Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kewa. A.

Pandhu

NPM : 1706107371

TUGAS KEPERAWATAN JIWA II

KONSEP ISOLASI SOSIAL DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Konsep Isolasi Sosial dan Asuhan Keperawatan

1. Pengertian

Isolasi sosial adalah ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat,


hangat, terbuka dan interdependen dengan orang lain ( SDKI, 2017 ).

2. Rentan respon
Respon adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri
Otonomi Merasa sendiri Menarik Diri
Bekerja sama Depedensi Ketergantungan
Interdependen curiga Manipulasi
Curiga

Rentang respon yang terjadi pada isolasi sosial sebagai berikut :


1. Respon adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan kebudayaan yang berlaku.
Menyendiri adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa
yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
Otonomi adalah kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran dan perasaan dalam hubungan sosial
Bekerjasama adalah kemampuan individu yang saling membutuhkan satu
sama lain
Interdependen adalah saling ketergantungan antara individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.
2. Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan
kehidupan di suatu tempat.
Menarik diri: seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara terbuka dengan orang lain
Ketergantungan: seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain
Manipulasi: seseorang yang mengganggu orang lain sebagai obyek individual
sehigga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam
Curiga: seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain
3. Faktor predisposisi dan Presipitasi
Faktor Predisposisi
Faktor Tumbuh kembang
Bila tugas-tugas dalam perkembangan tidak terpenuhi maka akan menghambat
fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah
Faktor komunikasi dalam keluarga
Dalam hubungannya dengan komunikasi yaitu
Faktor sosial budaya
Faktor Biologis

Faktor Presipitasi
Faktor eksternal, contohnya stresor sosial budaya
Faktor Internal, contohnya stresor psikologis; stres yang berkepanjangan.
4. Tanda dan Gejala
Perilaku isolasi sosial biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya
rendah, sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila
keadaan ini tidak dilakukan intervensi lebih lanjut maka akan menyebabkan
perubahan sensori: halusinasi dan resiko tinggi menciderai diri , orang lain atau
lingkungan.
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : merasa ingin sendirian, merasa tidak aman di tempat umum
u
l
a
H
i
s
n
Objektif: Menarik diri, tidak berminat atau menolak berinteraksi dengan orang lain
atau lingkungan
Gejala dan tanda minor
Subjektif: merasa berbeda dengan orang lain, merasa asyik dengan pikiran sendiri,
merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
Objektif: afek datar, afek sedih, riwayat ditolak, menunjukan permusuhan, tidak
mampu memenuhi harapan orang lain, kondisi difabel, tindakan tidak berarti, tidak
ada kontak mata, perkembangan terlambat dan tidak bergairah atau lesu.

Pohon masalah Isolasi Sosial


Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi semua askep tetapi beberapa bagian penting yan ditemukan
dalam pengkajian diantaranya :
data subjektif






Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan meminta untuk
sendirian
Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain

Data Objektif
 Kurang spontan
Apatis ( acuh terhadap lingkungan )
Ekspresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
Mengisolasi diri
 Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
 Asupan makanan dan minuman terganggu
 Aktivitas menurun
 Kurang berenergi atau bertenaga
 Rendah diri
 Postur tubuh berubah misalnya sikap fetus atau janin ( khusus pada posisi tidur )
2. Diagnosa, perencanaan dan evaluasi akan lebih banyak dibahas dalam kasus

Pembahasan Kasus
1. Kasus

Seorang wanita, 21 tahun, mahasiswa, dirawat di RS jiwa karena sering


menyendiri dan tidak mau melakukan aktifitas sejak 3 bulan yang lalu. Suatu hari
klien tampak murung, lebih banyak menunduk saat bicara, menolak berbicara dengan
siapapun, penampilan fisik tidak rapi, pandangan kosong, menjawab pertanyaan
dengan singkat. Ketika perawat menanyakan penyebabnya klien menjawab bahwa ia
bosan hidup, rasanya ingin mati saja. Klien mengatakan bahwa ia malu, tidak perawan
lagi, pastinya tidak ada laki-laki yang mau menjadi suaminya. Diagnosa medis
depresi.

2. Analisa Data

Data Masalah
Subjektif: Isolasi Sosial
 Klien mengatakan ia malu, tidak
perawan lagi, pasti tidak ada laki-laki
yang mau menjadi suaminya
Objektif
 Klien lebih sering menyendiri
 Klien tidak mau melakukan
aktifitas sejak 3 bulan lalu
 Tampak murung
 Lebih banyak menunduk
 Menolak berbicara dengan siapa pun
 Pandangan kosong
 Penampilan tidak rapi
 Menjawab pertanyaan dengan singkat

3. Diagnosa Medis
Isolasi Sosial
4. Perencanaan
Tujuan
Mengidentifikasi support system dan dukungan individual
Menggunakan sumber-sumber bantuan yang tersedia
Mengungkapkan kepuasan dalam hubungan atau interaksi

Intervensi Rasional
Tentukan respon klien terhadap kondisi, Bagaimana klien menerima dan
perasaan tentang dirinya, kekuatiran, menghadapi situasi tersebut akan
ketakutan terhadap respon orang lain, membantu memutuskan rencana
perasaan tentang kemampuan untuk perawatan dan intervensinya
mengontrol situasi dan perasaan akan
harapan
Kaji mekanisme koping dan metode dalam Mungkin menunjukan keberasilan
menghadapi masalah hiup sebelumnya. teknik yang dapat digunakan dalam
Diskusikan kekuatiran-kekuatirannya situasi sekarang.
Identifikasi ketersediaan dan stabilitas sistem Merupakan informasi penting
pendukung seperti kelompok, keluarga dalam rencana tindakan
Dorong kejujuran dalan hubungan. Kejujuran dapat membantu
mengidentifikasi orang-orang yang
memberikan dukungan,
Dorong kontak dengan keluarga dan teman Banyak klien merasa takut akan
adanya penolakan dari teman atau
keluarga, beberapa klien menarik
diri karena kekacauan perasaan.
Kontak meningkatkan rasa adanya
dukungan, kepedulian, keterliatan
dan pengertian.
Membantu klien memecahkan masalah Rencana antisipatori dapat
membantu meredakan perasaan
terisolasi dan kesendirian
Membantu klien menyadari adanya isolasi Memberikan kesempatan bagi klien
sosial untuk menyadari kontrol yang dia
buat tentang pilihan untuk
memperhatikan dirinya.
Rujuk ke psikiatrik, jika diperlukan. Mungkin membutuhkan dukungan
yang lebih jauh untuk menghadapi
perasaan dan mengelola situasi
sulit.

5. Pelaksanaan sesuai dengan rencana tindakan


6. Evaluasi
Beberapa pertanyaan mungkin dapat membantu perawat dalam melakukan
evaluasi klien dengan isolasi sosial.
a. Apakah klien menunjukan kepuasaan dengan kualitas hubungan?
b. Dapatkah klien berpartisipasi?
c. Apakah klien menunjukan perubahan tindakan yang positif , lebih terbuka
mengungkapkan perasaannya?
d. Apakah pasien mengungkapkan penghargaannya terhadap perubahan positif
tingkah lakunya?.

Asuhan keperawatan harus segera diberikan kepada klien dengan isolasi sosial agar tidak
berkembang ke arah gangguan lainnya seperti yang dijelaskan dalam pohon masalah diatas.

Daftar Pustaka
1. Doenges, M. E., Moorhouse, M.F.,& Murr, A. L. ( 2010 ). Guidelines for
Individualizing Cling Care Across The Life Span. Philadelphia: F. A. David Plus.
Stuart, G. W. ( 2013 ). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 10th Ed. St.
Louis : Elsevier.
2. Nita Fitria. ( 2009 ). Prinsip Dasar Aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
Strategis pelaksanaan Tindakan keperawatan: untuk 7 Diagnosa keperwatan Jiwa
Berat Bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
3. Stuart, G. W. ( 2013 ). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 10th Ed. St.
Louis : Elsevier.
4. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. ( 2017 ). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi III. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai