Anda di halaman 1dari 168

PENGUKURAN KEANEKARAGAMAN SPECIES

Pokok Bahasan :
1. Pengertian Keanekaragaman
2. Metode Analisis Keanekaragaman Species
a. Indeks Kekayaan jenis (Index of Species Richness)
b. Indeks Keanekaragaman atau Heterogenitas (Index of
heterogenity atau Index of Diversity), dan
c. Indeks Keseragaman/Kemerataan (Index of Evennes).
1. PENGERTIAN KERAGAMAN HAYATI
• Keanekaragaman hayati (ragam hayati):
adalah istilah payung (umbrella term) untuk derajat
keanekaragaman sumberdaya alam hayati, meliputi jumlah
maupun frekuensi dari ekosistem, spesies maupun gen di
suatu daerah (Haryanto, 1995).
• Keanekaragaman hayati:
Definisi dari Wilcox (1984)
adalah berbagai macam bentuk kehidupan, peranan ekologi
yang dimilikinya dan keanekaragaman plasma nutfah yang
terkandung didalamnya, (MacKinnon dkk.,1986) .
Definisi dari WWF (1989):
adalah kekayaan hidup di bumi, jutaan tumbuhan, hewan
dan mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, dan
ekosistem yang dibangunnya, (Primack, dkk. 1998) .
• Tiga tingkatan pengertian ragam hayati, (McNeely, 1988)
yaitu :
1. keanekaragaman genetik
2. keanekaragaman spesies
3. keanekaragaman ekosistem
• Ragam hayati meliputi seluruh spesies tumbuhan,
binatang, organisme mikro dan gen-gen yang
terkandung di dalamnya serta seluruh ekosistem di
muka bumi (McNeely, dkk 1988 dalam Haryanto, 1995).
• Sampai saat ini konsep dan ide pengukuran
biodiversitas masih diperdebatkan oleh ahli
ekologi
• Konsep pengukuran keragaman dibagi 3 kategori:
1. Indeks Kekayaan jenis (Index of Species
Richness)
2. Indeks Keanekaragaman atau Heterogenitas
(Index of heterogenity atau Index of Diversity),
dan
3. Indeks Keseragaman/Kemerataan (Index of
Evennes).
2. METODE PENGUKURAN KERAGAMAN

A. INDEKS KEKAYAAN JENIS


(Index of Species Richness)
• Konsep ini pertama kali dicetuskan oleh Mcinthos pada
tahun 1967.
• Kekayaan jenis adalah jumlah jenis (spesies) dalam suatu
komunitas.
• Persoalan mendasar yang merupakan kendala penting
dalam penerapan konsep “kekayaan jenis” adalah
bahwasanya seringkali tidak mungkin untuk menghitung
semua jenis yang hidup dan tinggal dalam suatu komunitas
alamiah. Oleh karena itu perlu dilakukan pendugaan.
Ukuran keanekaragaman berdasarkan konsep kekayaan jenis
Jumlah jenis seringkali meningkat sejalan dg peningkata luas petak

Jumlah jenis yang teramati

Jumlah Unit Contoh


Beberapa Pendekatan:
• Pada prakteknya ternyata tidak mudah untuk menjamin
keseragaman ukuran unit contoh. Sehubungan dengan ini,
Sanders (1968) mengusulkan alterenatif pemecahan
masalah dengan menggunakan metoda “rarefaction”.
Melalui metoda ini dapat dihitung nilai harapan jumlah
jenis dalam setiap unit contoh yang berukuran sama
(misalkan 100 individu). Adapun perhitungannya
didasarkan pada rumus Sanders yang telah
disempurnakan oleh Hurlbert (1971) sebagaimana
disajikan berikut ini:
Luas Petak (m2)
No Nama Jenis
10x10 20x20 30x30 40x40 50x50
1 2 3 4 5 6 7
1. Maesopsis eminii 1 5 7 16 30
2. Paraserianthes falcataria 1 1 1 1 1
3. Pinus merkusii 0 0 0 3 5
4. Altingia excelsa 0 0 7 10 14
5. Calophyllum caulatris 0 0 1 2 2
6. Vitex pubescens 0 3 5 5 6
7. Cananga odorata 0 0 0 1 1
8. Arthocarpus heterophyllus 0 0 0 0 1
9. Langenstromeia speciosa 0 0 0 0 2
10 Pometia pinnata 0 0 0 0 1
11. Alstonia pneumatophora 0 0 0 0 1
12. Strombosia rotunclifolia 0 0 0 1 1
13. Shorea sp 1 3 5 6 9
14. Hevea braciliensis 0 0 0 0 9
15. Schima walichii 0 0 0 1 3
16. Khaya antoteca 0 0 0 2 5
17. Gmelina arboteal 0 0 0 0 1
18. Hopea odorata 0 2 2 2 4
19. Hopea mangarawan 0 0 0 0 2
20. Opuna papuana 0 0 0 0 4
21. Kecapi 0 0 0 1 1
22. Lucuma spp. 0 0 0 0 2
23. Eusideroxylon zwageri 0 0 0 0 1
24. Persea americana 0 0 0 0 1
25. Heriteria littoralis 0 0 0 1 1
26. Kepuh 0 0 2 2 2
27. A 0 1 1 1 1
28. B 0 0 1 1 1
29. C 0 0 1 2 2
30. D 0 0 2 3 3
31. E 0 0 1 2 2
32. F 0 0 1 1 1
33. G 0 0 0 2 3
34. H 0 0 0 1 1
35. I 0 0 0 1 1
36. J 0 0 0 1 1`
37. K 0 0 0 1 2
38. L 0 0 0 0 1
39. M 0 0 0 0 1
40. N 0 0 0 0 2
41. O 0 0 0 0 4
Jumlah Individu 3 15 37 70 136
Jumlah Jenis 3 6 14 26 41
1. Indeks Hurlbert (1971)
   
 -
 N Ni  
1 -  
S
E (S n ) =  n 
   
i-1
  N  
  n  

• dimana: E(Sn) = nilai harapan jumlah jenis


• n = ukuran standar unit contoh (jml individu terkecil)
• N = jumlah total individu yang teramati
• Ni = jumlah individu jenis ke-I
Sedangkan nilai keragaman dari E(Sn) tersebut dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Heck et al.,
1975) :

 
 N -N 
 
-1
 S   i 
Var(S n ) =     
 1 -
n


N 
  
N  i =1  N 
 n 
    
  N - N  N - N  
S -1
  i  j

  
S
 2  
 N - N i - N j  -
n

n

    
i =1 =i 1
N
n
  n  
 
Istilah 

x
adalah “kombinasi” yang dihitung


 y 
sebagai berikut :

x x!
 =
 y  y!( x - y )!

x! adalah faktorial. Sebagai contoh 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x


1 = 120
Langkah pertama adalah mengambil kelimpahan
masing-masing jenis dari setiap ukuran plot dan memasukkan ke
dalam persamaan :

    N
1 -  N - Ni   
 n  n
Luas Petak N n E(Sn)
10 x 10 3 3 3,999
20 x 20 15 3 2,539
30 x 30 37 3 2,719
40 x 40 70 3 2,760
50 x 50 136 3 2,791

No Ni E(Sn)
1 1 1,333 N = 3
2 1 1,333 n = 3
3 1 1,333 E(S1) = 1-[(2!/3!.-1!)/(3!/3!.0!)] = 1,333
Jml 3 3,999

 Plot 20m x 20m


No Ni E(Sn)
1 5 0,736 N = 15
2 1 0,200 n = 3
3 3 0,516
E(S1) = 1- [(14!/3!.11!)/(15!/3!.12!)] = 0,200
4. 3 0,516
5. 2 0,371 E(S2) = 1- [(13!/3!.10!)/(15!/3!.12!)] = 0,371
6. 1 0,200 E(S3) = 1- [(12!/3!.9!)/(15!/3!.12!)] = 0,516
Jml 15 2,539 E(S5) = 1- [(10!/3!.7!)/(15!/3!.12!)] = 0,736
2. Indeks Divertas Margalef (Clifford & Stephenson, 1975) :

S -1
Dm g =
LnN
• Dmg = Indeks Margalef
• S = jumlah jenis yang teramati
• N = jumlah total individu yang teramati
• Ln = logaritma natural
Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut :
2
 10 x 10 = = 1,820
Ln3
5
 20 x 20 = = 1,846
Ln15
13
 30 x 30 = = 3,600
Ln37
25
 40 x 40 = = 5,844
Ln70
40
 50 x 50 = = 8,142
Ln136

Luas Petak N S S-1 Ln N Dmg


10 x 10 3 3 2 1,099 1,820
20 x 20 15 6 5 2,708 1,846
30 x 30 37 14 13 3,611 3,600
40 x 40 70 26 25 4,248 5,844
50 x 50 136 41 40 4,913 8,142
3. Indeks Menhinick
Indeks lain yang hampir serupa dengan konsep Margalef adalah
indeks diversitas Menhinick yang mempunyai rumus sebagai
berikut :

S
DMn =
N
dimana :
• S adalah jumlah jenis dan
• N adalah jumlah total individu seluruh jenis yang
teramati.
Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut :
3
 10 x 10 = = 1,732
3
6
 20 x 20 = = 1,549
15
14
 30 x 30 = = 2,302
37
26
 40 x 40 = = 3,108
70
41
 50 x 50 = = 3,516
136

Luas Petak N S √N Dmn


10 x 10 3 3 1,732 1,732
20 x 20 15 6 3,873 1,549
30 x 30 37 14 6,083 2,302
40 x 40 70 26 8,367 3,108
50 x 50 136 41 11,662 3,516
4. Indeks Jackknife :

 (n - 1)
S =s (k )
 n 
• S = indeks kekayaan jenis Jackknife
• s = total jumlah jenis yang teramati
• n = banyaknya unit contoh
• k = jumlah jenis yang unik (jenis yang hanya ditemukan pada
hanya salah satu unit contoh)
adapun keragaman dari nilai dugaan (S) tersebut
dihitung dengan formula berikut:

 n - 1  k2 
var( S ) =    (j 2
)
fj - 
 n  n 

dimana :
Var(S) = keragaman dugaan jackknife untuk kekayaan jenis
fj = jumlah unit contoh dimana ditemukan j jenis unik
(j=1,2,3,..,s)
K = jumlah spesies unik
N = jumlah total unit contoh
penduga selang bagi indeks kekayaan jenis jackknife
adalah sebagai berikut :

S  t  var ( S )
• dimana diperoleh dari tabel t-student dengan nilai
derajat bebas = n-1
• Berdasarkan data tersebut di atas, terdapat 15 jenis pohon
yang hanya dijumpai dalam satu unit contoh dari 5 (lima)
unit contoh yang dibuat. Jenis-jenis ini disebut sebagai jenis
unik (unique species). Oleh karena itu, indeks kekayaan jenis
Jackknife untuk kelima belas jenis tersebut adalah
• n (banyaknya unit contoh) = 5
• s (total jumlah jenis) = 41
• k (jumlah jenis yang unik) = 15

(n - 1)
S = s + { }(k)
n
(5 - 1)
= 41 + { } (15)
5
= 53 jenis
Dengan demikian, keragaman dari nilai dugaan (S) tersebut
adalah:
 n - 1  k2 
=    ( j f j ) -
2
Var (S) 
 n  n 
 5 - 1  2 15 2 
=   (15 )(1) - 
 5  5 
4
=   180
5
= 144

Std (S) = Var(S )


= 144
= 12
Untuk ukuran contoh yang kecil, maka nilai tα/2 pada tingkat
kepercayaan 5 % dengan derajat bebas n-1 adalah 2.776,
sehingga dugaan indeks kekayaan jenis Jackknife pada
tingkat kepercayaan 5 % adalah :
≈ S ± tα/2 . Var(S )
≈ 53 ± (2,776).( 144 )
≈ 53 ± 33,31 atau 19,69 sampai dengan 86,31
dibulatkan menjadi 20 sampai dengan 87 jenis
var( S)
Ketelitian dari data ini = x 100 %
S
144
= x 100 %
53
= 22,64 %
B. INDEKS HETEROGENITAS/KEANEKARAGAMAN

(Index of Heterogeneity / Index of Diversity)

• Istilah heterogenitas pertama kali dikemukakan oleh GOOD (1953).


Berbeda dari konsep “kekayaan jenis”, ukuran keanekaragaman ini
ditetapkan hanya berdasarkan struktur kerapatan atau kelimpahan
individu dari setiap jenis yang teramati. Oleh karena itu, Magurran
(1988) memberikan istilah lain terhadap konsep ini, yaitu dengan
sebutan “spesies abundance” atau “kelimpahan jenis”.
• Untuk memperjelas konsep “kelimpahan jenis” ini sebagai salah satu
ukuran keanekaragaman, tampak pada gambar berikut ini.
• Pada Gambar terdapat 3 (tiga) komunitas dengan derajat
keanekaragaman yang berbeda. Berdasarkan ukuran kelimpahan ini,
komunitas A lebih beragam dari komunitas B (walaupun mempunyai
jumlah jenis yang sama). Demikian pula halnya dengan komunitas C
yang mempunyai keanekaragaman lebih tinggi bila dibandingkan
dengan komunitas B.
KOMUNITAS A

KOMUNITAS B

KOMUNITAS C
1. Indeks Simpson
Indeks Keragaman Simpson digunakan untuk mengetahui kompleksitas suatu
komunitas yang populasnya tak terhingga.
Indeks ini berkisar antara 0 – 1.
Semakin mendekati angka 1 maka komunitas semakin kompleks dan mantap.
Indeks diversitas Simpson dihitung dengan rumus :

1 - D = 1 -  ( pi )
2

Dimana:
1–D = indeks diversitas Simpson
pi = ni/N = proporsi jumlah individu jenis ke-I
ni = jumlah individu species ke I
N = jumlah total individu seluruh species
2. Indeks Pielou
Sedangkan untuk populasi terhingga, rumus yang harus digunakan
adalah Indeks Pielou sebagai berikut (Pielou, 1969):

S
 ni (ni - 1)
1- D = 1-   N (N - 1) 
i =1  
Dimana:
1-D= Indeks Pielou
ni = jumlah individu dari jenis ke-I
N = jumlah total individu dalam unit contoh
S = jumlah jenis dalam unit contoh
3. Indeks Shannon-Wiener
Konsep ini merupakan konsep keanekaragaman yang relatif paling dikenal
dan paling banyak digunakan (Magurran, 1988). Indeks Shannon dihitung
dengan formula berikut :

 ( pi )(ln pi )
S
H '=
i =1

Dimana:
Pi = ∑ni/N
H : Indeks Keragaman Shannon-Wiener
Pi : Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies
ni : Jumlah individu spesies ke-i
N : Jumlah total individu
Catatan :
• Seringkali peneliti menggunakan formula Shannon-
Wiener menggunakan Lon atau Log2, atau Log 10.
• Perbedaannya adalah
– jika log2, maka H’ dinyatakan dalam bits/ind ;
– jika log e/ln, maka H’ dalam nits/ind dan
– jika digunakan log 10, maka H’ dinyatakan dalam decits/ind).

• Kisaran nilai hasil perhitungan indeks keragam (H)


menunjukkan bahwa jika:
H>3 : Keragaman spesies tinggi
1<H<3 : Keragaman spesies sedang
H<1 : Keragaman spesies rendah
• Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) disamping
dapat menggambarkan keanekaragaman species, juga
dapat menggambarkan produktivitas ekosistem, tekanan
pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem.

• Semakin tinggi nilai indeks H’ maka semakin tinggi pula


keanekaragaman species, produktivitas ekosistem,
tekanan pada ekosistem, dan kestabilan ekosistem
Nilai tolok ukur indeks keanekaragaman H’:

• H’ < 1,0 :
• Keanekaragaman rendah,
• Miskin (produktivitas sangat rendah) sebagai indikasi
adanya tekanan ekologis yang berat ,dan
• ekosistem tidak stabil
• 1,0 < H’ < 3,322 :
• Keanekaragaman sedang,
• produktivitas cukup,
• kondisi ekosistem cukup seimbang,
• tekanan ekologis sedang.
• H’ > 3,322 :
• Keanekaragaman tinggi,
• stabilitas ekosistem mantap,
• produktivitas tinggi,
4. Indeks Brillouin
Dibandingkan dengan indeks Shannon-Wiener, indeks ini relative lebih
sederhana. Variabel yang diukur di lapangan hanya banyaknya individu
dari setiap jenis yang dijumpai pada unit contoh. Formula yang digunakan
untuk menghitung indeks Brillouin adalah:

1  N! 
H = log  
N  n1!n2 ! n3!... 
dimana :
N = jumlah total individu dalam unit contoh
n1 = jumlah individu untuk jenis ke-1
n2 = jumlah individu untuk jenis ke-2
C. INDEKS KESERAGAMAN / KEMERATAAN
(Index of Evenness)

• Konsep ini menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan


individu antara setiap spesies.
• Ukuran kemerataan yang pertama kali dikemukakan oleh Lioyd
dan Gheraldi (1964) ini juga dapat digunakan sebagai indicator
adanya gejala dominasi diantara setiap jenis dalam suatu
komunitas.
• Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka
komunitas tersebut mempunyai nilai “EVENNESS” maksimum.
• Sebaliknya, bila nilai kemerataan ini kecil, maka dalam
komunitas tersebut terdapat jenis dominant, sub-dominan
dan jenis yang terdominasi, maka komunitas tsb memiliki
“EVENNES” minimum
Kelimpahan relatif

Komunitas A

•Eveness B > A
JENIS
• Kelimpahan
individu setiap
jenis di B relatif
homogen

Komunitas B

JENIS
Ada dua rumus yang relative lebih banyak digunakan untuk
menghitung nilai “evenness”, yakni (dicetuskan oleh Hurlbert,
1971) :

D
Evenness =
Dmax

D - Dmin
Evenness =
Dmax - Dmin

dimana :
Evenness= nilai kemerataan (antara 0 – 1)
D = nilai indeks diversity hasil pengamatan
D max = nilai maksimum indeks diversitas
D min = nilai minimum indeks diversitas
Apabila digunakan rumus dari Shannon-Wiener, nilai indeks
diversitas maksimum dan minimum dapat diperoleh melalui
rumus :

 1 1
H ' max = - S  log 2 
S S 

= log 2 S
 N - S  1
H ' min = LogN  log ( N - S  1)
 N 

dimana :
H’max = maksimum nilai kemungkinan dari fungsi Shannon
H’min = nilai kemungkinan terendah fungsi Shannon
N = Jumlah total individu dalam unit pengamatan
S = Jumlah jenis dalam unit pengamatan
Selanjutnya, nilai evenness lebih sering dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :

H'
J '=
Dmax
dimana :
J’ = nilai evenness (antara 0 – 1)
H’ = indeks diversitas Shannon-Wiener
Dmax = nilai maksimum indeks diversitas
Cara perhitungan lain yang bisa digunakan untuk menghitung nilai
kemerataan/keseragaman Evenness adalah rumus yang diusulkan oleh
Buzas & Gibson (1969) dengan formula sebagai berikut :

Ni
Evenness =
S
dimana :
Ni = eH’ (jumlah jenis dengan kelimpahan sama)
S = jumlah individu dalam unit contoh
Pertemuan I.
OVERWIEW EKOLOGI TUMBUHAN,

1. Pengertian Ekologi Tumbuhan


2. Sejarah Ekologi Tumbuhan
3. Perspektif Ekologi Tumbuhan
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN EKOLOGI TUMBUHAN:

EKOLOGI TUMBUHAN IALAH HUBUNGAN TIMBAL


BALIK ANTARA MASYARAKAT TUMBUHAN DENGAN
LINGKUNGANNYA.
 DIAWALI DARI PROSES PEMBENTUKAN KOMUNITAS
TUMBUHAN ====== SUKSESI
SUKSESI IALAH PERUBAHAN PERLAHAN-LAHAN DARI
KOMUNITAS TUMBUHAN DALAM SUATU DAERAH
TERTENTU DIMANA TERJADI PENGALIHAN SATU JENIS
TUMBUHAN OLEH JENIS TUMBUHAN YANG LAIN PADA
TINGKAT POPULASI (TANSLEY, 1920)

 DALAM PROSES SUKSESI TIDAK LEPAS DARI PERANAN


ORGANISME LAIN: HEWAN, JAMUR, BAKTERI (BIOTIK)
IKLIM, TANAH (ABIOTIK), ADAT ISTIADAT/KEBIASAAN
(CULTURAL).
2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN EKOLOGI

YG DIANGGAP PEMULA DALAM BIDANG EKOLOGI :


 A.V. HUMBOLDT
 A. de CANDOLLE
 ENGLER
 GRAY
 KERNER
NAMUN YG DIANGGAP PALING BERJASA ADALAH :
 ERNEST HAECKEL (1869)
Menyusun Definisi Ekologi:
KAJIAN MENGENAI HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA
MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA (ABIOTIK,
BIOTIK, CULTURAL).
 THEOPHRATUS
Menulis artikel tentang :
HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA TUMBUHAN
DENGAN LINGKUNGANNYA.
 KERNER :
 DISTRIBUSI TUMBUHAN ==== PANGKAL KAJIAN
TETANG KOMINITAS TUMBUHAN ==== MUNCUL
EKOLOGI KOMUNITAS
 EKOLOGI KOMUNITAS BERKEMBANG DALAM 2
KUTUB :
1. EROPA,
PELOPOR : BRAUN BLANQUET TH.1932
AHLI-AHLI LAIN : MEMPELAJARI STRUKTUR,
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI KOMUNITAS.
2. AMERIKA,
PELOPOR: COWLES (1899); CLEMENT (1916),
GLEASON (1926) : PERKMBANGAN DAN DINAMIKA
KOMUNITAS TUMBUHAN SAMPAI SUKSESI
 LEIBIG (1840):
 MERUPAKAN PENEMU AWAL DARI PENGARUH
LINGKUNGAN ABIOTIK ===== BERKEMBANG MENJADI
EKOLOGI FISIOLOGI/EKOFISIOLOGI.
PERKEMBANGAN EKOLOGI TUMBUHAN

 EKOLOGI BERKEMBANG MELALUI 2 JALUR :


1. EKOLOGI HEWAN
2. EKOLOGI TUMBUHAN
SEBENARNYA BUKAN HAL BARU KARENA:
 TH.1305: PETRUS de CRESCENTIUS, MENULIS
ADANYA PERSAINGAN HIDUP DALAM
TUMBUHAN
 TH.1685 : KING, ORANG PERTAMA YANG
MENGURAIKAN PROSES SUKSESI
PADA KOMUNITAS TUMBUHAN.
 TH 1891 : WARNING, MENGURAIKAN PROSES
SUKSESI TUMBUHAN DI BUKIT PASIR
PANTAI DENMARK. SAAT TSB.EK TUM
TELAH DIAKUI SEBAGAI DISIPLIN ILMU
BARU.
AHLI-AHLI EKOLOGI YANG MEMPELAJARI EKOLOGI
TUMBUHAN:

1. CLEMENTS (1905)
MENULIS BUKU TEKS EKOLOGI TENTANG : METODE
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN KUADRAT DALAM KAJIAN
DI LAPANG,SAMPAI SKR DIHARGAI SBG KARYA ILMIAH
KLASIK DAN SBG DASAR DALAM PERKEMBANGAN BARU
ILMUWAN-ILMUWAN LAIN.

SETIAP TUMBUHAN ADALAH ALAT PENGUKUR BAGI


KEADAAN LINGKUNGAN HIDUP (IKLIM, TANAH/EDAPHIK),
TEMPAT DIA TUMBUH ==== TUMBUHAN SEBAGAI INDIKATOR
ALAM.

2. COWLES (1899)
MENULIS BUKU TENTANG KAJIAN SUKSESI TUMBUHAN DI
BUKIT PESISIR DANAU MICHIGAN, JUGA PERANAN IKLIM ,
BIOTA LAIN DALAM SUKSESI TSB.
3. PERSPEKTIF DAN PENDEKATAN DALAM EKOLOGI
TUMBUHAN
KAJIAN EKTUM BERKAITAN DENGAN (ODUM, 1995: 263-290) :
 MAKANAN
 PENYERBUKAN
 PENYEBARAN/DISTRIBUSI
 TEMPAT BERLINDUNG
 TEMPAT BERPASANGAN
 PROSES PENGURAIAN DLL.

TINGKAT INTEGRASI DALAM EKTUM


 BERUSAHA UNTUK MENERANGKAN RAHASIA KEHIDUPAN PADA
TINGKATAN ORGANISASI MAHLUK HIDUP.
TINGKATAN ORGANISASI MAHLUK HIDUP TERDIRI ATAS:
1. ORGANISME/INDIVIDU,
2. POPULASI DAN
3. EKOSISTEM
 KE 3 TINGKATAN ORGANISASI MAHLUK HIDUP TERSEBUT
MERUPAKAN SISTEM YANG DIKAJI DALAM EKOLOGI TUMBUHAN,
KARENA:
 BERSIFAT NYATA,
 TIDAK HIPOTETIK,
 DAPAT DIUKUR DAN DIOBSERVASI STRUKTUR DAN
OPERASIONALNYA.
PENDEKATAN DALAM KAJIAN EKTUM:

1. SIN EKOLOGI /EKOLOGI KOMUNITAS


Contoh: Bila kita memelajari struktur tumbuhan di hutan
Nusakambangan..... Maka kita sedang mempelajari sinekologi
2. OUT EKOLOGI / EKOLOGI INDIVIDU
Contoh: Apabila kita mempelajari Simpanse di Hutan Hujan Tropis
Kalimantan, misalnya tentang reproduksinya, cara kawin, tempat
istirahatnya, pola makannya... Maka kita sedang mempelajari out
ekologi
Out ekologi dapat disebut pula dengan FENOLOGI / LIFE CYCLE

PERBEDAAN PRINSIP:
SINEKOLOGI OUTEKOLOGI
1. EKO. KOMUNITAS - EKO INDIVIDU
2. FILOSOFIS - EKSPERIMEN
3. PENDEKATAN DEDUKTIF - INDUKTIF
4. SULIT DENGAN RANCOB. - DENGAN RANCOB.
Contoh Aspek Penelitian Ektum
 Intikajian ekologi tumbuhan adalah
struktur dan fungsi yang dilakukan oleh
tumbuhan pada lingkungannya.
 Penelitian ekologi tumbuhan dapat berada
pada tingkat organisme (individu),
populasi, komunitas, ekosistem maupun
lanscap.
 Contoh penelitian pada tigkat organisme
(individu)
 Ekologi organisme ialah kajian mengenai
empelajari bagaimana struktur dan fungsi
organisme dalam merespon keadaan
lingkungannya.
 Contoh kajian:
• Kemampuan adaptasi, reproduksi dan penyebaran
jenis tumbuhan tertentu
• Endemisme suatu jenis tumbuhan tertentu seperti
Plahlar dan Raflesia patma di Nusakambangan
• Pengujian dormansi biji pohon endemik dalam
upaya mempercepat pengadaan pembibitan
 Contoh penelitian dalam tigkat populasi
 Ekologi populasi mengevaluasi faktor faktor
lingkungan yang mempengaruhi sistem
regulasi (pengaturan) ukuran (size) dan
komposisi populasi
 Contoh kajian:
• Pengujian biomassa dan produktivitas tumbuhan
tertentu di bawah tegakan pepohonan dalam
upaya pemanfaatan lahan kosong di bawah
tegakan.
 Dapat pula dilakukan pengujian daya menahan erosi
dan limpasan permukaannya
 Daya adaptasinya terhadap naungan tegakan
 Daya adaptasinya terhadap zat alelopathy tumbuhan
pepohonannya (acasia, karet, mahoni , suren dll)
 Contoh penelitian dalam tigkat komunitas
 Ekologi komunitas mengevaluasi interaksi antara

spesies, bagaimana interaksi seperti predasi, kompetisi,


penyakit, gangguan alam mempengaruhi struktur,
organisasi suatu komunitas..
 Contoh kajian:

• Pengaruh mamaliochory terhadap dispersal bunga


Raffles dalam upaya menentukan model
konservasinya
• Struktur tumbuhan bawah sebagai penyedia pakan
polinator
• Spesifisitas dan karakteristik tumbuhan pakan
polinator
• Pengaruh fragmentasi ekosistem terhadap struktur
dan diversitas tumbuhan penyusunnya.
• Pengaruh fragmentasi ekosistem terhadap diversitas
serangga polinatornya.
 Contoh penelitian dalam tigkat ekosistem
 Ekologi Ekosistem mengevaluasi aliran energi dan

sirkulasi materi kimiawi di antara komponen abiotik


dan biotik.
 Contoh kajian:

• Produksi dekomposisi serasah hutan pinus dalam


upaya menentukan neraca haranya.
• Keragaman pepohonan sebagai sumber pakan
monyet ekor panjang di Hutan Wisata
pangandaran
EKOSISTEM

Ekosistem adalah Hubungan timbal balik


antara makhluk hidup dengan
lingkungannya serta hubungan antar
makhluk hidup.
Ekosistem adalah Satu sistem terdiri dari
beberapa komponen yang saling
berhubungan satu dengan lainnya.
Cabang biologi yang mempelajari ekosistem ialah
ekologi.kata ekologi berasal dari bahasa yunani,
yaitu oikos yang berarti rumah atau tempat untuk
hidup dan logos berarti studi atau ilmu. Definisi
ekologi adalah ilmu tentang interaksi atau
hubungan timbal balik antara organisme dan
lingkungan fisik (Abiotik) dan antarorganisme
(biotik).
A.Komponen Penyusun Ekosistem

Komponen penyusun ekosistem terdiri atas komponen


biotik dan komponen abiotik.
Komponen biotik adalah komponen yang terdiri
atas semua makhluk hidup seperti manusia, hewan,
tumbuhan,jamur dan mikroorganisme.Diantara anggota
komponen biotik tersebut, terjadi saling interaksi dan
akan berpengaruh terhadap penyebaran dan kepadatan
jenis suatu makhluk hidup diantaranya akan
menciptakan tingkat2 organisasi kehidupan.
Tingkatan organisasi kehidupan mulai dari yang
terendah hingga tertinggi yaitu individu, populasi,
komunitas, ekosistem.
Komponen yang melibatkan komponen biotik dan
komponen abiotik adalah sbb :

a. Individu dapat diartikan sebagai satuan makhluk hidup


tunggal.
Individu terdiri atas satu organisme baik uniseluler maupun
multiseluler.
* Uniseluler adalah terdapat beberapa bentuk kehidupan
yang berwujud sebagai organisme bersel tunggal.
* Multiseluler adalah organisme yang lebih kompleks,
termasuk tumbuhan dan hewan.
Setiap organisme tersusun oleh salah satu dari dua jenis sel
yang secara struktural berbeda yaitu sel prokariotik dan sel
eukariotik.
@ sel prokariotik tidak memiliki nukleus.materi
genetiknya terkonsentrasi pada daerah yang disebut
nukleoid, tetapi tidak ada membran yang
memisahkan daerah nukleoid dengan bagian sel
lainnya.
@ sel eukariotik, terdapat nukleus yang dibungkus oleh
membran nukleus.
Sel mempunyai tiga komponen, yaitu :
1. Membran palsma; sebagai pelindung dan bersifat
permeabel selektif. Dapat melakukan zat dari dan
keluar sel.
2. sitoplasma; terdiri medium semi cair yg disebut sitosol, mengandung
nutrien, enzim, ion, bermacam-macam garam, beberapa nukleus
organik, dan air.
3. nukleus; mengandung materi genetik berupa DNA. Bagian ini
mengatur pertumbuhan dan reproduksi sel.
b. Populasi adalah Kelompok individu sejenis yang
dapat bereproduksi dan menempati suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu.
C. Komunitas adalah suatu kesatuan yang tersusun
atas sejumlah populasi yang menempati areal
tertentu
d. Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan timbal
balik atau interaksi antara organisme dengan
lingkungan abiotiknya.
2. KOMPONEN ABIOTIK

Komponen abiotik meliputi segala


sesuatu diluar makhluk hidup,
seperti suhu,air, tanah dan cahaya.
a.Suhu adalah merupakan syarat
yang diperlukan organisme untuk
hidup.
b. Air

Air merupakan komponen abiotik


yang sangat penting bagi organisme.
Organisme air tersebut ada yang
hidup di dalam air bersifat asam,
netral, dan ada yang hidup dalam air
bersifat basa.
c. Tanah

Tanah merupakan media pertumbuhan dan


tempat hidup bagi makhluk hidup.
Sifat yang ada pd tanah, seperti keasaman,
terkstur, dan kandungan unsur hara sangat
mempengaruhi jenis makhluk hidup yang hidup
di atas tanah atau di dalamnya.
d. cahaya

Cahaya merupakan komponen


abiotik yang berperan penting bg
organisme, terutama organisme
berklorofil.
e.udara

Udara mengandung berbagai macam


gas, di antaranya nitrogen (78,17 %),
oksigen (20,97%) dan gas (0,9 %).
f.Kadar garam (salinitas)
Kadar garam atau salinitas sangat vital bagi
organisme air.
Ikan salmon merupakan ikan yang mampu hidup
Pada perairan dengan kadar garam yang berbeda
dalam siklus hidupnya.
Ekosistem merupakan satu kesatuan lingkungan yang melibatkan
makhluk hidup dan lingkungan fisik.
Mis.tanah,air, udara)yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

Dalam ekosistem terdapat hubungan timbal-balik


antara beberapa makhluk hidup (Komponen Biotik)
yaitu hubungan antara produsen dan konsumen.
Produsen adalah tanaman-tanaman yang
memproduksi zat-zat organik dengan bantuan sinar
matahari.
Konsumen adalah mahluk hidup lain yang
mengkonsumsi (memakan) zat organik yang dihasilkan
.Proses yang terjadi antara produsen dan konsumen
disebut rantai makanan.Contoh:Plankton
(Mickroorganisme di laut)=ikan kecil- ikan besar -
manusia
Produsen adalah makhluk hidup yang dapat membuat sendiri makanannya.
Anggotanya adalah :
Padi
Jagung
Rumput
Pohon-pohon
Konsumen adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat sendiri
makanannya sehingga bergantung pada produsen. Sekarang kita tahu
mengapa konsumen tidak dapat hidup tanpa produsen.
Konsumen terbagi menjadi beberapa tingkatan yaitu konsumen tingkat 1,
konsumen tingkat 2, dan konsumen tingkat 3.
Konsumen tingkat 1 adalah hewan yang memakan produsen atau tumbuhan.
Anggotanya :
Tikus
Ulat daun
Kelinci
Jangkrik
Burung pipit
Konsumen tingkat 2 adalah hewan yang memakan konsumen tingkat 1.
Anggotanya :
Ular
Katak
Burung
Konsumen tingkat 3 adalah hewan yang memakan konsumen tingkat 2
Anggotanya :
Ikan besar
Kucing
Srigala
Macan
Elang

Masing-masing konsumen saling mempengaruhi, jika populasi ular pada suatu


tempat sedikit maka tikus akan berkembang sangat cepat dan sebaliknya juga.
Lalu jika telah mati akan diuraikan oleh pengurai sehingga akan menyuburkan
tanah.
B.RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING MAKANAN
Rantai makanan adalah : Energi dipindahkan melalui rentetan organisme
yang makan hewan sebelumnya dan dimakan hewan berikutnya sebagai
penyedia energi dan zat hara.
Rantai makanan adalah perjalanan makan-memakan antar makhluk
hidup.
Semua organisme dalam ekosistem diikat oleh hubungan energi dn zat
hara (makanan).
Perbedaan antara energi dan zat hara adalah sbb:
. Energi merupakan kapasitas atau kemampuan melakukan kerja, seperti
halnya mesin, untuk dapat bekerja (hidup) memerlukan energi atau
tenaga.
. Unsur hara asal – usulnya diambil dari komponen abiotik, yang kembali
kedalam ekosistem baik sebagai bahan buangan maupun bangkai
organisme.
1. Rantai makanan dan taraf tropi
Didalam suatu ekosistem, molekul-molekul organik
yang mengandung energi yang dihasilkan oleh orga-
nisme autotrofik, merupakan sumber makanan (zat
hara dan energi) bagi organisme heterotrofik.
Contoh : tumbuhan yg dimakan oleh hewan.
Urutan Rantai Makanan adalah sbb:
1. taraf tropi pertama diduduki oleh produsen
2. taraf tropi kedua disebut konsumen primer
3. taraf tropi ketiga disebut konsumen sekunder
Taraf tropi adalah tingkatan tiap tingkat dari rantai
makanan.
A. Produsen primer
produsen primer merupakan organisme autotrofik,
dan sebagian besar merupakan tumbuhan hijau.
B. Konsumen
a. konsumen tingkat pertama (primer) memakan
produsen dan disebut herbivor.
Herbivor didarat meliputi insekta, reptil, burung
dan mamalia. Dua mamalia herbivor adalah
rodentia (hewan pengerat) dan ungulata (sapi dan
kuda).
Herbivor diperairan adalah yang terdiri dari udang
udang kecil dan molusca.
b. Konsumen tingkat kedua
merupakan pemakan hebivor
dan disebut karnivor.
C. konsumen tingkat tiga memakan
karnivor dan merupakan
karnivor.konsumen tingkat dua dan tiga
dapat merupakan predator dalam arti
membunuh, menangkap dan memakan
mangsanya.
C. Detritivor adalah hewan pemakan bangkai (pemakan detritus).
Detritus adalah fragmen ( hancuran, remukan, bagian –
bagian lembut) dari bahan-bahan yang sudah terurai.
Detritivor darat yang khas cacing tanah, kutu kayu, luwing,
dan rayap.detritivor pantai yaitu cacing palolo, siput pantai
dan teripang.
Elang Konsumen tingkat 3
Ular Konsumen tingkat 2
Kelinci Konsumen tingkat 1
Rumput Produsen

2. Jaring-jaring makanan
seperti gambar rantai makanan diatas, dilukiskan setiap organisme seakan-akan
hanya memakan atau dimakan oleh satu jenis organisme saja.hal yang terjadi
sebenarnya adalah lebih kompleks, karena tiap organisme mungkin saja memakan
atau dimakan oleh satu macam organisme dalam satu rantai makanan yang sama atau
makan dari rantai makanan yang lain. Ini terjadi pada karnivor taraf tinggi. Organisme
pemakan tumbuhan dan hewan adalah omnivor. Manusia termasuk omnivor.
3. Piramida ekologi adalah hubungan antarorganisme
dalam ekosistem secara kuantitatif dapat dinyatakan
dalam bentuk diagram piramida ekologi.
Ada tiga macam piramida ekologi :
a. Piramida jumlah
b. Piramida biomassa
c. Piramida energi
4. Daur biogeokimia
merupakan daur yang melibatkan unsur senyawa kimia.
Tiga jenis contoh daur biogeokimia, yaitu:
1. daur nitrogen
2. daur air
3. daur karbon

C. INTERAKSI ANTAR KOMPONEN BIOTIK


Dalam dunia hewan dan tumbuhan, kita dapat menemukan interaksi
antarorganisme yang bersifat khas. Interaksi yang khas itu disebut dengan
istilah pola interaksi, diantaranya kompetetisi, predasi dan simbiosis.
1. Predasi
sebagian besar spesies heterotrof ( makhluk hidup yang tidak dapat
membentuk makanan sendiri) mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain.
Salah sifat dasar makhluk hidup ialah mempertahankan diri. Di alam kita
menemukan banyak strategi yang dilakukan organisme agar dapat
meningkatkan keefektifan menjadi pemangsa dan memperkecil kemungkinan
menjadi mangsa. Beberapa strategi tersebut, diantaranya adalah
penyamaran, pertahanan, dan mimikri.

A. Penyamaran (warna sembunyi)


penyamaran dengan cara mengelabui pemangsa karena hewan mangsa
tidak terlihat mencolok di dalam lingkungannya.
Contoh penyamaran warna antara lain sbb:
1. kupu-kupu daun mati (kallima) dari Amerika Selatan yang memiliki sayap
mirip daun tumbuhan
2. ulat ranting yang menyerupai ranting lengkap dengan kuncup.penyamaran
ulat ranting untuk menghindari burung pemangsa.
1. Kupu-kupu daun mati 2.Ulat Ranting
b. Pertahanan
banyak hewan dan tumbuhan yang melakukan adaptasi agar
terhindar dari hewan pemangsa.
Contoh: Landak dll.

c. Mimikri
Hewan tidak dilengkapi alat pertahanan diri seperti senjata
beracun atau warna yang menyerupai lingkungan.
Contoh:
1. Kupu-kupu pangeran menyerupai kupu-kupu raja yang
beracun
2. Lalat penyamun bermimikri seperti tawon besar yang
bersenjata
2. Simbiosis disebut dua spesies yang hidup bersama dalam hubungan yang
dekat dan langsung dalam jangka waktu lama.
Anggota simbiosis antara lain:
a. parasitisme adalah hubungan timbal balik antara dua organisme dengan
salah satu pihak dirugikan.
b. komensalisme adalah simbiosis dengan salah satu pihak mendapatkan
keuntungan, sedangkan pihak lainnya tidak mendapat keuntungan dan
tidak dirugikan. Contohnya hubungan antara ikan remora dengan ikan
hiu.
c. Mutualisme adalah hubungan simbiosis yang saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak. Contohnya, badak dengan burung jalak.
D. MASALAH LINGKUNGAN DAN KONSEP RANTAI MAKANAN

1. Mengatasi masalah kerusakan lingkungan


pengetahuan tentang rantai makanan dan hubungan
simbiosis, dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah
kerusakan lingkungan. Detritivor, sebagai organisme paling akhir
dalam rantai makanan, ialah hewan pemakan bangkai.
Peranan detrivor sebagai pengurai digunakan untuk
mengatasi masalah menumpuknya sampah organik. Bagian
tumbuhan atau hewan dari sampah organik dirombak oleh jasad
renik (mikroorganisme), yaitu fungi dan bakteri yang hidup
terhadap sisa-sisa makanan. Mereka disebut perombak dan
mengeluarkan enzim pencernaan pada bangkai atau bahan
buangan.
Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan limbah cair yaitu sebagai
berikut:
1. Bakteri : bakteri batang gram-negatif aerobik seperti zooglea, psudomonas
dll.
2. Fungi juga berperan dalam pengolahan limbah.
3. Protozoa juga berperan dalam pengolahan limbah. Peran utama protozoa
adalah untuk membuang bakteri.

2. Pengendalian hama secara biologis


Beberapa contoh pengendalian hama menggunakan organisme parasit yaitu sbb:
a. Parasit spesies kumbang kecil lady beetle dapat mengusir serangga hama pada
tanaman jeruk
b. Ngengat pamakan kaktus berhasil mengendalikan populasi kaktus berduri yang
merusak jutaan hektar padang rumput.
c. Bakteri bacillus populliae dikembangkan untuk mengatasi kumbang Jepang
d. Bacillus thuringiensis dikembangkan untuk mengatasi larva ngengat dan kupu-
kupu perusak.
e. Virus digunakan untuk mengatasi ulat kapas, ulat kuncup tembakau dan lalat
pinus eropa
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
(Mata Pelajaran IPA)

Antara manusia dengan lingkungan terjadi hubungan timbal balik dan


membentuk suatu sistem yang disebut ekosistem.
Dalam hubungan ini diperlukan adanya keselarasan ekologi yaitu suatu
keadaan ketika makhluk hidup ada dalam hubungan yang harmonis dengan
lingkungannya.
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai komponen
Yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah
seluruh makhluk hidup pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan.
Komponen abiotik adalah segala kondisi yang terdapat di sekitar makhluk
hidup yang bukan organisme, seperti batu, tanah, air,cahaya matahari,
kadar garam.
ISU LINGKUNGAN PADA BERBAGAI
SEKTOR
Lingkungan dapat dipandang dalam skala yang sempit atau luas.
Halaman sekolah
Dapat disebut lingkungan dalam arti sempit.tetapi kota bandung, jawa
barat dan
Pulau kalimantan merupakan lingkungan dalam skala yang lebih luas.
Adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya, dapat
mengakibatkan adanya ketidakseimbangan ekologi.
Gangguan sekecil apapun terhadap keseimbangan akan menyebabkan
perubahan besar lingkungan fisik.misalnya perubahan lingkungan
hutan menjadi perumahan, menimbulkan dampak yang kompleks, tidak
saja berupa perubahan habitat, tetapi melibatkan daur biokimia yang
berlangsung didalamnya. Berkurangnya hutan, menyebabkan tumbuhan
yang terlibat dalam mengubah karbondioksida menjadi berkurang,
menyebabkan bertambahnya polusi udara dan meningkatnya jumlah
limbah akibat aktivitas manusia.
BAHAYA OVER EKSPLOITASI EKOSISTEM
1. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan
lingkungan untuk mendukung perikehidupan
semua mahkluk hidup dimuka bumi.
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
hidup harus dilakukan dengan cara yang
rasional antara lain :
• Memanfaatkan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dengan hati2 dan efisien.
mis. Air, tanah, dan udara
Menggunakan bahan pengganti
. Mengembangkan metode
menambang dan memproses yang
efisien,serta pendaurulangan.
. Melaksanakan etika lingkungan
berdasarkan falsafah hidup secara
damai dengan alam.
a. Sumber daya alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi,


baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dan kesejahteraan manusia. Mis.
Tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan
tambang, angin, cahaya matahari.
b. Macam-macam sumber daya alam
Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan siafat,
potensi, dan jenisnya.
1. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi tiga
yaitu
a. Sumber daya alam yang terbarukan (renewable) disebut
terbarukan karena sumber daya alam jenis ini dapat
melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi
(pulih kembali). Mis. Hewan, tumbuhan, air dan tanah.
b. Sumber daya alam yang tidak terbarukan
(nonrenewable) mis. Minyak bumi, batu tiara.
c. Sumber daya alam yg tidak habis, mis. Udara, matahari.
2.Berdasarkan Potensi
Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi
beberapa macam, antara lain sbb:
a. Sumber daya alam materi : merupakan sumber daya alam
yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Mis batu, kayu,
besi, emas.
b. Sumber daya alam energi : merupakan sumber daya alam
yg dimanfaatkan energinya. Mis. Minyak bumi, batu bara,
gas bumi, air terjun dll.
c. Sumber daya alam ruang : merupakan sumber daya alam
yang berupa ruang atau tempat hidup.mis.area tanah
(daratan) dan angkasa.
3. Berdasarkan jenis
Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sbb:
a. Sumber daya alam nonhayati (abiotik), disebut juga
sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam
yang berupa benda-benda mati. Mis.bahan
tambang, tanah,air dan kincir angin.
b. Sumber daya alam hayati (biotik) yaitu sumber
daya alam yang berupa mahkluk hidup.
mis. Hewan, tumbuhan dan manusia.
Penggunaan sumber daya alam dihampir semua negara
cenderung naik. Terdapat dua faktor yang mempenga-
ruhinya, yaitu
1. Pertambahan penduduk yang cepat
2. Perkembangan peradapan manusia yang didukung oleh
kemajuan sains dan tehnologi.
2. Akibat Over Eksploitasi
Kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
mahkluk hidup yang hidup didalamnya, termasuk manusia
dinamakan daya dukung lingkungan.
Jumlah manusia yg ada di bumi semakin hari semakin
bertambah, sehingga pemenuhan kebutuhan semakin
bertambah.untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia
memanfaatkan mengeksploitasi sumber daya alam
dengan cara membuka hutan untuk perumahan, melakukan
penambangan, membuat jalan, dan menangkap ikan utk
memenuhi kebutuhan hidup.
Berikut ini beberapa contoh nyata kegiatan manusia Indonesia
Yang membahayakan dan merusak lingkungan :
a. Pembangunan perumahan yang tidak terencana
b. Penebangan pohon dan pembakaran hutan
c. Penambangan pasir
d. Polusi
SALING KETERGANTUNGAN

Seluruh sistem kehidupan dialam ini bersatu


dalam sistem besar yang dinamakan biosfer. Di
antara komponen penyusun biosfer tersebut ,
terjadi interaksi yang kuat dan saling
mempengaruhi lingkungan hidup baik faktor
biotik maupun abiotik, yang berpengaruh pada
dan dipengaruhi oleh manusia.
Daya dukung lingkungan hidup adalah
kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energi dan/ atau komponen lain yang masuk
atau dimasukkan kedalamnya.
Daya dukung lingkungan adalah kemampuan
lingkungan untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya.
2.Sebutkan
dan Jelaskan macam-
macam bentuk energi ?
Pencemaran manusia beradaptasi

bahan pencemar pengembangan


teknologi
Keterangan : siklus hubungan aktivitas manusia thdp lingkungan.

Pada hakikatnya, antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat


hubungan melingkar berbentuk siklus sebagai berikut:

Stimulasi dari lingkungan


sekitarnya
5.Apa yang dimaksud dengan panas
bumi ?
3. Jelaskan kebutuhan energi bagi manusia ?
4. Sebutkan Perbedaan energi
dan Zat Hara ?
ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN (AMDAL)
Antara manusia dengan lingkungan terjadi
hubungan timbal balik dan membentuk suatu
sistem yang disebut ekosistem. Dalam
hubungan ini, diperlukan adanya keselarasan
ekologi yaitu suatu keadaan ketika makhluk
hidup ada dalam hubungan yang harmonis
dengan lingkungannya, sehingga terjadi
keseimbangan interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
A. DAMPAK KEGIATAN PEMBANGUNAN
DAN PENGELOLAANNYA
Pembangunan artinya suatu upaya manusia untuk mengubah keadaan
dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Berbagai dampak positif dan negatif suatu kegiatan pembangunan sbb :
1.Dampak positif pembangunan
Berbagai kemudahan, kesenangan, dan kepuasan hidup dalam
melakukan aktivitas merupakan dampak positif dari suatu kegiatan
pembangunan.mis : bermunculnya gedung-gedung pusat perbelanjaan
mempermudah penduduk untuk melakukan aktivitas jual beli dalam
satu tempat, waktu dll.
2.Dampak negatif pembangunan
Kebutuhan dasar manusia yang harus segera terpenuhi terkadang
memaksa sebagian masyarakat untuk memanfaatkan lingkungan.
mis : pembangunan yang seringkali menggerus dan mengubah fungsi
lahan dan hutan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
B. KEBIJAKSANAAN LINGKUNGAN DI
INDONESIA
Kegiatan pembangunan yang membawa dampak negatif
terhadap lingkungan perlu segera disikapi dan diatasi.
Pembangunan berkelanjutan dan pembangunan berwawasan
lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
kesejahteraan manusia tanpa mengesampingkan kualitas
lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
ialah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan
hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan
untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
Pelaksanaan konsep pembangunan berkelanjutan
ini diperkuat secara internasional melalui
kesepakatan para pemimpin bangsa yang
dinyatakan dalam hasil-hasil negosiasi
internasional, antara lain deklarasi Rio pada KTT
bumi tahun 1992, deklarasi Milenium PBB tahun
2000, dan deklarasi Johannesburg pada KTT
bumi tahun 2002
1. Undang-undang lingkungan hidup
Undang-undang tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan
hidup yang disahkan oleh Presiden RI pada tanggal 19 September 1997
ialah undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
Hidup.
Sasaran pengelolaan lingkungan hidup yaitu :
a. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup.
b. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup
c. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan
d. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup
e. Terkendalinya pemenfaatan sumber daya secara bijaksana.
f. Terlindunginya NKRI terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar
wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan /atau perusakan
lingkungan hidup.
2. Membuat kawasan konservasi
Kawasan konservasi seperti taman nasional,
hutan lindung, dan cagar alam, sangat
bermanfaat untuk mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan. Kawasan seperti ini dapat
berfungsi sebagai kawasan hidrologis terhadap
kawasan di bawahnya.wilayah ini menyerap air
agar tidak terjadi longsor dan banjir saat musim
hujan dan menjaga ketersediaan air pada musim
kemarau.
3. Program langit biru
Program langit biru adalah suatu program pengendalian
pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan tidak
bergerak.
Kebijakan program langit biru antara lain berupa pengukuran
kualitas udara ambient, pengukuran uji emisi gas buang
kendaraan bermotor dan mobil, pengukuran kualitas udara di
daerah industri dsb.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka BAPEDAL (Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan) memperkenalkan upaya
pengendalian pencemaran udara dengan nama program langit
biru sejak tahun 1992.program ini dicanangkan oleh Menteri
Lingkungan Hidup.
4. Program produksi bersih
Program produksi bersih adalah suatu program pencegahan
untuk melindungi lingkungan yang meliputi proses produksi,
daur produksi, dan pola konsumsi yang memungkinkan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia tanpa perlu
mengganggu dan merusak lingkungan.
Program ini meliputi upaya peningkatan efisiensi penggunaan
bahan dan energi yang dapat mengurangi dampak terhadap
lingkungan dan upaya pencegahan kerusakan lingkungan melalui
substitusi (penggantian) bahan atau produk yang berbahaya dan
beracun dengan bahan lain yang aman dan ramah lingkungan.
C.PENGERTIAN AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) menurut undang-
undang RI Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan suatu usaha dan/atau kegiatan.
Tujuan AMDAL secara umum yaitu menjaga dan meningkatkan
kualitas lingkungan serta menekan timbulnya pencemaran serendah
mungkin.
Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) menurut undang-
undang RI Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup.
D.METODE IDENTIFIKASI PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK
Beberapa metode digunakan untuk mengindentifikasi prakiraan dan evaluasi
dampak besar dan penting adalah sbb:
1.Metode prakiraan dampak besar dan penting
Metode yang digunakan dalam memprakirakan besaran dampak ialah
metode formal dan non formal.
2.Metode evaluasi dampak besar dan penting
metode ini merupakan metode yang lazim digunakan dalam studi AMDAL
untuk mengevaluasi dampak besar dan penting yang ditimbulkan oleh usaha
dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup secara holistik (seperti antara
lain matrik, bagan alir, dan overlay).
Metode ini dapak digunakan sebagai :
a.dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan hidup dari berbagai
alternatif usaha dan/atau kegiatan.
b.identifikasi dan perumusan arah pengelolaan dampak besar dan penting
lingkungan hidup yang ditimbulkan.
Evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan secara totalitas
terhadap beragam dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
dengan sumber usaha dan/atau kegiatan penyebab dampak.
Dalam menelaah dampak besar dan penting, harus mengacu pada hal-hal
yang tertuang dalam dokumen kerangka acuan,antara lain sbb:

a. Menguraikan secara singkat mengenai rencana usaha dan/atau kegiatan


penyebab dampak, terutama komponen usaha dan/ atau kegiatan yang
berkaitan langsung dengan dampak yang ditimbulkannya.
b. Menguraikan secara singkat kondisi rona lingkungan hidup yang terkena
dampak, terutama komponen lingkungan hidup yang langsung terkena
dampak.
c. Menguraikan secara singkat jenis-jenis kegiatan yang ada di sekitar
rencan lokasi beserta dampak-dampak yang ditimbulkannya terhadap
lingkungan hidup.
d. Aspek-aspek yang diteliti sebagaimana yang dimaksud pada point a, b,
dan c mengacu pada hasil pelingkupanyang tertuang dalam dokumen
kerangka acuan untuk AMDAL.
E.PROSEDUR PELAKSANAAN PENGAMBILAN DATA AMDAL

Metode yang digunakan untuk pengumpulan dan analisis data


antara lain sbb:
1.Jenis data yang dikumpulkan, baik data primer maupun data
sekunder yang dapat dipercaya yang diperoleh melalui metode.
2.Menguraikan secara jelas tentang metode pengumpulan data,
metode analisis atau alat yang digunakan, serta lokasi
pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang
diteliti terutama komponen lingkungan hidup yang langsung
terkena dampak.
3.Pengumpulan data dan informasi untuk sosial ekonomi, sosial
budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesehatan masyarakat,
menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih data yang
reliabilitasnya tinggi.
Contoh cara menganalisis dampak lingkungan yang mungkin timbul dari suatu
kegiatan pembangunan.
PENGUMPULAN DATA A
1. Sosio ekonomi
2. Prod.pertanian/perkebu SKENARIO
PEMBANGUNAN
nan
JEMBATAN SURAMADU
3. Industri
4. prasarana

PERAWATAN POTENSI WILAYAH


INPUT NOMINAL
1.INDUSTRI INVESTASI + Qp + Mn
2.PERTANIAN
3.PARIWISATA
4.PEMUKIMAN

Perawatan arus lalu lintas barang


USER COST BENEFIT
Analisis kebutuhan infrastruktur
dan orang
Untuk menunjang pengembangan
potensi wilayah 1.Trip generation
2.Trip distrubution EVALUASI EKONOMI
3.Trip assigment FINANSIAL

Perkiraan biaya investasi Perhitungan transportation cost


infrastruktur yg dibutuhkan dgn prasarana yg ada ANALISIS
KELAYAKAN

STOP MASALAH KESIMPULAN


DAN REKOMENDASI

A
F. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PELAKSANAAN AMDAL
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan AMDAL, antara lain sbb:
1. Fisik kimia
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam fisik kimia, meliputi
iklim, kualitas udara, dan kebisingan, ruang, lahan dan
tanah.
a. iklim, kualitas udara, dan kebisingan
faktor iklim, kualitas udara, dan kebisingan, meliputi:
1. Komponen iklim yang harus diketahui, antara lain tipe iklim,
suhu(maksimum, minimum, dan rata-rata), kelembaban,
curah hujan dan jumlah hujan, keadaan angin (arah dan
kecepatan angin), dan intensitas radiasi matahari.
2. Data periodik bencana (siklus tahunan, lima tahunan, dsb),
sering terjadi misalnya angin ribut, banjir tahunan, dan banjir
bandang di suatu wilayah.
3. data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang
mewakili wilayah.
4. pola iklim mikro, pola penyebaran bahan pencemar udara, baik
secara umum maupun pada kondisi cuaca terburuk.
5. kualitas udara, baik pada sumber maupun pada daerah di sekitar
wilayah.
6. sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan.
b. Fisiografi

Faktor fisiografi, meliputi:


1.Topografi bentuk lahan (morfologi), struktur geologi, dan jenis tanah.
2.Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas geologis
dan stabilitas tanah, terutama ditekankan bila terdapat gejala
ketidakstabilan, dan harus diuraikan dgn jelas dan seksama (contoh:
longsor, gempa, kegiatan-kegiatan vulkanis, dsb)
3.Keunikan, keistimewaan dan kerawanan bentuk lahan dan bantuan
secara geologis.
c.hidrologi

c.hidrologi
Faktor hidrologi, meliputi:
1.Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa
2.rata-rata debit dekade, bulanan, dan tahunan
3.Kadar sedimentasi(lumpur) dan tingkat erosi
Faktor hidrologi, meliputi:
4.Kondisi fisik daerah
1.Karakteristik resapan
fisik sungai, danau,air permukaan
dan rawa dan air tanah
5.potensi,
2.rata-ratadan
debitkualitas
dekade, air tanahdan
bulanan, (dangkal
tahunandan dalam)
6.Tingkat penyediaan dan kebutuhan
3.Kadar sedimentasi(lumpur) atau pemanfaatan air untuk
dan tingkat erosi
minum, mandi,
4.Kondisi dan cuci.
fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah
7.5.potensi, dan kualitas air
Tingkat penyediaan dan tanah (dangkal dan
kebutuhan ataudalam)
pemanfaatan air untuk
6.Tingkat penyediaan
keperluan dan kebutuhan
lainnya, seperti atauindustri
pertanian, pemanfaatan
dll. air untuk minum, mandi, dan cuci.
8.7. Tingkat penyediaan dan kebutuhan atau pemanfaatan air untuk keperluan lainnya, seperti
pertanian, fisik,
Kualitas industrikimia
dll. dan mikrobiologi air mengacu pada standar
mutu dan parameter
8. Kualitas fisik, kimiakualitas air yang air
dan mikrobiologi terkait dengan
mengacu padalimbah
standaryang
mutu dan parameter
akan keluar.
kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
d.hidrooseanografi

Faktor hidrooseanografi meliputi pola


hidrodinamika kelautan, seperti
pasang surut, arus dan gelombang dll
e. Ruang, lahan, dan tanah
Faktor ruang, lahan, dan tanah, meliputi:
1.Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha atau kegiatan diajukan dan kemungkinan
potensi pengembangannya pada masa datang.
2.Rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang, rencana tata guna tanah, dan sumber daya alam lainnya yg resmi
atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat, baik tingkat kabupaten, propinsi, maupun nasional di wilayah studi
rencana usaha atau kegiatan.
3.Kemungkinan adanya konflik atau pembatasan yang timbul antara rencana tata guna tanah dan sumber daya alam
lainnya, yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha atau kegiatan.
4.Inventarisasi estetika dan keindahan alam serta daerah rekreasi yang ada di wilayah studi rencana atau kegiatan.

2. Biologi
Faktor biologi, meliputi flora dan fauna.
a. Flora meliputi :
1. peta zona biogeoklimatik dari vegetasi yg meliputi tipe vegetasi, sifat-sifat, dan kerawanannya yg berada dalam wilayah
studi rencana usaha.
2. jenis-jenis vegetasi dan ekosistem yg dilindungi undang-undang yg berada dlm wilayah studi rencana usaha.
3. Keunikan dari vegetasi dan ekosistemnya yang berada pada wilayah studi rencana usaha.
Pemanfaatan Energi
Terdapat bermacam-macam bentuk energi Yaitu : Energi
cahaya, energi panas, energi gerak, energi listrik dan energi
kimia.
1. Energi cahaya adalah energi yang sangat kuat, misalnya
sinar laser, sinar radioaktif.
2. Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam bahan
bakar atau bahan makanan. Bila minyak bumi (bahan
bakar) dibakar, energi kimia di dalam minyak bumi
berubah menjadi energi panas dan energi cahaya.
3. Energi gerak adalah energi yang dimiliki oleh benda
bergerak.
Angin adalah udara yang bergerak.
Arus Energi
Sumber energi utama untuk semua makhluk hidup adalah matahari, tanpa matahari tidak ada
kehidupan.
Sinar matahari merupakan sumber energi dalam proses-proses alami yang terjadi dilingkungan
hidup :
1. Sinar matahari membantu terjadinya proses fotosintesis, dimana karbon dioksida diserap
oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
2. Sinar matahari membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang
dan manusia.
3. Sinar matahari menyebabkan terjadinya angin. Perbedaan panas/suhu di permukaan bumi
karena sinar matahari mempengaruhi suhu dan tekanan udara di atmosfer, sehingga terjadi
aliran udara dan angin.
4. Sinar matahari menyebabkan terjadinya siklus air.sinar matahari menyebabkan penguapan
air yang terdapat di sungai, danau, dan laut.air menguap dan menjadi awan. Awan tersebut
terbawa angin dan akhirnya jatuh sebagai hujan.
5. Sinar matahari menyediakan beberapa sumber lain seperti minyak bumi, batubara, tenaga air.
6. Semua fenomena di atas menggambarkan matahari sebagai sumber energi utama ekosistem.
Kebutuhan Energi Bagi Manusia
• Energi berupa makanan: bila kita makan  Energi berupa cahaya kasat mata:
akan mendapatkan energi yang cahaya matahari yang terlihat oleh
tersimpan dalam makanan (mis.Nasi, mata (kasat mata) membantu
sayur,daging).kebutuhan energi rata- manusia untuk berorientasi di
rata setiap orang adalah berkisar antara lingkungan sekitarnya.
8000-10.000 kj per hari.  Energi berupa panas: Sinar
matahari membuat suhu di bumi
sesuai untuk kehidupan, misalnya
membantu manusia
memfungsikan tubuh.
Kesimpulan :Selain kebutuhan dasar
energi tersebut , manusia juga
perlu bentuk energi lain untuk
kegiatan sehari-hari, misal. Energi
listrik dan energi gerak yg
diperlukan dalam menunjang
kegiatan industri atau rumah
tangga.
PEMANFAATAN ENERGI
Pemanfaatan energi terdapat bermacam-macam bentuk energi
Yaitu: Energi cahaya, energi panas, energi gerak, energi listrik, dan
energi kimia.
Contoh :
1.Energi Cahaya adalah energi yg sangat kuat.
Misalnya sinar laser, sinar radioaktif.
2. Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam bahan bakar
atau makanan.
Misalnya minyak bumi (bahan bakar) dibakar, energin kimia di
dalam minyak bumi berubah menjadi energi panas dan energi
cahaya
3. Energi gerak adalah energi yang dimiliki oleh benda bergerak.
Misalnya angin yang dapat menumbangkan pohon dan energi angin
dapat memutar kincir dan menggerakkan kapal layar.
4. Energi panas adalah adanya perubahan bentuk energi.
Misalnya dari energi kimia sumbernya dari energi gas bumi atau
kayu bakar menjadi energi panas atau sebuah bola lampu tidak
hanya menghasilkan cahaya, melainkan panas.
5. Energi listrik adalah untuk mendapatkan energi listrik harus
dilakukan perubahan bentuk energi yaitu energi gerak dari tenaga
air menjadi energi listrik.
SUMBER ENERGI TERBARUI
Sumber energi terbarui dapat digunakan tanpa batas waktu
dan tidak akan pernah habis. Karena dapat dipulihkan
dalam waktu yang cepat, misalnya tenaga air, panas bumi,
dan sinar matahari langsung.
Tenaga air adalah air yang mengalir dapat digunakan
sebagai sumber energi guna mendapatkan energi gerak
atau energi listrik (PLTA).
Panas bumi adalah sumber energi yang berasal dari dalam
perut bumi.
Panas bumi dapat dimanfaatkan dalam bentuk uap panas
yang langgsung dapat digunakan sebagai sumber energi
misalnya untuk PLTP.
BIOMASSA
Biomassa adalah keseluruhan makhluk hidup atau
mati.
Misalnya tumbuh-tumbuhan, binatang,
mikroorganisme, dan bahan organik (termasuk
sampah organik).
Unsur utama dari biomassa adlh bermacam-
macam zat kimia (molekul) yang sebagian besar
mengandung atom karbon (C), bila membakar
biomassa karbon tersebut dilepaskan ke udara
dalam bentuk karbon dioksida (CO2).
Biomassa dapat digunakan untuk:
• Makanan ternak
• Bahan bakar
• Biogas

• Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan


organik. Misalnya sampah organik, kotoran hewan oleh mikroorganisme.
Unsur utama dari biogas adalah gas metana (CH4) dan sisanya antara lain
karbon dioksida (CO2),nitrogen dioksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2).
. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme.
. Tenaga angin dapat dimanfaatkan misalnya untuk mendorong kapal
layar, menggerakkan mesin, atau menghasilkan energi listrik (kincir
angin).
SOAL ULANGAN HARIAN IPA

3. Jelaskan kebutuhan energi


bagi manusia ?
SUMBER ENERGI TAK TERBARUI
Keberadaan sumber energi tak
terbarui sangat terbatas, karena
proses pembentukannya memerlukan
waktu sangat panjang yaitu mencapai
jutaan tahun.
Proses pembentukannya berjalan
sangat lama dibandingkan dengan
eksploitasinya, sehingga sumber
energi tersebut dapat habis.
Bahan Bakar Fosil:

Bahan bakar Fosil berupa minyak


bumi, gas bumi, dan batu bara yang
selama jutaan tahun terbentuk dan
tersimpan di dalam bumi, yang
berasal dari mikroorganisme,
tumbuh-tumbuhan dan binatang
yang mati jutaan tahun silam.
Proses pembentukan sumber energi
fosil memerlukan tekanan dan suhu
Minyak Bumi
• Minyak bumi adalah cairan yang berwarna
hitam yanng merupakan campuran
bermacam-macam jenis molekul hidrogen-
karbon, sehingga bila di bakar akan
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan
air (H2O).
• Minyak bumi terdapat di bawah permukaan
bumi pada kedalaman 500-2500 m. Untuk itu
minyak mentah ini harus di pompa kemudian
dialirkan ke instalasi penyulingan minyak guna
di proses untuk mendapatkan bermacam-
GAS BUMI
Proses pembentukan minyak bumi selalu diikuti oleh pembentukan gas
bumi. Gas bumi terdiri dari gas metana (CH4) yaitu sebesar 75-95% dan
sedikit karbon dioksida (CO2) serta belerang.
Gas bumi digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dan bahan bakar
gas(LPG).
BATU BARA
Batu bara berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme
yang mati jutaan tahun lalu.setelah melalui proses alami yang sangat
lama disertai pengaruh panas dan gesekan bumi, kemudian
membentuk lapisan-lapisan tebal dan tertimbun di dalam tanah, maka
terbentuklah batu bara.
URANIUM
Sumber energi tak terbarui selain bahan bakar fosil adalah bahan bakar
nuklir.uranium juga terdapat di dalam tanah, dan untuk
mengeksploitasi harus dilakukan penambangan.
BATU BARA
Proses terbentuknya batu bara mirip dengan
proses terbentuknya sumber energi fosil la-
innya seperti gas bumi dan minyak bumi.
Setelah melalui proses alami yang sangat lama
disertai pengaruh panas dan gesekan bumi,
kemudian membentuk lapisan-lapisan tebal
dan tertimbun di dalam tanah, maka
terbentuklah batu bara.
SOAL ULANGAN HARIAN IPA

1. Apa yg dimaksud dengan Rantai


Makanan ?
TEKNIK LAPANGAN
DALAM EKOLOGI TUMBUHAN

Pokok Bahasan :
A. Pengertian Analisis Vegetasi
B. Metode Analisis Vegetasi
1. Metoda Kualitatif
2. Metode Kuantitatif
A. PENGERTIA ANALISA VEGETASI

• Vegetasi merupakan komponen dari ekosistem, sebagai


gambaran hasil pengaruh dari kondisi seluruh faktor lingkungan
dan sejarah dari faktor-faktor itu dalam suatu bentuk yang
mudah diukur dan nyata.
• Dengan demikian analisis vegetasi dapat dipakai sebagai alat
untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang
komponen-komponen dari suatu ekosistem
• Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini:
1. mendeskripsikan (harus memahami taksonomi) dan
2. menganalisis (harus memahami metode analisis vegetasi)
masing-masing fase tsb menggunakan konsep dan pendekatan
yang berlainan
Analisa Vegetasi : cara mempelajari susunan (komposisi jenis)
dan bentuk (struktur) vegetasi atau
masyarakat tumbuhan
Vegetasi : masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup pada
suatu tempat dalam suatu ekosistem
Masyarakat Tumbuh-tumbuhan : kumpulan populasi tumbuhan
yang menempati suatu habitat
Komunitas ≈ Vegetasi
Konsosiasi : komunitas didominasi oleh satu jenis
Bentuk Vegetasi (hutan pinus, hutan jati, padang alang-
alang)
Asosiasi :komunitas didominasi oleh bermacam-
macam jenis (hutan hujan tropis,
semak belukar)
Analisis Vegetasi mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat
pohon dan permudaan
mempelajari tumbuhan bawah, yaitu vegetasi
dasar kecuali permudaan pohon tertentu
(padang alang-alang, rumput, semak belukar)

Studi Floristik Data Kualitatif


(misalnya : habitus,
Studi Vegetasi
penyebaran)
Analisa Vegetasi Data Kualitatif & Kuantitatif
Data Kuantitatif : jumlah, ukuran, berat kering,
luas daerah yang ditumbuhi

Memerlukan pengukuran & pengamatan

Data Lingkunga Pendukung:


faktor edafik (bahan induk, induk, topografi, tanah, iklim,
organisme, waktu)
Vegetasi Lingkungan Vegetasi sebagai penduga faktor/sifat
lingkungan
Karena vegetasi bersifat imobil (peka terhadap pengaruh
perubahan faktor-faktor lingkungan)

Nilai ekonomi
- Potensi pohon devisa
Nilai Analisis Vegetasi - Padang rumput penggembalaan
Bisa diketahui
Nilai biologi peranan vegetasi
Hutan Sebagai pakan
Tata air
Iklim
Habitat satwa
Karena komunitas tumbuhan sangat luas dan kompleks, maka
untuk mendapatkan informasi tentang komposisi dan struktur
vegetasi tidak mungkin secara sensus perlu pengambilan
sample/contoh Sampling
B. METODE ANALISIS VEGETASI

1. Metoda kualitatif - non destruktif – nonfloristika


• Menganalisis vegetasi berdasarkan bentuk hidupnya
• Pembagian dunia tumbuhan secara taksonomi sama
sekali diabaikan
• Membuat klasifikasinya dengan dasar-dasar
tertentu, misalnya berdasarkan bentuk hidup
tumbuhan
Contoh Sistem Klasifikasi Bentuk Hidup dari Du Rietz (1931)
A. Tumbuhan Tinggi
1. Ligniden (tumbuhan berkayu)
a. Magnoligniden (m) – tumbuhan tingginya lebih 2 m
1. Deciduimagnologniden (md), luruh
2. Aciculimagnoliniden (ma), daun jarum selalu hijau
3. Laurimagnoliniden (ml), tumbuhan selalu hijau lainnya
b. Parvoligniden-Perdu, 0,8 m – 2 m tingginya
1. Deciduiparvoligniden (pd)
2. Aciculiparvoligniden (pa)
3. Lauriparvoligniden (pl)
c. Nanoligniden (n) tinggi dibawah 0,5 m
d. Lianen (li) tumbuhan memanjat/liana
2. Herbiden (herba)
a. Terriherbiden – herba daratan
1. Euherbiden (h), herba
2. Gramiden (g), rerumputan
b. Aquiherbiden-herba air
1. Nymphaeiden (ny) berakar dengan daun terapung
2. Elodeiden (e) berakar tanpa daun terapung
3. Isoetiden (i) berakar dan roset
4. Lemniden (le) terapung bebas, tak berakar.
B. Lumut Daun (Bryophyta)
1. Eubryden (b)
Contoh: Semua lumut termasuk lumut hati
2. Sphagniden (s),
Contoh: Sphagnum spp
C. Lumut Kerak
D. Lichen
E. Algen
Contoh: Algae
F. Fungi
Contoh: Jamur kayu
Contoh klasifikasi Raunkiaer (1934):
 Klasifikasi dunia tumbuhan berdasarkan letak pucuk pertumbuhan terhadap permukaan tanah
1. Phanerophyta
 Letak titik perpucukan yang bebas diudara minimal 25 cm di atas permukaan tanah
 Semua tumbuhan berkayu baik itu pohon maupun perdu
1. Megaphanerophyta – letak perpucukan lebih dari 30 m
2. Mesophanerophyta – letak perpucukan (8 – 30) m
3. Microphanerophyta – letak perlucukan (2 – 8) m
4. Nanophanerophyta – letak perpucukan 25 cm – 2 m
2. Chamaephyta;
 perpucukan lebih rendah dari 25 cm di atas permukaan tanah
 Contoh: suffruticiosa; decumben; stoloniferous
3. Hemicryptophyta;
 perpucukan tepat di atas permukaan tanah
 Contoh: herba dan rerumputan
4. Cryptophyta; dan
 perpucukan berada di bawah tanah atau di dalam air.
 Contoh: tumbuhan berumbi dan rimpang
5. Therophyta
 Contoh: semua tumbuhan satu musim
Kasifikasi tinggi pohon:
2. Metode Kuantitatif
Cara pengambilan contoh (sampling) harus memperhatikan 4 hal :
a. Ukuran petak
Ditentukan berdasarkan
ukuran tumbuhan (tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang,
pohon) makin tinggi luas
Kerapatan tumbuhan (makin rapat makin kecil).
Heterogenitas (makin heterogen makin besar/luas)

Prinsip Sampling harus:


• mewakili komunitas tumbuhan petak harus cukup
besar agar individu dalam contoh terwakili, tetapi harus
cukup kecil dan detail agar individu yang ada dapat
dipisahkan (dihitung tanpa ada unsur duplikasi)
• Memperhitungkan kendala waktu, biaya, dan tenaga
• Memenuhi syarat intensitas sampling (antara 10 – 30%)
Intensitas Sampling (SI) dpt dihitung dg rumus:
IS = Luas contoh x 100 %
Luas areal studi
b. Bentuk Petak
Penting dalam menunjang kemudahan analisis vegetasi
dan efisiensi pengambilan sample
Macam macam bentuk petak :
Segi Empat (jalur)
Efektif untuk mempelajari perubahan vegetasi karena
pengaruh perubahan lingkungan. Asalkan arah jalur tegak
lurus kontur.
Bujursangkar (kuadrat)
Merupakan cara yang luas penggunaannya karena dapat
disesuaikan dengan semua tipe-tipe komunitas tumbuhan.
Lingkaran
Untuk vegetasi yang rendah, mudah dilakukan dengan
memutartambang pada titik lingkaran. Error lebih kecil.
c. Jumlah Petak
Jumlah petak harus minimum dengan mempertimbangkan
kendala waktu, biaya, dan tenaga, tetapi harus cukup mewakili
Optimal ukuran dan jumlah petak yang mewakili komunitas
tumbuhan caranya dg menggunakan kurva species area
d. Kurva Species Area
• Dapat digunakan untuk mengetahui luas minimal dan
jumlah minimal kuadrat yang akan digunakan
• Cara Kerja untuk menentukan luas minimal kuadrat:
– Buatlah petak kecil ukuran 1 x 1 m
– Hitunglah jumlah jenis tumbuhan yg ada dlm petak 1 x 1 m tsb
– Perbesar petak 1 x 1 m tsb dua kali lipat sehingga menjadi 2 x 1
m, kemudian hitunglah jumlah jenis tumbuhannya.
– Perbesar lagi petak petak terakhir dua kali lipat, dan lakukan
perhitungan jumlah jenis tumbuhannya.
– Demikian seterusnya sampai tidak terjadi lagi penambahan
jumlah jenis atau penambahannya kurang dari 10%
– Kemudian buatlah kurva species areanya sbb:
Kurva Species Area
(Luas Minimum Kuadrat)
Titik singgung
25

Garis singgung
20
Kurva data utuh
Jumlah species

15

10

Garis 10%
5

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Luas Petak (m2) Luas minimum
Koordinat 10% dr XY kuadrat
Kurva Species Area
(Jumlah Minimum Kuadrat)
Titik singgung
25

Garis singgung
20
Kurva data utuh
Jumlah species

15

10

Garis 10%
5

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Jumlah Petak Jumlah minimum
Koordinat XY 10% kuadrat
Jml jenis
27 Optimum

23

18
Titik optimasi dicapai bila
penambahan luas petak tidak
10
menyebabkan penambahan jenis atau
maksimal 5-10%
5

1 2 4 8 16 Luas petak

Luas berbagai petak contoh pada berbagai tipe vegetasi


berdasarkan penelitian Lihat Soerianegara & Indrawan,
1988
Jadi jumlah petak contoh disesuaikan dengan luas contoh
dan ukuran petak.
e. Cara Peletakan Petak Contoh di Lapangan
Perlu orientasi/pengamatan pendahuluan (Reconaicence)
Melihat keseluruhan
- Jenis dominan
- Hub. Antara komunitas dengan lingkungan
(topografi, genangan air, dsb).
- Tipe & kerapatan tegakan homogenitas
Peletakan petak contoh
- Purposive (ditentukan) subyektif
- Acak/Random murni
sistematik (jarak tertentu)

1 2 3 1 2 3
4 5 6 4 5 6
7 8 9 7 8 9
murni sistematik
Langsung
Acak
Bertingkat (Stratified random sampling)
perbedaan tinggi, tempat, tanah, umur, dll
pengacakan dipisahkan, kemudian baru diacak
A

Misalnya : Pembagian berdasarkan jenis


tanah A, B, C

C B

Pelaksanaan penarikan contoh di lapangan


Surveyor perlu melengkapi data lapangan : peta lokasi, data
tanah, data topografi, data vegetasi.
Parameter kuantitatif yang biasa digunakan dalam Anveg adalah :
1. Identifikasi tumbuhan : - pengenalan lapangan
- tanya pada ahli
- buku identifikasi
- herbarium
- lembaga herbarium
2. Kerapatan : Nilai yang menunjukkan jumlah individu dari jenis-jenis
yang menjadi anggota suatu komunitas tumbuhan dalam
luasan tertentu.
Kerapatan Relatif : Persentase individu jenis dalam komunitas.
Relatif menghindari kemutlakan nilai/angka, karena sampling
bukan sensus
Kesulitan menghitung kerapatan untuk rumpun/menjalar
individu di tepi petak contoh
contoh : perlu perjanjian.
3. Frekuensi : Nilai besaran yang menyatakan derajat penyebaran jenis
di dalam komunitasnya.
Frekuensi dipengaruhi :
Pengaruh luas petak contoh
semakin luas semakin besar jumlah jenis terambil frekuensi
semakin besar
Pengaruh penyebaran tumbuhan
Jenis yang menyebar merata berpeluang frekuensi semakin
besar
pengaruh ukuran jenis tumbuhan
Tumbuhan yang tajuknya sempit akan mempunyai peluang
terambil lebih besar daripada luasan yang sama sehingga
frekuensi semakin besar
4. Dominansi : Besaran yang menyatakan derajat penguasaan ruang
atau tempat tumbuh.
- berapa luas areal yang ditumbuhi
- kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing terhadap
jenis yang lain
Pengukuran Dominansi :
- Penutupan tajuk
- Luas bidang dasar
- Biomassa
- Volume
5. Indeks Nilai penting (INP)
INP = KR + FR + DR
dipakai sebagai cara interpretasi analisis vegetasi
6. Perbandingan Nilai Penting (PNP)
PNP = SDR (Summed Dominance Ratio)
Jumlah nilai penting dibagi dengan besaran yang
membentuknya
PNP = 1 – 100%
Beberapa Metode Analisis Vegetasi Kuantitatif
Cara petak/kuadrat (Quadrat Sampling Techniques)
1. Petak tunggal (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
2. Petak ganda (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
3. Jalur/transek (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
4. Jalur berpetak (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
Cara tanpa petak
1. Cara kuadran (pohon)
2. Cara berpasangan (pohon)
3. Cara garis intersep (tumbuhan bawah)
4. Cara titik intersep (tumbuhan bawah)
5. Cara Bitterlich
Pemilihan Metode Analisis Vegetasi tergantung pada :
Tipe Vegetasi
Tujuan Studi
Ketersediaan dana, waktu, tenaga, dan kendala lain
Penjelasan Metode Analisis Vegetasi
a. Cara Petak
1. PetakTunggal
- Hanya satu petak contoh
- Luas petak contoh berdasarkan Kurva Species Area
- Cocok untuk hutan yang benar-benar homogen
- Luas petak :
Meijer Dress(1954) 0,25 ha (hutan Dipterocarp di Bangka
Nicholson (1965) 0,6-1,5 ha (Kalimantan Utara)
Richard (1952) 1,5 ha hutan tropika
Wyatt-Smith (1959) 0,6 ha
Vestal (1949) + 3 ha (hutan hujan tropika)
Cain & Casto (1959) persegi panjang 20 m x 1500 m
(selanjutnya dibagi petak-petak kontinyu)
2. Petak Ganda
- Banyak petak (>1 petak) tersebar merata (acak sistematik)
- Jumlah petak tergantung - Kurva species area
- Intensitas sampling
- Keadaan vegetasi
- Besarnya petak contoh untuk pohon, permudaan, dan tumbuhan bawah
berbagai ahli berbeda pendapat
Oosting (1942)
- pohon 10 m x 10 m
- tumbuhan bawah/semak (tinggi 3 m) 4mx4m
- tumbuhan bawah & terna 1mx1m
Gates (1949)
- pohon 0,2 ha
- semak & sapling 0,02 ha
- tumbuhan bawah & seedling 0,004
Wyatt-Smith (1959)
- pohon 0,04 ha
- pohon kecil  <4 inchi 0,01 ha
- tumbuhan bawah & seedling 0,004 ha
Wyatt-Smith (1959)
- pohon 0,1 ha
- semak & sapling 0,01 ha
- tumbuhan bawah & seedling 0,001 ha
Soerlanegara (1967)
- pohon 0,1 ha
- semak & sapling 0,01ha
- tumbuhan bawah & seedling 0,001 ha
3. Cara Jalur atau Transek
- Hutan sangat luas
- Belum diketahui keadaan sebelumnya
- Cocok untuk mengetahui perubahan vegetasi berdasarkan
perubahan faktor lingkungan
Cavin & Castro (1959) - lebar 20 m, panjang 1000 m
- jarak antar jalur 200 m
- intensitas (IS) 10 %
Boon & Tideman (1950) - Indonesia
- lebar 10 m-20 m
- jarak antar jalur 200-1000 m
- IS 2 % luas hutan ≥ 10.000 ha
- IS 10 % luas hutan < 1000 ha
INTAG (1967) : Hutan luas minimal 5 jalur dengan jarak
antar jalur 1-5 km
- Jalur dibagi petak-petak yang lebih kecil berdasarkan
sampling permudaan (Nested Sampling)
2

20m
5

10 5

10 20m
pohon 15 plot tiang 15 plot
pancang 15 plot semai 15 plot
4. Cara jalur berpetak (garis berpetak)
- Modifikasi petak ganda atau cara jalur
- Modifikasi petak ganda melompat satu/lebih petak
dalam jalur
- Bentuk segi panjang, bujur sangkar, lingkaran
bujur sangkar/segi panjang
- Ukuran petak 10x10; 20x20; 20x50

lingkaran r = 17,8m (0,1 ha)


- Dibuat petak-petak kecil dalam petak
- Dapat pula kombinasi antara jalur dan garis berpetak
jalur untuk pohon
garis berpetak untukseedling, sapling, poles.

20m
2 5
2
10
5

10
20m
b. Cara-cara Tanpa Petak

- Hanya digunakan untuk pohon


- Tujuannya hanya untuk mengetahui
komposisi pohon, dominasi pohon,
dan menaksir volume pohon.
1. Cara Bitterlich

● ●
Pohon dihitung
66cm
Pohon tidak dihitung

Pohon dihitung

- Untuk tiap jenis dihitung Lbds


N
B= x 2,3 m2/ha N = Σ pohon ke-I
n
n = Σ titik pengamatan jenis ke-i

- Pengamatan pada titik tertentu sepanjang garis kompas


2. Cara Kuadran (point Quarter Method)
- Garis kompas
- Titik pengukuran sepanjang kompas pada jarak tertentu

d1 d3

d2 d4

- Yang perlu diukur : - jarak pohon terdekat tiap kuadran


- diameter pohon ()
3. Cara Berpasangan

Pohon pertama
Jarak
900 pengukuran
Jarak pengukuran (d2)
Arah kompas
Titik pengukuran
900

Pohon kedua
ANALISA DATA
a. Cara Kuadrat (Quadrat Sampling Techniques)
Kerapatan (K) = Jumlah Individu Jenis
Luas contoh
Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan dari suatu jenis x 100 %
Kerapatan seluruh jenis
Dominansi (D) = Jumlah Bidang Dasar
Luas petak contoh
Dominansi Relatif (DR) = Dominansi dari suatu jenis x 100 %
Dominansi seluruh jenis
Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukan suatu Jenis
Jumlah seluruh plot
Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi dari suatu jenis x 100 %
Frekuensi seluruh jenis
Indeks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR
Summed Dominance Ratio (SDR) = INP
3
Nilai INP = 200 % atau 300 % tergantung jumlah parameter yg digunakan
Nilai SDR = 100 %
b. Cara Kuadran (Point Quarter Techniques)
Jarak pohon rata-rata :

d1 + d2 + d3 + ... + dn
d=
n
Dimana, d1.…dn = jarak masing-masing pohon
n = banyaknya pohon
Luas
Kerapatan Seluruh Jenis (Ks) =
(jarak pohon rata-rata)2

10.000
Kerapatan Seluruh Jenis/ha (K/ha) =
(jarak pohon rata-rata)2
Jumlah pohon suatu jenis
Kerapatan Relatif (KR) = x 100 %
Jumlah pohon semua jenis

Kerapatan (K) = Keraparatan Relatif Suatu Jenis X Kerapatan seluruh jenis


100%
Dominansi (D) = (Kerapatan dr suatu jenis x nilai rata2 dominansi suatu jenis)
x rata Lbds per jenis
Dominansi dari suatu jenis
Dominansi Relatif = x 100 %
Dominansi dari seluruh jenis

Jumlah titik pengukuran ditemukan suatu jenis


Frekuensi =
Jumlah titik pengukuran

Frekuensi suatu jenis


Frekuensi = x 100%
Frekuensi semua jenis
INP = KR + DR + FR

PNP = INP/3
c. Cara Berpasangan (Random Pairs Techniques)
Jarak pohon rata-rata
0,8 (d1 + d2 + d3 + ... + dn )
d =
n
dimana, d1 …dn = Jarak masing pasangan pohon
n = banyaknya jarak pasangan pohon yang
tercatat
Luas
Kerapatan dari suatu jenis =
(0,8 x d)
Kerapatan Relatif (KR), Kerapatan (K), Dominansi (D), Dominansi
Relatif (DR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR) dihitung
dengan cara yang sama dengan cara kuadran.
d. Cara Garis Intersep (Line Intersep Techniques)
Kerapatan (K) = 1   Luas 
 M  Total Panjang Tr ansek 
Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan dari suatu jenis x 100 %
Kerapatan seluruh jenis
Dominansi suatu jenis = Total panjang intersep suatu jenis x 100 %
(% dari penutupan) Total panjang transek
Dominansi Relatif (DR) = Total panjang intersep suatu jenis x 100 %
Total panjang intersep semua jenis
Frekuensi = Jml interval ditemukan suatu jenis
X 100%
Jml semua/seluruh interval transek

 1 M  Seluruh interval
Frekuensi yang dipertimbangkan = transek ditemukan
 N  suatu jenis
Frekuensi yang dipertimba ngkan suatu jenis
Frekuensi Relatif (FR) =
Total frekuensi yang dipertimba ngkan semua jenis

INP = KR + DR + FR
PNP = INP/3 Total panjang permukaan
Total panjang transek - tanah yang tidak ditutupi
Total Coverage = vegetasi
100%
Total panjang transek
e. Cara Berpasangan (Pair Quarter Techniques)
Dominansi Suatu Jenis (%) = Σ sentuhan per jenis x 100 %
Σ seluruh sentuhan

Dominansi suatu jenis x 100 %


Dominansi Relatif (%) = Dominansi seluruh jenis

Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif


dihitung dengan cara yang sama dengan metode kuadrat

Dari data tersebut dapat dicari :


a. Indeks Dominansi
b. Indeks Keragaman
c. Homogenitas Komunitas
d. Indeks Kesamaan
e. Asosiasi Antar Jenis
f. Pola Penyebaran
g. Ordinansi komunitas
h. Klasifikasi Vegetasi tipe/asosiasi hutan
i. Stratifikasi sifat fisiognomi dari suatu formasi hutan
Dengan biseet (jalur memanjang)
dilukis bentuk dan tinggi pohon (pohon ditebang
dan diukur
Jalur
diukur pohon berdiri dan digambar

Grafis (Danserreau, 1958)


gambar dengan simbol-simbol

• Histogram dari tinggi total pohon/stratifikasi vertikal


(Soerianegara, 1967)

Anda mungkin juga menyukai