Anda di halaman 1dari 1

Risiko Utama Portofolio Utang Negara

Terdapat beberapa risiko utama yang harus dikelola sehubungan dengan portofolio utang negara. Risiko
tersebut antara lain:

1. Risiko Kesinambungan Fiskal

Utang berpotensi membahayakan kesinambungan anggaran Pemerintah. Untuk itu, dalam


dokumen ini dirumuskan strategi yang konsisten dan terarah pada pencapaian sasaran yang jelas seperti
dalam bentuk pencapaian target yang realistis atas indikator beban utang, misalnya debt to export ratio,
debt to service ratio dan ratio of short term debt to reserve.

2. Risiko Nilai Tukar

Semua pinjaman luar negeri Pemerintah dan sebagian (kecil) Surat Utang Negara dalam mata
uang asing, porsinya mencapai setengah dari nilai utang negara. Apabila terjadi penurunan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang asing tersebut, akan dapat mengakibatkan tambahan beban pembayaran
pokok utang dan bunga. Sebagai contoh, akibat melemahnya rupiah pada periode maret-april hingga RP
16.000, pembayaran Utang Luar Negeri Indonesia yang semula 400,2 miliar USD atau Rp 5.603 T (kurs Rp
14.000) juga terancam naik sebesar 14.2% atau 800 Miliar.

3. Risiko Perubahan Tingkat Bunga

Sebagian dari total utang negara merupakan utang dengan bunga mengambang (variable rate),
sehingga apabila terjadi kenaikan tingkat bunga pasar, akan mengakibatkan kenaikan kewajiban
pembayaran bunga. Dengan praktik dunia finansial yang sifatnya global, tingkat suku bunga dalam
negeri juga dipengaruhi kondisi finansial global seperti contoh kenaikan atau penurunan bunga Bank
Sentral AS atau The Fed. Salah satu yang menjadi pengelolaan keuangan negara di tahun 2008 juga
berkenaan dengan kenaikan bunga utang akibat harga Surat utang yang terus menurun akibat krisis
finansial global.

4. Risiko Pembiayaan Kembali

Selama periode lima tahun mendatang, volume utang negara yang jatuh tempo dan harus
dilunasi pokoknya setiap tahun cukup besar. Pelunasan pinjaman luar negeri dan SUN yang jatuh tempo
dengan volume yang cukup besar dapat mengakibatkan timbulnya risiko berupa lebih tinggi/mahalnya
biaya dari peminjaman baru, baik dengan pinjaman luar negeri maupun dengan penerbitan SUN
sebagaimana umumnya dilakukan. Sebagai salah satu gambaran, dalam keadaan luarbiasa penanganan
COVID-19, dalam rangka mengurangi risiko, Bank Indonesia dilibatkan sebagai standby buyer di pasar
sekunder atas surat utang yang diterbitkan pemerintah.

5. Risiko Operasional

Pencapaian sasaran pengelolaan utang memiliki risiko kegagalan jika operasional pengelolaan
utang sehari-hari tidak dikelola dengan baik, baik dari sisi sumber daya manusia maupun dari sisi
kelembagaannya.

Anda mungkin juga menyukai