Anda di halaman 1dari 1

The wind was flapping a temple flag,

Angin bertiup mengibar-ibarkan bendera didepan kuil. Seorang diantara monk menuturkan bahwa
“Benderanya berkibar-kibar”. Monk kedua kemudian menimpali “sebenarnya bukan benderanya yang
berkibar, melainkan anginlah yang menghembus disekelilingnya”. Keduanya kemudian saling
memperselisihkan tentangnya, masing-masing bersikukuh mempertahankan argumennya sendiri.
Melihat ini kemudian Monk ketiga menyampaikan “Bukan bendera yang berkibar atau angin yang
menghembus, tetapi pikiran kalianlah yang berseliweran”.

Dalam Zen, koan (sebagaimana diatas) menjadi salah satu cara dalam membawakan renungan-renungan
filosofis, wisdom, dengan metode yang didesain untuk mendekonstruksi bangunan pemikiran rasional
dengan menyuguhkan kisah-kisah yang akan dianggap paradoksikal bagi logika umum tapi sebenarnya
mengandung nilai-nilai kebijaksanaan jika ditinjau dari sudut pandang lainnya, yang seringkali lebih
menyeluruh.

untuk kemudian mendorong tercapainya Satori (Awakening) spontaneously.

Seringkali koan di mengandung demonstrasi mengenai pemikiran bahwa manusia somehow dapat grasp
reality hanya dengan operasi rasio-empiri sahaja. Ya memang

Penjelasan yang biasa ditemui atas

Anda mungkin juga menyukai