Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM – HUKUM PERKEMBANGAN

Di Susun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Candra Abadi, M.Pd.Kons

DISUSUN OLEH :

NAMA : HESTA MARLINA


NIP : 5020116
NAMA : NIA HIDAYANTI
NIP : 5020191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan naikmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Perkembangan Peserta Didik ini tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu makalah ini jauga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang topik makalah bagi para pembaca
dan penulis.

Kami mengucapkan kasih kepada Bapak Candres Abadi, M.pd, Kons selaku
dosen mata kuliah atau pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehinga
dapat menambahkan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari.

Lubuklinggau, Maret 2021

Penulis

ii
DAFATAR ISI

KATA PENGANTA................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................. 1
B.       Rumusan Malalah............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan................................................................ 2
B. Pengertian Hukum-Hukum Perkembangan..................................... 2
C. Hukum-Hukum Perkembangan........................................................ 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada setiap makhluk hidup,sejak kelahiran dan dalam menjalani
kehidupan seterusnya terdapat dasar -dasar dan pola kehidupan yang berlaku
umum sesuai dengan jenisnya. Disamping itu terdapat pula pola-pola yang
berlaku khusus sehubungan dengan sifat-sifat individualnya. Pola-pola ini
mempunyai arti yang universal yang bisa berlaku dimana-mana. Pola
kehidupan yang dimaksudkan bisa dipergunakan sebagai patokan untuk
mengenal ciri perkembangan anak-anak. Lingkungan dan latar belakang
kebudayaan masing-masing bangsa mempengaruhi pola pertumbuhan dan
perkembangan dan bangsa itu, dan demikian, akan terjadi atau terbentuk
karakteristik yang menjadi pola khusus yang bersangkutan. Dianatara pola
khusus itu, dan bahkan antara pribadi dengan pribadi,juga terdapat perbedaan-
perbedaan tertentu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti perkembangan?

2. Apakah yang dimaksud dengan hokum perkembangan itu?

3. Apa saja dan bagaimana hukum-hukum dalam

Perkembangan?

1
2

BAB II
PERKEMBANGAN

A. Pengertian Perkembangan

Istilah perkembangan (develpment) dalam psikologi merupakan


Sebuah konsep yang rumit dan kompleks.Di dalamnya terkandung Banyak
dimensi. Menurut Reni Akbar Hawadi perkembangan secara luas menunjuk
pada keseluruhan proses perubahan dari potensi dalam kualitas kemampuan,
sifat dan ciri-ciri yang baru.
Menurut f.J.monks, dkk, pengertian perkembangan menunjuk pada
suatu proses ke arah yang sempurna dan tidak dapat diulang
kembali/berdasarkan keterangan tersebut
Istilah perkembangan (Develment) dalam psikologi merupakan sebua
konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak
dimensi oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu
terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung
didalamnya. Diantaranya yaitu pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Kesimpulan adalah bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian
pertumbuhan yang semakin membesar melainkan didalamnya dari beberapa
didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung terus
menerus dan bersipat tetap dari fungsi-fungsi jasmani dan rohani yang
dimiliki individu menuju tahap kematangan melalui pertumbuhan.

B. Pengertian Hukum-Hukum Perkembangan


Apabila diamati perbedaan pertumbuhan dan perkembangan setiap
manusia baik pada faktor jasmaniah maupun faktor rohaniah dalam waktu
yang sama maka akan melahirkan prinsip-prinsip perkembangan, kemudian
prinsip ini mengikuti hukum-hukum perkembangan. Hukum perkembangan
merupakan suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif, dan menunjukkan

2
Psikologi Perkembangan, 
PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2009), h.15.
3

adanya hubungan yang tetap (continue) serta dapat diramalkan sebagai


hukum perkembangan.
Menurut definisi yang lain, hukum perkembangan adalah prinsip-prinsip
yang mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagian ahli
psikologi ada yang lebih senang menggunakan prinsip-prinsip perkemabngan
dan tidak menggunakan istilah hukum perkembangan. Namun, yang lebih di
kenal di Indonesia adalah hukum perkembangan daripada prinsip
perkembangan.

C. Hukum-Hukum Perkembangan
1. Hukum Masa Peka
Hukum ini adalah suatu masa yang paling tepat untuk Berkembang
suatu fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak. Istilah masa peka ini
pertama kali diperkenalkan oleh ahli Biologi belanda yaitu prak-hugo ak
uries. masa peka ialah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menawarkan
diri keluar dan peka akan pengaruh rangsang yang datang.
2. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa
pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian-bagian pada
kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah
terlihat pada pertumbuhan prenatal.
3. Hukum Proximodistal
Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan
fisik,dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan
mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat dipusat, seperti jantung,
hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi dari pada anggota
tubuh yang ada di tepi.
a) Masa memburu dan menyamun
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya
anak senang bermain kejar-kejaran, perang-peragan, memanah, dan
menangkap binatang.

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta


Didik, Sinar Grafindo Offset, 2005
Asmar Yetty Zein dan Eko Suryani, Psikologi Ibu Dan Anak, Fitramarya, Yogyakarta, 2005
Munawar,Psikologi Perkembangan,(Jakarta:PT Rineka Cipta, 2005),h. 62.
4

b) Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya
anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci,
burung dan sebagainya.
c) Masa becocok tanam
Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya
anak senang berkebun, menyirami bunga, dan lain-lain.
4.      Hukum Konvergensi
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil
pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status
pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata
pendapat lama itu tidak sesuai dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai oleh
aliran nativisme yang dipelopori oleh Skopen Hauer yang berpendapat bahwa
manusia adalah haisl bentukan dari pembawaannya. Sejak anak lahir ia membawa
bakat kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan terbentuk.
Pembawaan itu akan dikembangkan sendiri, dalam hal ini pendidikan yang
menganut paham nativisme ini disebut aliran yang pesimis.
Hukum konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara
pembawaan dan lingkungan. Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja
Perkembangan Peserta Didik, Sinar Grafindo Offset, 2005 Tokoh yang berpendapat
demikian adalah William Stern yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan itu adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan
lingkungan.
5. Hukum Kesatuan Organis
Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis adalah bahwa
berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada dri manusia itu tidak
berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan. Tiap-tiap
anak itu terdiri dari organ-organ atau anggota tubuh, yang merupakan satu
kesatuan, diantara organ-organ tersebut fungsi dan bentuknya tidak dapat
dipisahkan berdiri integral. Contoh perkembangan kaki yang semakin besar dan
panjang pasti diiringi perkembangan otak, kepala, tangan, dan lain-lain.

Makmun Khairani, Psikologi Perkembangan, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013


Tim Dosen FIP IKIP Malang,PENGANTAR DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN,op. cit. ,hal. 10.
Dalam buku Mahfudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: PT. Sinar Wijaya, 1986),h.
5

    6. Hukum Rekapitulasi


Pengertian rekapitulasi merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan
suatu bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabad-abad. Jika
dihubungkan dengan psikologi dapat diartikan bahwa rekapitulasi ini berarti
perkembangan anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat
manusia. Hukum rekpaitulasi dapat dibagi dalam beberapa masa.
a    Masa memburu dan menyamun
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya anak senang
bermain kejar-kejaran, perang-peragan, memanah, dan menangkap binatang.
b.      Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya anak
senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, burung, dan
sebagainya.
c.       Masa becocok tanam
Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya anak
senang berkebun, menyirami bunga, dan lain-lain.
d.      Masa berdagang
Dialami ketika anak berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya anak senang
bertukar menukar perangko dengan temannya, berkirim foto dengan sahabat pena,
beramin jual-jualan, dan sebagainya.
7. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus, dan
dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta berlaku umum. Perbedaan
waktu, mengenai cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan atau suatu
masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan individual.
Semakin lambat masa-masa perkembangan disbanding dengan norma-norma
umum yang berlaku semakin menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan atau
hambatan-hambatan dalam proses perkembangan. Hubungan antara satu aspek
dengan aspek lainnya saling mempengaruhi. Jika tidak, ada faktor khusus yang
mempengaruhi perkembangan itu. Oleh karena itu, setiap gejala yang baru dapat
dijelaskan berdasarkan perkembangan sebelumnya.

Makmun Khairani, Psikologi Perkembangan, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013 Ibid, Asmar Yetty Zein
dan Eko Suryani
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005),h. 26.
6

Secara umum, ada dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan
perkembangan mental, yaitu :
a.    Apabila perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan sangat tertinggal dari
patokan umum, tanpa ada sebab khusus, fungsionalitas fisiknya terganggu.
b.    Apabila perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan
dengan anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada
umur empat tahun, misalnya masih mengalami kesulitan berbicara,
mengemukakan sesuatu dan terbatas perbendaharaan katanya, ia akan mengalami
kelambatan pada seluruh aspek perkembangan mentalnya.
Cepat atu lambatnya suatu masa perkembangan dilalui dan seluruh
perkembangan yang dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik
dengan onto-genetik, juga menunjukkan perbedaan secara perseorangan,
meskipun tingkat perbedaannya tersebut tidak terlalu besar. Cepat atau lambatnya
suatu masa perkembangan dilalui akan menjadi ciri yang menetap sepanjang
hidupnya jika tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses perkembangan
secara hebat, misalnya pengalaman traumatic akibat kecelakaan atau trauma fisik,
sehingga proses perkembangan menjadi lambat atau terhambat.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat
kematangan fungsi-fungsi fisiknya. Pada saat ini terlihat adanya selingan diantara
cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih konstan sifatnya. Inilah
yang dinamakan irama perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat, tetapi
menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula, yang
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak banyak yang dapat
dilakukan oleh seorang guru atau orang tua untuk mengubah, mempercepat atau
memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.
7.      Hukum Predistinasi
Predestinasi, dalam teologi, adalah doktrin yang menyatakan bahwa semua
peristiwa di alam semesta ini telah dikehendaki (atau ditentukan) oleh Allah,
biasanya dikaitkan dengan nasib akhir (takdir) dari jiwa seseorang. Predestinasi
merupakan sebuah konsep religius, yang melibatkan hubungan antara Tuhan dan

Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011


Imam Bukhari, SHAHIH BUKHARI (terjemahan H. Zainuddin Hamindi Cs.) Wijaya, Jakarta,1966, hal. 102.
Dalam buku Mahfudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: SINAR WIJAYA, 1986),h.
59.
7

ciptaan-Nya. Karakter religius predestinasi membedakannya dari gagasan lain


seperti determenisme dan kehendakan kebebasan.
Tak dapat diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada kehidupan.
Sementara kehidupan itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari Allah, Dzat
yang maha pencipta dan pengatur . Hukum kodrat illahi yang Pertama mengenai
hidup itu sendiri. Manusia, dalam kaitan ini, terikat oleh kodrat Allah “ untuk
hidup”. Maka, hiduplah ia. Tetapi, ia juga terikat oleh banyak ketentuan yang lain.
Ia terikat oleh ketentuan tentang: orang tua yang melahirkan, hari kelahiran,
tempat dilahirkan, wujud dirinya ketika lahir, dsb. Yang dimaksud dengan hukum
kodrat illahi adalah hukum yang sudah di gariskan dan selalu menyertai anak
manusia berupa potensi yang dibawa sejak lahir. Hal ini dapat dicontohkan, ketika
anak dilahirkan telah bersama dengan kodratnya, maka bakat, pembawaan dan
potensi yang akan berkembang. Dengan demikian, arah perkembangan manusia
telah di tentukan oleh illahi melalui kodratnya, namun lingkungan juga memiliki
peran dalam perkembangan yang maksimal.
Kedua, terlihat pula adanya ketentuan ini, berkaitan dengan waktu-waktu
tertentu dimana seorang anak ” matang” untuk melakukan sesuatu. Misalnya:
umur 7 bulan, seorang anak bisa duduk dan merangkak. Ketiga, sebagaimana
sering terjadi, seorang anak sejak lahir telah memiliki bakat atau keistimewaan
tertentu, lebih dari kebanyakan anak yang lain. Tetapi juga tidak mustahil,
sementara ada pula yang ditakdirkan lahir dalam keadaan cacat, lemah ingatan,
kurang normal,dsb. Baik yang istimewa maupun yang menyandang kekurangan,
jelas sama-sama berpengaruh bagi jalan perkembangannya.
Hukum Kodrat menurut Thomas Aquinas, Gagasan dasarnya berbunyi:
Hiduplah sesuai dengan kodratmu! . Manusia hidup dengan baik apabila ia hidup
sesuai dengan kodratnya, buruk apabila tidak sesuai. Karena manusia hanya dapat
mengembangkan diri, hanya dapat mencapai tujuannya apabila ia hidup seusai
dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan kodratnya tidak akan
mencapai tujuannya, tidak akan mengembangkan dan mengaktualisasikan seluruh
potensinya. Karena itu, moralitas terdiri dalam tindakan yang mengembangkan
dan menyempurnakan kodratnya. Maka jelaslah, hidup ini penuh dengan

Nung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), CV Pustaka Setia, Bandung, 2006
Soemadi Soerjabrata,Psycho/ogi Perkembangan II (Yogyakarta: Rake Press,1975), h. 125.
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),h. 17.
8

ketentuan illahi. Terutama tampak nyata, pada awal kelahiran seseorang. Sebagian
beruntung, karena memiliki kecerdasan yang istimewa. Sementara yang lain,
hidup dalam keadaan serba kurang. Keduanya sama saja, punya akibat bagi jalan
perkembangannya. Tetapi apa hendak dikata, semua itu telah menjadi kodrat
illahi. Walhasil, perkembangan itu pada asalnya berpangkal pada kodrat illahi atas
setiap manusia. Karenanya, diatas kodrat itulah sesungguhnya perkembangan
berlangsung.

Siti Hartinah, Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008),h. 63.
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 18-19.
Desmita, Psiko/ogi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009),
9

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang
kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi
yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
2.      Hukum perkembangan merupakan suatu konsepsi yang biasanya bersifat
deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang tetap (continue) serta
dapat diramalkan sebagai hukum perkembangan.
3.      Hukum-hukum perkembangan meliputi:
1)      Hukum konvergensi
2)      Hukum mempertahanan dan mengembangkan diri
3)      Hukum masa peka
4)      Hukum kesatuan organis
5)      Hukum rekapitulasi
6)      Hukum tempo dan ritme perkembangan
7)      Hukum predistinasi  (hukum kodrat Illahi)

B.      Penutup
Demikian makalah ini disampaikan. Penulis tahu masih banyak
kekurangan dalam penulisan  makalah ini. Untuk itu penulis memohon kritik dan
saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini. Semoga makalh ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

[1] Desmita, Psikologi Perkembangan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm 4.


[2] Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, Sinar Grafindo Offset, 2005, hlm 12.
[3] Asmar Yetty Zein dan Eko Suryani, Psikologi Ibu Dan Anak, Fitramarya, Yogyakarta, 2005,
hlm 67.
[4] Makmun Khairani, Psikologi Perkembangan, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013, hlm 7.
[5] Ibid, Asmar Yetty Zein dan Eko Suryani, hlm 69.
[6] Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm 15.
[7] Ibid, Asmar Yetty Zein dan Eko Suryani, hlm 68.
[8] Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm
19-20.
[9] Nung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), CV Pustaka Setia,
Bandung, 2006, hlm 165, 166.

10

Anda mungkin juga menyukai