MASTERPLAN KAWASAN
C. KONSEP FISIK
Dusun Ngluweng direncanakan menjadi
kawasan wisata memerlukan suatu identitas dan
karakter untuk membentuk suatu citra diperlukan
tanda-tanda, elemen yang spesifik spesifik. Image
terhadap lingkungan tertentu secara keseluruhan
sebenarnya lebih sekedar kesan visual. Suatu
kawasan mengandung banyak konotasi, kenangan
iman, harapan, keramaian, tempat-tempat
bangunan, serta peristiwa bersejarah. Dari
lingkungan yang spesifik dapat memberi
gambaran dari bagian kawasan wisata. Karena itu
citra atau kesan-kesan Bersama dari sebuah
kawasan wisata merupakan sebuah gambaran
bersama dari apa yang didasari dari realitas
PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG
KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
7
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN
Paths
Path adalah elemen pembentuk ruang
kawasan yang berbentuk ruang linier dapat
berupa jalan setapak, koridor, jalan alteri.
Pada kasus Telaga Sarangan dan sekitarnya
Dusun Ngluweng, jalan dan koridor di Dusun
Ngluweng menjadi ‘paths’ dalam komponen
konsep ini.
Edge
adalah ujung tepian dan matrik kawasan,
merupakan batas dari suasana yang berbeda.
Pada kasus Telaga Sarangan dan sekitarnya
Dusun Ngluweng, tepi Telaga Sarangan
menjadi ‘edges’ dalam komponen konsep ini.
Landmarks / Tetenger
Landmark adalah elemen pembentuk kota
yang bisa berupa bangunan fisik, gubahan
masa, space atau detail arsitektural yang
sangat spesifik, terkadang sangat kontekstual
terhadap kawasan.
Nodes / Nodal
Node adalah areal pusat aktivitas dalam
bentuk spatial dimana orang-orang dapat
merasakan perubahan aktivitas dari suatu
struktur ruang ke struktur ruang yang lain.
Nodes dalam kasus Kawasan Dusun
Ngluweng direncanakan ada 3 tempat,
pertama sebagai pintu masuk utama ke Dusun
Ngluweng disediakan pintu gerbang menuju
ke Dusun Ngluweng yang kedua area Spot
Foto adalah tempat untuk menghubungkan
node Agrowisata. Ketiga node menuju wisata
air terjun Tirtosari.
District / Kawasan
Distrik adalah areal spesifik pada kawasan
perencanaan dengan batas-batas yang dapat
diidentifikasi secara fisikal. Citra distrik yang
terbentuk akan mempengaruhi citra kawasan
secara keseluruhan.
D. FOKUS KAJIAN
Potensi Agrowisata
Dengan Pembagian :
1. Kawasan Konservasi, pada kawasan ini
perencanaan, perancangan, kegiatan
pembangunan, perbaikan atau renovasi harus
mengacu pada kajian dan arahan badan terkait
agar keaslian kawasan konservasi tetap
terjaga.
2. Kawasan perkampungan, penduduk
merupakan daerah yang sangat berperan
sebagai area penunjang kawasan konservasi.
3. Kawasan RTH (Ruang Terbuka Hijau),
meliputi kawasan hutan, taman dusun, kebun
tanaman anggrek.
4. Kawasan Telaga
5. Kawasan Public Space dan Landmark,
meliputi fasilitas umum dan penanda kawasan
seperti taman untuk bersantai, tempat
beribadah, dan pusat informasi pariwisata.
6. Industri Budidaya Tanaman Anggrek.
I. RUANG TERBUKA
Arahan penataan ruang terbuka pada
kawasan Dusun Ngluweng diarahkan pada
penataan area yang menjadi landmark, area
konservasi, area sepadan Telaga (ruang terbuka
alami) sebagai kawasan alami pendukung
pariwisata. Pada ruang terbuka tersebut terdapat