TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi
atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI
minuman selain ASI yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada
11
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
dalam pemberian MP-ASI tersebut. Sanitasi dan hygienitas MP-ASI
dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama kurun
gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan tambahan
Indonesia, 2014).
12
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
1) Tepat waktu (Timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan
dengan tanda lapar dan ada nafsu makan yang ditunjukkan bayi
terjangkau.
(Siswanto, 2010).
13
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan
(Proverawati, 2010).
Energi merupakan zat gizi utama yang harus ada pada MP-ASI
Protein juga merupakan zat gizi utama selain energi yang harus ada
Lemak adalah sumber energi utama untuk bayi yang masih ASI
atau yang menerima dari produk susu lain atau peternakan. Jumlah
15
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
minimal lemak harus disediakan untuk menjamin kecukupan dari
energi dari lemak (kira-kira 9 kkal/gram) lebih banyak dua kali lipat
dari pada energi yang disumbangkan dari karbohidrat dan protein per
gram (WHO,1998)
16
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
i. Metabolisme Lemak
17
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
menghasilkan energi, CO 2 , dan H 2 O. Pada tahap akhir hidrolisis,
menimbulkan ketosis.
karbohidrat sebagai sumber energi. Otak, sistem saraf dan sel darah
2001).
j. Metabolisme Protein
18
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
menghasilkan energi atau membentuk glukosa akan didahulukan, bila
2. Status Gizi
a. Pengertian
zat-zat gizi dengan empat klasifikasi, yaitu status gizi buruk, kurang,
yang didapatkan dari asupan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh.
19
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Status gizi dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, pengukuran
Indonesia, 2014).
sebagai salah satu strategi mengatasi masalah kuarang gizi pada anak-
akar masalahnya.
1) Penyebab Langsung
terserang penyakit.
sosial.
membutuhkan.
21
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Ketiga faktor tersebut di atas berkaitan dengan tingkat
4) Akar Masalah
22
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi emnjadi empat
a) Antropometri
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
23
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
bisa disebabkan oleh perkiraan yang tidak tepat dalam
2010, dalam Aritonang, 2013). Kategori dan ambang batas status gizi
yang dikonsumsi
umum.
penimbangan.
26
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
e) Secara operasional sering mengalami hambaran karena
masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua ini
B. Kerangka Teori
27
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
di masyarakat
akar masalah
(nasional)
C. Kerangka Konsep
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana asupan energi dari makanan pendamping ASI dan status gizi
2. Bagaimana asupan protein dari makanan pendamping ASI dan status gizi
29
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta