Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Yang di bina oleh Ibu Dra. Sri Murdiyah, M.Pd

Oleh :

Kelompok 7 / Offering G9

Arzun Syahilal A (190151602635)

Dewi Anggraini (190151602704)

Meidila Oda R (190151602525)

Shalis Putri P (190151602414)

UNIVVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Februari 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga
saat ini masih memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Supervisi Pendidikan” dengan tepat waktu.

Adapun makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
semampu kami. Atas izin dan kuasanya makalah sederhana ini dapat terselesaikan. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Ibu Dra. Sri Murdiyah, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan serta pihak – pihak lain
yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari atas keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Atas segala kekurangan tersebut, kami menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan serta membawa dampak – dampak positif dalam kehidupan.

Blitar, 11 Februari 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. SUPERVISI PENDIDIKAN.........................................................................................................3
B. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN.........................................................................................3
C. PRINSIP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN..........................................................................4
D. TIPE – TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN..................................................................................5
1. Tipe Otokrat.................................................................................................................................5
2. Tipe Laisses Faire........................................................................................................................6
3. Tipe Coersive...............................................................................................................................6
4. Tipe Training dan Guidance........................................................................................................6
5. Tipe Demokratis..........................................................................................................................6
E. DIMENSI SUPERVISI PENDIDIKAN.......................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................9
Soal dan Pembahasan................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Supervisi pendidikan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk


meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan
keprofesionalan guru dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada
didunia pendidikan baik pada masa saat ini atau masa yang akan datang. Berdasarkan
hal tersebut pendidikan merupakan faktor yang penting karena pendidikan salah satu
penentu mutu SDM (Sumber Daya Manusia), dimana manusia dapat membina
kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk


memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang
tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah
satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi.
Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia
bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Maka dari itu dalam makalah kami kali ini akan membahas mengenai “Supervisi
Pendidikan”

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan?
2. Apa saja tujuan supervisi pendidikan?
3. Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
4. Apa saja tipe-tipe supervisi pendidikan?
5. Bagaimana dimensi supervisi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1
1. Untuk menjelaskan mengenai pengertian supervisi pendidikan.
2. Untuk menjelaskan mengenai tujuan supervisi pendidikan.
3. Untuk menjelaskan mengenai prinsip-prinsip supervisi pendidikan.
4. Untuk menjelaskan mengenai tipe-tipe supervisi pendidikan.
5. Untuk menjelaskan mengenai dimensi supervisi pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SUPERVISI PENDIDIKAN

Di dunia pendidikan di Indonesia istilah supervisi baru dikenal pada tahun 60-
an. Dimana Supervisi ini secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise”
atau mengawasi. Selain itu juga ada beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa
supervisi berasal dari dua kata, yaitu “super” dan “visi”. Dimana super berarti lebih
dan visi adalah kemampuan melihat. Dalam dunia pendidikan kepala sekolah
digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru digambarkan
sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah.

Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis


edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar
mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar dan lainnya. Pada
penerapannya atau pelaksanaannya supervisi tidak hanya mengawasi guru dan
pegawai serta staf lainnya, tetapi juga mengawasi apakah pekerjaan yang dilakukan
telah berjalan baik dan sesuai ketentuan atau belum, serta juga memberikan solusi dan
mencari cara secara bersama dalam memperbaiki pekerjaannya ke arah yang lebih
baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

B. TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Supervisi pendidikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah :

1. Memberikan bantuan kepada guru agar dapat memahami tujuan dari pendidikan
yang diberikan di sekolah, selain itu juga memberikan bantuan kepada guru agar
tidak hanya berfokus pada bidang studynya tetapi juga harus mengetahui tujuan
akhir dari pendidikan.

3
2. Membantu Guru dalam memahami siswanya serta kebutuhan siswanya. Sehingga
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
3. Membantu guru agar nantinya dapat menjadi seorang pemimpin yang baik yang
dapat bekerjasama dan membantu orang lain yang kurang mampu atau yang
memerlukan bantuan tanpa harus memaperkan kehebatannya.
4. Membantu menemukan kelebihan yang dimiliki oleh guru dan memberikan
tanggung jawab kepada guru tersebut sesuai kemampuannya tanpa harus mencari
kelemahannya.
5. Memberikan motivasi kepada guru agar lebih baik lagi saat tampil di hadapan para
siswanya. Jika terdapat kekurangan maka akan diperbaiki secara bersama-sama.
6. Membekali guru-guru baru mengenai tugastugas yang akan diembannya agar
dapat dilaksanakan dengan baik.
7. Memberikan bantuan kepada guru dalam menemukan kesulitan dan masalah yang
dihadapi siswanya dan mencarikan solusinya (Rifai, 1982).

C. PRINSIP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

Dalam pelaksanaannya supervisi dilakukan berdasarkan beberapa prinsipnya.


Diantara banyaknya prinsip supervisi menurut Suhertian (2008) supervisi memiliki
beberapa prinsip yaitu:

1. Prinsip Ilmiah (scientific). Dimana berdasarkan prinsip ini supervisi dilaksanakan


harus berdasarkan data yang objektif dimana data yang diperoleh harus di
dapatkan dengan observasi yang nyata bukan didapatkan hanya dengan cerita
belaka saja.
2. Prinsip Demokratis. Dengan prinsip ini supervisi dilakukan harus dengan
musyawarah. Jika permasalahannya dengan guru maka guru juga harus dilibatkan
agar terciptanya rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
3. Prinsip Kerjasama. Dimana prinsip ini memberikan rasa saling berjuang bersama
dan tidak menimbulkan sifat yang individual.
4. Prinsip Konstruktif dan Kreatif. Supervisi dapat dilakukan dengan cara yang
nyaman dan menyenagkan sehingga mendorong guru agar kreatif dan tidak takut.

Selain ini juga ada prinsip supervisi menurut Gunawan (2002), yaitu :

4
1. Prinsip Fundamental/dasar. Dimana prinsip ini bersumber pada sesuatu yang
kokoh dan mendasar seperti pancasila.
2. Prinsip Praktis. Dalam pelaksanaan supervisi, pada prinsip praktis ini seorang
supervisor harus berpedoman pada prinsip positif yaitu prinsip yang harus diikuti
dan prinsip negatif yang seharusnya tidak diikuti. Dimana prinsip positif dan
negatif yang dimaksud adalah :

Prinsip positif supervisor antara lain yaitu ;

 Supervisi hendaknya mendorong guru dalam mengembangkan


kemampuannya.
 Supervisor dan guru harus saling menghormati.
 Supervisor harus sabar dan harus memberikan dorongan kepada guru.
 Supervisi seharusnya dapat mengembangkan potensi dan kelebihan
lainnya untuk mencapai kemajuan dan tidak mencari kesalahan.

Prinsip negatif supervisor antara lain yaitu :

 Supervisi tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada orang-orang yang


disupervisi serta supervisi juga tidak boleh bersifat otoriter.
 Supervisi tidak boleh dilakukan untuk mencari-cari kesalahan guru.
 Supervisi tidak boleh tergesa-gesa mengharapkan hasil dan mendesak
bawahan serta seorang supervisor tidak boleh cepat putus asa
(Maryono,2011).

D. TIPE – TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN


1. Tipe Otokrat

Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model


kepemimpinanyang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan
orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan
guru.Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati
apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.

5
2. Tipe Laisses Faire

Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi
bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi
Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi
petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka
inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.

3. Tipe Coersive

Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi.Sifatnya memaksakan


kehendaknya.Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun
tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja
dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya
mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara
tepat untuk hal-hal yang bersifat awal.Contoh supervisi yang dilakukan kepada
guru yang baru mulai mengajar.Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak
bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan
kehilangan arah yang pasti.

4. Tipe Training dan Guidance

Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan.Hal yang


positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan
dan bimbingan dari kepala sekolah.Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya
kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri
tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.

5. Tipe Demokratis

Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan


kondisi dan situasi yang khusus.Tanggung jawab bukan hanya seorang
pemimpinsaja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan
kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian
masing-masing.

E. DIMENSI SUPERVISI PENDIDIKAN

6
Rifai (1982: 124) mengatakan, bahwa di mana ada administrasi harus ada
supervisi, dan jika ada supervisi tentu ada suatu yang dilaksanakan, ada administrasi
sesuatu. Dengan demikian, kedudukan supervisi pendidikan sama pentingnya dengan
administrasi pendidikan, namun secara hirarkis supervisi merupakan salah satu fase
atau tahap dari administrasi. Thomas H Briggs dalam Rifai (1982: 225) menegaskan,
bahwa supervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi. Khususnya yang
mengenai usaha peningkatan guru sampai kepada taraf penampilan tertentu. Sarwoto
(1985: 104) menjelaskan bahwa secara teoritis yang menjadi objek supervisi ada dua
aspek, yaitu:

a. Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral kerja,
kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan, kecakapan kerja,
kemampuan dalam bekerja sama, watak;
b. Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (cara mengajar), metoda pendekatan
terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses
belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar dan lainnya. Tujuan
supervisi pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar
secara total. Dalam pelaksanaannya supervise pendidikan dilakukan berdasarkan
beberapa tipe dan prinsip antara lain prinsip Ilmiah, demokratis dsb.

8
Daftar Pustaka

Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan, Jakarta: CV Damai Jaya, 1985, h. 29-31


Borneoneo. 2008. Tujuan dan Fungsi Supervisi
Pendidikan. https://borneoneo.wordpress.com/2008/09/16/tujuan-dan-fungsi-
supervisi/#postcomment. diakses pada tanggal 13 Februari 2021
Husnah, A. (2020). Supervisi Pendidikan. 1–4. https://doi.org/10.31227/osf.io/4udnj

Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press,
2009, h. 116
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 1988, h. 1

9
Soal dan Pembahasan

1. Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan?


Jawab : Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa
proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar dan lainnya.
2. Apa tujuan supervisi pendidikan bagi seorang guru?
Jawab :
a. Membantu guru agar nantinya dapat menjadi seorang pemimpin yang baik yang
dapat bekerjasama dan membantu orang lain yang kurang mampu atau yang
memerlukan bantuan tanpa harus memaperkan kehebatannya.
b. Membantu menemukan kelebihan yang dimiliki oleh guru dan memberikan
tanggung jawab kepada guru tersebut sesuai kemampuannya tanpa harus mencari
kelemahannya.
c. Memberikan motivasi kepada guru agar lebih baik lagi saat tampil di hadapan para
siswanya. Jika terdapat kekurangan maka akan diperbaiki secara bersama-sama.
d. Membekali guru-guru baru mengenai tugastugas yang akan diembannya agar
dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Apa saja prinsip supervisi menurut Suhertian (2008) dan menurut Gunawan (2002) ?

Jawab :

- Menurut Suhertian (2008) : prinsip ilmiah, prinsip demokratis, prinsip kerjasama,


prinsip konstruktif dan kreatif.

- Menurut Gunawan (2002) : prinsip fundamental/dasar dan prinsip praktis.

4. Apa yang dimaksud dengan prinsip demokratis?

Jawab : prinsip demokratis supervisi dilakukan harus dengan musyawarah. Jika


permasalahannya dengan guru maka guru juga harus dilibatkan agar terciptanya rasa
kebersamaan dan kekeluargaan.

5. Bagaimana prinsip positif dan negatif dalam Prinsip praktis supervisi?

Jawab :

10
--> Prinsip Positif supeevisor :

-Supervisi hendaknya mendorong guru dalam mengembangkan


kemampuannya.

-Supervisor dan guru harus saling menghormati.

-Supervisor harus sabar dan harus memberikan dorongan kepada guru.

-Supervisi seharusnya dapat mengembangkan potensi dan kelebihan lainnya


untuk mencapai kemajuan dan tidak mencari kesalahan.

--> Prinsip Negatif supervisor :

- Supervisi tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada orang-orang yang


disupervisi serta supervisi juga tidak boleh bersifat otoriter.

- Supervisi tidak boleh dilakukan untuk mencari-cari kesalahan guru.

- Supervisi tidak boleh tergesa-gesa mengharapkan hasil dan mendesak


bawahan serta seorang supervisor tidak boleh cepat putus asa (Maryono,2011).

6. Apa saja tipe – tipe Supervisi pendidikan?


Jawab : Ada 5 yaitu Tipe Otokrat, Tipe Laisses Faire, Tipe Coersive, Tipe Training
dan Guidance, dan Tipe Demokratis.
7. Apa yang dimaksud dengan supervisi otokorat?
Jawab : mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai
“Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.Supervisi ini dijalankan
terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di
sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh
atasannya.
8. Bagaimana kedudukan supervisi dalam suatu administrasi?
Jawaban: kedudukannya sama penting dengan administrasi, namun secara hierarki
supervisi merupakan salah satu fase atau tahap dari administrasi.
9. Mengapa supervisi kedudukannya sama penting dengan administrasi?
Jawaban: Karena dalam administrasi terdapat supervisi, begitu juga sebaliknya.
Dimana jika ada supervisi tentu terdapat sesuatu yang harus dilaksanakan dan terdapat
suatu administrasi.
10. Jelaskan apa saja aspek yang menjadi objek supervisi?

11
c. Jawaban: Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral
kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan, kecakapan
kerja, kemampuan dalam bekerja sama, watak;
d. Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (cara mengajar), metoda pendekatan
terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja

12

Anda mungkin juga menyukai