Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima tahap, yaitu tahap masyarakat
tradisional, prakondisi lepas landas, lepas landas, bergerak kedewasaan, dan jaman
konsumsi masal yang tinggi.
a. Tahap Masyrakat Tradisional
1) Ilmu pengetahuan belum banyak dikuasi oleh masyarakat pada masa ini.
Masyarakat percaya pada kekuatan di luar dari kekuasaan manusia.
2) Kemajuan yang berjalan sangat lamban, masyarakatnya bersifat statis,
sehingga produksi yang dihasilkan pada masyarakat pada masa ini, masih
sangat rendah. Dan mereka tunduk pada kekuatan alam, karena belum bisa
menguasai alam.
3) Hasil produksi hanya digunakan sebagai konsumsi saja. Tidak ada investasi
yang dilakukan masyarakat. Tahap kehidupan pada generasi kedua pada
umumnya hampir sama dengan kehidupan generasi sebelumnya.
b. Tahap Prakondisi Lepas Landas
1) Masyarakat tradisional perkembangannya sangat lambat, meskipun demikian
terus bergerak. Dengan perkembangan yang terus bergerak tadi, masyarakat
pada akhirnya akan mencapai posisi prakondisi lepas landas.
2) Biasanya keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari
masyarakat yang sudah lebih maju. Perubahan ini tidak datang karena faktor-
faktor internal masyarakat tersebut, karena pada dasarnya masyarakat
tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri.
3) Campur tangan dari luar ini menggoncangan masyarakat tradisional.
Didalamnya mulai berkembang ide pembaharuan. Ide ide yang berkembang ini
bukan sekadar pendapat yang menyatakan bahwa kemajuan ekonomi dapat
dicapai, tetapi bahwa kemajuan ekonomi merupakan suatu kondisi yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang dianggap baik, kebesaran
bangsa, keuntungan pribadi, kemakmuran umum, atau kehidupan yang lebih
baik bagi anak-anak mereka nantinya.
4) Misalnya, seperti yang terjadi di Jepang, dengan dibukanya masyarakat oleh
armada angkatan laut Amerika Serikat. Pada periode ini usaha untuk
meningkatkan tabungan masyarakat terjadi. Tabungan ini kemudian dipakai
untuk melakukan investasi pada sector-sektor produktif yang menguntungkan,
termasuk pendidikan.
5) Investasi ini dilakukan baik oleh perorangan maupun oleh negara. Sebuah
negara nasional yang sentralistis juga terbentuk. Pendeknya segala usaha untuk
meningkatkan produksi mulai bergerak dalam periode ini.
c. Tahap Lepas Landas
1) Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan merupakan sesuatu
yang berjalan wajar, tanpa ada hambatan yang berarti seperti ketika pada
periode prakondisi lepas landas.
2) Tabungan dan investasi pada periode ini efektif dan meningkat dari 5%-10%
dari pendapatan nasional atau lebih. Berkembangnya industry-industri baru
dengan pesat, dan keuntungan yang didapat ditanamkan untuk membuat pabrik
baru. Sektor modern dari perekonomian dengan demikian menjadi
berkembang.
3) Dalam pertaniana, teknik-teknik baru juga tumbuh. Pertanian menjadi usaha
komersial untuk mencari keuntungan, dan bukan sekadar untuk konsumsi.
Peningkatan dalam produktivitas pertanian merupakan sesuatu yang penting
dalam proses lepas landas, karena proses modernisasi masyarakat
membutuhkan hasil pertanian yang banyak, supaya ongkos perubahan ini tidak
terlalu mahal.
d. Tahap Bergerak ke Kedewasaan
Setelah lepas landas, maka masyarakat akan mengalami proses kemajuan yang
terus bergeak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut, antara
10-20% dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan kembali, supaya bisa
mengatasi persoalan pertambahan penduduk.
Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan out put yang disebabkan oleh
inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi ini berarti perabaikan
“teknologi” dalam arti luar, miasalnya penemuan produk baru, pembukaan pasar baru
dsb. Inovasi tersebut menyangkut perbaikan kuantitatif dari system ekonomi itu
sendiri yang bersumber dari kreatifitas para wiraswastanya.
Pembangunan ekonomi berawal pada suatu lingkungan social, polotik, dan teknologi
yang menunjang kreatifitas para wiraswastanya. Adanya lingkungan yang menunjang
kreatifitas akan menimbulkan beberapa wiraswasta perintis yang mencoba
menerapkan ide ide baru dalam kehidupan ekonomi. Mungkin tidak semua perintis
tersebut akan berhasil dalam melakukan inovasi. Bagi yang berhasil melakukan
inovasi tersebut akan menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya. Posisi
monopoli ini akan menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal yang diterima
para pengusaha yang tidak berinovasi. Keuntungan monopolistis ini merupakan
imbalan bagi para innovator dan sekaligus juga merupakan rangsangan bagi para calon
innovator. Hasrat untuk berionovasi terdorong oleh adanya harapan memperoleh
keuntungan monopolistis tersebut.