Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN

MASTERPLAN KAWASAN

A. DELINIASI KAWASAN PERENCANAAN


Deliniasi Kawasan perencanaan
Masterplan Dusun Ngluweng Desa Sarangan
Kecamatan Plaosan Kabupaten magetan adalah
kawasan Telaga Sarangan. Kawasan ini
direncanakan untuk masterplan pariwisata dengan
mengutamakan Telaga Sarangan sebagai lokasi
kajian utama direncanakan kegiatan wisata
dengan berbagai kegiatan pariwisata terkait.
Selain itu Dusun Ngluweng mempunyai
banyak potensi wisata yang menarik untuk
dikembangkan menjadi daerah kunjungan wisata.
Simpul-simpul pariwisata tersebut dikembangkan
dan dari lokasi ini dapat dihubungkan ke Telaga
Sarangan.
Dusun Ngluweng dicanangkan sebagai
budidaya tanaman Anggrek. Tanaman Anggrek
itu sendiri memiliki berbagai jenis, yaitu :
 Anggrek Bulan (Phalaenopsis Amabilis)
 Anggrek Mutiara (Phalaenopsis deliciosa)

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
1
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

 Anggrek Bulan Berumbai – Umbai


(Phalaenopsiss fimbriata)
 Anggrek Bulan Raksasa (Phalaenopsis
gigantea)
 Anggrek Hibrid (Phalaenopsis Hybrid)
 Anggrek Macan (Grammatophyllum
Speciosum)
 Tricolor Merapi (Vanda Tricolor)

B. KONSEP NON FISIK PARIWISATA


Ekowisata merupakan upaya untuk
memaksimalkan dan sekaligus melestarikan
potensi sumber-sumber alam dan budaya untuk
dijadikan sebagai sumber pendapatan yang
berkesinambungan. Dengan kata lain ekowisata
adalah kegiatan wisata alam plus-plus. Adanya
unsur plus di atas yaitu kepedulian, tanggung
jawab dan komitmen terhadap kelestarian
lingkungan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat ditimbulkan oleh:

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
2
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

a. Kekuatiran akan semakin rusaknya


lingkungan oleh pembangunan yang bersifat
eksploitatif terhadap sumber daya alam.
b. Asumsi bahwa pariwisata membutuhkan
lingkungan yang baik dan sehat.
c. Kelestarian lingkungan tidak mungkin dijaga
tanpa partisipasi aktif masyarakat setempat.
d. Partisipasi masyarakat local akan timbul jika
mereka dapat memperoleh manfaat ekonomi
dari lingkungan yang lestari.
e. Kehadiran wisatawan (khususnya
ekowisatawan) ke tempat-tempat yang masih
alami itu memberikan peluas bagi penduduk
setempat untuk emndapatkan penghasilan
alternatif dengan menjadi pemandu wisata,
porter, membuka homestay, pondok
ekowisata (ecolodge), warung dan usaha-
usaha lain yang berkaitan dengan ekowisata,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
mereka atau meningkatkan kualitas hidup

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
3
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

penduduk local, baik secara materil, spirituil,


kulturil maupun intelektual.

Ekowisata berbasis komunitas


(community-based ecotourism) merupakan usaha
ekowisata yang dimiliki, dikelola dan diawasi
oleh masyarakat setempat. Masyarakat berperan
aktif dalam kegiatan pengembangan ekowisata
dari mulai perencanaan, implementasi,
monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan
ekowisata sebanyak mungkin dinikmati oleh
masyarakat setempat. Jadi dalam hal ini
masyarakat memiliki wewenang yang memadai
untuk mengendalikan kegiatan ekowisata.

Melihat potensi yang dimiliki Telaga Sarangan,


maka tujuan ekowisata disini adalah untuk
menciptakan pengembangan pariwisata melalui
penyelenggaraan yang mendukung upaya
pelestarian lingkungan (alam dan budaya),
pelestarian Telaga Sarangan yang tentu saja

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
4
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

melibatkan dan menguntungkan masyarakat


setempat, serta menguntungkan secara komersial.

a. Pelibatan Masyarakat Dusun Ngluweng dari


tingkat perencanaan hingga pada tingkat
pengelolaan. Pada dasarnya pengetahuan
tentang alam dan budaya serta Kawasan daya
tarik wisata, dimiliki oleh masyarakat
setempat. Oleh karena itu pelibatan
masyarakat menjadi mutlak, mulai dari
tingkat perencanaan hingga pada tingkat
pengelolaan.
b. Ekowisata meningkatkan kesadaran dan
apresiasi terhadap alam, nilai-nilai
peninggalan sejarah dan budaya. Ekowisata
memberikan nilai tambah kepada pengunjung
dan masyarakat setempat dalam bentuk
pengetahuan dan pengalaman. Nilai tambah
ini mempengaruhi perubahan perilaku dari
pengunjung, masyarakat dan pengembang

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
5
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

pariwisata agar sadar dan lebih menghargai


alam.
c. Pertumbuhan pasar ekowisata di tingkat
internasional dan nasional. Kenyataan
memperlihatkan kecenderungan
meningkatnya permintaan terhadap produk
ekowisata baik ditingkat internasional
maupun nasional. Hal ini disebabkan
meningkatnya promosi yang mendorong
orang untuk berperilaku positif terhadap alam
dan berkeinginan untuk mengunjungi
Kawasan-kawasan yang masih alami agar
dapat meningkatkan kesadaran, penghargaan
dan kepeduliannya terhadap alam.
d. Ekowisata sebagai sarana mewujudkan
ekonomi berkelanjutan. Ekowisata
memberikan peluang untuk mendapatkan
keuntungan bagi penyelenggara, pemerintah
dan masyarakat setempat, melalui kegiatan-
kegiatan yang non- ekstraktif dan non-

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
6
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

konsumtif sehingga meningkatkan


perekonomian daerah setempat.
Penyelenggaraan yang memperhatikan
kaidah-kaidah ekowisata, mewujudkan
ekonomi berkelanjutan.

C. KONSEP FISIK
Dusun Ngluweng direncanakan menjadi
kawasan wisata memerlukan suatu identitas dan
karakter untuk membentuk suatu citra diperlukan
tanda-tanda, elemen yang spesifik spesifik. Image
terhadap lingkungan tertentu secara keseluruhan
sebenarnya lebih sekedar kesan visual. Suatu
kawasan mengandung banyak konotasi, kenangan
iman, harapan, keramaian, tempat-tempat
bangunan, serta peristiwa bersejarah. Dari
lingkungan yang spesifik dapat memberi
gambaran dari bagian kawasan wisata. Karena itu
citra atau kesan-kesan Bersama dari sebuah
kawasan wisata merupakan sebuah gambaran
bersama dari apa yang didasari dari realitas
PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG
KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
7
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

sebuah gambaran itu adalah "Citra Kawasan"


(Lynch 1960). Untuk membentuk citra suatu perlu
dijaga kesinambungan visual, serta karakter suatu
kawasan sehingga dapat membentuk dan
dijadikan identitas. Pada skala kawasan,
dibutuhkan juga adanya tanda-tanda yang secara
implisit mengandung makna tertentu seperti
tanda-tanda (signage dan tetenger). Melalui
tanda-tanda komunikasi simbol, dapat pula
dipakai untuk mencari makna dari suatu
lingkungan (Lynch 1981, 141).
Salah satu cara untuk menganalisa struktur
visual suatu kawasan telah diungkapkan oleh
Kevin Lynch (1960 ) berdasarkan atas
pemahaman tentang gambaran atau hasil
pengamatan pada objek suatu kawasan. Kevin
Lynch mengidentifikasi 5 elemen yang
membentuk gambaran atau persepsi suatu kota
atau komponen kawasan. Kelima komponen
tersebut adalah :

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
8
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

 Paths
Path adalah elemen pembentuk ruang
kawasan yang berbentuk ruang linier dapat
berupa jalan setapak, koridor, jalan alteri.
Pada kasus Telaga Sarangan dan sekitarnya
Dusun Ngluweng, jalan dan koridor di Dusun
Ngluweng menjadi ‘paths’ dalam komponen
konsep ini.
 Edge
adalah ujung tepian dan matrik kawasan,
merupakan batas dari suasana yang berbeda.
Pada kasus Telaga Sarangan dan sekitarnya
Dusun Ngluweng, tepi Telaga Sarangan
menjadi ‘edges’ dalam komponen konsep ini.
 Landmarks / Tetenger
Landmark adalah elemen pembentuk kota
yang bisa berupa bangunan fisik, gubahan
masa, space atau detail arsitektural yang
sangat spesifik, terkadang sangat kontekstual
terhadap kawasan.

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
9
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

 Nodes / Nodal
Node adalah areal pusat aktivitas dalam
bentuk spatial dimana orang-orang dapat
merasakan perubahan aktivitas dari suatu
struktur ruang ke struktur ruang yang lain.
Nodes dalam kasus Kawasan Dusun
Ngluweng direncanakan ada 3 tempat,
pertama sebagai pintu masuk utama ke Dusun
Ngluweng disediakan pintu gerbang menuju
ke Dusun Ngluweng yang kedua area Spot
Foto adalah tempat untuk menghubungkan
node Agrowisata. Ketiga node menuju wisata
air terjun Tirtosari.
 District / Kawasan
Distrik adalah areal spesifik pada kawasan
perencanaan dengan batas-batas yang dapat
diidentifikasi secara fisikal. Citra distrik yang
terbentuk akan mempengaruhi citra kawasan
secara keseluruhan.

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
10
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

D. FOKUS KAJIAN
 Potensi Agrowisata

 Pengembangan Arsitektur Pariwisata


Disepanjang jalan Dusun Ngluweng
disediakan jalan pedestrian. Pada titik
tertentu pertemuan antara jalan kampung dan
Telaga Sarangan disediakan area kegiatan
untuk fasilitas bangunan pendukung
pariwisata

E. PRESERVASI DAN KONSERVASI


Pedoman langkah preservasi dan
konservasi secara garis besar berpedoman pada
UU Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010. Secara
garis besar terdapat dua bagian yang dikonservasi.
1. Kawasan. (misalnya Kawasan Dusun
Ngluweng)
2. Bangunannya sendiri

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
11
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

Baik kawasan maupun bangunan yang


akan direnovasi sebaiknya harus ditetapkan dulu
sebagai cagar budaya (Bab 1 Pasal 1 ayat 17).
Penetapan sebagai bangunan Cagar Budaya
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (melalui
SK Bupati, berdasarkan rekomendasi tim Ahli
Cagar Budaya (Bab 1 Pasal 1 ayat 17). Tim ahli
cagar budaya adalah orang-orang yang memiliki
sertifikat dibidang pemanfaatan Cagar Budaya.
(Bab 1 pasal 1 ayat 13 dan 14).

Baik kawasan maupun bangunan yang


akan dikonservasi harus didata secara teliti
terlebih dahulu. Kemudian baru dikaji mana yang
lebih tua dan muda, mana yang diperbarui, mana
yang asli, mana yang tambahan dan sebagainya.
Karena produk yang sekarang ada merupakan
produk sejarah, dan terus menerus akan
berproses, yang diwarnai dengan perubahan dan
transformasi. Sehingga yang dikatakan sebagai
asli atau autenthik sangat relatif sekali. Bangunan
PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG
KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
12
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

atau kawasan yang dibangun pada abad 19 pasti


terus menerus akan berproses, yang diwarnai
dengan perubahan dan transformasi sampai abad
21 ini.

Elemen atau barang yang lama pasti


berbeda dengan barang atau elemen bangunan
yang baru, baik dari segi umur maupun kwalitas.
Padahal barang atau elemen bangunan yang lama
sudah rusak atau bahkan akan membahayakan
penghuninya. Kalau ditetapkan memakai barang
yang baru untuk menggantikan yang lama, maka
sebaiknya barang baru ini harus ditandai (ada
yang menggunakan timah kecil), supaya berbeda
dengan barang lama (yang dianggap asli tadi).

Diperlukan diskusi untuk merenovasi


bangunan lama. Bila perlu diperlukan berbagai
ahli yang terlibat di dalamnya. Misalnya analisis
struktur (diperlukan orang-orang konstruksi
apakah kolom atau tembok masih cukup kuat).
Ahli analisis kimia untuk bahan bangunan,
PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG
KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
13
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

misalnya catnya atau spesinya terdiri dari bahan


apa saja supaya kalau nanti ditimpakan kedalam
elemen yang lama tidak merusak dan sebagainya.
Renovasi ternata tidak sesederhana seperti yang
sering dilihat sepintas. Perlu kajian yang matang,
biaya yang besar dan tenaga ahli yang mumpuni.

F. REKOMENDASI TATA GUNA LAHAN


Berdasarkan kajian yang telah dilakukan
sebelumnya maka ditetapkan pembagian guna
lahan pada kawasan Dusun Ngluweng adalah
sebagai berikut :

Gambar 1 Rekomendasi Tata Guna Lahan, lahan


dibagi atas Kawasan Telaga, Kawasan Hutan,
Kawasan Budidaya Tanaman Anggrek, Kawasan
PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG
KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
14
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

Publik dan Landmark Publik Space sebagai


kawasan penerima.

Dengan Pembagian :
1. Kawasan Konservasi, pada kawasan ini
perencanaan, perancangan, kegiatan
pembangunan, perbaikan atau renovasi harus
mengacu pada kajian dan arahan badan terkait
agar keaslian kawasan konservasi tetap
terjaga.
2. Kawasan perkampungan, penduduk
merupakan daerah yang sangat berperan
sebagai area penunjang kawasan konservasi.
3. Kawasan RTH (Ruang Terbuka Hijau),
meliputi kawasan hutan, taman dusun, kebun
tanaman anggrek.
4. Kawasan Telaga
5. Kawasan Public Space dan Landmark,
meliputi fasilitas umum dan penanda kawasan
seperti taman untuk bersantai, tempat
beribadah, dan pusat informasi pariwisata.
6. Industri Budidaya Tanaman Anggrek.

G. TATA MASSA BANGUNAN


Arahan penataan tata massa dan bangunan
pada kawasan Dusun Ngluweng menyesuaikan
PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG
KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
15
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

pada zonasi wisata masing-masing. Semisal pada


zona konservasi, maka konsepnya adalah
membuat area konservasi yang tetap terjaga
keasliannya serta mengembalikan fungsi kawasan
di sekitar bangunan sebagaimana mestinya.
Area penerima yang terdiri dari pusat
informasi dan taman tata massa bangunan
berorientasi pada jalan. Hal ini dimaksudkan agar
pengunjung dengan mudah menemukan akses ke
lokasi. Pada area ini, bangunan dibuat lebih
modern tetapi tetap memiliki konteks terhadap
lokalitas, arsitektur Jawa dan arsitektur Pecinan.

Gambar 2 Tata Massa dan Tipologi


Bangunan Pusat Informasi sebagai area penerima

H. SIRKULASI DAN PARKIR


Untuk memperlancar pengembangan
wisata dibutuhkan akses yang memadai.
PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG
KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
16
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

Rekomendasi yang diusulkan berupa jalan untuk


kendaraan dan jalur pedestrian.
Kemudian untuk kantong parkir,
rekomendasi yang diusulkan adalah di zona
penerima yang berapa di depan. Diharapkan
pengunjung dapat menyusuri zonasi wisata

dengan berjalan kaki. Kendaraan baik roda dua


dan roda empat dilarang memasuki area kawasan
hutan dan kebun anggrek untuk menjamin
kebersihan.

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
17
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

Gambar 3 Rekomendasi parkir di area depan


kawasan penerima

I. RUANG TERBUKA
Arahan penataan ruang terbuka pada
kawasan Dusun Ngluweng diarahkan pada
penataan area yang menjadi landmark, area
konservasi, area sepadan Telaga (ruang terbuka
alami) sebagai kawasan alami pendukung
pariwisata. Pada ruang terbuka tersebut terdapat

ruang istirahat berupa sitting group, area bermain


anak-anak dan pusat informasi wisata yang lebih
representatif.

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
18
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

Gambar 4 Taman di Area Penerima sebagai daya


tarik utama pada seluruh kawasan wisata.

J. PENANDA DAN AKSESORIS


Arahan penataan system penanda pada
kawasan terbagi dalam dua kategori: pertama
system penanda yang berupa peta wisata kawasan
yang menunjukan persebaran tempat-tempat
wisata dan pendukungnya seperti informasi situs
sejarah, sentra tanaman anggrek, homestay, fasum
dll. Kedua adalah penanda lokasi atau bangunan
berupa papan nama yang memberikan info jenis
dan fungsi bangunan atau kawasan tersebut. Baik
penanda dan aksesoris jalan didesain
menggunakan gaya lokal jawa.

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
19
KONSEP DAN REKOMENDASI PENATAAN
MASTERPLAN KAWASAN

Gambar 5 Landmark kawasan wisata


Dusun Ngluweng

PENYUSUNAN MASTERPLAN DUSUN NGLUWENG


KECAMATAN PLAOSAN, KABUPATEN MAGETAN
20

Anda mungkin juga menyukai