Leyvita Husin - Biomedik III (Ringkasan Entomologi & Parasitologi)
Leyvita Husin - Biomedik III (Ringkasan Entomologi & Parasitologi)
NIM : 19111101006
KELAS : A ( Semester 3 )
I. ENTOMOLOGI
Entomologi (dari bahasa Yunani Kuno ἔντομον (entomon), yang berarti 'serangga'
dan -λογία ( -logia ), yang berarti 'studi') adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga.
[ Entomologi bmerupakan cabang ilmu dari zoologi, dan mencakup ilmu yang
mempelajari artropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya
(Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda).
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan tetapi, arti ini
seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan beruas-
ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau Arachnoidea), serta
luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda). Dimasukannya Arthropoda lain
sebagai bagian yang dibahas pada Entomologi karena ada hubungan
evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan taksomis dengan serangga. Selain itu
dalam konteks fungsional Arthropoda lain berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi
serangga. Melalui entomologi kita akan diajak mengenal serangga lebih jauh. Sebagai
disiplin ilmu yang sudah berkembang pesat entomologi kini dapat dibagi menjadi dua
cabang ilmu yaitu Entomologi Dasar dan Entomologi Terapan.
A. Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih
khusus antara lain :
1. Morfologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan
struktur tubuh serangga, biasanya lebih ditekankan kepada bentuk
dan struktur luar tubuh serangga.
2. Anatomi dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari
bentuk dan struktur organ dalam serangga beserta fungsinya.
3. Perilaku (behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apa
yang dilakukan serangga, bagaimana dan kenapa serangga
melakukannya.
4. Ekologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan
serangga dengan lingkungannya baik lingkungan biotic (organisme
lain) maupun lingkungan non-biotik (faktor fisik dan kimia).
5. Patologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit
baik tingkat individu (patobiologi) maupun pada tingkat populasi
(epizootiologi).
Taksonomi Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan
penggolongan serangga. Dalam mengkaji taksonomi ini banyak
para ahli serangga (Entomologyst) mengkhuskan kajian hanya
pada satu ordo bahkan satu famili dari serangga, mereka memberi
nama ilmunya biasanya didasarkan kepada nama ilmiah kelompok
serangga tersebut seperti :
Apiology (melittology), adalah ilmu yang khusus
mempelajari lebah.
Coleopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari
kumbang.
Dipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari lalat
Hemipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari
kepik.
Lepidopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari
kupu-kupu dan ngengat.
Myrmecology, adalah ilmu yang khusus mempelajari
semut.
Orthopterology, ilmu yang khusus mempelajari belalang,
jengkrik, kecoak dan sebangsanya.
B. Entomologi terapan kini telah terspesialisasi kedalam sub-sub disiplin
yang lebih khusus yaitu :
1. Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan
kematian manusia dengan menggunakan serangga sebagai
petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang
berasosiasi dengan mayat, misalnya berbagai jenis lalat seperti
Cochliomyia macellaria, Hydrotaea aenescens, dan Sarcophaga
haemorrhoidalis dan kumbang bangkai seperti
Nicrophorusorbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan
untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang
bersangkutan.
2. Entomologi kedokteran (Medical Entomology), memfokuskan
kajian pada golongan serangga pengganggu manusia, baik yang
langsung (penyengat/menggigit mangsa seperti tawon, lebah, kutu
dan serangga berbisa lainnya), maupun yang tidak langsung
(vektor penyakit seperti lalat, nyamuk,kecoak, pinjal/kutu).
3. Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology), memfokuskan
kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik
yang bersifat langsung seperti caplak, kutu yang bersifat
ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai
vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagai inang alternatif
bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dan tidak
jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit
malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya,
dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu
burung (avian influensa) dapat ditularkan dari unggas ke manusia.
4. Entomologi perkotaan (Urban Entomology), secara khusus
mengkaji serangga-serangga yang menjadi masalah dikawasan
perkotaan, Disini lebih difokuskan pada serangga-serangga yang
berasosiasi dengan manusia (fasilitas manusia) yang masih hidup
seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan rayap diperumahan, hotel,
apartemen, gudang, perkantoran, kapal laut, pesawat udara.
5. Entomologi Kehutanan (Forest Entomology), disini pengkajian
lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada
ekosistem hutan baik.
Cabang entomologi
Beberapa cabang ilmu atau subbidang entomologi, diantaranya sebagai berikut:
a) Coleopterology – kumbang
b) Dipterologi – lalat
c) Hemiptera - kepik sejati
d) Isopterologi – rayap
e) Lepidopterologi - ngengat dan kupu-kupu
f) Melittology – lebah
g) Mirmekologi – semut.
Keanekaragaman Serangga
Keanekaragaman Serangga Keanekaragaman merupakan kata yang tepat untuk
menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda yang dapat terjadi akibat
adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur dan lainnya. Keanekaragaman ada
yang terjadi secara alami dan ada juga yang terjadi secara buatan. Keanekaragaman alami
merupakan keanekaragaman yang terjadi akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap
individu dengan ligkungannya. Keanekaragaman hewan menunjukkan berbagai variasi
dalam bentuk, struktur tubuh, warna, jumlah, dan sifat lainnya di suatu daerah. Kajian
mengenai kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga termasuk dalam kelas
insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo. Data diversitas serangga
yang telah ditemukan. Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat
5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera),
170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan
kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa
kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).
1. Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan
ketika imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di
pepohonan. Contoh Bombyx mori (kupu-kupu, kokonnya menghasilkan ulat
sutera), Attaus atlas (kupu-kupu ulat sutera), Potoparce sexta (kupu tomat).
2. Ordo Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang
mirip tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen.
Ada beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan.
Umumnya Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur
yang busuk, serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses
Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya. memiliki tubuh yang
kecil hanya 2-5 cm, tidak memiliki sayap, panjang antena sedang, terdapat 1 ruas
kaki, memiliki alat tambahan untuk meloncat pada abdomennya. Memiliki tipe
mulut pengunyah, matanya majemuk, tidak mengalami metamorfosis dan suka
hidup pada bawah daun, lulut, batu. Contoh: Entomobrya laguna (ekor loncat),
Papirus fuscus (kutu kebun).
6. Ordo Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa
yang menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan.
Sebagian besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini
banyak ditemukan di bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta
pada jamur yang busuk. Ciri ciri ordo hemiptera adalah memiliki sayap 2 pasang
dan ada juga yang tidak memiliki sayap, memiliki tipe mulut penusuk dan
penghisap, makannya adalah cairan tumbuhan atau hewan lain. mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Contoh Nilavarpata lugens (wereng), Laptocorixa
acuta (walang sangit), Ranatra sp (kalajengking air), Cimex lectularius (kutu
busuk).
7. Ordo Odonata memiliki tipe mulut pengunyah. Ciri ciri ordo odonanta adalah
bagian kepala dapat digerakkan secara bebas, memiliki mata faset yang beasr,
memiliki sayap 2 pasang yang memanjang dan transparan dengan venasi yang
jelas. Pada bagian ujung abdomennya kecil dan memanjang seperti ekor,
mengalami metamorfosis tidak sempurna. Mengalami fase nimfa di air tetapi
ketika dewasa ia dapat terbang. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang
memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan
sejenis. Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air
terjun, di sekitar danau, dan pada daerah bebatuan. Contoh: Aeshna sp (capung).
8. Sub kelas Diplopoda memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan
beberapa kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan
segmen tubuhnya menopang dua bagian dari tubuhnya. Hewan jenis ini memiliki
kepala cembung dengan daerah epistoma yang besar dan datar pada bagian
bawahnya. Cara melindungi tubuhnya dari musuh adalah dengan menggulung
tubuhnya. Hewan ini juga termasuk herbivora. Contoh : Spirobolus sp (luwing).
Karakteristik Serangga
Karakteristik Serangga Serangga tergolong dalam Filum Arthrophoda, Sub Filum
Mandibulata, Kelas Insecta. Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga
bagian yaitu, kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Sesungguhnya serangga
terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam Ruas terkonsolidasi membentuk kepala,
tiga ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas membentuk abdomen. Serangga dapat
dibedakan dari anggota Arthropoda lainnya karena adanya 3 pasang kaki (sepasang pada
setiap segmen thoraks). Serangga mendominasi rantai makanan dan jaring makanan
dalam urutan kedua. Serangga mengkonsumsi makanan yang berbeda-beda tergantung
jenis serangga yaitu sebagai dekomposer, hidup di kayu yang mati, indikator dalam air,
herbivora, sebagai predator dan parasitisme. Mereka hidup di air dan di tanah selama
sebagian atau selama hidupnya. Pola hidup serangga yaitu soliter dan berkelompok.
Serangga bisa terlihat dengan jelas, bisa meniru objek lain dan bersembunyi. Serangga
ada yang aktif pada malam hari dan ada pula yang aktif pada siang hari. Serangga bisa
hidup pada kondisi yang ekstrem, misalnya pada cuaca panas, dingin, basah, kering dan
tak terduga. Masing-masing spesies serangga merupakan bagian dari sebuah kumpulan
besar suatu koloni serangga, jadi apabila terjadi penurunan populasi maka akan
mempengaruhi komplisitas dan kelimpahan organisme lain.
Morfologi Serangga Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan
menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai
moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa
adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Kepala (Caput), Kepala pada serangga terdiri dari satu rentetan ruas- ruas
metamer tubuh. kepala serangga berfungsi untuk mengumpulkan makanan,
manipulasi, penerima sensoris dan perpaduan saraf (Borroret al., 1992). Pada
kepala serangga terdapat alat mulut,antena, mata majemuk, dan mata tunggal
(osellus).
Dada (toraks) merupakan tagma (segmen) lokomotor tubuh dan toraks
mangandung tungkai-tungkai dan sayap-sayap. Toraks terdiri atas tiga ruas,
bagian anterior protoraks, mesotoraks, dan bagian posterior metatoraks. Diantara
serangga-serangga memiliki dua pasang spirakel terbuka pada toraks. Spirakel
yang satu berkaitan dengan mesotoraks dan yang lain berkaitan dengan
metatoraks. Meso dan metahoraks mengalami beberapa perubahan yang berkaitan
dengan penerbangan.
Sayap serangga adalah pertumbuhan-pertumbuhan keluar dari dinding tubuh
yang terletak pada dorso-lateral antara notum dan pleura.
REFRENSI :
https://www.slideshare.net/JessyDing/makalah-entomologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Entomologi
https://www.upnjatim.ac.id/wp-content/uploads/2018/09/Entomologi.pdf
http://repository.ut.ac.id/4441/1/BIOL4415-M1.pdf
Hadi, Mochamad H., dkk. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Lumowa, Sonja V. T. 2014. Zoologi Invertebrata. Yogyakarta.
http://www.kajianpustaka.com/2016/02/karakteristik-dan-morfologi- seranggga.html
http://kse-biologi.blog.ugm.ac.id/2012/11/30/mengenal-entomologi/
http://www.sridianti.com/peranan-serangga-dalam-kehidupan.html
https://www.academia.edu/9081295/Ruanglingkup_Entomologi
https://www.tentorku.com/karakteristik-klasifikasi-insecta/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi8sJfwg9
DsAhVUVH0KHUDkADUQFjAEegQIChAC&url=https%3A%2F
%2Fhpt.faperta.ugm.ac.id%2Fmateri-kuliah-entomologi-dasar
%2F&usg=AOvVaw0dmbeJaGvDVmCyLrmgEBpO
https://pei-pusat.org/berita/11/pengertian-klasifikasi-serta-ciri-ciri-insecta-serangga.html
http://bio.fst.uin-alauddin.ac.id/assets/file/ENTOMOLOGI.pdf?1573890001
https://slideplayer.info/slide/13354753/
II. PARASITOLOGI
A. Pengertian Parasitologi
Kata parasitologi berasal dari kata parasitos yang berarti jasad yang mengambil
makanan dan logos yang berarti ilmu. Berdasarkan istilah, parasitologi adalah ilmu yang
mempelajari organisme yang hidup untuk sementara ataupun tetap di dalam atau pada
permukaan organisme lain untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari
organisme tersebut. Parasit adalah hewan renik yang bisa menurunkan produktivitas
kepada organisme yang ditumpanginya. Istilah dalam parasitologi, simbiosis merupakan
bentuk hidup bersama dua jenis organisme yang bersifat permanen dan tidak bisa
dipisahkan. Ada beberapa jenis simbiosis, yaitu:
a. Simbiosis mutualisme, yaitu simbiosis yang saling menguntungkan bagi kedua jenis
organisme tersebut.
b. Simbiosis komensalisme, yaitu simbiosis dimana satu pihak mendapat keuntungan
sedangkan yang lain tidak dirugikan.
c. Simbiosis parasitisme, yaitu simbiosis dimana satu jenis mendapatkan makanan dan
keuntungan, sedangkan yang lain dirugikan bahkan dibunuh.
B. Perkembangan Parasitologi
C. Hospes
1. Hospes definitif adalah hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa dan
berkembang biak secara seksual.
2. Hospes perantara adalah tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap
ditularkan kepada host (manusia).
3. Hospes reservoir adalah hewan yang mengandung parasit yang menjadi sumber
infeksi bagi manusia.
4. Hospes paratenik adalah hewan yang mengandung stadium infektif parasit, dan
stadium infektif ini dapat ditularkan menjadi dewasa pada host definitif.
D. Pembagian Parasit
1. Menurut tempat hidupnya
Parasit dapat dibagi dalam ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit
yang hidup pada permukaan hospes, seperti tuma/kutu, sedangkan endoparasit adalah
parasit yang hidup di dalam organ tubuh hospes, seperti cacing gelang di rongga usus
manusia.
Parasit dibagi menjadi parasit permanen dan parasit temporer. Contohnya Cacing
Ascaris lumbricoides merupakan parasit permanen, karena menetap dalam usus manusia
selama hidupnya, sedangkan nyamuk merupakan parasit temporer, karena hanya
sewaktu-waktu menghinggapi hospes untuk mendapatkan makanan (darah).
5. Menurut jumlah sel yang membentuknya
a. Protozoa: Parasit satu sel (Trichomonas vaginalis, E. Coli, Entamoeba Histolitica)
b. Metazoa: Parasit banyak sel, metazoa terbagi atas arthropoda dan helminths
(Cacing).
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit yang merupakan penyakit atau
masalah kesehatan masyarakat antara lain adalah:
Malaria
Filariasis/kaki gajah
Amebiasis
Referensi :
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-parasitologi/
http://elafentri.mahasiswa.unimus.ac.id/pengertian-parasitologi/
https://elisa.ugm.ac.id/community/show/parasitologi-fakultas-biologi/
https://fk.ui.ac.id/departemen-parasitologi.html
https://id.scribd.com/doc/230057847/parasitologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Parasitologi
https://soalkimia.com/materi-parasitologi-jenis-dan-klasifikasinya/
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr4xJU1l5JfvDYAskNXNyoA;_ylu=Y29sbwNnc
TEEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1603471285/RO=10/RU=http%3a
%2f%2fsalis12345.mahasiswa.unimus.ac.id%2fwp-content%2fuploads%2fsites
%2f453%2f2016%2f05%2fPARASITOLOGI-
1.pdf/RK=2/RS=Pvt.cWVcYXYyT7I2h7q.aC7AWK8-
https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr9CKxdjZJfAzwAtRpXNyoA;_ylu=Y29sbwNnc
TEEcG9zAzcEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1603468766/RO=10/RU=http%3a
%2f%2fwww.pustaka.ut.ac.id%2flib%2fwp-content%2fuploads%2fpdfmk
%2fBIOL4424-M1.pdf/RK=2/RS=dg1guqUDPaYf6b3ccj1bjcRU_vo-
https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrU8NXe4JJfPGwAA21XNyoA;_ylu=Y29sbwNn
cTEEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1603490143/RO=10/RU=http
%3a%2f%2fsalis12345.mahasiswa.unimus.ac.id%2fwp-content%2fuploads%2fsites
%2f453%2f2016%2f05%2fPARASITOLOGI-
1.pdf/RK=2/RS=91haWPREcMHk_Ss4fYGnFGIK2Bc-
https://www.academia.edu/36071577/MAKALAH_PARASITOLOGI_docx
https://www.academia.edu/41441502/Materi_parasitologi
https://www.academia.edu/8628392/DASAR_DASAR_PARASITOLOGI
https://www.infolabmed.com/2017/03/parasitologi-parasit-hospes-dan.html
https://www.powershow.com/viewfl/50aa26-
NGVhZ/PENGANTAR_PARASITOLOGI_powerpoint_ppt_presentation
https://www.slideshare.net/aashuvj1234/parasitology-33308612
https://www.slideshare.net/dillanovita/parasitologi-28415210
https://www.slideshare.net/faridafsihotang/dasar-dasar-parasitologi
https://www.slideshare.net/FredyTalebong/ppt-parasit-kelompok-iv-mikrobiologi-
farmasi-dan-parasitologi
https://www.slideshare.net/kimberlybedonia/parasitology-32059216
https://www.slideshare.net/rajud521/introduction-to-parasitology
https://www.slideshare.net/SarthynaLukman/mikrobiologi-dan-parasitologi-60672920
https://www.slideshare.net/widheaa/parasitologi-42090990