Kardiologi Indonesia
J Kardiol Indones. 2011;32:272-74
ISSN 0126/3773 Forum Aritmia
Alamat korespondensi:
Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP, Divisi Aritmia, Departemen Kardiologi dan
Kedokteran Vaskuler FKUI dan Pusat Jantung Nasional Harapan, Kita,
Jl S Parman Kav 87 Jakarta 11420, E-mail: yogayun@yahoo.com
272 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 32, No. 4 • Oktober - Desember 2011
Maharani dkk: Mekanisme takikardia QRS Sempit
Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 32, No. 4 • Oktober - Desember 2011 273
Jurnal Kardiologi Indonesia
Pasien dengan ASV biasanya datang dengan paroxismal TA dibutuhkan perekaman holter untuk
keluhan palpitasi yang timbulnya dan hilangnya mengetahui adanya TA. Pasien dengan incessant TA
mendadak. Sinkope dapat terjadi apabila denyut dapat mengalami gagal jantung akibat tachycardia
jantung terlalu cepat sehingga menurunkan curah induced cardiomyopaty.
jantung. ASV mencakup semua aritmia yang berasal Manufer vagal biasanya tidak dapat menghilang
dari supraventrikel termasuk fibrilasi atrium dan flutter kan TA. Beberapa TA sensitif terhadap pemberian
atrium. Kelompok aritmia yang berasal dari sinus node, adenosine. Obat-obat penghambat AV nodal
jaringan atrium, junctional dan yang melibatkan jaras berguna untuk mengontrol respon ventrikel.
tambahan disebut sebagai aritmia supraventricular Pemberian penyekat beta dapat menghilangkan
(ASV). Sementara itu, walaupun tidak sepenuhnya TA akibat otomatisitas abnormal atau triggered
benar, ASV umumnya dimaksudkan sebagai AVNRT activity. Verapamil juga dapat menghentikan TA.
dan AVRT. Sumber aritmia yang terletak di atas Antiaritmia golongan IC akan menekan otomatisitas
bifurcatio his akan menghasilkan suatu kompleks QRS dan memperpanjang durasi potensial aksi sehingga
yang sempit kecuali bila timbul konduksi aberrant bisa digunakan pada TA. Menurut ACC/AHA/
(refrakter pada bundle branch) atau sebelumnya telah ESC terapi pilihan pertama untuk TA dalam jangka
terdapat blok pada cabang berkas. panjang adalah pemberian penyekat kanal kalsium
Paroksismal ASV dapat diklasifikasikan ber dan penyekat beta karena efek sampingnya yang
dasarkan gambaran EKG (takikardia dengan RP rendah. Apabila tidak efektif antiaritmia kelas IA,
panjang atau PR panjang) atau berdasarkan mekanisme IC dan III merupakan pilihan kedua. Ablasi dengan
yang mendasari takikardia (AVRT, AVNTR, atau radiofrekuensi adalah merupakan terapi pilihan
TA). AVRT dan AVNRT adalah dua jenis takikardia apabila pasien dengan simptom bermakna, mengingat
yang tergantung dengan konduksi AVN untuk efek samping yang muncul dengan terapi obat
mempertahankan sirkuit takikardia. Pemberian obat jangka panjang. Pemetaan dengan alat 3 dimensi
yang memblok AVN akan menghentikan takikardia. dapat memberikan rekonstruksi cepat dan akurat
Beberapa kasus TA juga sensitif dengan pemberian tentang lokasi TA sehingga keberhasilan tindakan
adenosine, namun seringnya aritmia ini tetap ada ablasi akan lebih tinggi. Angka keberhasilan ablasi
meskipun terjadi blok di AVN. Takikardia atrial (TA) TA pada berbagai studi mencapai 70-100% dengan
adalah aritmia yang jarang ditemui. Angka kejadian TA kekambuhan 0-33%.
mencapai 0.34%-0.46%. Pada pasien yang menjalani
studi elektrofisiologi, kejadian TA mencapai 5-15%.
TA bisa merupakan aritmia yang bersumber dari satu Daftar Pustaka
fokus atau reentry besar. Mekanisme aritmia pada TA
bisa merupakan otomatisitas abnormal, triggerred 1. Fox DJ, Tischenko A, Krahn AD et al. Supraventricular
activity, dan reentry. Kecepatan irama atrium pada tachycardia: Diagnosis and management. Mayo Clin Proc. 2008;
TA bisa mencapai 130 sampai 250 kpm. Morfologi 83 (12): 1400-1411.
gelombang P biasanya berbeda dengan irama sinus. 2. Roberts-Thomson KC, Kistler PM, Kalman JM. Atrial
Diagnosis TA biasanya dapat ditegakkan dengan tachycardia: mechanisms, diagnosis, and management. Curr
melihat EKG 12 sadapan, namun pasien dengan Probl Cardiol 2005 October;30(10):529-73.
274 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 32, No. 4 • Oktober - Desember 2011