Anda di halaman 1dari 2

Nama : Safira Raisya Sya’bani

Kelas : 7 B

Absen : 29

Pelajaran : PAI

Khutbah mengenai “menjauhi sifat riya”

Assalamualaikum wr.wb

Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh

Pada hari jum’at yang mulia ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah
swt dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-laranyan-Nya.

Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh

Adanya pemahaman tentang ukuran kesuksesan dan kemuliaan seseorang yang diukur pada sebuah
jabatan, banyaknya harta serta kemasyhuran seseorang yang pada akhirnya banyak orang yang
beramal hanya demi mencari kerelaan manusia saja, asal pekerjaan itu disenangi, dikagumi serta
mulia di mata manusia maka itu sudah cukup baginya tanpa peduli adanya pahala dan balasan dari
Allah swt. Sehingga, muncullah golongan manusia yang beramal supaya dilihat dan dipuji oleh orang
lain, atau beramal karena riya’ belaka. Mereka berebut agar bisa menjadi objek pujian dan perhatian
manusia dalam setiap amal yang mereka kerjakan. Karena mereka menganggapnya itu adalah salah
satu upaya mengejar kesuksesan serta kemuliaan dalam hidup. Tanpa disadari, sebenarnya mereka
sedang mengejar kesia-siaan belaka. Mereka lupa, bahwa hidup bukan hanya sekedar untuk mencari
pujian dan kebanggaan palsu. Namun, inti dari penciptaan manusia di dunia ini adalah untuk
beribadah ikhlas hanya kepada-Nya. Karena semua perbuatan kita, baik atau buruk, besar atau kecil
pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Alloh sswt

Lantas, bagaimana dengan mereka yang beramal dengan menjilat manusia?. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda, “Barangsiapa yang mencari keridhaan Allah meskipun ia memperoleh
kebencian dari manusia, maka Allah akan mencukupkan dia dari ketergantungan kepada manusia.
Dan barangsiapa yang mencari keridhaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan Allah, maka
Allah akan menyerahkannya kepada manusia.” (HR Tirmidzi).

Hadirin jama’ah jum’ah rohimakumulloh

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan tentang definisi riya’, apa itu riya’? “Riya’
merupakan ibadahnya seseorang kepada Allah, akan tetapi ia melakukan dan membaguskannya
supaya dilihat dan dipuji oleh orang lain, agar supaya dikatakan sebagai ahli ibadah, orang yang
khusyu’ shalatnya, yang banyak berinfaq dan lain sebagainya”.

Mengenai riya’ ini, Rasulullah saw menyebut riya’ dengan “syirik kecil”.Sebagai sabda Rasulullah
Saw :
‫ال ال ِّريَا ُء يَقُو ُل هَّللا ُ َع َّز َو َج َّل لَهُ ْم يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة إِ َذا‬
َ َ‫ك اأْل َصْ َغ ُر يَا َرسُو َل هَّللا ِ ق‬
ُ ْ‫ك اأْل َصْ َغ ُر قَالُوا َو َما ال ِّشر‬
ُ ْ‫إِ َّن أَ ْخ َوفَ َما أَخَافُ َعلَ ْي ُك ْم ال ِّشر‬
‫ي النَّاسُ بِأ َ ْع َمالِ ِه ْم ْاذهَبُوا إِلَى الَّ ِذينَ ُك ْنتُ ْم تُ َراءُونَ فِي ال ُّد ْنيَا فَا ْنظُرُوا هَلْ تَ ِج ُدونَ ِع ْن َدهُ ْم َجزَ ا ًء‬ َ ِ‫ُز‬‫ج‬

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa
itu syirik kecil wahai Rasulullah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya’, Allah ‘azza
wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat semua manusia diberi balasan atas amal-
amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihatkan amalmu kepada mereka di dunia, lalu
lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?” (HR. Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai