Anda di halaman 1dari 7

NAGARI SUAYAN

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA


PERATURAN NAGARI SUAYAN
NOMOR TAHUN 2016

TENTANG
KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT
 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI NAGARI SUAYAN,

a. bahwa untuk menjaga nilai-nilai budaya dan


Menimbang : agama di Nagari Suayan yang memiliki falsafah
“Adat Basandi Syarak syarak Basandi Kitabullah”
perlu dijaga, dipelihara, dan dilestarikan nilai-
nilainya ke dalam tatanan norma kehidupan
bermasyarakat;
b. bahwa dalam rangka menciptakan keamanan dan
ketertiban masyarakat diperlukan adanya suatu
aturan yang dapat melindungi kepentingan
masyarakat nagari;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagimana


dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas perlu
ditetapkan suatu Peraturan Nagari .
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang
Mengingat : Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437), sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234 );
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun
2006 Tentang Pedoman Pembentukan dan
Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa ;
7. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor
2 Tahun 2007 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
Nagari (Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Barat
Tahun 2007 Nomor 2);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat (Lembaran Daerah
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2009 Nomor
5);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota


Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pemerintahan Nagari
(Lembaran Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota
Tahun 2013 Nomor 2).

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN NAGARI SUAYAN


dan
WALI NAGARI SUAYAN 

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERATURAN NAGARI SUAYAN TENTANG KEAMANAN


DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1  

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Nagari adalah satu kesatuan teritorial masyarakat hukum adat


yang mempunyai ikatan geneologis menurut garis keibuan
(matrilineal) yang memiliki batas-batas fungsional adat.
2. Pemerintahan Nagari adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan di Nagari oleh Pemerintah Nagari dan Badan
Permusyawaratan Nagari yang memilki batas-batas wilayah dalam
mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan Kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Repupblik Indonesia.
3. Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dan Perangkat Nagari
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Nagari.
4. Wilayah Pemerintahan Nagari adalah Kesatuan wilayah
Pemerintahan Nagari yang mempunyai batas-batas administratif
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
5. Wali Nagari adalah Wali Nagari Suayan.
6. Peraturan Nagari adalah Peraturan Pemerintahan Nagari yang
dibuat oleh Wali Nagari bersama Bamus Nagari.
7. Badan Permusyawaratan Nagari selanjutnya disingkat BAMUS
adalah Badan Permusyawaratan Nagari Suayan.
8. Jorong adalah bagian dari Wilayah Nagari yang dipimpin oleh
seorang Kepala Jorong.
9. Kepala Jorong adalah Perangkat Pemerintah Nagari yang
mengepalai wilayah Jorong.
10. Lembaga Kemasyarakatan Nagari adalah Lembaga yang dibentuk
dengan Peraturan Nagari dan berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan,sebagai wadah partisipasi masyarakat
untuk membantu Pemerintah Nagari dalam proses perencanaan
pembangunan, pelayanan masyarakat serta pemberdayaan
masyarakat.
11. Keamanan masyarakat adalah kondisi dinamis dalam kehidupan
masyarakat.
12. Ketertiban adalah terlaksananya seluruh ketentuan peraturan
baik dalam proses maupun dalam tujuan, sehingga segala sesuatu
berjalan menurut aturan dan terletak pada tempatnya.
13. Tempat terlarang adalah lokasi yang diduga atau dipandang
sebagai sarana untuk melakukan perbuatan yang tercela dan
tidak sesuai dengan norma-norma agama dan adat istiadat.
14. Sanksi adalah tanggungan (tindakan, hukuman) untuk memaksa
orang menaati peraturan.
15. Denda adalah hukuman yang berupa keharusan membayar dalam
bentuk uang karena melanggar aturan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dimaksudkan agar


setiap elemen masyarakat tunduk dan patuh terhadap aturan yang
terkait dengan norma-norma agar terwujudnya adat bersandi syarak,
syarak bersandi kitabullah.

Pasal 3

Tujuan yang ingin dicapai dalam penegakan Ketertiban Umum dan


Ketentraman Masyarakat adalah:

a. Terciptanya suasana tertib, aman, dan tentram serta bebas dari


rasa takut dan resiko ancaman fisik maupun jiwa, guna
terselenggaranya tata Pemerintahan Nagari dan Tata Kehidupan
Masyarakat agar berjalan dan terpelihara dengan baik;
b. Terjaganya keselamatan dan kehormatan setiap anggota
masyarakat;
c. Terjaganya keutuhan dan persatuan masyarakat; dan
d. Terjaganya nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan agama ditengah-
tengah masyarakat.
BAB III

BENTUK - BENTUK GANGGUAN KEAMANAN


DAN KETERTIBAN

Pasal 4

Gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat meliputi:

a. Pelanggaran terhadap Norma Hukum;


b. Pelanggaran terhadap Norma Agama; dan
c. Pelanggaran terhadap Norma Kesopanan, Kesusilaan dan Adat
Istiadat setempat.

Pasal 5

Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf a meliputi semua


tindak kejahatan dan pelanggaran yang termuat dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, seperti :

a. Perjudian;
b. Minum minuman keras yang memabukkan;

c. Narkoba;

d. Pencurian; dan

e. Seluruh jenis-jenis usaha yang beroperasi tanpa memiliki legalitas


seperti : warnet, rental playstation, rental VCD.

Pasal 6

Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf b meliputi semua


perbuatan yang merupakan pembangkangan terhadap perintah Tuhan
Yang Maha Esa seperti :

a. Aliran sesat;
b. Pelaksanaan pernikahan diluar ketentuan yang berlaku; dan

c. Perbuatan yang bisa menimbulkan zina seperti keluar pada jam


malam yang telah ditetapkan tanpa mukhrim.

Pasal 7

Pelanggaran sebagaimana dimaksud Pasal 4 huruf c meliputi :

a. Berkendaraan melebihi kecepatan yang telah ditentukan;


b. Membuka usaha Bilyar tanpa izin pihak yang berwenang;
c. Bermain kartu dan berjualan di siang hari dalam bulan
ramadhan;
d. Berdua-duaan berlainan jenis ditempat-tempat sepi ;
e. Meminum minuman keras untuk diri sendiri atau menyediakan
untuk orang lain dan memperjual belikan didepan umum;
f. Melakukan perbuatan maksiat atau memberi kesempatan tempat
usaha, untuk terjadinya perbuatan terlarang/maksiat;
g. Menerima tamu pada malam hari sesuai dengan norma adat yang
telah ditentukan; dan
h. Tidak memenuhi kaidah terhadap prosesi pelaksanaan pernikahan
bagi kedua mempelai yang berasal dari luar nagari (Lompek Paga).
BAB IV

KETENTUAN BATAS JAM MALAM

Bagian Kesatu
Bagi Pelajar

Pasal 8

(1) Usia 5 (Lima) – 19 (Sembilan Belas) Tahun, baik pelajar maupun


tidak, pada hari Senin – Sabtu batas keluar rumah sampai dengan
Pukul 21.00 Wib.
(2) Khusus pada hari Minggu atau hari libur Nasional lainnya batas
keluar rumah sampai pada pukul 23.00 Wib.

Bagian Kedua
Bagi Tamu

Pasal 9
(1) Bagi tamu yang datang ke Nagari Suayan untuk batandang batas
bertamu sampai pukul 00.00 Wib.
(2) Bagi anak nagari yang membawa teman atau tamu batas waktu
bertamu pukul 21.00 Wib, apabila lewat jam tersebut maka
diwajibkan melapor melalui Kepala Jorong selambat-lambatnya
2x24 jam.
BAB V

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 10

Pemerintahan Nagari melakukan pembinaan dalam bentuk :

a. membantu tugas kepolisian guna menciptakan rasa aman di


tengah-tengah masyarakat;
b. Mensosialisasikan kepada masyarakat dan organisasi atau
lembaga kemasyarakatan yang ada di Nagari untuk tidak
melakukan kegiatan yang bertentangan dangan hukum,
norma agama dan norma kesopanan; dan
c. Memfasilitasi pemerintah daerah dalam pelaksanaan
program dan kegiatan terkait dengan penyuluhan hukum
kepada masyarakat secara berkala.

BAB VI

KETENTUAN SANKSI

Bagian Kesatu
Sanksi Pelanggaran Norma Hukum dan Norma Agama 

Pasal 11

Setiap masyarakat atau kelompok yang melanggar peraturan


perundang-undangan yang berlaku, yang berkaitan dengan pelanggaran
hukum dan norma agama sebagaimana dimaksud pasal 4 huruf a dan
huruf b penanganannya diserahkan kepada pihak yang berwajib.
Bagian Kedua

Sanksi Pelanggaran Norma Kesopanan, Kesusilaan dan Adat Istiadat


Setempat 

Pasal 12

(1) Pelanggaran ringan yang dilakukan oleh masyarakat secara


sendiri atau berkelompok akan diselesaikan bersama-sama oleh
Niniak Mamak (KAN), Bamus dan Wali Nagari seperti perkelahian,
sengketa tanah dan kenakalan remaja seperti menghisap Lem dan
sejenisnya.
(2) Kategori Pelanggaran ringan dan sanksi atau denda yang
diberikan adalah sebagai berikut:
a. Anggota masyarakat yang berduaan dengan berlainan jenis
ditempat sepi dikenakan denda sebesar 20 zak semen per
orang, dan masing-masing pelaku selanjutnya diserahkan
kepada keluarganya;
b. Bagi anggota masyarakat melakukan perbuatan maksiat
dan menyediakan tempat untuk membuka usaha maksiat
akan dikenakan denda 30 zak semen dan akan diteruskan
kepada pihak berwajib; dan
c. Bagi anggota masyarakat yang membuka usaha rental VCD
Player, Playstation, Bilyard dan sejenisnya tanpa izin serta
judi togel, dikenakan denda 50 zak Semen dan usahanya
ditutup, apabila tidak diindahkan diteruskan kepada pihak
berwajib.
(3) Setiap masyarakat atau kelompok yang melanggar peraturan
norma Agama dan norma Adat Istiadat dan kebiasaan setempat
maka penanganan dan penyelesaiannya diserahkan kepada pihak
Pemerintahan Nagari bersama Ninik Mamak dalam hal ini Limbago
Adat Nagari.

Bagian Ketiga

Sanksi Terhadap Pelanggaran Batas Jam Malam

Pasal 13

Setiap orang yang melanggar pasal 8 dan pasal 9 dikenakan sanksi


10 zak semen.

BAB VII

PEMANFAATAN

Pasal 14

Pemanfaatan dari denda yang diperoleh dari pengenaan sanksi


sebagaimana dimaksud Pasal 11, Pasal 12 dan Pasal 13, 60%
dipergunakan untuk pembangunan nagari dan 40 % dipergunakan
untuk biaya operasional penyelesaian pelanggaran sebagaimana
dimaksud pasal 4, pasal 8 dan pasal 9.
BAB VII

KETENTUAN PENUTUP 

Pasal 13

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Nagari ini sepanjang


mengenai tata cara pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Wali Nagari.

Pasal 14

Peraturan Nagari ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Nagari ini dengan penempatannya dalam Lembaran Nagari
Suayan.

Ditetapkan di Suayan
Pada tanggal 2016

WALI NAGARI SUAYAN

       ZETRIAL

Diundangkan di Suayan
Pada Tanggal                  2016
   SEKRETARIS NAGARI SUAYAN

.......................................

LEMBARAN NAGARI SUAYAN TAHUN 2016 NOMOR.........

Anda mungkin juga menyukai