Disusun oleh:
Kelompok Tutorial 10
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Angioneuritic Oedema (Anaphylactic Reaction)” untuk memenuhi tugas Blok
Dental Science 3.
Penulis banyak mendapat uluran tangan dari berbagai pihak, baik moril
maupun materil dalam benuk motivasi, bimbingan, bahan referensi, dan fasilitas
lainnya dalam menyusun dan menyelesikan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis hendak mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan saran
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi suatu
karya yang bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi yang
membacanya, serta bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran gigi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
Overview Kasus...................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
2.1 Tanda dan Gejala........................................................................................3
2.2 Faktor Resiko..............................................................................................3
2.3 Diagnosis Banding......................................................................................3
2.4 Penyakit Sistemik yang Mungkin Terlibat.................................................4
2.5 Komplikasi..................................................................................................5
2.6 Etiologi dan Predisposisi.............................................................................5
2.7 Patofisiologi................................................................................................6
2.8 Rencana Perawatan.....................................................................................7
2.9 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................7
2.10 Resep Obat................................................................................................8
2.11 Kerjasama Tim Medis...............................................................................8
2.12 Pertimbangan Tindakan dan Perawatan Dental........................................9
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN..............................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I-1 Foto Pasien...........................................................................................1
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Overview Kasus
Seorang wanita 17 tahun datang ke praktik klinik dokter gigi swasta dengan
keluhan bibir atas bawah yang bengkak. Pasien mengatakan sebelumnya
menggunkakan lipstick baru karena terpengaruh oleh teman-temannya. Riwayat
alergi terhadap logam dan seafood diakui dan biasanya menimbulkan kemerahan
pada kulitnya.
Pemerikasaan EO dan IO
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Angioedema adalah kondisi medis yang umum, namun ada beberapa faktor
yang dianggap berisiko terhadap perkembangan penyakit ini. Faktor resiko
tersebut yaitu: mungkin menderita angioedema jika:
1. Acute Urticaria
Angioedema hampir mempunyai tanda dan gejala yang mirip dengan
urtikaria. Perbedaannya adalah biasanya angioedema melipaskat lapisan kulit
3
4
2.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi karena angioedema ini antra lain yaitu
gangguan pernapasan dan gangguan fungsi bicara. Bengkak yang ada pada leher
dapat menyebabkan terhambatnya jalan napas yang menyebabkan terjadinya
angioedema.
1. Reaksi hipersensitifitas
Reaksi hipersensitivitas ini dapat terjadi akibat makanan, obat, kosmetik,
serangan serangga,dll). Reaksi ini diperantari oleh sel mast yang
menyebanlam terjadinya alergi.
2. Rangsangan/stimuli fisis
Agen fisik seperti tekanan, dingin, panas, getaran dan radiasi ultraviolet
dapat menginduksi terjadinya angioedema.
3. Infeksi/ penyakit autoimun
4. ACE Inhibitors
ACE Inhibitor dapat memicu serangan angioedema dengan mengganggu
proses degradasi bradikinin. Efek yang paling sering ditimbulkan akibat
etiologi ini berupa pemberngkakan pada daerah wajah, bibir, lidah dan
beberapa kasus melibatkan bagian abdominal.
5. NSAID
Timbulnya angioedema salah satunya disebabkan karena konsumsi aspirin
atau obat-obatan yang termasuk dalam golongan NSAID. Reaksi ini secara
6
2.7 Patofisiologi
Histamin merupakan sumber utama dari sel mast dan basophil yang
menyebabkan angioedema-histamin mediated. Aktivasi sel mast dan basophil
dengan pelepasan histasmin berikutnya dapat dimediasi atau tidak oleh
immunoglobulin E (IgE). Jika aktivasi dari sel mast yang dimediasi oleh IgE dan
terjadi degranulasi akan menyebabkan reaksi alergi. Hal ini biasanya sering
bermanisfestasi sebagai urtikatia dan angioedema. Reaksi hipersensitivitas tipe I,
seperti alergi makanan atau obat-obatan, biasanya dimediasi oleh IgE. Aktivasi sel
mast yang tidak dimediasi oleh immunoglobulin E juga dapat menyebabkan
angioedema atau idiopathic angioedema. Mediator inflamasi, sitokin, dan
kemokin dapat mempengaruhi pengeluaran dan aktivasi sel mast dan basophil.
Uji Kulit
Uji kulit Sel mast dengan IgE spesifik untuk alergen tertentu berlekatan
dengan reseptor yang berafinitas tinggi pada kulit pasien dengan alergi. Kontak
sejumlah kecil alergen pada kulit pasien yang alergi dengan alergen akan
menimbulkan hubungan silang antara alergen dengan sel mast permukaan kulit,
yang akhirnya mencetuskan aktivasi sel mast dan melepaskan berbagai preformed
dan newly generated mediator. Histamin merupakan mediator utama dalam
timbulnya reaksi wheal, gatal, dan kemerahan pada kulit (hasil uji kulit positif).
Reaksi kemerahan kulit ini terjadi segera, mencapai puncak dalam waktu 20 menit
dan mereda setelah 20-30 menit. Beberapa pasien menunjukkan edema yang lebih
lugas dengan batas yang tidak terlalu jelas dan dasar kemerahan selama 6-12 jam
dan berakhir setelah 24 jam (fase lambat).
Terdapat 3 cara untuk melakukan uji kulit, yaitu cara intradermal, uji
tusuk (skin prick test/SPT), dan uji gores (scratch test).
Pada kasus yang darurat seperti terdapat kesulitan bernafas atau terdapat
hipotensi akibat dari angioedema yang sedang sampai angioedema yang parah
seringkali pasien akan datang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
darurat di unit gawat darurat (Emergency Departement) bersama-sama dengan
atau dikonsultasikan ke Spesialis THT.
9
Pertimbangan tindakan dan perawatan dental dan oral bagi pasien dengan
angioneurotic edema adalah dengan pemberian medikal profilaksis yang
direkomendasikan terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan perawatan gigi.
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
10
11
DAFTAR PUSTAKA
Burket, Lester William, et al. 2008. Burket’s Oral Medicine, 11th Edition.
Hamilton: BC Decker Inc. p. 388.
Greenberg, Martin,dkk. 2008. Burket’s Oral Medicine 11th Ed. India: BC Decker
Inc.
12
13