6. Sifat kohesive
Dengan adanya sifat kohesif diharapkan kekuatan mekanis
pasir cetak semakin baik. Kekuatan mekanis yang berhubungan
dengan sifat ini antara lain :
a. Kekuatan basah, karena adanya kandungan air.
b. Kekuatan kering, kekuatan tanpa kandungan air
c. Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi panas logam
cair
d. Kekuatan kimia, tidak mudah bereaksi dengan logam cair.
e. Kekuatan terhadap temperatur tinggi.
7. Sifat collapsibility
Collapsibility merupakan sifat mampu ambruk/dapat
dihancurkan dari cetakan (terutama untuk pasir inti). Diperlukan
agar pasir mudah direklamasi dan dapat digunakan kembali.
8. Koefisien muai yang rendah
Cetakan pasir harus mempunyai koefisien muai yang
rendah bertujuan agar tidak terjadi pemuaian yang berlebih ketika
penuangan logam cair.
9. Mempunyai sifat mampu bentuk
sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dengan
kekuatan yang cocok. Cetakan yang dihasilkan harus kuat
sehingga tidak rusak karena proses pemindahan dan dapat
menahan logam cair waktu dituang ke dalamnya. Karena itu
kekuatannya pada temperatur kamar dan kekuatan panasnya
sangat diperlukan.
10. Tahan panas terhadap temperatur logam yang dituang.
Jenis-jenis pola :
Jenis-jenis Inti :
Pola menentukan bentuk luar dari benda cor, sedangkan inti
digunakan bila benda cor tersebut memiliki permukaan dalam. Inti
merupakan model dengan skala penuh dari permukaan, dalam benda
cor, yang diletakan dalam rongga cetak sebelum permukaan logam cair
dilakukan, sehingga logam cair akan mengalir membeku diantara
rongga cetak dan inti, untuk membentuk permukaan bagian luar dan
dalam dari benda cor.
Inti biasanya dibuat dari pasir yang dipadatkan sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Seperti pada pola, ukuran inti harus
mempertimbangkan penyusutan dan pemesinan.
Pemasangan inti didalam rongga cetak kadang-kadang
memerlukan pendukung (support) agar posisinya tidak berubah.
Keunggulan :
a. Memiliki kolapsibilitas yang baik.
LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
KARAKTERISTIK PASIR CETAK
b. Permeabilitas baik.
c. Reusabilitas yang baik
d. Murah.
Kelemahan :
Uap lembab dalam pasir dapat menyebabkan kerusakan
pada berberapa coran, tergantung pada logam dan geometri coran.
Gambar 2.6. Pemuaian panas bertambah sebanding dengan kadar air dari pasir dan
menurun kalau kadar yang dapat terbakar.
(Sumber : Tata Surdia, 1984)
berbeda pada pasir cetak dengan bahan pengikat bentonit dan abu
sekam akan juga berbeda permeabilitas dan kekuatan tekan. Hasil
pengujian kemampuan alir gas (permeabilitas) dapat dilihat untuk
permeabilitas optimal pada masing-masing campuran kadar air pada
pasir cetak dengan bahan pengikat bentonit yaitu pada campuran
kadar gula 12% dimana menghasilkan nilai permeabilitas sebesar
60.7 cm3 /menit. Hasil pengujian kekuatan tekan dapat dilihat untuk
kekuatan tekan optimal pada masing-masing campuran kadar air
pada cetakan pasir dengan bahan pengikat bentonit yaitu pada
campuran kadar gula 12% dimana menghasilkan nilai kekuatan tekan
sebesar 59.2 kN/cm2 . (Nugraha, 2011).
Metode pengecoran logam hingga saat ini masih sangat
banyak di gunakan di industri industri karena memiliki beberapa
keuntungan diantaranya alat dan bahan yang digunakan tidak terlalu
mahal dalam hal ini menekan biaya produksi, kemudian tidak
membutuhkan banyak waktu untuk membuat suatu produk, dalam
membuat produk dengan metode pengecoran logam dibutuhkan yang
dinamakan dengan cetakan dimana cetakan ini adalah bentuk negatif
dari produk yang akan dibuat atau dicetak, dan cetakan ini bermcam
macam diantaranya adalah cetakan pasir dimana cetakan pasir ini
terbuat dari pasir yang diberikan tambahan bahan pengikat, cetakan
pasir ini juga sangat banyak digunakan karena sangat mudah dalam
membuat produk dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama
dalam pembuatan suatu produk, kemudian pasir pasir yang
digunakan dalam pembuatan pasir cetak sangat bermacam macam
mulai dari pasir silika, pasir biasa, pasir olivine, pasir cromit dan
masih ada beberapa jenis pasir lagi. Dalam proses pengecoran tak
dapat dipungkiri bahwa akan terjadi cacatnya hasil coran yang
membuat hasil coran tidak maksimal atau tidak sesuai dengan
keinginan.
Pembuatan Cetakan:
Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti
pada Gambar 2.8. di atas. Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak)
yang terdiri dari dua bagian, bagian atas disebut kup dan bagian
bawah disebut Drag. Pak kotak cetak yang terdiri dari tiga bagian,
bagian tengahnya disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan
disatukan pada tempat tertentu dengan lubang dan pin.
pasir dengan bahan pengikat atau tambahan lainnya. Pasir harus dapat
digunakan berulang-ulang sehingga lebih ekonomis (Surdia &
Chijiiwa, 1976).
menurut.(Astika,2010), Untuk dapat menghasilkan benda tuang
yang baik, maka pasir cetak memerlukan sifat-sifat yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Mempunyai sifat mampu bentuk yang baik. Pasir cetak harus
dengan mudah dapat dibentuk menjadi bentuk-bentuk cetakan
yang diharapkan, baik cetakan berukuran besar maupun cetakan
berukuran kecil.
2. Permeabilitas yang cocok. Permeabilitas dapat diartikan sebagai
kemampuan cetakan untuk mengalirkan gas-gas dan uap air yang
ada di dalamnya keluar dari cetakan.
3. Distribusi besar butir pasir yang cocok. Butiran pasir yang terlalu
halus akan mengurangi permeabilitas cetakan, sedangkan butiran
yang terlalu kasar akan meningkatkan permeabilitas cetakan.
Untuk itu distribusi besar butir yang cocok perlu dipertimbangkan.
4. Tahan terhadap temperatur tinggi. Butir pasir dan pengikat harus
mempunyai derajat tahan api tertentu terhadap temperatur tinggi
kalau logam cair dengan temperatur tinggi ini dituang ke dalam
cetakan.
5. Mampu dipakai lagi. Setelah proses pengecoran selesai, cetakan
harus dapat dibongkar dengan mudah dan pasirnya dapat dipakai
berulangulang supaya ekonomis.
6. Mempunyai kekuatan yang baik
contoh pasir yang langsung dapat dipakai. Pasir pantai diambil dari
pantai dan pasir kali diambil dari kali. Pasir pantai, pasir kali, pasir
silika alam, dan pasir silika buatan tidak melekat dengan sendirinya,
oleh karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat butirbutirnya satu
sama lain dan baru dipakai setelah pencampuran. (Surdia & Chijiiwa,
1976)
Jenis pasir lainnya antara lain:
1. Pasir cetak semen proses, adalah pasir cetak yang berkomposisikan
pasir silika SiO2 dan semen sebagai pengikatnya. Bahan aditif lain
seperti gula tetes ditambahkan sebagai bahan yang dapat
memudahkan pembongkaran cetakan. Kompisisi campurannya
adalah:
pasir silika, semen 6-12%, air 4-8%, dan gula tetes 3-5%
(Soemowidagdo, 2016). Pasir dengan kadar lempung 10-20 % dapat
langsung dipakai. Pasir dari Juwana, Pati dan dari Ceper, Klaten
adalah contoh pasir yang langsung dapat Pasir Silika (Sumber:
nazava.com) dipakai. Pasir cetak yang umum digunakan pada
industri pengecoran di Ceper Klaten adalah: Pasir greensand Dibuat
dari pasir silika (SiO2) yang dicampur dengan bentonit, coal dust,
dan lain-lain. Kompisisi campurannya adalah (Logam Ceper,
2014a): 1) Bahan dasar: pasir kuarsa : 80 % - 90 % 2) Bahan
pengikat: bentonit 8 % 3) Air: 4 % - 5 %. Pasir cetak CO2 proses
Disebut sebagai cetakan pasir kering (Logam Ceper, 2014a).
Metode pembuatan pasir cetak ini adalah mengalirkan gas CO2
untuk mengeringkan dan mengeraskan pasir. Komposisi pasir cetak
dalam pembuatan pasir CO2 proses adalah: 1) Pasir silika ±90 %. 2)
Air kaca/water glass 3 – 6 %. 3) Gula tetes ± 4,5 % Pasir silika, air
kaca dan gula tetes dicmpur selama 5 menit hingga rata. Masukkan
olahan pasir ke dalam cetakan dan padatkan dengan tangan tanpa
bantuan alat. Pengerasan cetakan dilakukan dengan mengalirkan gas
Pasir cetak semen proses Dibuat dari pasir silika SiO2, semen
sebagai pengikat dan gula tetes untuk memudahkan pembongkaran
cetakan.
Menurut (Logam Ceper, 2014) Kompisisi pasir ctak semen
diantaranya:
1) Pasir silika.
2) Semen: 6 -12%.
3) Air: 4 - 8%.
4) Gula tetes: 3 - 5%.
Pasir Furan Pasir cetak dengan pengikat resin furan atau fenol.
Pasir cetak akan segera mengeras dengan sendirinya jika resin
bertemu dengan pengeras, oleh karena itu biasanya pengeras
dicampurkan dengan cara ditaburkan setelah campuran pasir cetak
dan resin dimasukkan ke dalam rangka cetak. Jika pengeras telah
dicampurkan ke dalam adukan pasir dan resin, maka pasir cetak
harus segera dimasukkan ke dalam rangka cetak sebelum pasir
mengeras. Kompisisinya adalah (Logam Ceper, 2014a): 1) Pasir
kuarsa: 90 %. 2) Resin Furan atau Fenol: 0,8 - 1,2 %. 3) Pengeras
(hardener): a) Resin furan: asam fosfat (H3P04) b) Fenol: biasanya
Asam Tolualsulfon (PTS).
a) Pasir Laut
Pasir laut adalah pasir yang diambil dari pinggir laut, yang
merupakan endapan pecahan batu karang karena mengalami
berbagai hal. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pasir laut yang diambil dari pinggir laut pantai Sindhu, Sanur
yang terletak di Kab Badung.
b) Pasir Sungai
Pasir Sugai adalah pasir yang diambil dari sungai, yang
merupakan engdapan pecahan batu karena mengalami berbagai
hal. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir
sungai yang diambil dari sungai unda yang terletak di Desa
Lebah, Kecamatan Semarapura.
c) Pasir gunung
Pasir gunung adalah merupakan endapan dari pecahan
bebatuan yang dikeluarkan oleh akibat letusan gunung yang
bercampur dengan lahar. Pasir yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pasir gunung yang diambil dari letusan gunung batur
yang terletak di kintamani Kab. Bangli.
d) Bentonit
Bentonit merupakan satu jenis dari tanah lempung.
Bentonit terdiri dari butir-butir halus dari 10 sampai 0,0 µ yang
fasa penyusun utamanya adalah monmorillonite.(Astika,2010)
Pasir cetak yang juga umum digunakan adalah pasir
gunung, pasir pantai, pasir sungai dan pasir silika (pasir kuarsa).
Beberapa dari pasir tersebut ada yang langsung dapat dipakai
tetapi ada yang harus dipecah-pecah dulu sehingga ukuran
butirannya sesuai. Jika kadar tanah liatnya kurang mencukupi
biasanya ditambahkan bahan pengikat seperti bentonit, ter, grafit
maupun resin (furan maupun fenol) sehingga daya ikatnya lebih
baik. Pasir gunung yang umumnya mengandung lempung dan
kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir dengan
kadar lempung 10-20 % dapat dipakai begitu saja (Surdia &
Chijiiwa, 1976).
Pasir cetak yang paling lazim dipergunakan adalah pasir
gunung berasal dari gunung berwarna cenderung hitam, pasir
pantai berasal dari pantai laut berwarna coklat agak kehitaman,
pasir sungai berasal dari sungai berwarna kehitaman, dan pasir
silika berasal dari persediaan alam berwarna kekuningan. Dalam
praktiknya bahan-bahan pasir dipilih dengan ukuran yang sesuai
sehingga dapat langsung dipakai begitu saja. Pasir dengan
butiran bulat baik digunakan sebagai bahan pasir cetak, karena
diperlukan jumlah bahan pengikat yang sedikit untuk
memperoleh kekuatan dan permeabilitas yang sesuai, serta
memiliki sifat alir yang baik sekali. Sebaliknya pasir berbutir
kristal kurang baik karena ketahanan api dan permeabilitasnya
buruk. Pasir cetak umumnya terdiri atas butiran-butiran dengan
ukran berviriasi. Butiran pasir yang baik adalag sedemikian rupa