Anda di halaman 1dari 19

STUDY LITERATURE REVIEW : EFEKTIFITAS NEGATIVE

PRESSURE WOUND THERAPY TERHADAP PENYEMBUHAN


LUKA DIABETES FOOT ULCERS

KARYA TULIS ILMIAH

RESKA NILAM SATI


NIM: 0432950118035

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
BEKASI 2021
LAPORAN LITERATUR REVIEW KEPERAWATAN

STUDY LITERATURE REVIEW : EFEKTIFITAS NEGATIVE PRESSURE


WOUND THERAPY TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DIABETIC
FOOT ULCERS

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya Keperawatan

RESKA NILAM SATI

NIM : 0432950118035

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI 2021

2
HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI LITERATURE : EFEKTIFITAS NEGATIVE PRESSURE WOUND THERAPY


TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DIABETIC FOOT ULCERS

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji Sidangkan Dihadapan Penguji Sidang Karya
Tulis Ilmiah Program Studi Keperawatan D-3 Jurusan Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bani Saleh.

Bekasi, Maret 2021

Pembimbing 1 : Ns. Ashar Prima, M.Kep ( )

Pembimbing 2 : Ns. Ponirah, S.Kep. M.Kep ( )

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan D-3

(Ns. Muftadi, SKM., S.Kep., M.Kes)

3
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Reska Nilam Sati

NIM : 0432950118035

Judul KTI : Studi Literature : Efektifitas Negative Pressure Wound Therapy Teradap
Penyembuhan Luka Diabetic Foot Ulcers

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada perguruan
tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti juga tidak terdapat karya orang lain atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Bekasi, Maret 2021

Reska Nilam Sati

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“STUDI LITERATURE: “EFEKTIFITAS NEGATIVE PRESSURE WOUND THERAPY
TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DIABETIC FOOT ULCER” Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di
STIKes Bani Saleh Bekasi. Pada kesempatan ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan
dan dukungan serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh
karena itu, Penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Ns. Ashar Prima, M.Kep sebagai pembimbing 1 yang selalu mendo’akan, selalu
memberi motivasi dan memberikan masukan guna perbaikan Karya Tulis Ilmiah
2. Ibu Ns. Ponirah, S.Kep. M.Kep sebagai pembimbing 2 yang selalu mendo’akan, selalu
memberi motivasi dan memberikan masukan guna perbaikan Karya Tulis Ilmiah.
3. Bapak Dr.Ir. Mursyid Ma’sum, M.Agr selaku Ketua STIKes Bani Saleh Bekasi.
4. Bapak Muftadi, SKM., S,Kep., MKM selaku Ka. Prodi D3 Keperawatan.
5. Orang tua, nenek, kakek, om dan tante yang tak henti-hentinya selalu menyebut nama
penulis di setiap do’a, selalu memberikan dukungan, kepercayaan dan motivasi kepada
penulis.
6. Seluruh dosen dan staff STIKes Bani Saleh Bekasi yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
7. Mejikuhibiniucobu, terimakasih yang sudah saling memberikan semangat dan berjuang
bersama sama dalam 3 tahun bersama dalam suka dan cita.
8. Teman-teman seperjuangan D3 Keperawatan angkatan 2018 STIKes Bani Saleh Bekasi
yang telah berjuang bersama selama tiga tahun terakhir dalam suka maupun cita kita
lewati bersama, dan memberikan banyak kenangan indah dan dukungan untuk
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
penulis dan pembaca.

Bekasi, 08 Maret 2021

Penulis

(Reska Nilam Sati)

6
A. Latar belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah pelayanan kesehatan utama dan
menjadi ancaman mendunia bagi kesehatan masyarakat selama dua abad sebelumnya (Dilsha et
al., 2020). Penyakit kronis yang membutuhkan perawatan medis guna menangani pengurangan
risiko komplikasi. Dan memanajemen diabetes berkelanjutan dan dukungan untuk mencegah dan
mengurangi adanya komplikasi. Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) "Standar Perawatan Medis di
Diabetes," salah satu bukti penting yang mendukung berbagai intervensi untuk meningkatkan
hasil diabetes (Shubrook et al., 2017).
Menurut Waspadji, kaki diabetik adalah salah satu penyakit kronis yang paling ditakuti
infeksi DM, stadium akhir dengan kecacatan (amputasi) dan kematian. Di Indonesia angka
kematian dan amputasi masih tinggi masing-masing sebesar 16% dan 25% (Rosyid, 2017).
International Diabetes Federation melaporkan bahwa jumlah penderita diabetes terbesar
berada di China dengan 114,4 juta jiwa, diikuti India 72,9 juta jiwa dan Amerika Serikat dengan
30,2 juta jiwa. Sedangkan Indonesia memiliki prevalensi 10.3 juta penderita DM di tahun 2017
dan diperkirakan meningkat menjadi 16.7 juta di tahun 2045. Berdasarkan data tersebut pada
tahun 2017 Indonesia berada diperingkat 6 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia
(Nam Han Cho chair et al., 2017). Sementara itu data Riskesdas Provinsi Jawa Barat,
menunjukan bahwa prevalensi diabetes berdasakan diagnosa nakes dan diagnosis disertai gejala
masing masing sebesar 1,3% dan 2,0%. Serta data prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia
berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 tahun didapatkan prevalensi Diabetes
Melitus tertinggi berada di DKI Jakarta 3,4% dan di Kalimantan Timur berada di posisi kedua
dengan prevalensi mencapai angka 3% (Riskesdas, 2018)
Diabetes mellitus ini banyak mengalami peningkatan jumlah penderita diabetes melitus
yang menyebabkan tingginya angka kejadian komplikasi diabetes, salah satu diantaranya yatu
diabeticum foot ulcer/ulkus kaki diabetic (Handayani, 2016). Ulkus kaki diabetic merupakan
luka pada lapisan kulit, nekrosis atau gangren yang biasanya terjadi di telapak kaki akibat
neuropati perifer atau perifer penyakit arteri pada pasien diabetes mellitus (DM). Gangren
diabetik terjadi karena adanya kematian jaringan yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh
darah (nekrosis iskemik) karena mikro emboli aterotrombosis yang disebabkan oleh penyakit
vaskular perifer oklusif sebagai komplikasi kronis dari diabetes itu sendiri(Sibbald et al., 2014).

7
Penelitian dari Leone dkk, menunjukkan bahwa 15% pasien dengan DM akan mengalami
komplikasi DFU di masa depan (Rosyid, 2017). Namun hingga kini masih belum diketahui
secara akurat prevalensi dari diabetic foot ulcers, karena pada setiap negara memiliki tingkat
prevalensi yang berbeda. Tetapi diperkirakan mencapai 4-27% dari penderita diabetic foot ulcers
di seluruh dunia (Shahi et al., 2012)
Penanganan luka kaki diabetic dapat dilakukan dengan cara farmakologis yaitu
pemberian antibiotic baik oral maupun topical seperti cephalexin, amoxilin-clavulanic,
moxifloxin atau klindamisin. Sedangkan non farmakologi meliputi, debridemen, drainage, dan
dressing dengan menggunakan balutan luka yang bersih dan lembab beberapa jenis balutan
sepeti film, komposit, hidrogel, hidrokoloid, alginat, busa dan penyerap lainnya salah satunya
seperti Terapi Luka Tekanan Negatif atau NPWT(Rosyid, 2017). Terapi ini telah dikenal selama
15 tahun di berbagai belahan dunia sebagai metode perawatan luka dan telah dikembangkan di
Argentina pada tahun 1997 oleh Argenta dan Morykwas, untuk membantu penyembuhan luka
terbuka. Dalam studi klinis dan eksperimental, efek NPWT mempercepat penyembuhan luka
melalui proses peningkatan aliran darah lokal, pembentukan jaringan granulasi, dan penurunan
kolonisasi bakteri. Percepatan penyembuhan luka akan menurunkan lama rawat inap dan
menghindari morbiditas tambahan luka kronis (Leaper et al., 2012).
Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan oleh (Meloni et al., 2015) NPWT
tampaknya menghasilkan lebih baik dalam penyembuhan luka, dengan sedikit komplikasi serius.
Negative Pressure Wound Therapy juga dapat membantu proses penyembuhan pada luka akut
dan kronik(Wibowo Hery, 2017). Hasil penelitian Kartika, (2016) melaporkan bahwa Negative
Pressure Wound Therapy ini merupakan Sistem pengobatan luka dengan tekanan negatif yang
aman, dengan rasa nyeri yang berkurang, dan mempercepat penyembuhan luka kaki kronis yang
berhubungan dengan diabetes.
Penyembuhan luka menggunakan pendekatan modern dressing sudah banyak dilakukan
salah satunya dengan Negative Wound Pressure Therapy maka dari itu penulis ingin melakukan
study literatur tentang manfaat Negative Wound Pressure Therapy terhadap penyembuhan luka
dengan pasien DFU.

B. Rumusan masalah

8
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan literature review
tentang negative pressure wound therapy (NPWT) bahwa berpengaruh dapat
menyembuhkan luka pada pasien diabetic foot ulcers.

C. Tujuan Penulisan
Memaparkan informasi dengan evidence based diarea keperawatan terkait dengan
negative pressure wound therapy (NPWT) pada pasien diabetic foot ulcers

D. Manfaat Studi Kasus


1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai informasi mengenai pengaruh
negative pressure wound therapy terhadap penyembuhan luka DFU
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Institusi Pendidikan
Informasi dan penulisaan ini diharapkan dapat berguna bagi instansi
pendidikan sebagai laporan akhir evidence based mahasiswa keperawatan D-3
pada pasien luka DFU serta diharapkan penulisan ini menjadi sumber referensi
institusi sebagai informasi khususnya kepada peserta didik yang sedang mengikuti
mata kuliah keperawatan luka.
b. Bagi Mahasiswa
Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan
sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pengaruh negative pressure wound therapy terhadap penyembuhan luka DFU

9
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan umum tentang Diabetes Melitus


1. Definisi
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan
cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah, atau glukosa), atau ketika tubuh
tidak dapat menghasilkan insulin secara efektif (WHO, 2019).
Pada penyakit diabetes mellitus paling sering ditemui oleh masyarakat khususnya
Indonesia karena dapat menimbulkan penyakit kronik dalam bentuk angiopati
diabetic, dan juga bisa menyebabkan masalah makroangiopati berupa gangguan
pembuluh darah pada kaki (Kusumananingrum Dian, 2016)
Maka, kesimpulan dari penyakit ini merupakan suatu kelainan pada seseorang
yang ditandai naiknya kadar glukosa dalam darah yang diakibatkan karena
kekurangan insulin.

2. Tanda dan Gejala


Biasanya banyak orang mungkin tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa
mereka mempunyai penyakit diabetes mellitus dari tanda dan gejala yang mereka
alami. Menurut [ CITATION Pad12 \l 1033 ] ada beberapa keluhan umum pada pasien
DM diantaranya seperti, polyuria, polidipsi, polifagia, (WHO, 2019) penglihatan
kabur, dan penurunan berat badan.
Dan pada lansia dengan DM tedapat perubahan patofisiologis, akibat proses
menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampa kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan
penglihatan karena katarak, rasa kesemutan, pada tungkai, serta kelemahan
otot(neuropati perifer) dan luka pada tungka yang sukar sembu dengan pengobatan.

3. Patofisiologi

10
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energy supaya sel
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energy yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari
bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari
unsur karbohidrat, lemak, dan protein. Pada keadaan normal kurang lebih 50%
glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air. 10%
menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak.
Pada Diabetes Melitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi
insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu.
Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah
sehingga terjadi hiperglikemia. Penyakit Diabetes Melitus disebabkan oleh karena
gagalnya hormon insulin. Akibatnya kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat
diubah menjadi glikogen seingga kadar gula darah meningkat tejadi hiperglikemia.
Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemia ini, karena ambang batas untuk gula
darah adalah 180mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemia maka ginjal tidak dapat
menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan sifat gula
yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria.
Bersamaan bersama glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine yang
disebut polyuria. Polyuria ini mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga
pasien akan minum terus yang disebut polidipsi. Produksi insulin yang kurang akan
menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel sel seingga sel sel kurang
makanan dan simpanan karboidrat, lemak, dan protein menjadi menipis, kerena
digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar
seingga menyebabkan banyak makan yang disebut polyphagia.
Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam
darah yang menyebabkan keasaman dara meningkat atau asidosis. Zat ini akan
meracuni tubu bila terlalu banyak hingga tubu berusaa mengeluarkan melalui urine
dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau

11
buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma,
yang disebut koma diabetic [ CITATION Ren121 \l 1033 ].

4. Komplikasi
Meningkatnya jumlah penderita diabetes melitus menyebabkan tingginya kejadian
komplikasi menjadi diabetic foot ulcers. Dan ini merupakan salah satu kelainan yang
terjadi pada kaki diabetes karena disebabkan adanya gangguan pembuluh darah kaki,
gangguan persyarafan, dan adanya infeksi akibat daya tahan tubuh yang menurun.
Maka, masalah tersebut dapat menimbulkan masalah pada kaki lainnya yang sering
terjadi diantaranya kapalan(callus), kulit kaki retak(fissure), dan radang ibu jari kaki.
Bila tidak dirawat dengan baik kaki diabetes akan mudah mengalami luka, dan mudah
berkembang menjadi gangrene atau kematian jaringan yang beresiko tinggi untuk
amputasi (Kusumananingrum Dian, 2016)

B. Tinjauan umum tentang Negative Pressure Wound Therapy


1. Definisi
Negative Pressure Wound Therapy atau dikenal sebagai perawatan luka tekanan
negatif adalah sistem terapi non-invasif yang digunakan tekanan negatif terkontrol
menggunakan perangkat vakum untuk mempercepat penyembuhan luka dengan
mengeluarkan cairan dari luka terbuka melalui balutan tertutup atau busa pembalut
yang terhubung ke wadah pengumpulan dengan menggunakan tekanan
subatmospheric (Meloni et al., 2015) .
Terapi dengan sistem perawatan luka tekanan negatif atau negative wound
pressure therapy (NPWT) telah dikembangkan di Argentina pada tahun 1997 oleh
Argenta dan Morykwas sebagai proses penyembuhan luka (Kartika, 2016). Menjadi
salah satu upaya luka control yang sedang digunakan untuk mengatasi luka gangrene
dengan menggunakan metode therapy tersebut.

12
2.1 Negative Pressure Wound Therapy (Meloni et al., 2015)

Merupakan salah satu teknologi yang saat ini digunakan secara luas pada luka. Serta
dipromosikan sebagai luka kompleks, termasuk luka kaki pada orang dengan DM,
dan sebagai terapi tambahan untuk perawatan standar. Dan melibatkan penerapan
pembalutan luka dengan melalui tekanan negatif (atau vakum), dengan cairan luka
dan jaringan dikumpulkan ke dalam tabung(Liu et al., 2018).

2. Manfaat
Pada setiap dressing masing masing memiliki manfaat dan kekurangan tersendiri
termasuk dengan Negative Pressure Wound Therapy menurut (Kartika, 2016) yaitu :
1. menjaga kelembapan luka dengan penggunaan granu foam
2. dapat merangsang pertumbuhan jaringan
3. dan menyerap cairan eksudat yang berlebihan.

Disamping itu beberapa sistem NPWT komersial telah dikembangkan, dengan


mesin menjadi lebih kecil dan lebih portabel. Pengeluaran terbaru menjadikan
produk ini hanya bisa sekali pakai (Liu et al., 2018).

13
3. Mekanisme Kerja
Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) atau dikenal sebagai perawatan luka
tekanan negatif adalah pemberian tekanan negatif pada luka sebesar 50 – 175 mmHg
baik secara kontinu maupun secara intermiten.
Menurut (Kartika, 2016) Negative Pressure Wound Therapy ini memiliki 4
mekanisme yang dapat bekerja dalam proses penyembuhan ulkus kaki diabetik yaitu:
1. Mengurangi cairan eksudat dan bahan infeksius seperti bakteri dengan cara
menghisapnya secara terus-menerus, sehingga menurunkan kelembapan
lingkungan luka.
2. Menurunkan infiltrasi makrofag jaringan dan mengurangi ekspresi IL-1β dan
TNFα yang berakibat pada menurunnya inflamasi dan edema interstisial.
3. Meningkatkan aliran darah (perfusi) ke jaringan luka.
4. Menyebabkan kontraksi luka atau dikenal dengan makrodeformasi, yaitu
pengecilan ukuran luka, sehingga mempercepat penutupan luka. therapy
dengan pemberian tekanan negatif pada luka sebesar 50 – 175 mmHg baik
secara kontinu maupun secara intermiten

4. Indikasi dan Kontraindikasi


Pada setiap terapi biasanya terdapat indikasi dan kontraindikasi masing masing
dalam perawatan, termasuk penerapan terapi tekanan negatif yang diindikasikan pada
luka akut dan kronis, karena itu untuk meningkatkan penyembuhan luka seperti pada
luka kaki diabetik, ulkus tekanan, luka traumatis, luka bedah dehisced, luka bakar,
flap dan cangkok.
NPWT dapat digunakan dalam berbagai ukuran luka, terutama pada luka dalam,
rumit, dan luka tidak sembuh. Beberapa studi melaporkan efek positif dari terapi
NPWT di luka kaki diabetes. Penulis mengamati secara signifikan pengurangan
volume luka dan penyembuhan yang lebih cepat waktu pada luka yang diobati dengan
NPWT vs kelompok control lain.
Dan pada NPWT dalam pengobatan ulkus kaki diabetik tidak diindikasikan untuk
luka iskemik dan luka terinfeksi. Beberapa studi kasus melaporkan kegagalan pada

14
pasien dengan aliran yang tidak memadai. Namun demikian, dalam beberapa kasus
kegagalan revaskularisasi, dilaporkan sebagai terapi sukses dengan penggunaan
NPWT. Dalam hal ini, itu bisa berguna untuk menerapkan tekanan rendah untuk
menghindari gangguan iskemia lokal. Lebih lanjut, dalam makalah terbaru, Lavery
melaporkan tingkat penutupan luka yang tinggi juga dengan tekanan rendah dalam
pengobatan luka DF.
Pada luka yang terinfeksi, debridemen bedah dan antibiotik yang sesuai terapi
diperlukan sebelum aplikasi NPWT, karena berisiko tinggi memperburuk infeksi
menggunakan balutan oklusif sebagai NPWT. Dalam kebijakan kami, kami biasanya
juga mengobati pasien dengan NPWT jika terjadi infeksi itu hanya melibatkan kulit
dan jaringan subkutan, tanpa keterlibatan jaringan yang lebih dalam dan tanpa tanda
sistemik infeksi. Dalam keadaan ini, kami melakukan tindak lanjut yang lebih dekat
dengan pemantauan luka dengan hati-hati. Tindakan pencegahan tambahan
dibutuhkan pada pasien dengan antiplatelet atau antikoagulan terapi karena mereka
memiliki risiko perdarahan, yaitu dengan meningkatkan hisapan topikal.(Meloni et
al., 2015)

C. Kerangka Konsep
Pengaruh Negative Pressure Wound Therapy terhadap penyembuhan luka DFU pada
pasien Diabetes mellitus .

v. independent v. dependent

Penyembuhan luka
Negative Pressure
Diabetic Foot
Wound Therapy
Ulcers

Pasien Diabetes
Melitus

Diabetes Foot
Ulcers

15
BAB 3
METODE PENULISAN

A. Strategi Pencarian Literature


1. Analisis Masalah.
Diabetes Melitus merupakan salah satu masalah pelayanan kesehatan utama dan
menjadi ancaman mendunia bagi kesehatan masyarakat. Pasien yang mengalami
Diabetes Melitus biasanya memiliki beberapa komplikasi, dan salah satu komplikasi
dari Diabetes Melitus adalah DFU. Maka dari itu perlu menjalankan intervensi
keperawatan karena luka tersebut bisa berdampak menjadi luka ganggren atau bahkan
sampai amputasi. Salah satu intervensi keperawatan yang bisa diberikan adalah
Negative Pressure Wound Therapy. Jenis therapy ini merupakan perawatan luka
tekanan negatif dengan sistem terapi non-invasif yang digunakan tekanan negatif
terkontrol menggunakan perangkat vakum untuk mempercepat penyembuhan luka
DFU. Maka dari itu untuk mempermudah dalam pencarian literature tentang
keefektifan terapi yaitu Negative Pressure Wound Therapy pada pasien diabetic foot
ulcers dengan formulasi PICO dalam pencarian literature sebagai berikut:
Population : Pasien Diabetes Foot Ulcers
Intervention : Negative Pressure Wound Therapy
Comparison : -
Outcomes : penyembuhan luka
Berdasarakan formulasi PICO diatas maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian
(research question) yaitu apakah pemberian Negative Pressure Wound Therapy pada
pasien efektif dalam penyembuhan luka diabetic foot ulcers?

2. Kata Kunci dan Database


a. Kata Kunci / Key Word

PICO Kata Kunci Bahasa Kata Kunci Bahasa


Indonesia Inggris
Population Pasien Diabetes Melitus Diabetes Melitus patients
or Diabetic Foot Ulcers or Diabetic Foot Ulcers

16
Intervention Negative Pressure Wound Negative Pressure Wound
Therapy Therapy
Comparation - -
Outcome Penyembuhan luka DFU DFU wound healing

b. Data base
Penulis merencanakan menggunakan database dengan mencari publikasi jurnal /
artikel dari literature pendidikan kesehatan dan medis. Pencarian dilakukan
menggunakan database : google scholar, garuda.

B. Kriteria Literature
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam literature review ini adalah :
1. Diakses dari google scholar, garuda, pubmed
2. Subjek pasien DFU
3. Naskah Fulltext
4. Bahasa yang di gunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris
5. Tahun terbit 2012-2020
6. Sesuai dengan topic penelitian

b. Kriteria Ekslusi
1. Naskah dalam bentuk abstrak dan tidak dapat diakses
2. Artikel tidak sesuai topik penelitian

c. Penilaian Kualitas/kelayakan
Penulisan kelayakan riteratur dalam penulisan ini menggunakan tools atau alat
dari Joanna Briggs Institute (JBI) penilaian riteratur artikel menggunakan 2
reviewers yaitu, 1 dari pembimbing dan 2 dari mahasiswa.

C. Seleksi Literature (Diagram Alur Pemilihan hasil pencarian)


Dalam seleksi literatur, penulis menggunakan alur diagram yang dijabarkan sebagai
berikut :

17
Data base yang di gunakan : Semantik scholar dan google scholar
Kata kunci / Keyword : Negative Pressure Wound Therapy,
penyembuan luka DFU, Diabetes Melitus

Jumlah artikel yang terjaring Jumlah artikel yang terjaring Jumlah artikel yang terjaring
diawal dari database 1 diawal dari database 2 diawal dari database 3

(n: 38) (n:226) (n:47)

Jumlah artikel setelah di Skrinning (Inklusi) Ekslusi :


Database 1 (n: 6 ) Duplikasi
Database 2 (n: 10 ) 10 tahun terakhir
Database 3 (nn: 5) (n: )

Ekslusi :
Jumlah artikel yang dapat di
Tidak Fulltext
akses dan eligble
Berbahasa selain
(n: 8) inggris/Indonesia
Berbayar
(n: 25 ) (n: )

Jumlah artikel yang


sesuai uji kelayakan
(n: 5 )

Jumlah artikel yang di terima

(n:5)

18
19

Anda mungkin juga menyukai