Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR

PERTEMUAN KE 7

Program Studi : Teknik Lingkungan


Nama Mata Kuliah/Kode : Unit Operasi
Jumlah SKS :3
Pengajar : 1. Prof. Merry Selintung
2.Dr.Eng.Asiyanthi T.Lando, ST, MT
3. Rasdiana Zakaria, ST, MT
4. Nurjannah Oktorina A. ST,MT

Sasaran Belajar : Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis peranan


unit-unit operasi yang ada dalam penerapan pengolahan air,
udara dan limbah padat.
Mata Kuliah Prasyarat : Kimia Dasar, Kimia Lingkungan dan Laboratorium Lingkungan
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang definisi, tujuan, gambaran
umum mengenai mekanisme operasi yang ada dalam sistem
pengolahan air, udara dan limbah padat
I PENDAHULUAN

1.1 Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran


Materi pembelajaran pertemuan ketujuh ini terkait pada pemahaman mengenai Pengertian
sedimentasi, Tipe sedimentasi, Zone Settling (Zona Pengendapan), Peralatan dalam
Sedimentasi.

1.2 Sasaran Pembelajaran


Mahasiswa mampu memahami proses sedimentasi dalam unit operasi “sedimentasi” pada
sistem pengolahan air bersih dan air limbah

1.3 Prilaku Awal Mahasiswa


Mahasiswa aktif dalam mencari referensi yang telah direkomendasikan oleh dosen pengampu,
mematuhi kontrak pembelajaran yang ada dan mahasiswa aktif dalam berdiskusi sehingga
kondisi pembelajaran berjalan kondusif sehingga sasaran pembelajaran dapat tercapai.

1.4 Manfaat Materi Pembelajaran


Setelaha mahasiswa mengikuti pembelajaran ini, maka mahasiswa dapat menjabarkan dan
mendeskripsikan secara detail mengenai proses sedimentasi dalam unit operasi “sedimentasi”
pada sistem pengolahan air bersih dan air limbah

1.5 Urutan Pembahasan

 Pengertian sedimentasi,
 Tipe sedimentasi,
 Zone Settling (Zona Pengendapan),
 Peralatan dalam Sedimentasi.

1.6 Petunjuk Belajar


Pada materi bahasan ini, sebagai pemahaman awal adalah mahasiswa menyimpulkan konsep
dasar proses sedimentasi dalam unit operasi “sedimentasi” pada sistem pengolahan air bersih
dan air limbah
II PENYAJIAN

2.1 Uraian Materi Pembelajaran


Definisi Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel-partikel zat padat dalam suatu cairan
sebagai akibat gaya gravitasi baik individu atau bersama-sama sehingga menghasilkan cairan
yang lebih jernih dan suspensi yang lebih kental.

Proses pemisahan partikel padat dari cairan dapat juga dilakukan dengan cara flotasi, dimana
padatannya diapungkan.
Berdasarkan pada kepekatannya, suspensi terbagi atas 3 (tiga) :
1. Suspensi encer bila ≤ 500 ppm;
2. Suspensi intermediate bila antara 500 ppm – 10000
ppm;
3. Suspensi kental bila ≥ 10000 ppm.

Partikel pembangun suspensi tersebut dibedakan atas 2 (dua) jenis:


• Partikel diskrit: yakni partikel yang mengendap sebagai partikel tunggal (tidak
bergabung) misalnya; butiran pasir, batu bata, dan lain-lain.
• Partikel flokulen: yakni partikel yang mengendap akibat berat yang dibentuk dengan
cara menggabungkan diri agar menjadi lebih besar/flok. Misalnya; senyawa asam
organik.
Pengendapan partikel dalam air dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Ukuran partikel, semakin besar semakin cepat mengendap dan semakin banyak yang
terendapkan;
2. Bentuk partikel, bulat, pipih atau tak beraturan;
3. Berat jenis atau kerapatan massa partikel;
4. Berat jenis cairan;
5. Viskositas cairan;
6. Konsentrasi partikel dalam cairan;
7. Sifat partikel dalam suspensinya;
8. Temperatur.

Ukuran dan bentuk partikel akan mempengaruhi ratio permukaan terhadap volume partikel.
Sedangkan konsentrasi partikel mempengaruhi pemilihan tipe bak sedimentasi. Temperatur
mempengaruhi viskositas dan berat jenis cairan. Semua faktor yang disebutkan diatas
mempengaruhi kecepatan mengendap partikel pada bak sedimentasi. Karena itu dibutuhkan
satuan operasi dalam mendesain bak sedimentasi melalui percobaan di laboratorium untuk
mengetahui waktu loading, kecepatan mengendap, konsentrasi partikel dan lain sebagainya
agar penggunaan bak sedimentasi efektif dan efisien.

4 (empat) tipe sedimentasi :


1. Klarifikasi golongan 1. Proses sedimentasi tanpa pembubuhan kimiawi karena yang
diharapkan mengendap adalah partikel diskrit. Proses ini biasa terjadi pada Grit Chamber
dan bak prasedimentasi;
2. Klarifikasi golongan 2. Partikel mengendap sebagai kumpulan yang dikatalis oleh zat kimiawi
tertentu, misalnya Aluminium Sulfat;
3. Zone Settling. Kepekatan yang tinggi suatu suspensi menghasilkan ikatan dan struktur plastis
partikel-partikel akibat adanya gaya kohesi antar partikel tersebut;
4. Kompresi. Struktur plastis partikel-partikel yang berlapis semakin lama semakin tebal
sehingga lapisan dibagian bawah akan mengalami pemadatan dan lebih pekat.

ZONE SETTLING
Pada suspensi yang pekat akan nampak ciri-ciri pengendapan yang berbeda dengan suspensi
encer. Perbedaan akan semakin jelas pada suspensi yang mempunyai sifa flokulen dibanding
dengan suspensi yang memiliki sift diskrit. Misalkan di dalam suspensi encer terkandung
partikel-partikel dari berbagai ukuran dan konsentrasi yang seragam diseluruh cairan.suatu
partikel pada saat t = 0 berada di permukaan akan mengendap tanpa dihalangi dengan
kecepatan mengendap yang sesuai dengan sifat-sifat tersebut.
Sebelum titik B tercapai, tidak akan terjadi perlambatan. Pada titik antara B dan C, partikel
aakan merupakan bagian dari pengendapan lumpur. Keberadaan partikel antara C dan D
tergantung pada pemadatan dari endapan lumpur. Pada peningkatan konsentrasi suspensi akan
tercapai suatu keadaan dimana partikel-partikel yang mengendap dengan kecepatan tinggi
akan membentuk endapan. Setelah itu pengendapan akan berlangsung secara kolektif dan pada
kecepatan yang lebih rendah. Semua proses pengendapan akan membentuk 4 zone, masing-
masing dengan karakteristiknya sendiri.
• Pada tangki pemekatan atau pada aliran kontinu, luas permukaan yang diperlukan untuk
memisahkan suspensi yang pekat tergantung pada dua faktor yaitu:
• Kapasitas klarifikasi
Diperkirakan dari kecepatan awal pada bidang batas padatan-cairan menurun. Luas
permukaan harus sedemikian rupa sehingga kecepatan meluap cairan lebih kecil daripada
kecepatan penurun bidang batas.
• Kapasitas pemekatan
Dihitung berdasarkan atas suatu analisis rasional di seluruh cairan dan zat-zat padat
mengendap secara batch. Pada awal proses, konsentrasi uniform di seluruh cairan dan zat
padat mengendap uniform. Sebelum zat padat tersebut sampai dasar bak, zat tersebut harus
melalui semua tingkat konsentrasi yang ada dalam tabung tersebut. Kalau solid handling
capacity(SHC) pada konsentrasi C3 lebih kecil dari SHC pada konsentrasi C2 dalam lapisan yang
berada tepat pada diatasnya, maka zat padat tidak akan melewati lapisan C3 dengan kecepatan
yang sama dengan kecepatan memasuki lapisan C3 ini. Misalkan pada ssaat t = 0 terbentuk
suatu lapisan tipis pada dasar tabung dengan konsentrasi C dan naik dengan kecepatan v’.
2.2 Lingkup Penerapan
Penerapan Sedimentasii Dalam Pengolahan AIr
Saat ini proses desinfeksi dapat ditemukan di berbagai IPAM dan IPAL yang ada sehingga
nantinya diharapkan mahasiswa dapat memahami materi ini dengan baik dan dapat
menerapkan operasi yang ada baik dala IPAL maupun IPAL untuk skala besar maupun skala
kecil.

2.3 Latihan
Bentuk latihan dalam pertemuan ketujuh ini dilakukan dengan membentuk beberapa kelompok
pada mahasiswa untuk kemudian dilakukan model diskusi yang membahas mengenai teori
sedimentasi dan kegunaannya dalam mengolah air yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-
hari dengan proses yang sederhana. Dari hasil diskusi kelompok, mahasiswa kemudian
menuliskan hasil diskusi yang ada dalam secarik kertas sehingga diharapkan melalui latihan ini,
mahasiswa dapat mendiskripsikan penerapan proses-proses yang ada menggunakan bahasanya
sendiri dan kemudian menyajikan hasil diskusi tersebut sementara kelompok lain menanggapi
penyajian kelompok yang ada. Kegiatan akhir pada pembelajaran ini adalah membuat
kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.

2.4 Tugas mandiri


Tugas mandiri yang diberikan adalah mahasiswa melakukan studi literatur dengan membuat
suatu makalah sederhana mengenai masing-masing aplikasi jenis sedimentasi yang digunakan
di berbagai Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM).

III PENUTUP
3.1 Rangkuman
Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel-partikel zat padat dalam suatu cairan
sebagai akibat gaya gravitasi baik individu atau bersama-sama sehingga menghasilkan cairan
yang lebih jernih dan suspensi yang lebih kental.

Proses pemisahan partikel padat dari cairan dapat juga dilakukan dengan cara flotasi, dimana
padatannya diapungkan.
Berdasarkan pada kepekatannya, suspensi terbagi atas 3 (tiga) :
1. Suspensi encer bila ≤ 500 ppm;
2. Suspensi intermediate bila antara 500 ppm – 10000
ppm;
3. Suspensi kental bila ≥ 10000 ppm.

4 (empat) tipe sedimentasi :


1. Klarifikasi golongan 1. Proses sedimentasi tanpa pembubuhan kimiawi karena yang
diharapkan mengendap adalah partikel diskrit. Proses ini biasa terjadi pada Grit Chamber
dan bak prasedimentasi;
2. Klarifikasi golongan 2. Partikel mengendap sebagai kumpulan yang dikatalis oleh zat kimiawi
tertentu, misalnya Aluminium Sulfat;
3. Zone Settling. Kepekatan yang tinggi suatu suspensi menghasilkan ikatan dan struktur plastis
partikel-partikel akibat adanya gaya kohesi antar partikel tersebut;
4. Kompresi. Struktur plastis partikel-partikel yang berlapis semakin lama semakin tebal
sehingga lapisan dibagian bawah akan mengalami pemadatan dan lebih pekat.

3.2 Tes Formatif


Untuk mengukur capaian belajar mahasiswa pada materi bahasan ini, maka dilakukan tes
formatif dengan memberikan pertanyaan :

 Jelaskan mengenai definisi, tujuan serta mekanisme sedimentasi


 Jelaskan 4 tipe sedimentasi

3.3 Umpan balik/Tindak Lanjut


Mahasiswa dapat mengajukan hal-hal mengenai kondisi yang dialami atau diharapkan sesuai
dengan bahasan yang terkait

3.4 Daftar Pustaka

 Carbitt, Robert A. 1999. Standard handbook of environmental engineering.


 Reynolds, Tom D. dan Richards, Paul A. 1996. Unit Operations and Processes in
Environmental Engineering, PWS Publishing Company, Boston.
 Sawyer, N., Mc.Carty, Perry L., and Parkin, Gene L. 2003. Chemistry for environmental
engineering and science. The McGraw-Hill
 Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G. 2000. Water Work Engineering: Planning, Design
& Operation, Prentice Hall PTR, Texas.

Anda mungkin juga menyukai