Anda di halaman 1dari 11

PERATURAN DESA SUELA

NOMOR : 09 TAHUN 2020

TENTANG
BALE MEDIASI DESA SUELA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESASUELA

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Peraturan


Bupati Lombok Timur Nomor 37 Tahun 2019 tentang Pembentukan
Bale Mediasi, maka perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Bale
Mediasi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 138 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor3872);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun
2007 tentang Pedoman Pelestarian dan
Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Budaya Sosial
Masyarakat;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 32);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2091);
10. Peraturan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor44 Tahun
2016 tentang Kewenangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
12. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasidi Pengadilan;
13. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Bale Mediasi
(Lembaran Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2018 Nomor 9);
14. PeraturanBupati Lombok Timur Nomor 22 Tahun
2019 tentang Tata Cara Penataan Desa (Berita
Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019
Nomor 22);
15. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 1 Tahun
2020 tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
Di Kabupaten Lombok Timur (Berita Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2020 Nomor 1);
16. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 37 Tahun
2019 tentang Pembentukan Bale Mediasi (Berita
Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2019
Nomor 37).
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SUELA
dan
KEPALA DESA SUELA

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG BALE MEDIASI


DESA SUELA

BABI
KETETUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :


1. Desa adalah Desa Suela.
2. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa Suela
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Suela
4. Perangkat Desa yang selanjutnya disebut Perangkat adalah Perangkat
Desa Suela
5. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
Badan Permusyawaratan Desa Suela
6. Bale Mediasi adalah lembaga yang menjalankan fungsi mediasi,
pembinaan dan koordinasi dalam pelaksanaan mediasi di masyarakat
sesuai dengan kearifan lokal.
7. Mediasi adalah penyelesaian sengketa melalui proses perundingan
musyawarah mufakat untuk memperoleh kesepakatan para pihak
dengan bantuan mediator.
8. Mediator komunitas adalah beberapa orang yang terdiri atas tokoh
adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menjalankan fungsi
mediasi.
9. Mediator bersertifikat adalah seseorang yang sudah memiliki sertifikat
yang membantu para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui
mediasi di luarpengadilan.
10. Mediator tidak bersertifikat adalah seseorang yang memiliki kompetensi
dan kredibilitas yang diakui oleh masyarakat setempat dalam membantu
para pihak dalam penyelesaian sengketa melalui musyawarah mufakat di
luar pengadilan.
11. Kesepakatan perdamaian adalah kesepakatan para pihak yang
bersengketa dituangkan dalam bentuk tertulis ditandatangani oleh para
pihak dan mediator.
12. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah
pedoman tata kerja Bale Mediasi yang disusun oleh Bale Mediasi Suela
yang mengacu pada Bale Mediasi provinsi NTB.

Pasal2
ASAS
Bale Mediasi dalam melaksanakan mediasi berasaskan :
a. kekeluargaan;
b. musyawarahmufakat;
c. sederhana;
d. cepat dan biayamurah;
e. kesetaraan;
f. keadilan;
g. kemanfaatan;dan
h. kepastianhukum.

Pasal 3
MAKSUD
Bale Mediasi dimaksudkan agar penyelenggaraan penyelesaian sengketa
dilaksanakan secara terkoordinasi dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, budaya, kearifan lokal, dan aturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 4
RUANG LINGKUP

Bale Mediasi bertujuan untuk:


a. sebagai wujud perlindungan, penghormatan dan pemberdayaan
terhadap keberadaan lembaga adat dalam menjalankan fungsi mediasi;
b. mencegah dan meredam konflik-konflik atau sengketa di masyarakat
secara lebih dini;
c. terselenggaranya penyelesaian sengketa di masyarakat melalui mediasi
demi terciptanya suasana yang rukun, tertib dan harmonis;
d. Mendorong partisipasi masyarakat dalam menciptakan dan menjaga
ketertiban dan keamanan desa;
e. menjaga, melindungi dan melestarikan tradisi budaya dan kearifan
local.

BAB II
PEMBENTUKAN DAN KELEMBAGAAN BALE MEDIASI

BagianKesatu
Pembentukan dan Kedudukan

Pasal5

Dengan peraturan desa ini dibentuk Bale Mediasi.

Pasal6

Bale Mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 berkedudukan di Desa Suela

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal7

(1) Susunan organisasi kelembagaan Bale Mediasi terdiri atas:


a. pembina;
b. pengarah;
c. penanggung jawab; dan
d. pelaksana harian.
(2) Struktur organisasi dalam Bale Mediasi tercantum dalam lampiran
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Desa.
(3) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Kepala
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
(4) Pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah Kepala
Sekretaris Desa
(5) Penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah
Kepala Seksi Pemerintahan
(6) Pelaksana Harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
terdiri atas:
a. ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara;dan
d. divisi-divisi.
(7) Divisi-divisi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf d, minimal
terdiri atas:
a. koordinator Administrasi;
b. coordinator penyelesaian sengketa
(8) Divisi-divisi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas
(9) Kepengurusan Bale Mediasi sebagaimana maksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa

Pasal 8

(1) Pelaksana Harian sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1) terdiri dari
unsur-unsur :
a. pemerintah desa;
b. tokoh adat;
c. tokoh agama;
d. tokoh masyarakat;
e. tokoh perempuan;
f. tokoh pemuda;
g. bhabinkamtibmas;
h. babinsa;
i. mediator bersertifikat dan/atautidakbersertifikat;
j. kelembagaan Desa
(2) Unsur pelaksana harian sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
melibatkan akademisi, professional dan praktisi.

Bagian Ketiga
Pengangkatan dan PemberhentianPengurus

Pasal9

Untuk dapat diangkat menjadi Pelaksana Harian Bale Mediasi harus


memenuhi syarat sebagai berikut :
a. sehat jasmani dan rohani;
b. memahami norma, nilai dan adat istiadat masyarakat;
c. berintegritas; dan
d. mempunyai komitmen untuk mengabdi pada Bale Mediasi.

Pasal10

(1) Pelaksana Harian Bale Mediasiberhenti dan/atau diberhentikan


apabila:
a. mengundurkan diri;
b. masa jabatan berakhir;
c. sakit permanen;
d. meninggal dunia;
e. dinyatakan sebagai terpidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;atau
f. melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan
ART).
(2) Tata Cara Pemberhentian Pelaksana Harian Bale Mediasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD dan ART).

Pasal 11

(1) Masa jabatan Pelaksana Harian Bale Mediasi paling lama 5 (Lima)
tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa kepengurusan
berikutnya.
(2) Pemilihan Ketua, Sekretaris dan Bendahara Pelaksana Harian dipilih
berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak.

BAB III
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 12

Bale Mediasi bertugas :


a. menyusun dan menetapkan Aggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Bale Mediasi (AD/ART);
b. melakukan pendampingan penyelesaian sengketa yang terjadi di desa;
c. melakukan koordinasi dengan institusi atau lembaga terkait dengan
pelaksanaan tugasnya;
d. melakukan sosialisasi tentang keberadaan Bale Mediasi;
e. mendorong peran serta masyarakat untuk menyelesaikan sengketa melalui
Bale Mediasi; dan
f. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan wewenangnya;

Pasal 13

Bale Mediasi berwenang untuk:


a. melakukan penguatan kapasitas lembaga yang menjalankan fungsi
mediasi yang ada dimasyarakat;
b. melakukan peningkatan kapasitas mediator;
c. melakukan koordinasi dengan lembaga yang menjalankan fungsi
mediasi; dan
d. menyelesaikan sengketa melalui mediasi.

BAB IV
PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA DI BALE MEDIASI

Bagian Kesatu
Penyampaian Permohonan Mediasi

Pasal 14

(1) Setiap orang dan/atau masyarakat yang dirugikan hak-hak


keperdataannya dan/atau menjadi korban tindak pidana/perbuatan
pidana oleh orang lain dan/atau masyarakat lainnya dapat mengajukan
permohonan kepada Bale Mediasi untuk dimediasi.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan harus
mencantumkan secara jelas tentang keinginan untuk menyelesaikan
sengketa dengan cara mediasi di Bale Mediasi.

Pasal 15

(1) Bale Mediasi melakukan registrasi pada setiap permohonan yang


masuk kedalam buku register perkara.
(2) Paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak permohonan didaftarkan,
Bale Mediasi menyampaikan jawaban atas permohonan kepada pihak
pemohon.

BagianKedua
Hasil Kesepakatan Perdamaian

Pasal 16

(1) Jika mediasi berhasil mencapai kesepakatan para pihak dengan bantuan
mediator harus merumuskan kesepakatan tersebut secara tertulis dalam
kesepakatan damai, yang ditandatangani oleh para pihak dan mediator.
(2) Kesepakatan perdamaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
memuat ketentuan yang:
a. bertentangan dengan hukum, ketertiban umum dan adat istiadat
masyarakat;
b. merugikan pihak ketiga; atau
c. tidak dapat dilaksanakan.
(3) Hasil kesepakatan perdamaian para pihak yang bersengketa bersifat
final dan mengikat.
(4) Dalam hal para pihak menghendaki kesepakatan perdamaian
mempunyai kekuatan eksekutorial dapat mengajukan kesepakatan
perdamaian tersebut kepada Pengadilan dalam bentuk gugatan untuk
dikuatkan dalam Akta Perdamaian.
(5) Setiap kesepakatan perdamaian yang dihasilkan pada Bale Mediasi,
agar ditembuskan kepada Kepala Desa, Kapolsek, Camat, Bale
Mediasi Kabupaten dan Bupati.
(6) Jika kesepakatan perdamaian tidak tercapai maka proses hokum
berlanjut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Pasal17
Prosedur penyelesaian sengketa dilaksanakan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Bale Mediasi Desa
Suela mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) Bale Mediasi
Lombok Timur dan/atau Provinsi NTB.

BAB V
KOORDINASI

Pasal 18
(1) Bale Mediasi dalam melaksanakan tugas berkoordinasi dengan
perangkat daerah, lembaga penegak hukum dan instansi terkait.
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
dalam bentuk:
a. konsultasi;
b. fasilitasi kerjasama antara lembaga yang menjalankan fungsi
mediasi dengan lembaga terkait; dan/atau
c. mengembangkan pola kerja sama dan kemitraan yang saling
menguntungkan.

BAB VI
PEMBERDAYAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 19

(1) Pemerintah desa mengutamakan konsep pemberdayaan masyarakat


dalam rangka memfasilitasi penyelesaian sengketa melalui mediasi.
(2) Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan secara terkoordinasi dan terpadu.

BAB VII
PENDANAAN

Pasal 20

1) Anggaran Bale Mediasibersumberdari:


a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD);
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa(APBDes);
c. Swadaya masyarakat; dan/ atau
d. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
2) Pemerintah Desa mengalokasikan anggaran untuk Bale Mediasi
dengan memperhatikan prinsip proporsional
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 21

1) Kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap Bale Mediasi meliputi monitoring dan evaluasi.
2) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan
selanjutnya didalam melaksanakan tugas-tugasnya.

BAB IX
PELAPORAN

Dalam hal pelaporan, Bale Mediasi Desa Suela membuat laporan setiap 6
bulan sekali
BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa.

Ditetapkan di Suela
pada tanggal 10 Desember 2020
KEPALA DESA SUELA

Diundangkan di Suela ROSYIDI


pada tanggal 17 Desember 2020
SEKRETARIS DESA SUELA

MUHAMMAD HIRSAN, S.Pd

Lembaran Desa Suela Tahun 2020 Nomor 09.


LAMPIRAN :

PERATURAN DESA SUELA


NOMOR 09 TAHUN 2020
TENTANG
STRUKTUR BALE MEDIASI DESA SUELA

PEMBINA
KEPALA DESA

PENGARAH
SEKDES

PENANGGUNG
JAWAB

KETUA
PELAKSANA HARIAN

SEKRETARIS BENDAHARA

KOORDINATOR KOORDINATOR
ADMINISTRASI PENYELESAIAN SENGKETA

MEDIATOR

Suela, 10 Desember 2020


Kepala Desa Suela

ROSYIDI
LAMPIRAN :

PERATURAN DESA SUELA


NOMOR 09 TAHUN 2020
TENTANG
SUSUNAN PENGURUS BALE MEDIASI DESA SUELA
PERIODE 2020-2025

1. PEMBINA : KEPALA DESA SUELA


2. PENGARAH : SEKRETARIS DESA
3. PENANGGUNG JAWAB : KASI PEMERINTAH
4. KETUA PELAKSANA HARIAN : RASYID RIDHO, S.Pd
5. SEKRETARIS : M. RUSLI UMAINI, A.Ma
6. BENDAHARA : SA’ADATAD DARAENI, S.P.d
7. KOORD. ADMINISTRASI : HENI MULIANI
8. KOORD. PENYELESAIAN : RIADI AHYAR, M.Pd
SENGKETA
9. MEDIATOR :
1. TGH. ABDUL GANI ARSYADI, QH., A.Ma
2. 8 KAWIL DESA SUELA
3. KADRI, S.P.d.I
4. AMAQ BAEHANAH
5. UST. TASNIM
6. JUMADIL
7. DEWI RATNA SEKARWANGI, S.Pd
8. AMAQ MUHIBBIN
9. H. ABDUL MAHITH
10. H. M. MUKRI, BA
11. Drs. H. AKHIR
12. FATHURAHMAN

Suela, 10 Desember 2020


Kepala Desa Suela

ROSYIDI

Anda mungkin juga menyukai