Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Refleks

Refleks adalah suatu rekasi involunter terhadap berbagai jenis stimulasi sensoris. Gerakan
yang timbul namanya gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan gerakan
yang bangkit untuk penyesuaian diri, baik untuk menjamin ketangkasan gerakan volunter,
maupun untuk membela diri.

B. Jenis-Jenis Refleks
1. Refleks fisiologis
Deep Tendon refleks yang terdiri dari:
 Biceps tendon refleks (C5)
 Brachioradialis tendon refleks (C6)
 Triceps tendon refleks (C7)
 Patellar tendon refleks (L4)
 Achilles tendon refleks (S1)

2. Refleks patologis adalah refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang
yang sehat, kecuali pada bayi dan anak kecil misalnya refleks Babinski
(Ekstensor plantar response)

3. Refleks primitif adalah gerakan reflektorik yang bangkit secara fisiologik


pada bayi dan tidak dijumpai lagi pada anak-anak yang sudah besar
misalnya rooting refleks.

C. Kriteria Hasil
Grade 0 : Tidak ada respon
+
Grade 1 : Refleks minimal (low normal)
+
Grade 2 : Refleks sedang, respon yang diharapkan (normal)
+
Grade 3 : Refleks cepat, sedikit hiperrefleks, tanpa klonus
+
Grade 4 : Refleks sangat cepat, hiperaktif, dengan klonus terus-menerus

D. Teknik Pengukuran
1. Pengukuran deep tendon refleks
 Persiapan Alat
Rubber hammer/ palu karet

 Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur test kepada pasien untuk memastikan pasien paham dan
kooperatif
Pasien dalam keadaan rileks dan tendon yang akan dites berada pada posisi yang
tepat
Regio yang akan ditest, bebas dari pakaian agar tidak mengganggu pada saat
pengukuran.
 Teknik Operasional
Memberikan instruksi kepada pasien untuk mengalihkan perhatiannya pada sesuatu
yang lain agar tidak terfokus untuk melihat test ini.
Memberikan ketukan pada regio tendon yang akan dites. Jangan mengetuk tendon
terlalu keras. Usahakan rubber hammer dipegang dengan posisi longgar antara ibu
jari dan jari telunjuk
Ulangi test minimal 3 kali untuk memperoleh hasil yang akurat
Catat hasil pengukuran

Akar saraf spinal yang terlibat dalam tes deep tendon refleks yaitu:
a. Biceps tendon refleks (C5)
Tempatkanlah ibu jari tangan pemeriksa di atas tendon biceps pasien pada fossa
cubiti, lalu ketuklah jari anda dengan rubber hummer
Lakukan test pada kedua tendon biceps untuk membandingkan hasil keduanya
Normal bila arkus refleks masih utuh, ada kontraksi yang cepat dari otot biceps
berupa fleksi elbow dan diikuti relaksasi segera.

b. Brachioradialis tendon refleks (C6)


Tempatkan ibu jari pemeriksa di atas tendon brachioradialis pasien pada
proc.styloideus radii, lalu ketuklah jari anda dengan rubber hummer
Lakukan test pada kedua tendon untuk membandingkan hasil keduanya
Normal bila arkus refleks masih utuh, ada kontraksi yang cepat dari otot
brachioradialis berupa fleksi elbow dan diikuti relaksasi segera.

c. Triceps tendon refleks (C7)


Tempatkan ibu jari pemeriksa di atas tendon triceps pasien pada fossa olecranon,
lalu ketuklah jari anda dengan rubber hummer
Lakukan test pada kedua tendon untuk membandingkan hasil keduanya
Normal bila arkus refleks masih utuh, ada kontraksi yang cepat dari otot triceps
berupa ekstensi elbow dan diikuti relaksasi segera.

d. Patellar tendon refleks (L4)


Ketuklah tendon patella dengan rubber hummer
Lakukan test pada kedua tendon untuk membandingkan hasil keduanya
Normal bila arkus refleks masih utuh, ada kontraksi yang cepat dari otot
quadriceps berupa ekstensi knee dan diikuti relaksasi segera.

e. Achilles tendon refleks (S1)


Ketuklah tendon arcilles pasien dengan rubber hummer
Lakukan test pada kedua tendon untuk membandingkan hasil keduanya
Normal bila arkus refleks masih utuh, ada kontraksi yang cepat dari calf muscle
berupa plantar ankle dan diikuti relaksasi segera.

2. Pengukuran refleks babinski (Ekstensor plantar response)


 Persiapan Alat
Rubber hammer/palu karet

 Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur test kepada pasien untuk memastikan pasien paham dan
kooperatif
Pasien dalam keadaan rileks
Regio yang akan ditest, bebas dari pakaian agar tidak mengganggu pada saat
pengukuran.

 Teknik Operasional
Memberikan instruksi kepada pasien untuk mengalihkan perhatiannya pada sesuatu
yang lain agar tidak terfokus untuk melihat test ini.
Pasien diminta untuk berbaring dengan posisi tungkai diluruskan
Telapak kaki pasien digores dengan menggunakan ujung gagang rubber hammer
secara perlahan dan tidak menimbulkan rasa nyeri untuk menghindari refleks
menarik kaki. Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral, mulai dari tumit
menuju pangkal ibu jari.
Positif (terdapat masalah neurologis) jika didapatkan gerakan dorso fleksi ibu jari ,
yang dapat disertai mekarnya jari-jari lainnya. Merupakan gerakan normal jika
terjadi pada bayi.

3. Pengukuran rooting refleks


 Persiapan Alat
Tempat yang nyaman bagi bayi (pasien)

 Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur test kepada orang tua/pengasuh sang bayi agar mereka paham
Bayi dalam keadaan nyaman.
Regio yang akan ditest, bebas dari pakaian agar tidak mengganggu pada saat
pengukuran.

 Teknik Operasional
Sentuhkan jari tangan dengan usapan pada pipi bayi
Bila normal maka secara refleks bayi menoleh ke sisi pipi yang diusap dan membuka
mulutnya.

Referensi:
Aras, Djohan dkk. 2016. The new concept of physical therapist test and measurement.
Jawa Timur: Widya Physio Publishing. Cetakan 2 hal 167.
Auliana, Susi dkk. 2014. Refleks fisiologis, patologis dan primitif.
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/08/Manual-CSl-IV-Sistem-
Motorik-Refleks-Fisiologis-Patologis-Dan-Primitif.pdf . Diakses tanggal 31 maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai