakan model
memberikan contoh, ilustrasi, tugas, dan discovery learning berbantuan kahoot pada siswa
sebagainya untuk dipelajari siswa; (6) mengatur kelas X IPS-1 SMA Negeri 4 Magelang. Dalam
topik-topik pelajaran berawal dari yang sederhana sintak model discovery learning ditambahkan
ke yang kompleks, dari yang konkret ke abstrak, perlakukan menggunakan kahoot berbentuk kuis
dan dari tahap enaktif, ikonik sampai ke tahap sebagai tes formatif untuk menilai pemahaman
simbolik; serta (7) melakukan penilaian proses peserta didik terhadap materi pembelajaran.
dan hasil belajar siswa. Syah (dalam Darmadi, Setelah peserta didik memiliki pemahaman yang
2017: 114-117) terdapat prosedur yang harus komprehensif perihal pertidaksamaan rasional dan
digunakan dalam mengaplikasikan model irasional satu variabel, pembelajaran dilanjutkan
Discovery Learning, yaitu (a) stimulation dengan kegiatan menyelesaikan masalah yang
(pemberian rangsangan); (b) problem statement berkaitan dengan pertidaksamaan rasional dan
(identifikasi masalah); (c) data collection irasional satu variabel. Pada praktiknya guru
(pengumpulan data); (d) data processing mengelompokkan peserta didik ke dalam
(pengolahan data); (e) verification (pembuktian); beberapa kelompok. Masing-masing kelompok
dan (f) generalization (menarik kesimpulan). mendapatkan permasalahan yang harus mereka
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diskusikan untuk diselesaikan kemudian
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Penerapan dipresentasikan.
Model Discovery Learning terhadap Pemahaman Observasi dilakukan untuk mengetahui
Konsep Matematika Siswa SMA pada keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan
Kompetensi Pertidaksamaan Rasional dan penerapan model Discovery Learning mulai dari
Irasional. awal siklus I sampai akhir siklus II. Berikut
adalah tabel hasil analisisnya :
METODE PENELITIAN
Tabel 1.Analisis Observasi Pembelajaran
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis Matematika
penelitian tindakan kelas (PTK). Desain penelitian Siklus Pertemuan Persentase Kualifikasi
tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini 1 75% Sedang
adalah model spiral. Pada model spiral tahapan 2 87,5% Tinggi
I
penelitian dibagi menjadi empat tahapan yaitu
Rata-rata 81,25% Tinggi
tahap perencanaan (planning), tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection), 1 87,5% Tinggi
dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan II Sangat
2 100%
yang diharapkan tercapai. Dalam pelaksanaan Tinggi
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 3/No. 2/April 2020
Penerapan Model Disxovery Learning Untuk … 357
Sugiyanto, Arief Budi Wicaksono
10.31002/ijel.v3i2.2337
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 3/No. 2/April 2020
Penerapan Model Disxovery Learning Untuk … 358
Sugiyanto, Arief Budi Wicaksono
10.31002/ijel.v3i2.2337
baik. Hal ini dilihat dari hasil tes siklus yang yang diperoleh melalui hasil tes siklus I dan tes
meningkat. siklus II. Berdasarkan analisis hasil tes siklus I
Manajemen waktu dalam proses pembelajaran dan tes siklus II, rata-rata persentase pemahaman
harus ditingkatkan supaya dapat mencapai konsep matematika siswa mengalami peningkatan
hasil yang lebih baik lagi. sebesar 15,67% yaitu pada siklus I sebesar
66,28% dan meningkat menjadi 77,81% pada
Secara umum keterlaksanaan pembelajaran siklus II. Berdasarkan pedoman kualifikasi pada
matematika dengan penerapan model Discovery tabel persentase tersebut tergolong dalam kategori
Learning pada siklus I dan siklus II sudah sesuai tinggi.
dengan tahapan-tahapan pada pedoman observasi Tercapainya keberhasilan tersebut, tidak
yang sudah disusun peneliti sebelumnya. Pada terlepas dari peran pendidik selama proses
siklus I, penerapan model Discovery Learning pembelajaran, kesesuaian antara tindakan yang
masih belum bisa meningkatkan pemahaman ditempuh oleh pendidik dengan rencana tindakan
konsep matematika secara maksimal. Masih ada yang telah dipersiapkan oleh pendidik dalam
satu aspek yang persentase pencapaiannya hanya pelaksanaan pembelajaran, serta sikap siswa kelas
58,29% dan masih tergolong dalam kategori X IPS-1 SMA Negeri 4 Magelang yang
rendah, yaitu aspek keempat tentang bekerjasama selama proses pembelajaran. Secara
mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
pemecahan masalah. Hal ini disebabkan oleh matematika dengan penerapan model Discovery
tingkat kesulitan soal dan interaksi siswa saat Learning dapat meningkatkan pemahaman konsep
proses pembelajaran pada siklus I belum optimal. matematika siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 4
Interaksi antar siswa berpengaruh pada Magelang pada kompetensi pertidaksamaan
kemampuan mengaplikasikan konsep atau rasional dan irasional satu variabel.
algoritma dalam pemecahan masalah karena
menurut Dewey dalam Oxford (1997) interaksi SIMPULAN
antar siswa tersebut membuat siswa melakukan
proses sosial seperti saling berpendapat serta Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
saling menjelaskan dalam mengkonstruksi konsep telah diuraikan, diketahui bahwa pelaksanaan
yang menjadi tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran matematika dengan penerapan
konsep tersebut akan bermakna bagi siswa. Jika model Discovery Learning dapat meningkatkan
siswa memaknai konsep tersebut maka siswa akan pemahaman konsep matematika siswa kelas X
cenderung lebih mudah dalam mengaplikasikan IPS-1 SMA Negeri 4 Magelang pada kompetensi
konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. pertidaksamaan rasional dan irasional satu
Berdasarkan hasil yang didapat pada siklus variabel. Hal ini berdasarkan data yang diperoleh
II diketahui bahwa penerapan model Discovery melalui hasil tes siklus I dan tes siklus II.
Learning masih belum bisa meningkatkan Berdasarkan analisis hasil tes siklus I dan tes
pemahaman konsep matematika secara maksimal siklus II, rata-rata persentase pemahaman konsep
karena masih terjadi penurunan persentase matematika siswa mengalami peningkatan sebesar
pencapaian siswa pada aspek menyajikan konsep 15,67% yaitu pada siklus I sebesar 66,28% dan
dalam berbagai bentuk representasi matematis. meningkat menjadi 77,81% pada siklus II.
Aspek ini hanya mencapai 63,25% dimana pada Berdasarkan pedoman kualifikasi pada tabel
siklus I berhasil mencapai 63,50%. Hal ini persentase yang dipaparkan pada bagian
disebabkan karena perbedaan tingkat kesulitan pembahasan tergolong dalam kategori tinggi.
soal.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang UCAPAN TERIMA KASIH
telah diuraikan sebelumnya, diketahui bahwa
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan Penulis mengucapkan terima kasih kepada
penerapan model Discovery Learning dapat Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
meningkatkan pemahaman konsep matematika Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi
siswa kelas X IPS-1 SMA Negeri 4 Magelang dan Pendidikan Tinggi yang telah memberikan
pada kompetensi pertidaksamaan rasional dan kepercayaan dan kesempatan untuk mengikuti
irasional satu variabel. Hal ini berdasarkan data Program Bantuan Penugasan Dosen di Sekolah
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 3/No. 2/April 2020
Penerapan Model Disxovery Learning Untuk … 359
Sugiyanto, Arief Budi Wicaksono
10.31002/ijel.v3i2.2337
(PDS) tahun 2019. Kami juga mengucapkan Sani, R. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk
terima kasih kepada semua pihak yang telah Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
membantu dalam menyelesaikan penelitian dan PT. Bumi Aksara.
penulisan artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesian Journal of Education and Learning ISSN 2598-5116 (Print) ISSN 2598-5108 (Online)
Vol. 3/No. 2/April 2020