BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
belum diterapkannya universal precaution pada penanganan cairan tubuh. Hal ini
tentang HIV/AIDS secara lengkap walaupun hal tersebut sudah terdapat dalam
sudah menyebar dengan cepat diberbagai bagian dunia dan WHO sudah
Harvard,Amerika Serikat yakni jumlah orang yang terinfeksi virus AIDS yang
1
2
telah berkembang secara penuh akan terus meningkat sampai 10 kali lipat.
(Rahardian Vrisuba,2001;17).
menit 3 orang terinfeksi pada tahun tersebut.Mereka yang terkena infeksi pada
laporkan Depkes RI sejak tahun 1987 hingga Maret 2002 ada 2.876 kasus
perawatannya.
oleh karena itu tenaga keperawatan harus dibekali dengan pengetahuan dan sikap
2
3
bentuk kegiatan
4) Apa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa tentang
3
4
1.3 Tujuan
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap
HIV/AIDS.
HIV/AIDS di masyarakat
1.4 Manfaat
di kampus
4
5
Adapun manfaat penelitian ini bagi PSIK FK Unair adalah dapat menjadikan
Adapun manfaat bagi peneliti ini adalah menjadikan suatu masukan dan
pengetahuan yang cukup dapat menentukan dapat menentukan sikap yang positif
atau menunjang kesehatan dalam ilmu pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
1.5 Relevansi
AIDS,merupakan sindrom yang fatal ini telah melanda dunia dan mengancam
eksistensi manusia, serta terjadi peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Mengingat
pengetahuan yang cukup dan sikap yang baik mahasiswa keperawatan dapat ikut
mencegah HIV/AIDS.
5
6
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Pada bab ini berisi tinjauan pustaka yang meliputi (1) konsep dasar tentang
kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV.Dalam bahasa Indonesia dialihkan
bahwakontak dengan saliva atau air mata penderita dapat menyebabkan seseorang
6
7
melalui vagina dan atau hubungan seksual melalui anal serta kegiatan seksual
lidah.
menggunakan lidah dan penghisapan (resiko lebih tinggi bila ejakulasi terjadi di
dalam mulut)
dalam kulit (lebih berisiko bila terdapat luka terbuka pada kulit,oral,vagina,atau
rektum)
(7) Bergantian menggunakan jarum suntik dan penggunaan yang sering pada
pecandu obat
(8) Penderita hemofillia dan mereka yang menerima transfusi darah terutama
7
8
(9) Transmisi ibu-janin: wanita yang terinfeksi HIV menularkan HIV ke janin
yang dikandungnya bak saat dalam kandungan maupun saat melahirkan (25% dari
35% kasus).
(1) Transmisi okupasi: dari bukti yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa tenaga
(2) Kontak yang tak disengaja: tidak ada bukti yang menyatakan bahwa AIDS
2.1.3 Imunologi
tubuh dari invasi mikroba dan mencegah terjadinya proliferasi sel yang
(Borucki,1997;17)
pada sistem kekebalan tubuhnya baik itu yang diperoleh karena faktor herediter
bahwa perkembangan respon imun yang normal dapat terjadi dua perlengkapan
senajata yang bekerja secara paralel,yang pertama Humoral dan yang lain adalah
8
9
bekerja melalui antibodi dan sistem imun seluler melaui sel di mana sebagian sel
mempunyai cara yang unik dalam mengenali dan memberikan reaksi terhadap
berbagai antigen asing yang sebelumnya tidak dikenal.Antigen APCs sangat unik
antigen tersebut pada permulaan sel mereka sehingga sel-sel respon imun yang
asing .Setelah matang,sel B dan sel T akan mengenali antigen tersebut secara
spesifik dan hanya bekerja menghadapi antigen itu saja.Kedua sel tersebut dapat
saja berespon terhadap antigen yang mirip tetapi sama sekali tidak akan berespon
respon imun tubuh untuk mengenali berbagi macam antigen kemudian tergantung
pada skenario yang diatas yang diulang terus-menerus sehingga tubuh mengenali
9
10
spesifik (suatu antibodi yang disingkat menjadi Ig atau Ab) pada permukaan
(Borucki,1997;18)
dalam darah adalah dari kelas IgG dan empat subkelasnya yaitu
satu antigen,imunoglobulin dari kelas IgM secara khusus muncul terlebih dahulu
kemudian secara cepat diikuti oleh respon sekunder yang sama dengan
ditunjukkan oleh antibodi dari kelas IgG.Kelas IgM merupakan antibodi dengan
masa hidup yang pendek yaitu sekitar 6 enam bulan,sedang IgG mempunyai masa
yang timbul terlebih dahulu baru kemudian diikuti oleh IgG sering kali digunakan
sebagai alat bantu dalam diagnostik,karena IgM akan muncul diawal proses
infeksi akut dan hanya terdeteksi pada waktu yang pendek.IgD merupakan
komponen terbesar dari imunoglobulin permukaan (sIg) sel B,dan IgE merupakan
10
11
(immediate,alergi,anafilaksis).(Borucki,1997;18-19)
Respon imun seluler lebih bersifat komplek dan melibatkan komponen tiga
macam populasi sel-sel T yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula yaitu
helper kemudian supresor dan sitotoksik.Fungsi sel T helper dan supresor adalah
mengingatkan adanya fungsi yang berbeda pada subpopulasi dari sel-sel T;sebagai
contoh,sebagian besar sel-sel T dengan aktifitas helper secara fenotip adalah sel-
sel CD4.Sel-sel CD4 kemudian mewakili subpopulasi dari sel mediated respon
imun.(Borucki,1997;19-20)
(OKT4) pada permulaan sel-sel CD4+ secara progresif terinfeksi oleh HIV,dan
fungsi sel helper yang penting secara bertahap menghilang.HIV juga menginfeksi
(neoantigens) dengan mengganggu aktifitas sel-sel CD4 dan APC yang sangat
Sel-sel CD4 yang dapat ditekan tanpa adanya infeksi HIV,infeksi oleh virus
Idiopatik atau ICL.ICL mempunyai sifat yang heterogen dalam hal pengaruhnya
11
12
berbeda ,kedua sifat tadi membuat ICL tidak sama dengan infeksi HIV dan
AIDS.(Borucki,1997;20)
Nama retroviridae atau retrovirus diberikan pada jenis virus ini karena
kemampuannya yang unik untuk mentransfer informasi genetik mereka dari RNA
meruapakan kebalikan dari proses transkripsi (dari DNA ke RNA) dan translasi
penyakit degeratif seperti AIDS.Retrovirus secara umum dibagi menjadi dua kelas
(lentivirus).(Borucki,1997;23)
itu transmisi virus ini diperkirakan tidak dapat terjadi melalui kontak fisik kecuali
bila terkena darah atau cairan tubuh lainnya (seperti saat terjadinya hubungan
12
13
retrovirus termasuk HIV didahului oleh suatu periode laten yang berlangsung
sudah harus diduga terjadi pada virus yang cara transmisi utamanya adalah
vertikal atau kontak intim,karena virus yang membunuh pejamunya sebelum dapat
hepatitis B yaitu melalui kontak seksual dan pertukaran darah dan produknya
melalui transfusi.Hilangnya fenotip sel T CD4 secara perlahan dan selektif juga
diperkirakan karen kemampuan afintas yang besar pada sel jenis ini.
(Borucki,1997;25)
dan menyebar melalui kontak yang dekat (terutama kontak seksual) dan/atau
diketahui oleh Luc Montagnier dan kelompok peneliti lain yang berasal dari
yang berasal dari penderita yang menderita AIDS.Kelompok peneliti dari Perancis
13
14
tersebut pada akhirnya dinyatakan sebagai agen yang identik dan melalui
atau HIV).Virus HIV kedua yang menyebabkan penyakit dengan spektrum yang
sama telah berhasil diisolasi dan disebut dengan HIV-2.Angka kejadian dari
penyakit yang disebabkan oleh virus HIV-2 ini di Amerika Serikat tercatat sangat
jarang terjadi.(Borucki,1997;26)
retroviridae lainnya dan terorganisasi dalam tiga segmen pemberi kode yaitu
(menghambat).(Borucki,1997;26)
yang berikatan dngan CD4 dan mempunyai peran yang sangat penting dalam
saja terlibat dalam perlekatan antara sel terinfeksi sel sehat dan dalam
14
15
glikoprotein ini sangat khas terdapat dalam darah penderita yang terjangkit infeksi
HIV.(Borucki,1997;26)
bahwa prognossis yang lebih buruk.Pada Penderita yang terinfeksi oelh virus
HIV,di dalam peredaran darahnya akan ditemukan antibodi sebagai akibat adanya
Gen POL bekerja memberikan kode genetik untuk tiga komponen utama
menjadi RNA seperti skenario pada umumnya,tetapi justru mengubah virus RNA
terbalik yang unik ini menjadi suatu cara yang berguna untuk pengobatan.
(Borucki,1997;27)
keras harus diambil untuk mencegah penyebaran yang cepat dari virus
15
16
tersebut.Hal yang perlu diingat adalah tidak semua orangnya yang menderita
mereka yang tercatat pernah menderita penyakit hubungan seksual lain perlu
hasilnya negatif.(Borucki,1997;27)
sebagai berikut :
(1) Group I; infeksi akut,seperti gejala flu dan tes antibodi terhadap HIV negatif.
(2) Group II (Asimtomatis); tes antibodi terhadap HIV positif,tidak ada gejala-
(3) Group III (Simtomatis); tes antibodi terhadap HIV Positif,dan terjadi
lymphadenopathy)
(4) Group IVA; tes antibodi terhadap HIV positif,dan terjadi penyakit
16
17
(5) Group IVB; sama dengan group IVA disertai adanya penyakit
neurologi,dementia,neurophati,dan myelophati.
(6) Group IVC; sama dengan group IVB disertai sel CD4 < 200 mm ,dan terjadi
infeksi opurtunistik.
(7) Group IV-D; sama dengan group IVC disertai terjadi tuberkulosis
AIDS,belum ada vaksin yang dapat mencegah terjadinya AIDS,dan belum ada
mencegah AIDS dengan cara : (1) Hindarkan hubungan seksual di luar nikah dan
telah diperiksa dan ternyata positif HIV hendaknya jangan hamil ,karena bisa
tergolong pada kelompok perilaku resiko tinggi hendaknya tidak menjadi donor
darah,dan (5) Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti;
streilitasnya.(Depkes,2002).
Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi
17
18
warna yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus dalam jumlah
dan spesifitasnya 98% sampai 99% Kuhnl,1985).Tetapi hasil positif palsu (atau
sedikit memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu.Jika seseorang telah
klinis dan imunologik untuk menilai keadaan penyaki,dan mulai dilakukan usaha
2.2.1 Pengetahuan
yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas
18
19
2.2.2 Sikap
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
obyek.(Notoadmodjo, 1997;97)
bertindak sesuai dengan sikap obyek tadi.Jadi sikap senantiasa terarah terhadap
(8) Komponen afektif: komponen ini berhubungan dengan perasaan dan emosi
19
20
(10) Komponen perilaku: sikap terbentuk dari tingkah laku seseorang dan
perilakunya.
(1) Pengetahuan
(2) Sikap
diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat.Sikap
jarum,dan terkena cairan vagina atau darah ibu atau bayi).(Hadi P.,dkk,1993;15)
(Notoatmodjo,1993;106)
20
21
perawatan.
Epidemologi Nasional,1992;2)
21
22
masyarakat.(Notoatmodjo, 1993;106)
Dari teori tim WHO tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
B = f (TF,PR,R,C)
Dimana
2.3.1 Narasi
22
23
Surabaya.
HIV/AIDS.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka konseptual berikut.
23
24
SUMBER INFORMASI
Budaya
-Pemakaian alat
kesehatan berulang-
ulang
Keterangan
: yang diteliti
------------- : Tidak diteliti
24
25
B = f(Tf,PR,C,R)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab berikut ini akan diuraikan tentang desain penelitian, kerangka
pengumpulan dan analisa data, masalah etika dan keterbatasan dalam penelitian.
(Burns & Grove, 1999) untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap
Independen dependen
Pengetahuan
-Pengertian HIV/AIDS - Peringatan dari penderita
-Cara transmisi HIV - Ikut seminar
-Imunologi - Tersedianya leaflet/stiker
-Etiologi&Patogenesis tentang HIV/AIDS
-Klasifikasi,gejala,dan tanda - Tes terhadap HIV/AIDS
klinis
-Cara pencegahan
-Pemeriksaan HIV
Sikap
-Penderita HIV
25
26
3.3.1 Populasi
180(1,96)2.0,5.0,5
n =
(0,05)(180-1) + (1,96)2.0,5.0,5
26
27
180(3,84).0,25
n =
(0,050(179)+(3,84).0,25
172,87
n =
9,91
3.3.4 Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel
27
28
28
29
pemeriksa-
an HIV
kuesioner yang akan diisi responden kemudian untuk jawaban yang kurang jelas
(2) Responden pengisi data terkontrol dan tidak dipengaruhi orang lain
(3) Tidak terdapat faktor perancu data : tambahan informasi dari orang lain.
Data yang telah terkumpul kemudian diolah yang meliputi identifikasi masalah
1) Persetujuan
29
30
tentang kegiatan penelitian, tujuan dan dampak bagi mahasiswa, serta setelah
penelitian
3) Kerahasiaan
3.7 Keterbatasan
(1) Sampel penelitian yang digunakan hanya terbatas pada mahasiswa Akademi
(2) Waktu yang digunakan dalam penelitian ini terbatas sehingga hasil penelitian
(3) Alat ukur data dirancang oleh peneliti sendiri tanpa melakukan uji coba
sehingga hasil yang didapat mungkin kurang valid,oleh karena itu validitas
30
31
Daftar Pustaka
31
32
Burns, Nancy & Grove, Susan K. (1999) Understanding Nursing Research, 2nd
ed., Philadelphia: W.B Saunders Co.
Depkes RI.(2002),AIDS.http://www.charweb.org/health/aids/mainpage.html
Faugier,Jean & Hicken Ian (1996), AIDS and HIV The nursing
Response,Chapman & Hall.
32
33
33
34
Burns, Nancy & Grove, Susan K. (1999) Understanding Nursing Research, 2nd
ed., W.B Saunders Co., Philadelphia
Chitty, Kay K. (1997) Professional Nursing, Concepts and Challenge, 2nd edition,
W.B Saunders Co, Philadelphia
Dempsey, Patricia Ann & Dempsey, Arthur D. (1995) Nursing Research With
Basic Statistical Application, Jones & bartlett Publ., Boston
George, Julia B (1990) Nursing Theories, The Base For Professional Nursing
Practice, Appleton & Lange, Conecticut
Lillis, Carol; Taylor, Carol (1997) Fundamentals of Nursing, The Arts and
Science of Nursing Care, 3rd ed.,J.B. Lippincott Co., Philadelphia
Lonnquist, Linne E & Weiss, Gregory L (1997) The Sociology of Health, Healing
and Illness, 2nd edition, Prentice-Hall, New Jersey
Santoso, Singgih (2000) Statistical Product and Service Solutions Versi 7,5, Cet.
3, Elek Media Computindo, Jakarta
34
35
35
36
36
37
Hipotesis :
37
38
BAB 4
Berikut ini dibahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Ruang Bedah B
RSUD Dr. Soetomo selama tanggal 14 Februari 2002 sampai dengan 16 Maret
4.1 Hasil
38
39
39
40
sebagai berikut :
tidak cemas, cemas ringan dan cemas sedang. Jumlah terbanyak adalah klien
40
41
41
42
4.2 Pembahasan
42
43
besar responden berusia 31-40 tahun (60,0 %). Hal ini dimungkinkan karena
fraktur dapat disebabkan oleh trauma baik langsung maupun tidak langsung
(Oswari, 1993) yang kemungkinannya besar terjadi pada kelompok usia produktif,
baik akibat kecelakaan kerja maupun kecelakaan lainnya. (Lonquist & Weiss,
sebagian besar bekerja swasta (46,7 %). Hal ini dimungkinkan karena kelompok
kerja menjadi besar; selain itu juga karena RSUD Dr. Soetomo terletak di daerah
perkotaan sehingga sektor diluar pertanian dan sektor nonformal dan swasta
mengalami kecemasan. Hal ini sesuai dengan konsep bahwa klien yang akan
dioperasi akan mengalami kecemasan (Chitty, 1997). Dari data juga didapat
kecemasan; kecemasan ringan dan kecemasan sedang. Hal ini sesuai dengan
dicermati karena menurut Carpenito (1999) kecemasan pada klien yang akan
menjalani operasi biasanya merupakan kecemasan derajad sedang. Namun hal ini
43
44
yang digunakan merupakan alat ukur untuk mengukur derajad kecemasan umum
perawat Ruang Bedah B RSUD Dr. Soetomo Surabaya terhadap klien yang akan
yang cukup sebanyak 5 tindakan (16,5 %). Namun dari seluruh responden tidak
yang dalam tingkat yang berbeda dimungkinkan karena pengambilan data yang
tindakan keperawatan yang diberikan pada klien setelah pengambilan data; dan
hal ini tidak diikuti oleh peneliti sehingga seluruh tindakan kepeawatan selesai
dilaksanakan.
dan tingkat kecemasan didapatkan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan
kecemasan cukup kuat (Notoadmodjo, 1993). Hal ini secara teoritik dapat
44
45
dukungan profesional dan dukungan sosial yang dapat memberikan pengaruh baik
fisik maupun psikologis sehingga klien merasa lebih aman dan akhirnya
kecemasan dapat menurun (Lonquis & Weiss, 1997). Selain itu juga karena
45
46
BAB 5
5.1 Kesimpulan
(56,7 %).
yang diberikan rata-rata masih kurang sesuai dengan apa yang diharapkan.
koefisien korelasi sebesar -0,459 atau hubungan yang terbentuk cukup kuat.
5.2 Saran
1) Perlunya dilakukan penelitian dalam lingkup yang lebih luas sehingga hasil
46
47
2) Perlunya disusun alat ukur khusus dalam pengukuran kecemasan untuk situasi
47
48
Daftar Pustaka
Burns, Nancy & Grove, Susan K. (1999) Understanding Nursing Research, 2nd
ed., W.B Saunders Co., Philadelphia
Chitty, Kay K. (1997) Professional Nursing, Concepts and Challenge, 2nd edition,
W.B Saunders Co, Philadelphia
Dempsey, Patricia Ann & Dempsey, Arthur D. (1995) Nursing Research With
Basic Statistical Application, Jones & bartlett Publ., Boston
George, Julia B (1990) Nursing Theories, The Base For Professional Nursing
Practice, Appleton & Lange, Conecticut
Lillis, Carol; Taylor, Carol (1997) Fundamentals of Nursing, The Arts and
Science of Nursing Care, 3rd ed.,J.B. Lippincott Co., Philadelphia
Lonnquist, Linne E & Weiss, Gregory L (1997) The Sociology of Health, Healing
and Illness, 2nd edition, Prentice-Hall, New Jersey
48
49
Santoso, Singgih (2000) Statistical Product and Service Solutions Versi 7,5, Cet.
3, Elek Media Computindo, Jakarta
49
50
LAMPIRAN 1
50
51
LAMPIRAN 2 :
Peneliti
Fahrun Nur
Rosyid
51
52
LAMPIRAN 3
Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Surabaya, ……………….2002
Saksi, Yang menyetujui,
( …………………… ) ( …………………… )
Nama Jelas Nama Jelas
52
53
LAMPIRAN 4
Lembar Kuesioner
Umur : ……………tahun
Pendidikan : SD SLTP SLTA Diploma/Sarjana
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Pekerjaan : ……………………
Jenis Operasi : ……………………………….
53
54
54
55
55
56
Enek
Defekasi lembek
Berat badan menurun
Konstipasi
56
57
LAMPIRAN 5
57
58
58
59
59
60
2 Cemas Kecemasan adalah rasa Penilaian terhadap : Hamilton Ordinal Penilaian hasil yaitu
(dependen) keprihatinan yang terus-menerus 1) Perasaan cemas Anxiety dengan menjumlah
yang tidak jelas secara alami 2) Ketegangan rating nilai skor item 1
dan berhubungan dengan 3) Ketakutan Scale sampai dengan 14
perasaan ketidakpastian dan 5) Gangguan tidur dengan ketentuan
keputusasaa (Stuart, Gail 6) Gangguan kecerdasan sebagai berikut :
W;Laraia, Michele T, 1998) 7) Perasaan depresi - S
Kecemasan dapat ditentukan 8) Gejala somatik kor kurang dari 6=
dengan menggunakan Hamilton 9) Gejala Sensorik tidak ada
Anxiety Rating Scale (Hawari, 10) Gejala Kardiovaskuler kecemasan
2000). 11) Gejala pernafasan - S
12) Gejala Gastrointestinal kor 6 sampai
13) Gejala Urogenital dengan 14=
14) Gejala Otonom kecemasan ringan
15) Perilaku sewaktu wawancara - S
kor 15 sampai
60
61
dengan 27 = ke-
cemasan sedang
- S
kor lebih dari 27 =
berat
61
62
No Tujuan Umum Tujuan Khusus MATERI/KEGIATAN Metode Alat Bantu Waktu Evaluasi
1 Klien Pra kondisi Tujuan Penyuluhan Ceramah 1 menit Mengukur
mengalami Klien memahami TujuanHidup dalam Islam Ceramah Brosur 3 menit derajad
penurunan tujuan hidup dalam Tanya Jawab kecemasan 5
kecemasan Islam menit sebelum
dan 5 menit
Klien memahami Fungsi Sakit dalam hidup Ceramah Brosur 4 menit setelah
Fungsi sakit bagi manusia Tanya Jawab penyuluhan
kehidupan manusia
62
63
63
64
Pre test
Klien
Preoperatif Tingkat
Kecemasan
Konseling
Spiritual
Pendidikan
Peng.agama sebelumnya
: Tidak diteliti Post Test Pengalaman operasi
sebelumnya
: Diteliti Nyeri/ggn fisik
Pola koping lain
Kondisi Ruang rawat
64
65
: Perlakuan
LEMBAR EVALUASI
PENYELENGGARAAN KONSELING SPIRITUAL
Isilah kegiatan yang telah dilaksanakan selama konseling dengan memberi tanda
checklist () pada kolom kegiatan dibawah ini.
Memperkenalkan diri
Menyebutkan tujuan kegiatan konseling dan perihal penelitian
Memperkenalkan tujuan hidup menurut islam
Menyebutkan hikmah dan fungsi sakit dalam islam
Membuat kesimpulan pentingnya sabar dan tawakal
Memberi kesempatan untuk bertanya
Berdo’a bersama
65
66
66