Anda di halaman 1dari 8

PERATURAN NAGARI SUNGAI PUA

NOMOR 8 TAHUN 2008


TENTANG
KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALINAGARI SUNGAI PUA,

Menimbang : a. bahwa untuk menjaga nilai-nilai budaya dan agama di Nagari Sungai
Pua yang didasarkan pada “Adat Basandi Syara', Syara' Basandi
Kitabullah”, demi terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
perlu ditetapkan dengan Peraturan Nagari;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah


Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah
Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4737);
5. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007
tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan Nagari (Lembaran Daerah
Tahun 2007 Nomor 2);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Nagari (Lembaran daerah Tahun 2007 Nomor 12);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan (Lembaran Daerah tahun 2009
Nomor 2).
DENGAN TUJUAN BERSAMA BADAN PERMUSYAWARATAN
NAGARI SUNGAI PUA DAN WALI NAGARI SUNGAI PUA
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : PERATURAN NAGARI TENTANG KEAMANAN DAN
KETERTIBAN MASYARAKAT

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki


batas-batas wilayah tertentu berdasarkan filosofi adat
Minangkabau (Adat basandi Syara', Syara' basandi Kitabullah)
dan atau berdasarkan asal usul dan adat salingka Nagari.
2. Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Nagari dan Badan
Permusyawaratan Nagari dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia .
3. Pemerintah Nagari adalah Walinagari dan Perangkat Nagari
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari.
4. Walinagari adalah Walinagari Sungai Pua.
5. Jorong adalah bagian dari Wilayah Nagari.
6. Badan Permusyawaratan Nagari selanjutnya disebut BAMUS
NAGARI adalah Lembaga yang merupakan perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari sebagai
unsur penyelenggara Pemerintah Nagari.
7. Lembaga Kemasyarakatan Nagari adalah Lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan dan merupakan
mitra Pemerintah Nagari dalam memberdayakan masyarakat.
8. Keamanan masyarakat adalah kondisi dinamis dalam kehidupan
masyarakat.
9. Ketertiban adalah terlaksananya seluruh ketentuan peraturan
baik dalam proses maupun dalam tujuan, sehingga segala
sesuatu berjalan menurut aturan dan terletak pada tempatnya.
10. Parik Paga Nagari adalah salah satu Lembaga Nagari yang
mempunyai tugas sebagai kelompok pelindung masyarakat.
11. Tempat terlarang adalah lokasi yang diduga atau dipandang
sebagai sarana untuk melakukan perbuatan yang tercela dan
tidak sesuai dengan norma-norma agama dan adat istiadat.

Sanksi adalah tanggungan (tindakan, hukuman) untuk memaksa orang


menaati peraturan.
BAB II
SASARAN KETERTIBAN DAN KEAMANAN

Pasal 2
Sasaran yang ingin dicapai dalam penegakan ketertiban dan keamanan
masyarakat adalah:

1. terciptanya suasana tertib, aman, dan tentram serta bebas dari


rasa takut dan resiko ancaman fisik maupun jiwa, guna
terselenggaranya tata Pemerintahan Nagari dan Tata Kehidupan
Masyarakat agar berjalan dan terpelihara dengan baik;
2. terjaganya keselamatan dan kehormatan setiap anggota
masyarakat;
3. terjaganya keutuhan dan persatuan masyarakat;
4. terjaganya nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan agama ditengah-
tengah masyarakat.

BAB III
BENTUK - BENTUK GANGGUAN KEAMANAN
DAN KETERTIBAN

Pasal 3
Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat meliputi:

a. pelanggaran terhadap norma hukum;


b. pelanggaran terhadap norma agama dan adat istiadat;
c. pelanggaran terhadap norma kesopanan, kesusilaan dan
kebiasaan setempat;

Pasal 4
Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf a meliputi semua
tindak kejahatan dan pelanggaran yang termuat dalam Peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 5

Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf b meliputi:

a. aliran sesat;
b. persengketaan permasalahan tanah;

pelaksanaan pernikahan diluar ketentuan yang berlaku;


Pasal 6
Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf c meliputi:

a. membuka usaha rental VCD Player dan Playstation;


b. berkendaraan melebihi kecepatan yang telah ditentukan;
c. berjualan tidak pada tempatnya seperti diatas got, trotoar atau di
pinggir jalan yang dapat mengganggu ketertiban umum;
d. bermain kartu dan berjualan di siang hari dalam bulan ramadhan;
e. berdua-duaan berlainan jenis ditempat-tempat sepi di atas jam
18.00 WIB;
f. meminum minuman keras untuk diri sendiri atau menyediakan
untuk orang lain dan memperjual belikan didepan umum;
g. melakukan perbuatan maksiat atau memberi kesempatan tempat
usaha, untuk terjadinya perbuatan terlarang/maksiat.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH NAGARI

Pasal 7

1. Tugas Pemerintah Nagari dalam menjaga keamanan dan


ketertiban Nagari adalah:
a. ikut membantu tugas polisi guna menciptakan rasa aman
di tengah-tengah masyarakat;
b. mengingatkan kepada masyarakat dan organisasi yang
ada di Nagari untuk tidak melakukan kegiatan yang
bertentangan dangan hukum dan norma agama;
c. memberikan penyuluhan sadar hukum kepada masyarakat
secara berkala;
d. dalam pelaksanaan tugas yang dimaksud huruf a, b dan c,
Pemerintah Nagari melimpahkan kepada Parik Paga
Nagari.
2. Disamping tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Pemerintah
Nagari juga berwenang melindungi dan mendampingi Parik Paga
apabila ada masalah yang tidak dapat diselesaikan di tingkat
Nagari dan harus dilanjutkan ketingkat yang lebih tinggi.
BAB V
PENERTIBAN

Pasal 8

1. Tugas penertiban dalam rangka menjaga keamanan dan


ketertiban masyarakat di wilayah hukum Nagari Sungai Pua
dilakukan oleh Lembaga Parik Paga.
2. Dalam menjalankan tugasnya, Lembaga sebagaimana dimaksud
ayat (1) mempunyai wewenang:
a. menerima laporan dari masyarakat terhadap pelanggaran
yang terjadi, yang dapat menganggu keamanan dan
ketertiban dalam masyarakat;
b. menindaklanjuti bentuk pelanggaran yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat di luar tindak pidana;
c. menyelesaikan pelanggaran yang terjadi sesuai dengan
aturan yang berlaku;
d. melakukan tindakan preventif sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
e. menghentikan seluruh kegiatan usaha rental VCD Player
dan Playstation di wilayah hukum Nagari Sungai Pua;
f. menghentikan kegiatan bermain kartu pada jam yang telah
ditentukan dan tidak membuka warung atau berjualan
makanan disiang hari selama bulan suci Ramadhan;
g. menegur dan mengingatkan setiap kendaraan yang
kecepatannya melebihi batas yang telah ditentukan.

BAB VI
SANKSI
Bagian Kesatu
Sanksi Pelanggaran Berat

Pasal 9

Setiap masyarakat atau kelompok yang melanggar peraturan


perundang-undangan yang berlaku, yang berkaitan dengan pelanggaran
berat (pidana) penanganannya diserahkan kepada pihak penegak
hukum.
Bagian Kedua
Sanksi Pelanggaran Ringan

Pasal 10

1. Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh masyarakat secara


sendiri atau berkelompok akan diselesaikan oleh Parik Paga dan
Ninik Mamak ( KAN ).
2. Kategori Pelanggaran ringan dan sanksi atau denda yang
diberikan adalah sebagai berikut:
a. siapa saja yang kedapatan berduaan dengan berlainan
jenis ditempat sepi atau terlarang di atas jam 18.00 WIB
dikenakan denda sebesar 20 zak semen per orang, dan
masing-masing pelaku selanjutnya diserahkan kepada
keluarganya;
b. siapa saja yang melakukan perbuatan maksiat dan
menyediakan tempat untuk membuka usaha maksiat akan
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

siapa saja yang membuka usaha rental VCD Player dan Playstation
dikenakan denda sebesar serta usahanya segera ditutup;

Bagian Ketiga
Sanksi Pelanggaran Norma Agama dan Adat Istiadat

Pasal 11

Setiap masyarakat atau kelompok yang melanggar peraturan norma


Agama dan norma Adat Istiadat penanganan dan penyelesaiannyanya
diserahkan kepada pihak Pemerintahan Nagari bersama Ninik Mamak
dalam hal ini Kerapatan Adat Nagari (KAN).
BAB VII
PENUTUP

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Nagari ini sepanjang


mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walinagari.

Pasal 13
Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Nagari ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Agam.

Ditetapkan di Sungai Pua


pada tanggal 01 Oktober 2008

WALINAGARI SUNGAI PUA,

Drs. FERI ADRIANTO St. SINARO

Anda mungkin juga menyukai