Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kimia Zat Warna

Nama : Rizal Aprian

NIM : 162122002

Tugas 1. Proses Kimia Zat Warna


1. Sulfonasi
Sulfonasi adalah suatu reaksi organik di mana suatu atom hidrogen pada hidrokarbon
aromatik digantikan oleh suatu gugus fungsi asam sulfonat (SO3H) dalam suatu substitusi
elektrofilik aromatik. Asam aril sulfonat digunakan sebagai deterjen, pewarna, dan obat-
obatan.

Mekanisme reaksi sulfonasi melibatkan pemanasan senyawa aromatik dengan asam


sulfat:

C6H6 + H2SO4 → C6H5SO3H + H2O

2. Halogenasi
Halogenasi adalah suatu reaksi kimia yang melibatkan penambahan satu atau lebih
halogen pada suatu senyawa atau material. Dehalogenasi adalah kebalikan dari
halogenasi dan menghasilkan pelepasan halogen dari suatu molekul. Jalur reaksi dan
stoikiometri halogenasi bergantung pada struktur dan gugus fungsional pada substrat
organik, serta pada halogen yang spesifik. Senyawa anorganik seperti logam juga
mengalami reaksi halogenasi.
a. Fluorinasi
Senyawa organik, jenuh dan tak jenuh, mudah bereaksi, biasanya eksplosif, dengan
fluor. Fluorinasi dengan fluor elemental (F2) memerlukan kondisi dan peralatan yang
sangat khusus.

b. Klorinasi
Klorinasi secara umum sangat eksotermik. Baik senyawa jenuh dan tak jenuh
bereaksi secara langsung dengan klor, yang pertama biasanya membutuhkan cahaya
UV untuk memulai homolisis klor.
c. Brominasi
Brominasi lebih selektif dibandingkan klorinasi karena reaksinya yang kurang
eksotermik. Brominasi umumnya dilakukan melalui adisi Br2 pada alkena. Sebagai
contoh brominasi adalah sintesis organik pada halotana anestetik dari trikloroetilena:

d. Iodinasi
Iodin adalah halogen paling reaktif dan enggan untuk bereaksi dengan sebagian besar
senyawa organik. Penambahan iodin pada alkena merupakan dasar dari metode
analisis yang disebut bilangan iodin, ukuran tingkat ketidakjenuhan pada lemak.
Reaksi iodoform melibatkan degradasi metil keton.

3. Nitrasi
Nitrasi adalah kelompok umum proses kimia yang bertujuan memasukkan gugus
nitro ke dalam senyawa kimia organik. Istilah ini juga diterapkan secara salah pada
proses yang berbeda yaitu pembentukan ester nitrat antara alkohol dan asam nitrat, yang
terjadi pada sintesis nitrogliserin. Perbedaan antara struktur yang dihasilkan antara
senyawa nitro dan nitrat adalah bahwa atom nitrogen dalam senyawa nitro terikat
langsung dengan atom non-oksigen, biasanya karbon atau atom nitrogen lainnya.
Sementara ester nitrat, atau disebut juga organonitrat, nitrogen berikatan langsung dengan
suatu atom oksigen yang biasanya terikat ke atom karbon.
Salah satu sintesis nitrasi disebut "campuran asam", sebuah campuran dari asam
nitrat dan asam sulfat pekat. Campuran ini membentuk ion nitronium (NO 2+), yang
merupakan spesies aktif dalam nitrasi aromatik. Bahan aktif ini, yang dapat diisolasi dari,
misalnya, nitronium tetrafluoroborat] juga mempengaruhi nitrasi tanpa perlu campuran
asam. Dalam sintesis campuran asam, asam sulfat tidak dikonsumsi dan bertindak selaku
katalis sekaligus penjerap air. Pada kasus nitrasi benzena, reaksi dilakukan pada 50 °C.
Proses berikut adalah contoh substitusi aromatik elektrofilik yang melibatkan serangan
terhadap inti benzena yang kaya elektron:
4. Oksidasi

Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam
zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.
5. Reduksi
Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh
suatu zat.

Tugas 2. Mencari Struktur Kimia


1. Hidrokarbon Aromatik
a. Benzena (C6H6)
b. Toluena

c. o-Xilena

d. m-Xilena

e. p-Xilena
f. Naftalena
Naftalena adalah senyawa organik dengan formula C10H8. Ini adalah
hidrokarbon aromatik polisiklik yang paling sederhana, dan merupakan padatan
kristal putih dengan bau khas yang dapat dideteksi pada konsentrasi serendah 0,08
ppm massa. Sebagai hidrokarbon aromatik, struktur naftalena terdiri dari sepasang
cincin benzen yang menyatu.

g. Asenaftena

h. Antrasena (C14H10)

i. Pirena

2. Fenol dan turunan nya


a. Fenol
b. O-kresol

c. M-kresol

d. P-kresol

e. Difenilenaoksida

3. Senyawa mengandung nitrogen


a. Piridina

b. Kinolina C9H7N
c. Kinaldina

d. 2-metillindoium

Tugas 3 mencari penggolongan zat warna

1. Berdasarkan Struktur
a. Gugus Kromofor berfungsi sebagai penerima electron, yang penting yaitu gugus
azo (-N=N-), gugus karbonil (-C=O), gugus etilen (-C=C-), dan gugus nitro (-
NO2)yang dapat menimbulkan warna.
b. Gugus Auksokrom sebagai pemberi elektron yang mengatur kelarutan dan warna,
yang penting adalah –NH2, -COOH, -SO3H dan –OH yang bersifat polar sehingga
dapat larut dalam air
2. Berdasarakan pemakainnya

No Golongan Zat Warna Sifat

Mempunyai daya ikat dengan serat


selulosa,
1. Zat warna direct
pencelupan dilakukan secara langsung
dalam larutan dengan zat-zat
tambahan yang sesuai.
Mempunyai gugus reaktif yang dapat
membentuk ikatan kovalen kuat
2. Zat warna reactive
dengan serat selulosa, protein,
poliamida dan polyester, dilakukan
pada suhu rendah dan tinggi.
Zat warna bejana termasuk golongan
zat warna yang tidak larut dalam air dan
3. Zat warna bejana
tidak dapat mewarnai serat selulosa
secara langsung. Dalam pemakaiannya,
zat warna ini harus dibejanakan
(direduksi) terlebih dahulu membentuk
larutan yang mempunyai afinitas
terhadap serat selulosa.
Zat warna bejana larut merupakan zat
4. Zat warna bejana larut warna bejana yang telah tereduksi
kemudian distabilkan sebagai ester asam
sulfat. Zat warna bejana larut mantap
dalam suasana alkali tetapi mudah
terhidrolisa dalam keadaan asam dan
panas dan berubah menjadi leuko.
Senyawa leuko terbentuk kemudian
mudah teroksidasi menjadi pigmen zat
warna bejana asal.
Zat warna bejana larut termasuk zat
warna bejana dalam bentuk leuko dan
memiliki gugus pelarut sehingga
langsung dapat digunakan tanpa harus
dibuat menjadi leuko terlebih dahulu.
Memiliki daya ikat yang kuat dengan
5. Zat warna belerang serat selulosa. Pada gugus sampingnya
mengandung belerang yang mampu
berikatan kuat dengan serat.
Zat warna naftol atau azoic adalah zat
warna yang warnanya terbentuk didalam
6. Zat warna naftol serat pada saat pencelupan dan merupakan
hasil reaksi komponen senyawa naftol
dengan senyawa diazonium. Zat warna
naftol juga disebut ingrain colors karena
terbentuk didalam serat dan tidak larut
didalam air
Memiliki daya ikat yang kuat dengan
serat protein dan poliamida.
7. Zat warna asam
Pencelupan dilakukan pada kondisi
asam dan secara langsung
ditambahkan pada serat
Memiliki daya ikat yang kuat dengan
8. Zat warna basa serat protein. Pencelupan dilakukan
pada kondisi basa dan secara langsung
ditambahkan pada serat.
Mempunyai daya ikat yang lemah
dengan serat. Pada proses pencelupan
9. biasanya dilakukan dengan
Zat warna mordant
penambahan krom pada zat warna
sehingga membentuk kompleks
logam.
Zat warna dispersi adalah Zat warna
10. Zat warna dispersi yang kelarutannya dalam air sangat
sedikit dan digunakan untuk mewarnai
serat-serat tekstil yang bersifat hidrofob.
Pewarna Disperse memiliki kelarutan
air sedikit karena kehadiran kutub
substituen dalam struktur molekulnya
Pigmen atau zat warna adalah zat yang
11. Zat warna pigmen mengubah warna cahaya tampak sebagai
akibat proses absorpsi selektif terhadap
panjang gelombang pada kisaran tertentu.
Pigmen tidak menghasilkan warna
tertentu sehingga berbeda dari zat-zat
pendar

Anda mungkin juga menyukai