Disusun oleh :
Zhulya Nur Chofifah (40040119650002)
Aghnisni Fadia Haya (40040119650016)
Jelita Mutiara Hati (40040119650018)
Rhida Amalia Dewi Firdausi (40040119650020)
Ega Prambudi (40040119650022)
Dhia Nabila (40040119650024)
Era Aristanto (40040119650026)
Muhammad Habib (40040119650030)
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pengganti
praktikum Kimia Fisika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sifat koligatif larutan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Eng. Vita P, ST, MM, M.Eng, selaku dosen
pembimbing praktikum Kimia Fisika materi Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik
Beku yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Dan juga untuk Anggraito Putra T selaku Asisten
Laboratorium praktikum Kimia Fisika materi Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik
Beku yang telah memberikan bimbingan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
Genus bakteri yang termasuk gram negatif adalah Enterobactericeae, Salmonella spp,
Shigella spp, E. Coli, Yersinia enterolitica. Sedangkan bakteri gram positif
adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, Clostridium, Bacillus.
Reagen-reagen yang digunakan dalam pengecatan gram adalah:
1. Larutan violet kristal hucker (1 tetes) sebagai cat utama yang akan diikat oleh peptidoglikan
bakteri.
2. Iodin (1 tetes) sebagai mordan untuk mengintensifkan cat utama
3. Ethanol 95% (secukupnya sampai cat utama luntur), sebagai bahan peluntur untukk
melunturkan cat utama
4. Safranin (1 tetes) sebagai cat penutup untuk mewarnai kembali sel-sel yang sudah kehilangan
warna cat utamanya
Pada saat pemberian larutan cat kristal violet, bakteri gram positif dan negatif sama-sama
berwarna ungu. Saat ditetesi iodin, pada gram positif terbentuk kompleks iodin kristal violet
sehingga sel berwarna biru, demikian juga gram negatif. Namun setelah pencucian dengan etanol
warna ungu yang diikat oleh bakteri gram negatif luntur, sedangkan pada bakteri gram negatif
tidak. Pada gram negatif lemak terekstraksi dari dinding sel sehingga pori membesar dan
kompleks violet kristal-iodin keluar sel, sedangkan pada gram posotif dinding sel dehidrasi, pori
berkerut dan permeabilitas rendah sehingga kompleks violet kristal-iodin terperangkap antara
dinding sel dan membran sitoplasm sehingga sel tetap biru/ungu. Saat penambahan safranin,
bakteri gram negatif mengikatnya sedangkan gram negatif melewatkannya.
Berikut Cara Kerja dari teknik Pengecatan Gram :
1. PERSIAPAN
Sebelum dilakukan pengecatan Gram, tentu harus disiapkan bahan (spesimen) yang akan
diperiksa. Bahan yang akan diperiksa, dapat berasal langsung dari penderita dapat berupa
sputum (dahak), pus (nanah), discharge telinga, discharge hidung, urin dan cairan
serebrospinal, yang sebelumnya dibuatkan sediaan atau preparat (smear) terlebih dulu.
a. Pembuatan preparat
Alat dan bahan yang diperlukan adalah :
Alat :
Ose atau kapas lidi steril
Gelas obyek
Lampu spiritus
Bahan :
Bahan yang akan diperiksa.
2. Medium Cair
Contoh medium cair adalah Nutrient Broth (NB), glukosa broth. Media cair, bila ke
dalam medium tidak ditambahkan bahan pemadat.. Digunakan untuk membiakkan
alga, bakteri, dan ragi.
3. Medium Semi Padat
Medium semipadat hamper sama dengan medium padat hanya konsentrasi bahan
pemadatnya sedikit sehingga tampak seperti jeli. Media semipadat, penambahan zat
pemadat hanya 50 % atau kurang dari yang seharusnya. Untuk menumbuhkan mikroba
yang memerlukan sedikit air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
2.5.3 Berdasar susunan media
1. Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
nasi, telur, daging, roti, dsb. Kentang, roti dan nasi biasanya digunakan untuk
menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk menumbuhkan virus.
2. Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, misalnya Czapek
Dox Agar (jamur), Nitrogen free manitol broth (Azotobacter).
3. Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan alami dan bahan
sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar, dsb.\
2.5.4 Berdasar Sifat Media
1. Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih
kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
2. Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk memberi kesempatan terhadap
suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari yang
lainnya yang bersama-sama dalam suatu sampel. Misalnya pada media kaldu selenit/kaldu
tetrationat dalam
waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti pertumbuhannya sedangkan
Salmonellla akan tetap tumbuh.
3. ) Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih
mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis lainnya. Misalnya
media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media EMB agar untuk Coliform.
4. Media diferensial, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba tertentu
serta penentuan sifat-sifatnya. Misalnya media EMB agar untuk Coliform, media agar
darah untuk menumbuhkan bakteri hemolitik.
5. Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa atau benda-benda
tertentu dengan bantuan mikroba.
Mudatsir. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air. Diakses
melalui: < https://www.researchgate.net/publication/331429639_Faktor-
Faktor_yang_Mempengaruhi_Kehidupan_Mikroba_Dalam_Air_Mudatsir >
Rakhmawati, Ayu.2012.Penyiapan Media Mikroorganisme.Universitas Negeri Yogyakarta