Anda di halaman 1dari 4

Nama : Agung Prasetyo

NPM : 160112160004

1. PANJANG KERJA
Penghitungan panjang gigi dengan rumus:

PGF X PAS
PGS = PAF

Keterangan:
PGS = panjang gigi sesungguhnya
PGF = panjang gigi pada foto
PAS = panjang alat sesungguhnya
PAF = panjang alat pada foto

Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar gigi.
Panjang kerja alat preparasi saluran akar diukur 0,5- 1mm lebih pendek dari panjang saluran akar
sebenarnya, hal ini untuk menghindari rusaknya penyempitan saluran akar di apikal (apical
constriction) atau masuknya alat preparasi ke jaringan periapikal.

2. Cara mencari Initial Apical File:


Coba masukkan satu persatu secara berurutan file mulai dari nomor terkecil sampai
ditemukan file terbesar pertama yang tidak bisa masuk sepanjang panjang kerja. IAF adalah satu
nomor lebih kecil dari file tersebut.
MAF (Master Apical File).
MAF yaitu file terbesar yang digunakan yang mencapai panjang kerja. Untuk memudahkan
kontrol pengisian (obturasi), pada praktikum ini ditentukan MAF minimal gigi insisivus no. 50.
3. Langkah-langkah preparasi Step Back:
1. Seluruh K-File dipasang stopper sepanjang panjang kerja, kemudian K-File ditancapkan
pada transfer spons yang sudah dibasahi dengan alkohol 70%
2. Tentukan IAF (Initial Apical File): Instrumen terbesar pertama yang masuk sepanjang
panjang kerja sesuai diameter gigi masing-masing.
Cara mencari IAF:
Coba masukkan satu persatu secara berurutan file mulai dari nomor terkecil sampai
ditemukan file terbesar pertama yang tidak bisa masuk sepanjang panjang kerja. IAF
adalah satu nomor lebih kecil dari file tersebut.
3. Preparasi biomekanis dimulai dari preparasi 1/3 apikal dilakukan dari IAF dilanjutkan
dengan file bernomor selanjutnya secara berurutan. Misalnya IAF nomor 25 dilanjutkan
dengan file no. 30, 35, 40,….dst.
4. Preparasi biomekanis harus selalu dilakukan pada saluran akar dalam keadaan basah.
Lakukan irigasi saluran akar dengan spuit yang berisi aquades sebanyak 2 ml pada
setiap pergantian nomor instrumen. Pada jarum irigasi, ujung bevel jarum sedikit
dibengkokkan. Ketika mendeponir larutan irigasi, harus ada ruangan antara jarum dan
dinding saluran akar, agar larutan irigasi dapat mengalir keluar orifis. Larutan irigasi
merembes keluar dan diabsorbsi dengan kain kasa steril, untuk memonitor pengambilan
debris dari saluran akar
5. File digerakkan dengan gerakan filling, yaitu gerakan memasukkan K-File ke dalam
saluran akar sepanjang panjang kerja, diputar 1/4 putaran atau lebih kemudian file di tarik
ke luar sambil ujung instrument menekan dinding saluran akar. Gerakan ini diulang
beberapa kali sampai cutting blade / ulir pemotong tidak tertahan lagi dalam saluran
akar. Selanjutnya cutting blade dibersihkan dengan cara membenamkan file tersebut ke
dalam transfer spons yang berisi alkohol 70%.
6. Preparasi 1/3 apikal dihentikan pada praktikum ini setelah minimal 3 nomor dari IAF
atau dicapai MAF (Master Apical File). MAF yaitu file terbesar yang digunakan yang
mencapai panjang kerja. Untuk memudahkan kontrol pengisian (obturasi), pada
praktikum ini ditentukan MAF minimal gigi insisivus no. 50.
7. Preparasi 2/3 koronal (Preparasi tahap II) dilanjutkan dengan metode Step Back.
Digunakan file satu nomor lebih besar dari MAF dengan panjang kerja dikurang 1 mm (-
1mm), kemudian dilanjutkan dengan file nomor berikutnya dengan panjang kerja
dikurangi lagi 1 mm. Preparasi dilakukan sampai minimal 3 nomor dari MAF (jika sudah
ditemukan debris saluran akar white dentin)
8. Setelah TAHAP II selesai, selanjutnya untuk membentuk saluran akar seperti corong
dilakukan preparasi dengan hedstroem sebesar MAF dengan panjang kerja
awal,kemudian saluran akar diirigasi lagi kemudian dikeringkan dengan paper point
untuk persiapan pembuatan Master Point (Master Gutap = Gutap primer)

Langkah-langkah preparasi Crown Down:


Teknik preparasi crown down Pressureless dimulai dari daerah korona menuju
apikal. Pelebaran saluran akar dimulai dari daerah sepertiga tengah dan sepertiga korona
saluran akar dengan menggunakan instrumen rotatif. Selanjutnya daerah sepertiga apikal
dipreparasi menggunakan K-file dengan gerakan memutar tanpa tekanan, diikuti file berikutnya
dengan ukuran yang lebih kecil sampai salah satu file mencapai panjang kerja sebenarnya
(file dimulai dari ukuran besar ke ukuran yang lebih kecil). Tahap preparasi saluran akar
teknik crown down pressureless:
1. Melakukan perhitungan 2/3 panjang gigi bagian koronal dari perhitungan DWP pada
saluran akar distal
2. Pada 2/3 panjang koronal dipreparasi menggunakan kfile terkecil, no 6 hingga kfile
no 20 dan dilanjutkan dengan menggunakan protaper S1, S2, F1, F2 (bila
memungkinkan) secara berurutan dengan panjang kerja 2/3 panjang koronal dari
perhitungan DWP. Setiap pergantian alat lakukan irigasi menggunakan aquadest steril
atau NaOCl dan dilakukan rekapitulasi dengan k-file nomor kecil sesuai panjang kerja.
3. Melakukan preparasi ulang seperti nomer 2 tetapi panjang kerja disesuaikan dengan
panjang kerja dengan file terkecil no 6 hingga file no 20, protapper S1, S2, F1, secara
berurutan. Bila protapper F1 saluran akar masih longgar maka dilanjutkan dengan
menggunakan F2. Setiap pergantian alat lakukan irigasi menggunakan aquadest steril
atau NaOCl dan dilakukan rekapitulasi dengan kfile nomor kecil sesuai panjang kerja.
4. Kesalahan yang sering terjadi:
Terjadinya perforasi pada dinding bukal di daerah servikal. Hal ini terjadi bila bur tidak
sejajar dengan sumbu gigi, sedangkan mahkota gigi premolar mandibula condong miring kearah
lingual.

Gambar 1. Kesalahan yang sering terjadi

Anda mungkin juga menyukai