Anda di halaman 1dari 10

SCREANING TUMBUH KEMBANG PADA BAYI DAN BALITA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANROBONE KAB. TAKALAR

Oleh :

KELOMPOK 6

ANSHARULLAH SYARIF
ARDIANSYAH
MULYADI
RACHMAT FAHRI
SANAWATI
ANDI NURUL QAMARIAH
WINDA FADILAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

PROGRAM ILMU KEPERAWATAN

MAKASSAR

2018
SCREANING TUMBUH KEMBANG PADA BAYI DAN BALITA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANROBONE KAB. TAKALAR

A.    Indikator Screaning atau Pemantauan Pertumbuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi berat badan(BB),

tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK), lingkar  dada (LD)

Secara garis besar, tumbuh kembang dapat di bedakan menjadi tiga.jenis yaitu tumbuh

kembang fisik, intelektual dan emosional, selain itu.kualitas tumbuh kembang anak ini

ditentukan oleh faktor potensi genetik..heredo konstitusional dan peran lingkungan.

Suatu kelainan bisa terjadi jika ada faktor genetik dan atau karena faktor lingkungan yang

tidak mampu mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang anak. Peran lingkungan,juga

menjadi faktor lingkungan yang tidak mampu  mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang

anak. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak meliputi kebutuhan bio-psikososial (asih dan

asah). Lingkungan ini terdiri dari lingkungan mikro (ibu atau pengganti ibu), lingkungan

meso( hal-hal di luar rumah) dan lingkungan makro.

Deteksi tumbuh kembang ini, sudah bisa dilakukan sejak anak memasuki ruang pemeriksaan

bersama orang tuanya melalui observasi atau pengamatan dengan memperhatikan mulai

penampilan wajah,bentuk kepala,tinggi badan hingga interaksi dengan lingkungannya, namun

demikian deteksi dini adanya gangguan sebaiknya ditempuh melalui beberapa hal,antara lain

melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan skrining perkembangan yang sistematis agar lebih

objektif.

Keluhan utama orang tua berkaitan dengan tumbuh kembang anak yang di sampaikan pada

saat anamnesis, dapat mengarah pada kecurigaan adanya kelainan. Beberapa keluhan utama yang

di sampaikan orang tua, antara lain anak lebih pendek dari teman sebanyanya, umur enam bulan

belum bisa tengkurap, Sembilan bulan belum bisa duduk hingga dua tahun belum bisa bicara.

Dalam deteksi dini anamnesis ini, yang dipertanyakan adalah faktor resiko pada balita

(intrinsik, genetik – heredo konstitusional), faktor resiko pada ibu (umur,tinggi badan,jumlah

anak, jarak kehamilan, riwayat pernikahan, merokok, pernah mengkomsumsi alkohol), faktor

resiko lingkungan mini (ayah, saudara kandung, dan anggota lain serumah ) dan lingkungan

makro.
Deteksi dini tumbuh kembang anak juga ditempuh melalui pemeriksaan fisik rutin. Beberapa

hal yang diperiksa pada anak, yakni tinggi badan, berat badan dan ukuran kepala, tinggi badan

dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan. Bentuk ukuran dan simetri

kepala juga harus di perhatikan. Lingkar kepala yang lebih kecil (mikrosefali) berhubungan erat

dengan gangguan perkembangan kognitif. Bentuk kepala yang aneh sering berkaitan dengan

sindrom dengan gangguan tumbuh kembang.

Telah disepakati bersama bahwa penyimpangan tumbuh kembang dapat terjadi apabila

terdapat hambatan atau gangguan dalam prosesnya sejak intra uterin hingga dewasa.

Penyimpangan dapat memberikan manifestasi klinis baik kelainan dalam pertumbuhan dengan

atau tanpa kelainan perkembangan. Walaupun terdapat kombinasi pengaruh faktor biolotik,

psikologik dan sosial pada perkembangan anak, pengaruh masing-masing faktor secara terpisah

perlu diperhatikan. Pengaruh biologik pada perkembangan anak melalui genetika, paparan

teratogen dalam rahim (misalnya air raksai/Hg dan alkohol) dan gangguan pada postpartum

(misalnya meningitis, trauma/ cedera pada kelahiran),serta maturasi telah diteliti secara luas dan

mendalam.

Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai adalah perawatan pendek (short stature),

perawakan tinggi (tall stature), yang diklasifikasikan sebagai variasi normal dan patologis,

malnutrisi dan dan obesitas, apabila menjumpai kelainan pertumbuhan tersebut diperlukan suatu

kiat dalam pengukuran antropometri sebagai salah cara penilaiannya.

  Pengukuran antropometrik

Pengukuran antropometri ada dua tipe yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang

dibagi menjadi pengukuran lemak dan massa tubuh yang bebas lemak. Penilaian pertumbuhan

merupakan komponen esensial dalam surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah

yang berkaitan dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang

yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart)

pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan

pengukur, stadiometer  dan pita pengukur.

a.       Pengukuran antropometri, meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada,

lingkar lengan dan tebal kulit.

b.      Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS, NCHS),


c.       Penilaian dan analisis status gizi dan pertumbuhan anak.

d.      Penilaian perkembangan anak dan maturasi

e.       Intervensi (preventif,promotif, kuratif, rehabilitatif).

                                             

Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-

teknik yang dapat untuk menilai pertumbuhan dan status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang

baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas,

lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan

status gizi pada bayi dan anak.

B. Hasil Pengukuran

Adapun hasil kegiatan penilaian screaning untuk pertumbuhan pada bayi dan balita yang

dilaksanakan di Posyandu Flamboyan II BTN Hamzy RW II Wilayah Kerja Puskesmas Antara

sebagai berikut :

1. Pengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar Kepala

a. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku. Mengukur panjang bayi

dilakukan oleh dua orang pemeriksaan pada papan pengukur (infantometer),tinggi badan anak

diatas dua tahun diukur dengan posisi anak berdiri menggunakan stadiometer. Baku yang

dianjurkan adalah baku NCHS (National Center for Health Statistics) secara Internasional untuk

anak usian 0 -18 tahun yang dibedakan menurut gender laki-laki dan wanita.

 Pengukuran bertujuan untuk menentukan status gizi anak apakah normal, kurus, kurus

sekali atau gemuk

Jadwal pengukuran disesuaikan dengan jadwal deteksi tumbuh kembang balita.

Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih

 Cara mengukur dengan posisi berdiri

1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu

2. Berdiri tegak menghadap ke depan

3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur

4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun

5. Baca angka pada batas tersebut


b. Pengukuran Berat Badan

Penilain berat badan (BB) berdasarumur menurut WHO dengan baku NCHS.

Grafik pertumbuhan BB dalam KMS dibuat berdasarkan baku WHO / NCHS yang disesuaikan

dengan keadaan di Indonesia, meliputi daerah merah menghubungkan angka - angka 70%

median, daerah kuning di atas merah pada batas 75-80% median. Daerah hijau muda adalah 85 -

90% median, daerah hijau tua 95 -100% median.

Pengukuran BB :

a. Menggunakan timbangan bayi

o Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau selama

anak masih bisa berbaring atau duduk tenang

o Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang

o Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka nol

o Bayi sebaiknya telanjang, tanpa topi, kaos kaki dan sarung tangan

o Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan

o Lihat jarum timbangan sampai berhenti

o Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan

o Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah-tengah

antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

b. Menggunakan Timbangan Injak

o Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak

o Lihat posisi jarum atau angka menunjuk angka nol

o Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki, jaket,

topi, jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu

o Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

o Lihat jarum timbangan sampai berhenti

o Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan

o Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di tengah -tengah

antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri


c. Pengukuran Lingkar Kepala

o Pengukuran dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata, di

atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik agak kencang

o Baca angka pada pertemuan dngan angka nol

o Tanyakan tanggal lahir bayi/ anak, hitung umur bayi atau anak

o Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak

o Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang

Interpretasi

- Bila ukuran lingkar kepala anak berada di dalam jalur hijau maka lingkar

kepala anak normal

- Bila ukuran lingkar kepala anak berada di luar jalur hijau, maka lingkar

kepala anak tidak normal

- Lingkar kepala anak yang tidak normal dibedakan menjadi 2 :

a. makrosepal, bila berada di atas jalur hijau dan

b. mikrosepal, bila berada dibawah jalur hijau

Intervensi

Bila ditemukan makrosepal maupun mikrosepal segera dirujuk ke Rumah Sakit.

Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran

otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala

tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak

dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan

gizi. Dalam antropometri gizi rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti

dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagai

informasi tambahan daam pengukuran umur.


Lampiran : Hasil Pengukuran

TEMPAT : POSYANDU SANROBONE


TANGGAL : 25 Juli 2018

NO NAMA BALITA NAMA IBU BB(Kg) KET


1 Muh. Azril Kartia 7,5  
2 Muh. Rais Hasniati 8,4
3 Moh. Noval Syamsiah 14,1
4 St. Khumaira Sarina 8,1
5 Alika Saraswati 10
6 Nazla Nurlina 8,6
7 Rifki Afandi Santi 10
8 Nadin Hj. Rosdiana 12
9 Kayla Idris Yulianti 5,4
10 Dela Hasnawati 14,2
11 Raisa Ratna 6,2
12 Nurfarhana Nurlina 9,4
13 Moh. Akmal Murniati 6,4
14 Moh. Aidil Anti 7,9
15 Dewi Maryam Hijrawati 11
16 Moh. Bilal Suriani 5,8
17 Muammar Hasni 9.4
18 Anugerah Rosmawati 10.2
19 Moh. Fayyad Rusmiati 11
20 Moh. Alfahrezy Muliaty 8,5
21 Rivaldi Rizki Syafitri 5,4
22 Zanaya Roslina 6,2
23 Moh. Fariz Ridwan Karmila 7,8
24 Ayu Apriani Rahmawati 8,8
25 Rizka Azzahra Junita 9
26 Moh. Reza Hasmiati 9,2
27 Farid Alghazali Nasria 10
28 Fajriansyah Hj. Dahnatia 7,4
30 Moh. Ikram Nasmawati 6
31 Figiawan Wahyuni 9
32 Adibah Salimah Nurmulia 8,7
Hasil Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai