(Sitophylus oryzae)
Disusun oleh:
Susanti 4411414038
2016
A. TUJUAN
1. Mengetahui cara penghitungan populasi dan dinamika populasi.
B. LANDASAN TEORI
Setiap organisme di muka bumi akan selalu dan terus berusaha untuk
sebenarnya tidak lain adalah upaya pemanfaatan sumber daya lingkungan. Kelangsungan
jenis (populasi) dan kelangsungan hidup komunitas. Agar tetap lestari suatu organisme
(Ewusi 1990)
Dalam hal ini terjadi interaksi antara spesies tersebut dengan segala faktor
lingkungan, baik faktor lingkungan biotik maupun abiotik. Dari lingkungannya itulah
spesies tersebut mendapat energi (sumber makanan) untuk dapat bertahan hidup, tumbuh
spesies tersebut di lingkungannya itu. Bila semua faktor lingkungan itu optimal bagi
suatu spesies, maka suatu spesies tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal
pula. Demikian pula sebaliknya jika kompleksitas faktor lingkungan tersebut kurang,
tertentu. Populasi dapat didefinisikan pada berbagai skala ruang. Bahkan seluruh individu
sejenis dapat di pandang sebagai sebuah populasi. Beberapa populasi lokal atau deme
sementara yang terdiri atas tahap tertentu dari daur hidup suatu organisme membentuk
dispersi, rasio kelamin, struktur atau komposisi umur, dan dinamika. (Campbell 2010)
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dalam waktu tertentu
disebut populasi. Ukuran populasi berubah sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam
populasi ini disebut dengan dinamika populasi. Perubahan ini dihitung dengan
perubahan dalam populasi. Penyebab kecepatan rata-rata dinamika populasi ada berbagai
hal. Dari alam mungkin disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, serangan penyakit,
sedangkan dari manusia misalnya karena tebang pilih. Namun, pada dasarnya populasi
mempunyai karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang tidak dimiliki oleh masing-
masing individu anggotanya. Karakteristik tersebut antara lain kepadatan (densitas), laju
kelahiran (natalis), laju kematian (mortalitas), potensi biotik, penyebaran umur, dan
Dinamika poulasi dapat juga disebabkan imigrasi dan emigrasi. Hal ini khususnya
untuk organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan dan manusia hewan dan manusia.
Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih organisme kedaerah lain atau peristiwa yang
lain yang berasal dari daerah lain (imigrasi). Pengurangan terhadap suatu populasi dapat
disebabkan karena kematian (mortalitas) atau karena keluarnya individu dari populasi
Semua populasi dengan data jangka panjang yang tersedia menunjukkan sejumlah
fluktuasi dalam hal jumlah. Fluktuasi-fluktuasi dari tahun ke tahun atau dari tempat ke
tempat ini mempengaruhi panen musiman atau tahunan ikan dan berbagai spesies lain
yang penting secara komersial. Fluktuasi juga memberikan wawasan kepada para ahli
ekologi mengenai apa yang mengatur ukuran populasi. Penelitian terhadap dinamika
2010)
Natalitas adalah munculnya individu muda, baik berupa lahirnya anak, peneluran
telur, perbanyakan secara aseksual, produksi spora serta biji. Laju natalitas adalah jumlah
anak yang dilahirkan oleh satu induk per satuan waktu. Natalitas tergantung pada ukuran
per sarang (clutch size) atau jumlah dihasilkan pada tiap kelahiran, waktu antara satu
kejadian reproduksi dengan kejadian selanjutnya dan umur reproduksi yang pertama.
(Soegianto 1994)
dengan kelahiran. Selain mortalitas juga dikenal migrasi atau perpindahan individu dalam
merupakan bagian yang penting dalam siklus hidup organisme. Hal ini dapat mencegah
inbreeding dan proses ekologi yang menghasilkan aliran gen antara populasi lokal.
Pemencaran ini diatur oleh pembatasan distribusi geografik dan komposisi komunitas.
(Soegianto 1994)
keperidian yang cukup tinggi. Semakin kecil ukuran serangga, biasanya semakin
dimiliki oleh seekor serangga betina untuk memproduksi telur. Lebih banyak jumlah
2. Perbandingan kelamin
Perbandingan jenis kelamin antara jumlah serangga jantan dan betina yang
betina dengan serangga jantan dari keturunan penggerek batang (Tryporyza) adalah
dua berbanding satu, lebih banyak jenis betinanya. Suatu perbandingan yang
menunjukkan jumlah serangga betina lebih besar dari jumlah serangga jantan,
diharapkan akan meghasilkan populasi keturunan berikutnya yang lebih besar, bila
jumlah serangga jantan yang lebih besar dari pada jumlah serangga betina.
kemampuan untuk melindungi diri dari serangan lainnya. Kebanyakan serangga akan
berusaha menghindar atau meloloskan diri bila terganggu atau diserang oleh serangga
lain yang dianggap sebagai musuhnya dengan cara terbang, lari, meloncat, berenang
atau menyelam.
agar terhindar dari pendeteksian pemangsa, seperti menyerupai ranting atau daun
tanaman.
b) Taktik menakuti musuh, yaitu serangga tertentu mampu mengelabui musuh dengan
cara meniru spesies serangga lain agar terhindar dari pemangsanya, yang dikenal
dengan istilah serangga mimikri. Cara meniru serangga mimikri terhadap serangga
serangga mengeluarkan senyawa kimia beracun atau bau untuk menghindari serangan
musuhnya. Terdapat alat penusuk pada serangga digunakan untuk menyengat atau
Daur hidup adalah waktu yang dibutuhkan semenjak terbentuknya telur sampai
serangga menjadi dewasa yang siap untuk berkembang biak. Daur hidup serangga
umumnya pendek. Serangga yang memiliki daur hidup yang pendek, akan memiliki
frekuensi bertelur yang lebih tinggi, bila dibandingkan dengan serangga lainnya yang
Pada umumnya imago dari seekor serangga berumur pendek, misalnya ngengat
(imago) Tryporyza innotata yang berumur antara 4–14 hari. Umur imago yang lebih
lama, misalnya kumbang betina Sitophylus oryzae umurnya dapat mencapai antara 3–
1. Alat
Toples
Plastik
Karet gelang
Data sheet
2. Bahan
Beras
Kutu
D. CARA KERJA
F. ANALISIS DATA