Anda di halaman 1dari 7

ALKILASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Proses Industri Kimia Organik

Dosen Pengampu :

Disusun oleh:

1. Faizal Pambayun (40040119650014)


2. Jelita Mutiara Hati (40040119650018)
3. Fadhilatussyifa Salsabila (40040119650082)
4. Giann Rizkya Saffina (40040119650084)
5. Elsan Febiyanti (40040119650090)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alkilasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Proses Industri Kimia Organik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang materi alkilasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wahyuningsih (ga tau nama lengkap sama
gelarnya), selaku dosen pengampu mata kuliah Proses Industri Kimia Organik yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan review jurnal ini.

Semarang, 9 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap bensin mempunyai kemampuan untuk melakukan sejumlah kerja maksimum
tertentu dalam sebuah mesin. Apabila bensin dipaksa untuk melakukan kerja yang
melampaui kerja maksimum yang dapat dilakukannya, maka bensin akan memberikan reaksi
dengan memberikan daya yang kurang dan memberikan suara pada mesin yang disebut
ketukan mesin (engine knock). Bensin mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam
menahan ketukan. Tahanan ketukan bensin disebut kualitas anti ketuk (antiknock quality)
dan diukur dengan angka oktan. Makin tinggi kualitas anti ketuk, makin tinggi kemampuan
bensin untuk menahan ketukan dan makin besar pula daya maksimum yang dihasilkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketukan ialah : mesin beserta operasinya serta
komposisi bensin. Kecenderungan bensin mengetuk di dalam silinder tergantung kepada
jenis, ukuran, dan struktur molekul hidrokarbon dalam bensin dan jumlah pengungkit oktan
yng ditambahkan dalam bensin. Sekarang ini bensin yang digunakan sebagai bahan bakar
motor mempunyai angka oktan yang tinggi yaitu sekitar 88 sampai 98 yang merupakan
campuran dari bensin hasil destilasi minyak mentah, bensin rengkahan, bensin polmer,
bensin alkilat dan bensin reformat serta zat warna dan ditambah dengan pengungkit oktan (A.
Hardjono, 1991) Untuk mendapatkan bensin dengan angka oktan yang tinggi, sesuai dengan
spesifikasi pemasaran, maka ke dalam bensin perlu ditambahkan pengungkit oktan (octane
boaster). Pengungkit oktan yang banyak digunakan adalah tetra ethyl lead (C2H5)4Pb.
Tetra ethyl lead adalah suatu cairan dengan densitas 1,659 g/cc dan larut dalam bensin.
Tetra ethyl lead ditemukan oleh T. Midgley dan T.A Boyd dari General Motor Corporation
sekitar tahun 1922. Efektifitas tetra ethyl lead dalam menurunkan ketukan mesin tergantung
kepada jumlah tetra ethyl lead yang ditambahkan ke dalam bensin dan kepada komposisi
bensin. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai Tetra ethyl lead (TET).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Tetra ethyl lead (TET)?
1.2.2 Apa saja bahan baku pembuatan Tetra ethyl lead (TET)?
1.2.3 Bagaimana mekanisme reaksi pembuatan Tetra ethyl lead (TET)?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui Tetra ethyl lead (TET)
1.3.2 Untuk mengetahui bahan baku pembuatan Tetra ethyl lead (TET)
1.3.3 Untuk mengetahui mekanisme reaksi pembuatan Tetra ethyl lead (TET)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tetra Ethyl Lead (TEL)


Tetra Ethyl Lead (TEL) di buat dengan mereaksikan antara NaPb dengan Ethyl Chloride
dalam suatu reaktor. Produk ini dimurnikan dengan distilasi. TEL merupakan cairan yang
berwama merah kekuningan, yang biasanya digunakan sebagai suatu senyawa tambahan
yang dicampurkan untuk meningkatkan mutu suatu bensin.
Ketika terbakar, senyawa TEL cenderung bersenyawa dengan radikal karbon bereabang.
Hal ini sedikit memperlambat. proses letupan sehingga letupan menjadi lebih efisien. TEL
merupakan zat tambahan (additif) yang dibubuhkan ke dalam bensin untuk mengurangi
ketukan mesin dan menaikkan bilangan oktannya. Beberapa aditif yang lazim dengan
bilangan oktana diatas 100 adalah benzena etanol. t-butil alkohol [(CH3)3COH]3 dan t-butil
metil eter [(CH3)3COCH3]. Campuran additif yang digunakan dalam bensin bertimbal, 25%
1,2-dibromo etana dan 10% 1,2-dikloroetana. Hidrogen terhalogenkan ini penting untuk
mengubah timbal menjadi timbal dibromida yang mudah menguap, sehingga terbuang dari
silinder lewat knalpot. (Faith-Keyes, 1957)
Suseptibilitas bensin terhadap tetraetil lead tergantung kepada jenis senyawa hidrokarbon
yang terdapat di dalam bensin tersebut. Suseptibilitas senyawa hidrokarbon terhadap tetraetil
lead ternyata menurun menurut urutan sebagai berikut:
n-parafin —- naften —- olefin -- iparafin -- aromat
2.2 Sifat Tetra Ethyl Lead (TEL)
Rumus Molekul : Pb(C2H5)4
BM : 323 kg/kmol
Bentuk : cair
Warna : Merah kekuningan
Titik leleh : -136,80 °C
Titik didih : 78°C
Viscositas : 0,864 Cp
Densitas : 1,659 kg/It
2.3

Anda mungkin juga menyukai