Anda di halaman 1dari 11

NAGARI KINARI KECAMATAN BUKIT SUNDI

KABUPATEN SOLOK
PERATURAN NAGARI KINARI

NOMOR 01 TAHUN 2023

TENTANG
KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALI NAGARI KINARI KECAMATAN BUKIT SUNDI KABUPATEN
SOLOK- SUMATERA BARAT,

Menimbang : a. Bahwa untuk menjaga nilai-nilai budaya dan agama di Nagari


Kinari yang memiliki falsafah “Adat Basandi Syarak syarak
Basandi Kitabullah” perlu dijaga, dipelihara, dan dilestarikan
nilai- nilainya ke dalam tatanan norma kehidupan
bermasyarakat;
b. bahwa dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban
masyarakat diperlukan adanya suatu aturan yang dapat
melindungi kepentingan masyarakat nagari;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b diatas perlu ditetapkan suatu
Peraturan Nagari.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan


Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi
Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 25);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah dua
kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234 );
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
7. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun
2007 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari (Lembaran
Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007 Nomor 2);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 9 Tahun 2019
tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum (Lembaran
Daerah Kabupaten Solok Tahun 2019 Nomor 9 );
9. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 7 Tahun 2016
tentang Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah Kabupaten
Solok Tahun 2016 Nomor 7).

Memperhatikan :
Berita Acara Kesepakatan Antara Pemerintah Nagari dengan
Badan Permusyawaratan Nagari (BPN) Nagari Kinari Tentang
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN NAGARI KINARI
dan
WALI NAGARI KINARI

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN NAGARI KINARI TENTANG KEAMANAN DAN


KETERTIBAN MASYARAKAT

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Nagari adalah satu kesatuan teritorial masyarakat hukum adat yang
mempunyai ikatan geneologis menurut garis keibuan (matrilineal) yang
memiliki batas-batas fungsional adat.
2. Nagari adalah Nagari Kinari di Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok.
3. Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan di Nagari
oleh Pemerintah Nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari yang memiliki
batas-batas wilayah dalam mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Repupblik Indonesia.
4. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Nagari.
5. Wilayah Pemerintahan Nagari adalah Kesatuan wilayah Pemerintahan Nagari
yang mempunyai batas-batas administratif yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Wali Nagari adalah Wali Nagari Kinari Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten
Solok.
7. Peraturan Nagari adalah Peraturan Pemerintahan Nagari yang dibuat oleh
Wali Nagari bersama Badan Permusyawaratan Nagari Kinari.
8. Badan Permusyawaratan Nagari selanjutnya disingkat BPN adalah Badan
Permusyawaratan Nagari Kinari.
9. Jorong adalah bagian dari Wilayah Nagari yang dipimpin oleh seorang Kepala
Jorong.
10. Kepala Jorong adalah Perangkat Pemerintah Nagari yang mengepalai wilayah
Jorong.
11. Lembaga Kemasyarakatan Nagari adalah Lembaga yang dibentuk dengan
Peraturan Nagari dan berpedoman kepada peraturan perundang- undangan,
sebagai wadah partisipasi masyarakat untuk membantu Pemerintah Nagari
dalam proses perencanaan pembangunan, pelayanan masyarakat serta
pemberdayaan masyarakat.
12. Keamanan masyarakat adalah kondisi dinamis dalam kehidupan masyarakat.
13. Ketertiban adalah terlaksananya seluruh ketentuan peraturan baik dalam
proses maupun dalam tujuan, sehingga segala sesuatu berjalan menurut aturan
dan terletak pada tempatnya.
14. Tempat terlarang adalah lokasi yang diduga atau dipandang sebagai sarana
untuk melakukan perbuatan yang tercela dan tidak sesuai dengan norma-
norma agama dan adat istiadat dalam Nagari Kinari.
15. Ronda malam adalah menjaga Keamanan Lingkungan oleh masyarakat dan
wajib setiap masyarakat melakukannya minimal 1 orang dalam 1 rumah
maksimal umur 58 tahun dan minimal umur 18 tahun.
16. Dubalang adalah Dubalang Adat Nagari Kinari.
17. Jumat bersih adalah melakukan gotong-royong membersihkan pekarangan
atau jalan dirumah masing-masing dan tidak kesawah sebelum ibadah shalat
jumat selesai
18. Ikan larangan adalah ikan yang dilepaskan didaerah aliran sungai, aia balai
yang mendapatkan izin dari pemerintahan nagari
19. Hansip atau Linmas adalah keamanan nagari yang dibentuk dan di SK kan oleh
Wali Nagari
20. Sanksi adalah tanggungan (tindakan, hukuman) untuk memaksa orang untuk
mentaati peraturan.
21. Denda adalah hukuman yang berupa keharusan membayar dalam bentuk uang
atau barang karena melanggar aturan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dimaksudkan agar setiap elemen


masyarakat tunduk dan patuh terhadap aturan yang terkait dengan norma-norma
agar terwujudnya adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah.

Pasal 3

Tujuan yang ingin dicapai dalam penegakan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat adalah:
a. Terciptanya suasana tertib, aman, dan tentram serta bebas dari rasa takut
dan resiko ancaman fisik maupun jiwa, guna terselenggaranya tata
Pemerintahan Nagari dan Tata Kehidupan Masyarakat agar berjalan dan
terpelihara dengan baik dan apapun kegiatan yang melibatkan orang banyak
harus ada izin dari pemerintahan nagari;
b. Terjaganya keselamatan dan kehormatan setiap anggota masyarakat;
c. Terjaganya keutuhan dan persatuan masyarakat; dan
d. Terjaganya nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan agama ditengah-tengah
masyarakat.

BAB III
BENTUK - BENTUK GANGGUAN KEAMANAN
DAN KETERTIBAN

Pasal 4

Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat meliputi:


a. Pelanggaran terhadap Norma Hukum, baik pidana ataupun perdata;
b. Pelanggaran terhadap Norma Agama; dan
c. Pelanggaran terhadap Norma Kesopanan, Keasusilaan dan Adat Istiadat
dalam Nagari Kinari.

Pasal 5

Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf a meliputi semua tindak kejahatan


dan pelanggaran yang termuat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
seperti:
a. Perjudian (On-Line, Togel, Judi Bola dll;
b. Minum minuman keras yang memabukkan;
c. Narkoba, atau obat terlarang lainnya;
d. Pencurian dan penadah hasil pencurian; dan
e. Seluruh jenis-jenis usaha yang beroperasi tanpa memiliki legalitas seperti:
warnet, rental playstation, rental VCD, billiyard, karoke, tempat sabung ayam
dan jenis usaha lainnya yang merusak mental anak nagari.

Pasal 6

Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf b meliputi semua perbuatan yang


merupakan pembangkangan terhadap perintah Tuhan Yang Maha Esa seperti:
1. Aliran sesat;
2. Pelaksanaan pernikahan diluar ketentuan yang berlaku baik secara undang-
undang maupun agama (nikah Siri); dan
3. Perbuatan yang bisa menimbulkan Keresahan masyarakat seperti keluyuran
pada jam malam, atau menerima tamu melewati jam 22.00 kecuali acara
adat dan acara yang diketahui oleh pemerintahan nagari.

Pasal 7

Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf c meliputi:

1. Berkendaraan dijalan lingkar Nagari melebihi kecepatan yang telah ditentukan


Max 50 km/jam) dan menggunakan knalpot yang tidak standar (meresahkan
msyarakat);
2. Membuka usaha perjudian atau kegiatan olah raga yang mengarah ke perjudian
3. Membuka warung kopi atau warung makan disiang hari di bulan Ramadhan;
4. Berdua-duaan berlainan jenis ditempat-tempat sepi tanpa ikatan pernikahan
atau muhkrim yang memungkinkan terjadinya perbuatan maksiat;
5. Meminum minuman keras yang memabukkan untuk diri sendiri atau
menyediakan untuk orang lain dan memperjual belikan didepan umum;
6. Menerima tamu pada malam hari yang tidak sesuai dengan norma adat yang
telah ditentukan;
7. Kegiatan keramaian (pesta baralek, ulang tahun, kampanye dll) menggunakan
jalan Umum, bahu jalan kecuali setelah memperoleh izin dari Niniak Mamak,
Wali Nagari, dan pihak Kepolisian dengan membuat surat permohonan secara
tertulis dan penggunaannya maksimal 3 x 24 jam dan memberikan minimal
bisa ditempuh oleh kendaraan roda dua;
8. Melakukan kegiatan dalam bentuk bunyi-bunyian yang melewati batas jam
malam (24.00 WIB) yang mengganggu kenyamanan orang lain;
9. Pergi kesawah (menanam, basiang , mencangkul, membajak, panen padi/atau
berladang dan bertukang sebelum ibadah jumat selesai;
10. Membuat tanggul dijalan dan rintangan di bahu jalan umum tanpa izin
pemerintahan nagari;
11. Menangkap ikan larangan tanpa ijin dari kelompok pelaksana;
12. Menangkap ikan di sepanjang aliran sungai wilayah Nagari Kinari dengan
menggunakan Tuba (Kaporit) dan menggunakan setrum listrik.

BAB IV
KETENTUAN BATAS JAM MALAM
Bagian Kesatu
Bagi Pelajar

Pasal 8

(1) Usia 7 (Tujuh) – 19 (Sembilan Belas) Tahun, baik pelajar maupun tidak, pada hari
Senin – J u m a t batas keluar rumah sampai dengan Pukul 24.00 Wib.
(2) Khusus pada hari sabtu/Minggu atau hari libur Nasional lainnya batas keluar
rumah sampai pada pukul 01.00 Wib.
(3) Bagi kelompok/organisasi yang berkegiatan batas jam kegiatan pukul 24.00
Wib, bisa melebihi waktu diatas dengan catatan izin tertulis dari pemerintahan
Nagari.
(4) Kelompok/organisasi yang berkegiatan diluar ketentuan batas jam malam
wajib meminta izin Wali Nagari secara tertulis.
(5) Penggunaan Internet Nagari dibatasi sampai Pukul 17.00 Wib (jam kantor).

Bagian Kedua
Bagi Tamu
Pasal 9

(1) Bagi masyarakat dari luar Nagari Kinari yang datang ke Nagari Kinari untuk
bertamu selambat-lambatnya 1x24 jam wajib melapor melalui Kepala Jorong.
(2) Bagi anak nagari yang membawa teman atau menerima tamu batas waktu
bertamu pukul 21.00 Wib, apabila lewat jam tersebut maka diwajibkan
melapor melalui Kepala Jorong selambat-lambatnya jam 21.00 wib pada
hari tersebut.

BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 10

Pemerintahan Nagari dan Kerapatan Adat Nagari melakukan pembinaan dalam


bentuk:
a. membantu tugas kepolisian guna menciptakan rasa aman di tengah-
tengah masyarakat.
b. Mensosialisasikan kepada masyarakat dan organisasi atau lembaga
kemasyarakatan yang ada di Nagari untuk tidak melakukan kegiatan
yang bertentangan dangan hukum, norma agama, norma kesopanan,
adat dan kearifan lokal.
c. Memfasilitasi pemerintah daerah dalam pelaksanaan program dan
kegiatan terkait dengan penyuluhan hukum kepada masyarakat secara
berkala.
d. Bagi seluruh jenis usaha wajib mencegah dampak buruk yang akan
timbul dari usahanya.

BAB VI
KETENTUAN SANKSI
Bagian Kesatu
Sanksi Pelanggaran Norma Hukum dan Norma Agama

Pasal 11

1. Setiap masyarakat atau kelompok yang melanggar peraturan perundang-


undangan yang berlaku, yang berkaitan dengan pelanggaran hukum sebagaimana
dimaksud pasal 4 huruf a akan diserahkan langsung kepada pihak berwajib.
2. Setiap masyarakat atau kelompok yang melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang berkaitan dengan pelanggaran Norma agama sebagaimana dimaksud pasal 4
huruf b penanganannya diserahkan kepada pihak yang berwajib setelah disepakati oleh
unsur Wali Nagari, BPN dan Kerapatan Adat.

Bagian Kedua
Sanksi Pelanggaran Norma Kesopanan, Kesusilaan secara Adat Salingka

Nagari

Pasal 12

(1) Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh masyarakat secara sendiri atau
berkelompok akan diselesaikan bersama-sama oleh Niniak Mamak /KAN, BPN
dan Wali Nagari bajanjang naik batanggo turun.
(2) Kategori Pelanggaran dan sanksi atau denda yang diberikan adalah sebagai
berikut:
a. Anggota masyarakat yang berduaan engan berlainan jenis ditempat
sepi atau tempat yang tidak lazim dikenakan denda sebesar 3 zak
semen atau uang sejumlah barang tersebut diatas per orang, dan
masing- masing pelaku selanjutnya diserahkan kepada keluarganya di
kantor wali nagari dengan membuat surat perjanjian bermaterai.
b. Bagi anggota masyarakat yang terbukti kuat melakukan perbuatan
maksiat dikenakan denda 10 zak semen atau uang sejumlah barang
tersebut diatas dan atau menyediakan tempat untuk membuka usaha
maksiat akan dikenakan denda 20 zak semen atau sejumlah uang
sesuai barang tersebut diatas dan akan diteruskan kepada pihak
berwajib setelah disepakati oleh Wali nagari, BPN dan KAN
c. Anggota masyarakat yang masih pergi kesawah kecuali mengurus
ternak sebelum selesainya ibadah shalat jumat akan diberikan sangsi
denda 2 zak semen atau uang senilai barang tersebut diatas dan
membuat perjanjian bermaterai setelah mendapatkan surat teguran
pertama dan ke dua dari pemerintahan nagari.
d. Bagi anggota masyarakat yang membuka usaha rental VCD Player,
Playstation, Bilyard dan sejenisnya tanpa izin dari pemerintahan
nagari, dan sudah ada teguran secara tertulis dari pemerintahan nagari
sebanyak 2 x dikenakan denda 5 zak Semen setiap kejadian
ditemukannya pelanggaran yang sudah ditentukan dan apabila tidak
diindahkan maka pemerintahan nagari akan meneruskan kepada pihak
berwajib.
e. Bagi anggota masyarakat yang melakukan penangkapan ikan larangan
di sepanjang daerah aliran sungai, aia balai/banda sesuai batas yang
ditentukan diberikan sangsi denda 3 zak semen atau sejumlah uang
sesuai barang tersebut diatas dan membuat surat perjanjian
bermaterai.
f. Bagi masyarakat yang melakukan penangkapan ikan menggunakan
putas atau tuba atau setrum listrik disepanjang aliran
sungai/banda/aia balai di Nagari Kinari akan diberikan denda 10 zak
semen atau sejumlah uang sesuai barang tersebut diatas dan membuat
perjanjian bermaterai tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.

(3) Setiap masyarakat atau kelompok yang melanggar peraturan norma Agama,
norma kesopanan, kesusilaan norma Adat yang menimbulkan keresahan
masyarakat maka penanganan penyelesaiannya diserahkan kepada pihak
Pemerintahan Nagari bersama Ninik Mamak dalam hal ini Kerapatan Adat
Nagari.
(4) Pelanggaran berat akan diserahkan ke pihak yang berwajib jika sudah
disepakati oleh Wali Nagari, BPN dan KAN

Bagian Ketiga
Sanksi Terhadap Pelanggaran Batas Jam Malam

Pasal 13

(1) Setiap orang yang melanggar pasal 8 dan pasal 9 dikenakan sanksi, untuk
pertama kali pelanggaran menggunakan teguran lisan oleh kepala jorong,
pelanggaran kedua teguran tulisan oleh wali nagari melalui kepala jorong dan
yang ketiga jika mengulang diberikan sanksi dengan 5 zak semen atau uang
senilai barang tersebut diatas.
(2) Sanksi akan dilaksanakan setelah terbukti melakukan pelanggaran minimal
ada saksi dan barang bukti.

BAB VII
PEMANFAATAN

Pasal 14

Pemanfaatan denda yang diperoleh dari sanksi sebagaimana dimaksud Pasal 11,
Pasal 12 dan Pasal 13, 80% dipergunakan untuk pembangunan fasilitas nagari yang
dianggap penting untuk dibangun dan 20% untuk biaya yang ditimbulkan akibat kejadian
tersebut diatas sebagaimana dimaksud pasal 4, pasal 8 dan pasal 9.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Nagari ini sepanjang mengenai tata cara
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Wali Nagari.

Pasal 16

Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Nagari
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Nagari Kinari.

Ditetapkan di Kinari

pada tanggal September 2023


WALI NAGARI
Nagari Kinari

Ade Indra,S.Sos

Diundangkan di Kinari
Pada tanggal September 2023

SEKRETARIS NAGARI

Pika Yulia
PENJELASAN ATAS
PERATURAN NAGARI KINARI
NOMOR I TAHUN 2023
TENTANG
KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

I. UMUM

Pemerintahan Nagari merupakan sarana untuk melakukan pelayanan dan pengayoman kepada

masyarakat. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Nagari sebagai elemen

masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan

penyelenggaraan Pemerintahan Nagari, Wali Nagari melaksanakan tugas dan kewenangannya

dengan dibantu oleh Perangkat Nagari yang memiliki kompetensi dibidang tugasnya masing-

masing.

Masyarakat Nagari Kinari terbagi dan tersebar diwilayah nagari yang mempunyai luas wilayah

lebih kurang 3.188 ha, mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dan mata

pencaharian yang berbeda-beda pula, dalam status sosial masyarakat terjadi beberapa hal yang

bisa menimbulkan kenyamanan dan kehidupan masyarakat nagari terganggu, untuk

mengantisipasi itu semua maka disusunlah suatu aturan untuk meminimalkan kejadian-

kejadian yang merusak keamanan dan kenyamanan di masyarakat nagari, khususnya Nagari

Kinari

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1) Aliran sesat adalah aliran yang diputuskan sesat oleh Majelis Ulama Nagari Kinari

Ayat (2) Nikah siri yang dimaksud harus ada penjelasan dari saksi lansung yang menyaksikan
pernikahan tersebut

Ayat (3) Acara yang dimaksud adalah acara pesta adat dan acara yang dijinkan oleh pemerintahan nagari
Pasal 7
Ayat (1)

Berlaku jika ada pengaduan masyarakat ke Walinagari

Ayat (2)

bila ada bukti dan saksi yang melapor lebih dari 3 orang

Ayat (3)

cukup jelas

Ayat (4)

cukup jelas

Ayat (5)

cukup jelas

Ayat (6)

cukup jelas

Ayat (7)

cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Ayat (9)

Dibolehkan jika sudah selesai ibadah shalat jumat berlaku untuk seluruh masyarakat

Ayat (10)

Pembuatan tanggul di jalan utama dan lingkar nagari wajin izin dari pemerintahan nagari

Ayat (11)

Cukup jelas

Ayat( 12)

Dilengkapi bukti dan saksi

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Khusus untuk pelajar tingkat SLTA kebawah

Ayat (3)

Dilengkapi dengan bukti ijin tertulis

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Kecuali pada waktu tertentu atau jika ada acara nagari pada malam hari
Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Ayat (1)

Untuk kasus berat diserahkan penanganan ke pihak berwajib, untuk kasus sedang dan perdata

diselesaikan ditingkat pemerintahan nagari dan Kerapatan Adat nagari

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 13

Ayat (1)

Teguran tertulis dibuktikan dengan surat teguran sudah di terima pelaku atau diteken saksi

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Anda mungkin juga menyukai