Anda di halaman 1dari 17

Mikroba

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Biokimia
Dosen Pengampu:

Disusun oleh :
Zhulya Nur Chofifah (40040119650002)
Aghnisni Fadia Haya (40040119650016)
Jelita Mutiara Hati (40040119650018)
Rhida Amalia Dewi Firdausi (40040119650020)
Ega Prambudi (40040119650022)
Dhia Nabila (40040119650024)
Era Aristanto (40040119650026)
Muhammad Habib (40040119650030)

Teknologi Rekayasa Kimia Industri


Departemen Teknologi Industri
Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro
Semarang
Tahun 2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Mikroba ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pengganti
praktikum Kimia Fisika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sifat koligatif larutan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Eng. Vita P, ST, MM, M.Eng, selaku dosen
pembimbing praktikum Kimia Fisika materi Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik
Beku yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Dan juga untuk Anggraito Putra T selaku Asisten
Laboratorium praktikum Kimia Fisika materi Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik
Beku yang telah memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan makalah
ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 27 Maret 2020

Penulis
Daftar Isi
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimanakah sumber dan isolasi mikroba?


1.2.2 Bagaimanakah identifikasi mikroba?
1.2.3 Bagaimanakah medium pertumbuhan mikroba?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan ditulisnya makalah ini
adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui sumber dan isolasi mikroba.


1.3.2 Untuk mengetahui identifikasi mikroba.
1.3.3 Untuk mengetahui medium pertumbuhan mikroba.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Mikroba
Mikroba adalah salah satu golongan makhluk hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem
dan sebagai penyusun keanekaragaman hayati di dalam ekosistem tersebut. Mikroba
merupakan salah satu organisme yang mempunyai keanekaragaman spesies yang sangat
tinggi. Mikroba menempati 60 persen lebih biomassa dan telah hidup berevolusi paling
tidak 3,8 miliar tahun. Untuk mempertahankan kehidupannya sebagai salah satu
komponen ekosistem, mikroba harus berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan World Data Center for Microorganism (WDCM) dari 58 negara di dunia
tercatat 815.568 koleksi mikroba, yang terdiri dari bakteri 343.253 (42%), jamur 372.304
(46%), virus 14.376 (1,8%) dan lainnya 85.641 (10,5%). Asia Tenggara merupakan
kawasan yang mempunyai keanekaragaman mikroba yang paling tinggi di dunia.2
2.2 Sumber Mikroba
Mikroba dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu :
2.2.1 Kotoran hewan, dalam kotoran hewan seperti sapi, kuda dan lainnya mengandung
berbagai jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air limbah.
Kotoran hewan yang masih baru disaring, filtratnya diambil dan mikroorganisme dalam
filtrat dapat dikembangkan untuk pengolahan air limbah secara biologi aerob maupun
anaerob.
2.2.2 Septic Tank, dalam septic tank mengandung berbagai jenis mikroorganisme baik
yang bersifat anaerob maupun aerob, mikroorganisme dalam septic tank dapat
dimanfaatkan dalam pengolahan air limbah secara biologi aerob maupun anaerob. Septic
tank dipompa dan disaring, filtrat yang didapat dikembangkan untuk menghasilkan
mikroorganisme baik yang aerob maupun anaerob.
2.2.3 Pengolahan Air Limbah, beberapa industri telah melakukan pengiolahan air
limbah secara biologi baik aerob maupun anaerob. Pada pengolahan air limbah ini akan
dihasilkan mikroorganisme yang akan dibuang, mikroorganisme ini dapat dikembangkan
untuk pengolahan air limbah secara biologi di tempat lain pada industri yang sejenis
maupun tidak
2.2.4 Air Limbah, Air limbah organik pada umumnya dapat mengandung
mikroorganisme, mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah ini dapat
dikembangkan dan  diaplikasikan pada pengolahan air limbahnya sendiri
2.2.5 Mikroorganisme murni, beberapa industri telah memproduksi berbagai jenis
mikroorganisme yang dapat diaplikasikan pada pengolahan air limbah sehingga tidak
perlu lagi mengembangkan mikroorganisme dari sumber lainnya (Sumada, 2012)

2.3 Isolasi Mikroba


Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses
isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan
serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk
dilakukan. Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan
sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria
(Pelczar,1986)
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,
substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa
bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam
sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh
koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan
penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah
resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk
bioremediasi holokarbon (Ani,2002).

2.3.1 Teknik Pemindahan Biakan


Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu
wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang
tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang
berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan
dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan.
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih
dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan untuk mengerjakan
medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi
yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam
medium adalah benar-benar biakan murni (Dwiyana, 2012).
2.3.2 Teknik Pertumbuhan Mikroorganisme
1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan
gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan
kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah
atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean
yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism
pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang
kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat
gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan
bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan,
koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian
koloni tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
(Dwiyana, 2011)
2. Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar
mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri
keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan
padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk
memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang
terpisah didalam medium yang padat.
Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam
praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan organism yang berasal dari koloni yang
diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni (Dwiyana, 2011).
3. Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang
akan digunakan (Trianda, 2011).
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1
mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk
disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa
koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan
memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika
kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang
murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel
(Trianda, 2011)
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator,
kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer
untuk dibiakkan ( Trianda, 2011)

2.4 Identifikasi Mikroba


Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium
mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikro-organisme. Morfologi mikroskopik
mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan
Gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat
dan biaya murah serta, dalam kasus tertentu, dapat membantu dokter untuk memulai terapi suatu
penyakit tanpa menunggu hasil kultur.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding
selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme
gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan
pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran
tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negatif lapisan
peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat Gram positif Gram Negatif
Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah Lipid tinggi
Ketahanan terhadap Lebih sensitif Lebih tahan
penisilin
Penghambatan warna basa Lebih dihambat Kurang dihambat
Kebutuhan nutrien Kompleks Relatif sederhana
Ketahanan terhadap Lebih tahan Kurang tahan
perlakuan fisik

Genus bakteri yang termasuk gram negatif adalah Enterobactericeae, Salmonella spp,
Shigella spp, E. Coli, Yersinia enterolitica. Sedangkan bakteri gram positif
adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, Clostridium, Bacillus.
Reagen-reagen yang digunakan dalam pengecatan gram adalah:
1. Larutan violet kristal hucker (1 tetes) sebagai cat utama yang akan diikat oleh peptidoglikan
bakteri.
2. Iodin (1 tetes) sebagai mordan untuk mengintensifkan cat utama
3. Ethanol 95% (secukupnya sampai cat utama luntur), sebagai bahan peluntur untukk
melunturkan cat utama
4. Safranin (1 tetes) sebagai cat penutup untuk mewarnai kembali sel-sel yang sudah kehilangan
warna cat utamanya
Pada saat pemberian larutan cat kristal violet, bakteri gram positif dan negatif sama-sama
berwarna ungu. Saat ditetesi iodin, pada gram positif terbentuk kompleks iodin kristal violet
sehingga sel berwarna biru, demikian juga gram negatif. Namun setelah pencucian dengan etanol
warna ungu yang diikat oleh bakteri gram negatif luntur, sedangkan pada bakteri gram negatif
tidak. Pada gram negatif lemak terekstraksi dari dinding sel sehingga pori membesar dan
kompleks violet kristal-iodin keluar sel, sedangkan pada gram posotif dinding sel dehidrasi, pori
berkerut dan permeabilitas rendah sehingga kompleks violet kristal-iodin terperangkap antara
dinding sel dan membran sitoplasm sehingga sel tetap biru/ungu. Saat penambahan safranin,
bakteri gram negatif mengikatnya sedangkan gram negatif melewatkannya.
Berikut Cara Kerja dari teknik Pengecatan Gram :
1. PERSIAPAN
Sebelum dilakukan pengecatan Gram, tentu harus disiapkan bahan (spesimen) yang akan
diperiksa. Bahan yang akan diperiksa, dapat berasal langsung dari penderita dapat berupa
sputum (dahak), pus (nanah), discharge telinga, discharge hidung, urin dan cairan
serebrospinal, yang sebelumnya dibuatkan sediaan atau preparat (smear) terlebih dulu.
a. Pembuatan preparat
Alat dan bahan yang diperlukan adalah :
Alat :
 Ose atau kapas lidi steril
 Gelas obyek
 Lampu spiritus
Bahan :
 Bahan yang akan diperiksa.

Prinsip yang selalu harus diingat dan dipatuhi adalah :


 Selalu mensterilkan ose, pada saat akan dipakai dan setelah dipakai.
 Letakkan ose pada tempatnya, jangan diletakkan di sembarang tempat (misal di atas
meja)
 Jangan memegang mata (ujung) ose dengan tangan.
 Usahakan tidak banyak bicara pada saat kerja.
b. Cat Gram
Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram A, B, C dan D. Masing-
masing mempunyai komposisi dan fungsi yang berbeda. 
1) Cat Gram A
Cat ini terdiri atas :
Kristal violet : 2 gram, Etil alkohol 95 : 20 ml, Ammonium oksalat : 0,8 gram dan
Akuades : 80 ml
Cat Gram A berwarna ungu (karena mengandung kristal violet). Cat Gram A
merupakan cat primer yang akan memberi warna mikroorganisme target. Pada saat
diberi cat ini, semua mikroorganisme akan berwarna ungu sesuai warna cat Gram A.
2) Cat Gram B
Cat ini terdiri atas :
Yodium : 1 gram, Kalium Yodida : 2 gram dan Akuades : 300 ml
Cat Gram B berwarna coklat. Cat Gram B merupakan cat Mordan, yaitu cat atau
bahan kimia yang berfungsi memfiksasi cat primer yang diserap mikroorganisme
target. Akibat pemberian cat Gram B, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih
baik (lebih kuat).
3)  Cat Gram C
Cat ini terdiri atas :
Aseton : 50 ml dan Etil alkohol 95 % : 50 ml
Cat Gram C tidak berwarna. Cat ini berfungsi untuk melunturkan cat
sebelumnya. Akibat pemberian cat C akan terjadi 2 kemungkinan :
 Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu, karena tahan terhadap
alkohol. Ikatan antara cat dengan bakteri tidak dilunturkan oleh alkohol. Bakteri
yang bersifat demikian disebut bakteri Gram positif.
 Bakteri akan tidak berwarna, karena tidak tahan terhadap alkohol. Ikatan antara
cat dengan bakteri dilunturkan oleh alkohol. Bakteri yang bersifat demikian
dikelompokkan sebagai bakteri Gram negatif.
4)  Cat Gram D
Cat Gram D terdiri atas :
Safranin : 0,25 gram, Etil alkohol 95 % : 10 ml dan Akuades : 90 ml
Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat sekunder atau kontras. Cat ini
berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target. Cat sekunder
mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer. Akibat pemberian cat
Gram D, akan terjadi 2 kemungkinan :
 Bakteri Gram positif akan tetap berwarna ungu, karena telah jenuh mengikat cat
Gram A sehingga tidak mampu lagi mengikat cat Gram D.
 Bakteri Gram negatif akan berwarna merah, karena cat sebelumnya telah
dilunturkan oleh cat Gram C maka akan mampu mengikat cat Gram D.
CARA PENGECATAN GRAM
Sebelum melakukan pengecatan Gram, siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pastikan
semua alat dan bahan yang diperlukan serta tempat untuk mencuci terletak di tempat yang
terjangkau. Jangan sampai terlalu jauh sehingga menyulitkan dan memakan waktu.

Alat dan bahan yang diperlukan adalah :


Alat :
1. Rak pengecatan
2. Kran/sumber air yang mengalir
Bahan :
 Cat Gram A, B, C dan D
 Preparat yang telah siap untuk dicat
Skema cara pengecatan Gram : 

1. Skema cara pengecatan Gram : 


2. Preparat yang telah siap dicat, digenangi dengan cat Gram A selama 1 – 3 menit 
3. Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan air mengalir 
4. Preparat digenangi cat Gram B selama 0,5 – 1 menit 
5. Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan air mengalir 
6. Preparat ditetesi dengan cat Gram C sampai warna cat tepat dilunturkan
7. Cat dibuang, lalu preparat dicuci dengan air mengalir 
8. Preparat digenangi dengan cat Gram D selama 1 – 2 menit 
9. Sisa cat dibuang lalu preparat dikeringkan di udara 
10. Preparat siap diamati dibawah mikroskop 

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENGECATAN GRAM


Kelebihan :
1. Pengecatan Gram penting sebagai pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik,
sebelum tersedia bukti definitif bakteri penyebab infeksi (kultur dan tes kepekaan bakteri
terhadap antibiotik). Hal ini karena bakteri Gram positif dan negatif mempunyai
kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis antibiotika.
2. Kadang-kadang morfologi bakteri yang telah dicat Gram mempunyai makna diagnostik.
Misalnya pada pemeriksaan Gram ditemukan Gram negatif diplococci intraseluler dari
spesimen pus (nana) uretral, maka memberikan presumptive diagnosis untuk penyakit
infeksi gonore.
Kekurangan :
Pengecatan Gram memerlukan mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih dari 104per
ml. Sampel yang cair dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan serebrospinal,
memerlukan prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan mikroorganisme
tersebut. Pellet (endapan hasil sentrifuge) kemudian dilakukan pengecatan untuk diperiksa
secara mikroskopis.

2.5 Medium Pertumbuhan Mikroba


Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di
dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler, pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel
perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler yang
disebut pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang berarti juga pertambahan jumlah
organisme.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan mikroorganisme, medium dapat digunakan
untuk isolasi, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroorganisme.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya mikroorganisme dapat
tumbuh baik adalah: 1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba 2.
Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai 3. Tidak
mengandung zat-zat penghambat 4. Steril
Medium pertumbuhan mikroba dikelompokkan berdasarkan sifat yang dimilikinya,
antara lain:
2.5.1 Berdasarkan komposisi kimiawi komponen penyusun medium
1. Medium Kompleks
Medium kompleks tersusun atas bahan-bahan dengan macam dan komposisi tidak
semua diketahui dengan pasti. Contoh medium kompleks adalah Nutrien Agar (NA)
yang mengandung beef extract dan pepton
2. Medium Sintetik
Medium sintetik tersusun atas bahan macam dan komposisinya diketahui dengan pasti.
Misalnya medium untuk menumbuhkan Escherichia coli
2.5.2 Berdasarkan konsistensinya
1. Medium Padat
Medium padat (solid) mengandung nutrie-nutrien yang dilarutkan dalam aquadest
ditambah dengan agar. Media padat, memerlukan 12-15 g agar-agar untuk 1000 ml
media. Media padat digunakan untuk menumbuhkan bakteri, ragi, dan jamur.

2. Medium Cair
Contoh medium cair adalah Nutrient Broth (NB), glukosa broth. Media cair, bila ke
dalam medium tidak ditambahkan bahan pemadat.. Digunakan untuk membiakkan
alga, bakteri, dan ragi.
3. Medium Semi Padat
Medium semipadat hamper sama dengan medium padat hanya konsentrasi bahan
pemadatnya sedikit sehingga tampak seperti jeli. Media semipadat, penambahan zat
pemadat hanya 50 % atau kurang dari yang seharusnya. Untuk menumbuhkan mikroba
yang memerlukan sedikit air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
2.5.3 Berdasar susunan media
1. Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
nasi, telur, daging, roti, dsb. Kentang, roti dan nasi biasanya digunakan untuk
menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk menumbuhkan virus.
2. Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, misalnya Czapek
Dox Agar (jamur), Nitrogen free manitol broth (Azotobacter).
3. Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan alami dan bahan
sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar, dsb.\
2.5.4 Berdasar Sifat Media
1. Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih
kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
2. Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk memberi kesempatan terhadap
suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari yang
lainnya yang bersama-sama dalam suatu sampel. Misalnya pada media kaldu selenit/kaldu
tetrationat dalam
waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti pertumbuhannya sedangkan
Salmonellla akan tetap tumbuh.
3. ) Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih
mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis lainnya. Misalnya
media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media EMB agar untuk Coliform.
4. Media diferensial, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba tertentu
serta penentuan sifat-sifatnya. Misalnya media EMB agar untuk Coliform, media agar
darah untuk menumbuhkan bakteri hemolitik.
5. Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa atau benda-benda
tertentu dengan bantuan mikroba.

Tahap-tahap pembuatan medium dapat diuraikan sebagai berikut:


1. Pencampuran bahan-bahan
2. Penyaringan medium
3. Pengaturan pH
4. Penambahan antibiotic
5. Pemasukan medium dalam tempat (wadah) tertentu
6. Sterilisasi medium
7. Penyimpanan medium (Lawnia, 2012)
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka

Ayu, Nanda Afra.2017.Jurnal Mikrobiolohi tentang Pembuatan Medium Pertumbuhan


Mikroorganisme.IAIN Batusangkar

Lawnia, Vika.2017.Isolasi dan Identifikasi Bakteri.Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Mudatsir. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air. Diakses
melalui: < https://www.researchgate.net/publication/331429639_Faktor-
Faktor_yang_Mempengaruhi_Kehidupan_Mikroba_Dalam_Air_Mudatsir >
Rakhmawati, Ayu.2012.Penyiapan Media Mikroorganisme.Universitas Negeri Yogyakarta

Sumada, Ketut. 2012. SUMBER DAN KLASIFIKASI MIKROORGANISME DALAM


PENGOLAHAN AIR LIMBAH. Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai