Disusun oleh:
Dosen pembimbing:
Yeni Suryaningsih, S.Kep, M.Kep
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Yeni Suryaningsih, S.Kep, M.Kep
sebagai dosen pengampu mata kuliah psikologi keperawatan, juga teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul …………………………………………………………… 1
BAB 1
BAB 2
BAB 3
iii
BAB I. PENDAHULUAN
4
untuk mengantisipasi, mencegah, mengelola, dan memulihkan diri dari stress
yang dirasakan karena adanya ancaman ketidakmampuan dalam coping yang
dilakukan. Dalam kaitan manajemen stress maka dapat di kategorikan bahwa
stress terjadi oleh motivasi dan konsep oleh suatu individu.
1.2. Tujuan
- Untuk Mengetahui dan Menganalisa tentang stress
- Untuk melengkapi suatu tugas psikologi keperawatan
1.3. Manfaat
Adapun maanfaat dari makalah ini untuk mengetahui motivasi dan konsep
stress terhadap individu.
5
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Motivasi Stres
2.1.1 Motivasi
Apa itu motivasi? Ditinjau dari etimologinya, motivasi berasal dari kata Latin
motivus atau motum yang berarti menggerakkan atau memindahkan. Dari asal-usul
kata ini, Lorens Bagus, dalam Kamus Filsafat, mengartikan motivasi atau motif
sebagai dorongan sadar dari suatu tindakan untuk merumuskan kebutuhan-kebutuhan
tertentu manusia. Motivasi memainkan peranan penting dalam menilai tindakan
manusia, karena pada motif-motif itulah terkandung arti subyektif dari tindakan
tertentu bagi orang tertentu.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Secara umum motivasi dapat
didefinisikan sebagai faktor-faktor yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah
laku. Sedangkan motif adalah setiap kondisi dari organisme yang mempengaruhi
kesiapannya untuk memulai atau melanjutkan rangkaian tingkah laku. Sedangkan
motivasi pada istilah yang lebih umum adalah seluruh gerakan proses, termasuk
situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri, tingkah laku yang 3
ditimbulkan dan tujuan/akhir dari gerakan.
Motivasi terkait juga dengan feeling dan emosi, dimana keduanya bisa
dipengaruhi dan mempengaruhi proses-proses psikologi lainnya seperti persepsi,
atensi, learning, thinking, dll. Emosi mengorganisasi tindakan-tindakan kita. Apa
yang kita ingin lakukan dengan baik dan juga termasuk apa yang tidak kita ingin
lakukan. Dalam hal ini emosi berfungsi sebagai motif. Sebagai contoh perasaan
tertekan dan takut pada seorang anak akan mendorongnya untuk mencari
kenyamanan dan keamanan.
6
Motivasi orang yang membuat terjadinya stress adalah; Tekanan di tempat
kerja, Problem finansial, Hubungan personal. Hubungan sosial. Penyakit. Kegagalan,
Kondisi fisik dan mental, dan Kematian orang-orang tersayang.
2.1.2 Sumber Motivasi
1. Motivasi instrinsi
Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk
motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di
rumah bersalin.
2. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal
dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.
3. Motivasi terdesak
Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta
menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008).
7
Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan
keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang
dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru
merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih
produktif dan berguna (Irwanto, 2008).
8
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut
teori ini bila seseorang memimpin atau mendidik ingin memotivasi anak
buahnya, ia harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga
reaksi yang dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya.
9
2.2 Konsep Stress
Menurut Hans Selye, “Stres adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik
terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdiknakes,
Dep.Kes.RI,1989). Stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor
psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan)” (Dadang Hawari, 2001).
Stres adalah fenomena psikofisik yang bisa dialami setiap orang tanpa
pandang bulu. Pada umumnya stres dapat disimpulkan sebagai perasaan tidak
nyaman atau tertekan yang menyerang fisik maupun psikis individu. Stres bisa
terjadi karena berbagai faktor. Salah satu pemicu yang mengganggu kestabilan
(stres) adalah faktor biologis yang meliputi:
a. Faktor Genetika
10
merusak perkembangan janin seperti ketidak berfungsian organ maupun
tingkah laku abnormal.
c. Faktor Tidur
11
untuk menghentikan stres yang dialami (Bell, Greene, Fisher, & Baum, 1996).
Akhirnya apabila setelah semua sumber daya penyesuaian diri dalam diri
inidividu habis dikerahkan, maka terjadi kondisi kelelahan psikologis dalam
diri seseorang
12
2.3 Manajemen Stress
Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas
atau intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit. Fokusnya
tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien.
Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada
beberapa daerah perawatan.
Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya.
Hal ini dikenal sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus
melakukan pertahanan agar keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat
terjadi pada bidang badaniah ( stress fisik atau somatik ).
Misalnya : bila terjadi infeksi atau penyakit, menggerakkan mekanisme
penyesuaian somatik, terjadi reaksi :
•Pembentukan zat anti kuman, zat anti racun
•Mobilisasi leukosit ke tempat-tempat invasi kuman
•Lebih banyak melepaskan kortisol, adrenalin dan sebagainya
Manajemen stress adalah kemampuan penggunaan sumber daya manusia
secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosinal
yang muncul terhadap tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stress adalah
untuk memperbaiki kualitas individu menjadi lebih baik. Berikut ini adalah steps
untuk menghadapi atau menanggulangi stress:
a. Bersantai atau rileksasi
b. Makan teratur
c. Tidur yang baik
d. Jangan khawatirkan hal-hal yang tidak penting
e. Kelola waktu secara efisien
f. Humor untuk mengurangi stress
13
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala sesuatu dengan
baik daripada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu yang terjadi.
Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek
dan tidak terlalu kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang
menuju otak, yang memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya,
meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress
terjadi secara terus-menerus, dapat menghambat pengiriman glukosa dan
mengganggu ingatan.
3.2 Saran
1. Penting untuk kita ketahui apakah kita sudah selesaikan semua yang memang
bisa kita lakukan.
2. Janganlah kita menjadi super-man atau super-woman, artinya jadwalkanlah
agenda yang wajar dan dapat diselesaikan oleh manusia normal.
3. Janganlah biarkan diri kita stress oleh hal-hal yang berada di luar jangkauan
kendali kita.
4. Jangan lupa berapapun lilin Anda yang padam, asalkan ada lilin harapan,
selalu mungkin kita nyalakan lilin-lilin lainnya.
14