Bismillahirrahmanirrahim
DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG
DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gampong ini yang dimaksud dengan :
1. Gampong adalah Gampong Matang Keupula Lhee..
2. Warga adalah masyarakat yang bermukim di Gampong Matang
Keupula Lhee.
3. Desa adalah Desa atau Desa Adat adat atau disebut dengan
nama lain, selanjutnya Desa
( Gampong ) adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan Pemerintah, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat. Hak asal usul atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem peraturan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Qanun Gampong adalah Perundang-undangann yang ditetapkan
oleh Keuchik setelah dibahas dan disepakati bersama Tuha Peut
Gampong.
5. Pemerintahan Gampong adalah Keuchik dan Tuha Peut Gampong
yang memiliki Tugas dan dalam penyelenggaraan urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Republik Indonesia.
6. Pemerintah Gampong adalah Keuchik, Sekretaris Desa beserta
Perangkat Gampong yang memiliki Tugas dan dalam
penyelenggaraan Pemerintahann Gampong.
7. Keuchik adalah Pimpinan suatu Gampong yang memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan Urusan Rumah Tangga
sendiri.
8. BPD atau yang disebut Tuha Peut Gampong atau nama lain adalah
Lembaga yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang
anggotanaya merupakan wakil dari Penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara Demokratis.
9. Imum Meunasah adalah orang yang mengurus , menyelenggarakan
dan memimpin seluruh kegiatan yang yang berkenaan dengan
kemakmuran Meunasah / Mushalla dan pelaksanaan kegiatan
keagamaan lainnya.
10. Peraturan di Desa Adalah Peraturan yang meliputi peraturan Desa,
Peraturan bersama Kepala Desa dan Peraturan Kepala Desa.
11. Peraturan Desa Adalah Peraturan Perundang-undangan Yang di
tetapkan Oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati oleh
Tuha Peut
( BPD ).
12. Peraturan Bersama Kepala Desa adalah peraturan yang ditetapkan
oleh Dua atau lebih Kepala Desa dan bersifat Mengatur.
13. Peraturan Keuchik adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Keuchik yang bersifat menetapkan dalam rangka
melaksanakan Qanun Gampong dan perundang-undangan yang
lebih tinggi. Ketertiban Sosial adalah keadaan keteraturan soaial
sesuai dengan norma-norma atau nilai-nilai. Tatanan Agama, adat
dan budaya yang berlaku, dimana peraturan dan rakyat dapat
melakukan kegiatan secara tertib, teratur, nyaman dan aman.
14. Kesepakatan Musyawarah Gampong adalah suatu hasil keputusan
dari musyawarah Gampong dalam bentuk kesepakatan yang
dituangkan dalam berita acara. Kesepakatan yang musyawarah
Gampong yang ditanda tangani oleh Ketua Tuha Peut dan Keuchik
Gampong.
15. Keuputusan Keuchik adalah keputusan yang bersifat konkrit,
Individual, dan Final. Dalam melaksanakan Qanun Gampong
maupun peraturan Keuchik.
16. Kesepakatan Musyawarah Gampong adalah suatu hasil keputusan
dari musyawarah Gampong dalam bentuk kesepakatan yang
dituangkan dalam berita acara. Kesepakatan yang musyawarah
Gampong yang ditanda tangani oleh Ketua Tuha Peut dan Keuchik
Gampong.
17. Musyawarah Gampong adalah musyawarah Antara tuha peut,
peraturan Gampong dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Tuha Peut untuk menyepakati hal-hal yang bersifat stategis.
18. Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap Rancangan
Peraturan Desa untuk mngatahui bertentangan dengan
Kepentingan Umum dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi.
19. Pengundangan adalah Adalah penempatan Peraturan Kepala Desa
dalam lembaran Desa atau berita Desa.
20. Klarifikasi adalah Pengkajian dan penilaian terhadap Peraturan di
Desa untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan
umum,dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
21. Bertentangan Dengan kepentingan Umum adalah kebijakan yang
menyebabkan terganggunya kerukunan antar warga masyarakat,
terganggunya akses terhadap pelayanan publik, terganggunya
ketentraman dan ketertiban umum, terganggunya kegiatan ekonomi
untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat dan/ atau
diskriminasai terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar
golongan dan gender.
22. Pembinaan adalah pemberian Pedoman, Standar Pelaksanaan,
Perencanaan,Penelitian, Pengembangan, bimbingan , Pendidikan
dan Pelatihan , konsultasi, supervise, monitoring, Pengawasan
umum dan evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa.
23. Syariat Islam adalah Tuntunan Ajaran Islam dalam semua aspek
kehidupan.
24. Syiar Islam adalah semua kegiatan yanag yang mengandung nilai-
nilai Ibadah untuk menyemarakkan dan mengagungkan
Pelaksanaan Ajaran Islam.
25. Aqidah adalah Aqidah Islamiah menurut Ahlussunnah Waljamaah.
B A B II
KEDUDUKAN IMUM MEUNASAH
Pasal II
1. Imum Meunasah berkedudukan sebagai unsur pimpinan
Gampong dibawah Geuchik yang meminpin kegiatan-
kegioatan di Gampong yang berkenaan dengan bidang Agama Islam,
pelaksanaan dan Penegakan Syariat Islam.
2. Imum Meunasah merupakan unsur Pimpinan secara bersama-sama
dengan Keuchik melaksanakan fungsi memimpin kegiatan
Keagamaan, Peningkatan Kepribadatan, peningkatan Pendidikan
Agama untuk anak-anak, remaja dan masyarakat.
3. Imum Meunasah memimpin seluruh kegiatan lain yang berhubungan
dengan kemakmuran Meunasah dengan pelaksanaan Syariat islam
dalam kehidupan masyarakat
B A B III
TUGAS IMUM GAMPONG
Pasal 3
B A B IV
LARANGAN
Pasal 4
Larangan bagi Imum Gampong antara lain meliputi:
1. Meninggalkan wilayah Gampong selama 1 (satu) bulan berturut-
turut tanpa izin Geuchik;
2. Membuat keputusan yang secara khusus memberikan keuntungan bagi
diri sendiri, anggota keluarga, kroni dan atau golongan tertentu;
3. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang barang
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi
keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
4. Merugikan kepentingan umum;
5. Melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat;
6. Mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
7. Menyalah gunakan wewenang;
8. Melanggar sumpah/janji jabatan;
9. Meninggalkan tugas selama 2 (dua) minggu berturut-turut tanpa alasan
yang jelas.
BA B V
KEWAJIBAN MASYARAKAT
PASAL 5
1. Memakmurkan Meunasah;
2. Melaksanakan kegiatan Pengajian Umum di Malam Jum at serta Wirid
Yasin bersama;
3. Pengajian Pemuda di malam Selasa;
4. Pengajian Ibu-ibu di hari senin;
5. Malaksanajan Syariat Islam dan meninggalkan yang dilarang dalam
syariat Islam;
6. Melaksanakan Shalat Fardu Berjamaah;
7. Melaksanakan Takziah Jika Ada Kematian baik digampong ataupun
tetangga Gampong;
8. Tidak Melaksanakan Kanduri Dimalam Pengajian dan hari Pengajian;
9. Melaksanakan Gotong Setiap hari Jumat, ditempat Menasah atau
Kuburan atau ditempat umum lainnya;
10. Acara Kanduri Maulud ditetapkan pada 12 Rabiuul Awal sampai pada 20
rabiul awal;
11. Kanduri wajib dimenasah tidak mengadakan kanduri di rumah pada
acara kanduri di meunasah;
12. Untuk Aparatur Gampong Wajib membawa satu Rubeng pada Hari
Maulud;
13. Masyarakat seperti Biasa membantu uang sepuluh ribu untuk anggota
zikir Maulid;
14. Kanduri Jrat setelah Hari Raya Idil Fitri pada Hari kedua Atau hari Raya
Idul Adha jatuh pada hari Ke dua dengan membawakan makanan dan
minuman serta berdoa secara bersama-sama Di Kuburan .
B A B VI
URUSAN PERBANTUAN
Pasal 6
Tugas yang diperbantukan jika Imum Berhalangan, urusan tersebut diserahkan
kepada Imum Dusun nyang menyangkut tentang ke Agamaan.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 7
Hal-hal yang belum diatur mengenai teknis pelaksanaan Qanun Gampong ini
akan diatur lebih lanjut dengan keuputusan Keuchik..
Pasal 14
( SOFYAN)
( U S MA N )
Nip: 19670506200701 1 041