Sahabat-Bakau
@sahabatbakau
www.sahabatbakau.com
ENSIKLOPEDIA
Kerjasama PT. Kapuk Naga Indah dengan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor 2013
FLORA MANGROVE
DI KAWASAN HUTAN ANGKE KAPUK
Jakarta Utara, Provinsi Dki Jakarta
Copyright 2013
ISBN: 978-979-17820-5-7
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,tJ^
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas sekitar 17.405 buah pulau
dengan panjang garis pantai sekitar 95.181 km. Sebagian besar dari pulau-pulau tersebut
merupakan pulau-pulau kecil yang keberadaannya bergantung pada hutan mangrove dan
hutan pantai. Oleh karena itu, sebagai negara kepulauan Indonesia mempunyai hutan mangrove
dengan luasan terluas di dunia dan jenis tumbuhan yang relatif banyak dibandingkan dengan
negara-negara lainnya.
Kami harapkan buku ini dapat menjadi salah satu acuan untuk mengetahui jenis-jenis
tumbuhan mangrove yang tumbuh di Hutan Lindung dan Suaka Margastwa Muara Angke,
serta daerah sekitarnya di Angke Kapuk, Jakarta Utara.
Tim Penyusun
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,tJJ^
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
I. PENDAHULUAN 2
II. PENGERTIAN, PENYEBARAN, DAN KONDISI LINGKUNGAN MANGROVE 3
2.1. Pengertian Mangrove 3
2.2. Penyebaran jenis-jenis mangrove di Indonesia 4
2.3. Kondisi Lingkungan Mangrove 5
III. ATRIBUT IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN MANGROVE 7
IV. DESKRIPSI JENIS TUMBUHAN 22
4.1. Jenis Tumbuhan Berhabitus Pohon 22
Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. 22
Avicennia alba Bl. 24
Avicennia marina (Forssk.) Vierh. 26
Bruguiera gymnorhiza (L.) Lamk. 27
Cerbera manghas L. 29
Excoecaria agallocha L. 32
Ficus benjamina L. 34
Hibiscus tiliaceus L. 35
Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze. 38
Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit 40
Morinda citrifolia L. 41
Plumeria rubra L. 43
Rhizophora apiculata Bl. 45
Rhizophora mucronata Lamk. 48
Rhizophora stylosa Griff. 50
Sonneratia alba J. Smith. 52
Sonneratia caseolaris (L.) Engl. 54
Terminalia catappa L. 55
Thespesia populnea (L.) Soland. ex Correa. 57
Xylocarpus granatum Koen. 59
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,tJJJ^
DAFTAR TABEL
1. Penyebaran jenis-jenis mangrove di pulau-pulau utama di Indonesia 6
2. Karakteristik morfologi tumbuhan yang digunakan dalam identifikasi jenis 7
DAFTAR GAMBAR
1. Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. 21
2. Avicennia alba Bl. 24
3. Avicennia marina (Forssk.) Vierh. 25
4. Bruguiera gymnorhiza (L.) Lamk. 28
5. Cerbera manghas L. 30
6. Excoecaria agallocha L. 31
7. Ficus benjamina L. 33
8. Hibiscus tiliaceus L. 36
9. Intsia bijuga (Colebr.) O. Kuntze. 38
10. Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit 39
11. Morinda citrifolia L. 42
12. Plumeria rubra L. 44
13. Rhizophora apiculata Bl. 46
14. Rhizophora mucronata Lamk. 47
15. Rhizophora stylosa Griff. 49
16. Sonneratia alba J. Smith. 51
17. Sonneratia caseolaris (L.) Engl. 53
18. Terminalia catappa L. 55
19. Thespesia populnea (L.) Soland. ex Correa. 58
20. Xylocarpus granatum Koen. 60
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,tW^
KAWASAN
RESTORASI
MANGROVE
EKOWISATA
MANGROVE
HUTAN LINDUNG
PENGEMBANGAN
BIOTA MANGROVE
TAMAN
WISATA
ALAM
ABORETUM
MANGROVE
EKOWISATA
MANGROVE
I. PENDAHULUAN
Kawasan hutan mangrove Angke Kapuk terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara
geografis kawasan hutan ini terletak di antara 605` sampai 610` Lintang Selatan dan antara
10643` sampai 10648` Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan, kawasan ini
terletak di dalam wilayah Kelurahan Kamal Muara dan Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara,
Provinsi DKI Jakarta. Kawasan ini berbatasan dengan PT Mandara Permai di bagian selatan,
Laut Jawa di bagian utara, Sungai Angke di bagian timur dan Sungai Kamal di bagian barat.
Berdasarkan hasil tata batas di lapangan dan Berita Acara Tata Batas yang
ditandatangani pada tanggal 25 Juli 1994 oleh Panitia Tata Batas yang diangkat dengan Surat
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 924 Tahun 1989, kawasan
hutan Angke Kapuk luasnya sekitar 327,61 ha yang terdiri atas hutan lindung (44,76 ha), hutan
wisata (99,82 ha), Suaka Margasatwa Muara Angke yang ditetapkan tahun 1998 (25,02 ha), dan
HUTAN LINDUNG
Hutan dengan Tujuan Istimewa (LDTI) yang terdiri atas Kebun Pembibitan Mangrove 10,51
ha, Transmisi PLN 23,07 ha, Cengkareng Drain 28,93 ha serta Jalan Tol dan Jalur Hijau 95,50
ha. Pada saat ini vegetasi mangrove yang tumbuh relatif cukup masif di kawasan ini hanya
ditemukan di Hutan Lindung dan Suaka Margasatwa Muara Angke, sedangkan di daerah
lainnya vegetasi mangrove hanya tumbuh secara sporadik dengan kelimpahan yang relatif
sedikit, khususnya tumbuh di sebagian kecil pematang-pematang tambak di sekitar sepanjang
jalan Tol Sedyatmo. Melalui kerjasama antara Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI
Jakarta dengan berbagai pihak (instansi pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, LSM, dan
lain-lain) areal-areal tambak terbuka di sepanjang jalan tol tersebut sudah ditanami tumbuhan
jenis mangrove (umumnya jenis Rhizophora spp.) yang sebagian besar menggunakan teknik
SUAKA MARGASATWA
guludan yang diperkenalkan oleh Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Vegetasi mangrove di kawasan hutan Angke Kapuk awalnya terdiri atas vegetasi hutan
mangrove yang tumbuh secara alami di Suaka Margasatwa Angke Kapuk dan vegetasi hutan
mangrove yang ditanam pada tahun 1972 di kawasan hutan lindung mangrove Muara Angke
dan sekitarnya. Sejalan dengan perjalanan waktu, hutan tanaman mangrove tersebut tumbuh
seperti hutan alam. Perkembangan dan pertumbuhan vegetasi mangrove tersebut nampaknya
kurang optimal karena adanya berbagai gangguan seperti pencemaran air, sampah, abrasi,
dan perambahan. Akibatnya, saat ini hutan mangrove yang di kawasan hutan Angke Kapuk
merupakan sosok hutan mangrove yang terganggu yang banyak ditemukan beragam jenis
PENDIDIKAN
tumbuhan bawah yang mendominasi daerah-daerah relatif terbuka dan pepohonan mangrove
LINGKUNGAN
yang penampakan morfologisnya merupakan tegakan mangrove relatif muda. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, buku ini disusun untuk menyajikan beragam jenis tumbuhan yang
tumbuh di kawasan hutan Angke Kapuk, khususnya di Hutan Lindung dan Suaka Margasatwa
Muara Angke dan daerah sekitarnya di sepanjang jalan tol Sedyatmo dengan cara menjelajah
daerah-daerah tersebut.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
2.1. Pengertian Mangrove namun juga dapat hidup di habitat non-mangrove, (3) biota
Kata mangrove merupakan kombinasi antara yang berasosiasi dengan mangrove (biota darat dan laut,
bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove (Macnae, lumut pohon, cendawan, ganggang, bakteri dan lain-lain),
1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan, baik yang hidupnya menetap, sementara, sekali-sekali,
baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah biasa ditemukan, atau terbatas hanya di habitat mangrove,
jangkauan pasang-surut maupun untuk individu-individu (4) proses-proses alamiah dinamis yang berperan dalam
jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Dalam mempertahankan ekosistem ini, baik yang berada di daerah
bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan bervegetasi maupun di luarnya, (5) mud flat (dataran
individu jenis tumbuhan, dan kata mangal untuk menyatakan lumpur) yang berada antara batas tepi hutan dengan batas
komunitas tumbuhan tersebut. pasang terendah di laut, dan (6) penduduk yang tinggal, baik
di dalam maupun di sekitar hutan mangrove.
Menurut Snedaker (1978), hutan mangrove adalah
kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang Tomlinson (1984) membagi tumbuhan mangrove
garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi menjadi tiga kelompok, yakni:
istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam (1). Tumbuhan mangrove utama (major), yakni tumbuhan
dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an- mangrove yang hanya tumbuh di habitat mangrove,
aerob. Menurut Aksornkoae (1993), hutan mangrove adalah berkemampuan membentuk tegakan murni dan secara
tumbuhan halofit yang hidup di sepanjang areal pantai dominan mencirikan struktur komunitas, secara
yang terletak diantara pasang tertinggi sampai daerah yang morfologi mempunyai bentuk-bentuk adaptif khusus
mendekati ketinggian rata-rata air laut, atau lebih tinggi (bentuk akar napas/udara dan viviparitas) terhadap
dari permukaan air laut, yang tumbuh di daerah tropis dan lingkungan mangrove, dan mempunyai mekanisme
sub-tropis. fisiologis dalam mengontrol garam (mengeluarkan
garam untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan).
Dengan demikian secara umum hutan mangrove Contohnya adalah jenis-jenis dari marga Avicennia,
dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Kandelia, Sonneratia,
daerah pasang surut (terutama di pantai, laguna,dan muara Lumnitzera dan Nypa.
sungai yang terlindung) yang tergenang pada saat pasang (2). Tumbuhan mangrove penunjang (minor), yakni
dan bebas dari genangan pada saat surut, yang komunitas tumbuhan mangrove yang tidak mampu membentuk
tumbuhannya toleran terhadap garam (kondisi salin). tegakan murni, sehingga secara morfologis tidak
Adapun ekosistem mangrove adalah merupakan suatu berperan dominan dalam struktur komunitas,
sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan) contohnya adalah Excoecaria, Xylocarpus, Heritiera,
yang berinteraksi dengan faktor lingkungan dan dengan Aegiceras. Aegialitis, Acrostichum, Camptostemon,
sesamanya di dalam suatu habitat mangrove. Scyphiphora, Pemphis, Osbornia dan Pelliciera.
(3). Tumbuhan asosiasi mangrove, yakni tumbuhan
Ruang lingkup sumberdaya mangrove secara yang berasosiasi dengan tumbuhan mangrove utama
keseluruhan terdiri atas : (1) satu atau lebih jenis tumbuhan dan penunjang, contohnya adalah jenis-jenis dari
yang hidupnya terbatas hanya di habitat mangrove, (2) marga Cerbera, Acanthus, Derris, Hibiscus, Calamus,
jenis-jenis tumbuhan yang hidupnya di habitat mangrove, dan lain-lain.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal Tumbuhan mangrove terdiri atas pohon, epifit,
forest, coastal woodland, vloedbosschen, dan hutan payau liana, alga, bakteri dan fungi. Menurut Hutching and
(bahasa Indonesia). Penyebaran hutan mangrove terbatas Saenger (1987), di seluruh dunia terdapat lebih dari 20 suku
dari daerah tropika sampai 320 LU dan 380 LS. Menurut Tumbuhan mangrove, yang terdiri dari 30 marga, dengan
Chapman (1975a), penyebaran hutan mangrove di dunia anggota lebih dari 80 jenis. Sejauh ini di Indonesia tercatat
dibagi ke dalam dua kelompok yaitu : ada 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5
1. The Old World Mangrove yang meliputi Afrika jenis palma, 19 jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit
Timur, Laut Merah, India, Asia Tenggara, Jepang, dan 1 jenis paku (Kusmana, 1993). Dari 202 jenis tersebut,
Filipina, Australia, New Zealand, Kepulauan Pasifik 43 jenis merupakan jenis mangrove sejati (true mangrove)
dan Samoa. Kelompok ini disebut pula Grup Timur. dan selebihnya merupakan jenis mangrove asosiasi (associate
2. The New World Mangrove yang meliputi pantai mangrove). Dari 43 jenis mangrove sejati tersebut 33 jenis
Atlantik dari Afrika dan Amerika, Meksiko, dan pantai diantaranya merupakan jenis berhabitus pohon atau semak
Pasifik Amerika dan kepulauan Galapagos. Kelompok yang besar maupun yang kecil.
ini disebut pula Grup Barat.
Di Indonesia sendiri terdapat perbedaan dalam hal
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Fakultas keragaman jenis mangrove antara satu pulau dengan pulau
Kehutanan IPB bekerja sama dengan Direktorat Jenderal lainnya. Dari 202 jenis mangrove yang telah diketahui,
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial pada tahun 1999, 166 jenis terdapat di Jawa, 157 jenis di Sumatera, 150 jenis
luas mangrove di Indonesia diperkirakan sekitar 9,2 juta ha di Kalimantan, 142 jenis di Irian Jaya (Papua), 135 jenis di
yang terdiri atas 3,7 juta ha di dalam kawasan hutan dan Sulawesi, 133 jenis di Maluku dan 120 jenis di Kepulauan
5,5 juta ha di luar kawasan hutan. Selanjutnya dilaporkan Nusa Tenggara. Sebaran jenis mengrove di pulau-pulau
bahwa saat ini sekitar 43 % (1,6 juta ha) mangrove di utama di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
kawasan hutan dan 67 % (3,7 ha) mangrove di luar kawasan
hutan sedang mengalami kerusakan akibat eksploitasi yang
kurang terkendali, konversi ke bentuk pemanfaatan lain,
pencemaran, bencana alam, dan lain-lain.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
2.3. Kondisi Lingkungan Mangrove estuaria di belakang semenanjung dan gosong lepas
Percival and Womersley (1975) menyatakan bahwa pantai, dan di selat yang sempit.
kondisi lingkungan yang mempengaruhi mangrove adalah (4). Pantai yang dangkal
struktur fisiografi wilayah, daya akresif atau erosif dari laut Pantai-pantai yang dangkal memberikan kesempatan
atau sungai, pengaruh pasang surut, kondisi tanah, serta berkembangnya mangrove yang luas. Meskipun
kondisi-kondisi tertentu yang disebabkan oleh eksploitasi. demikian, pada pantai yang dasar lautnya curam,
Dalam hal fisiografi, kondisi yang menguntungkan untuk mangrove tepian (fringe mangrove) cenderung
mangrove adalah adanya teluk dangkal yang terlindung, berkembang dengan baik.
estuaria, laguna, dan sisi semenanjung atau pulau dan selat (5). Air masin
yang terlindung. Selain itu, Chapman (1975a) menyatakan Kandungan garam dalam air bukan merupakan
bahwa banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi rawa- prasyarat untuk pertumbuhan mangrove, meskipun
rawa mangrove, tetapi faktor yang terpenting adalah tipe toleransi terhadap garam memungkinkan jenis
tanah, salinitas, drainase dan arus air. mangrove tumbuh di wilayah tropika beriklim
arid (kering) dimana mereka tidak akan bisa hidup
Meskipun keberadaan rawa-rawa mangrove tidak seperti tanaman darat. Mangrove biasanya ditemukan
tergantung pada iklim, dan ditemukan pada kondisi yang di wilayah tropika basah, walaupun ada juga mangrove
selalu basah ataupun pengaruh musiman (Tomlinson, 1986; yang bisa hidup di daerah pantai di gurun. Di wilayah
Percival and Womersley, 1975), tetapi keberadaan mangrove tropika basah, mangrove menstimulasi terjadinya
yang luas, nampaknya bergantung pada tujuh faktor dasar hutan rawa air tawar atau hutan riparian.
berikut ini (Chapman, 1975b):
(6). Kisaran pasang surut
(1). Suhu udara Pasang surut dan fenomena yang terkait dengannya,
Hutan mangrove yang luas umumnya terdapat pada nampaknya mengendalikan zonasi vertikal dari
wilayah yang suhu rata-rata di bulan terdinginnya, beberapa jenis mangrove. Suatu kisaran pasang
lebih dari 20 o C dengan kisaran musimannya tidak surut yang besar, yang dibarengi dengan pantai
melebihi 5o C, kecuali di Afrika Timur dimana dengan dasar laut yang landai, akan mendorong
kisarannya bisa mencapai 10o C. berkembangnya mangrove yang ekstensif.
(2). Arus laut (7). Substrat lumpur
Perlu dicatat bahwa batas bagian selatan penyebaran Walaupun mangrove tumbuh pada pasir, lumpur,
mangrove dari pantai bagian barat Afrika, berkaitan gambut, dan batuan koral, tetapi mangrove
dengan perbatasan antara upwelling air dingin yang luas biasanya ditemukan pada tanah-tanah
dengan arus air hangat bagian selatan. Situasi lumpur atau yang berlumpur. Tanah-tanah seperti
yang sama juga terjadi untuk pantai barat Australia itu biasanya ditemukan di sepanjang pantai berdelta,
dan Amerika Selatan dimana terdapat penyebaran laguna, dan estuaria. Tanah-tanah volkanik, seperti
mangrove yang sangat terbatas, dimana arus Humboldt yang terdapat di Indonesia, bersifat kondusif bagi
yang dingin terjadi. Arus tersebut mengarah ke mangrove.
utara, dan ini menghambat benih yang mengapung
untuk hanyut ke selatan. Kemungkinan, bila Menurut Hamilton dan Snedaker (1984),
benih-benih mangrove ditanam di bagian selatan dari sumberdaya mangrove bersifat terbarukan hanya bila
penyebarannya sekarang di perbatasan Australia proses-proses ekologis yang mengatur sistem tersebut
bagian barat, Afrika Selatan dan Amerika Selatan dipertahankan. Proses ekologis internal yang menyebabkan
bagian barat, mereka akan tumbuh dan berkembang bisa dipertahankannya dan bisa diperbaharuinya ekosistem
dengan baik. mangrove adalah bergantung pada proses eksternal berikut
(3). Perlindungan ini: (1) percampuran antara air masin (pasang surut) dengan
Mangrove berkembang baik di pantai-pantai yang air tawar (air sungai) yang seimbang, (2) pasokan hara yang
terlindung dari ombak yang kuat atau pengaruh memadai, dan (3) substrat yang stabil. Menghilangkan
pasang surut yang terlalu kuat yang dapat menyapu satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut akan merusak
anakan mangrove sebelum tumbuh mapan. atau menghilangkan sifat terbarukan dari sumberdaya
Perlindungan seperti itu diberikan oleh teluk, laguna, mangrove tersebut.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
ISLAND
NO JENIS
Java Bali&LSI* Sumatra Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
1 Acanthus ilicifolius + + + + + + +
2 Aegiceras corniculatum + + + + + + +
3 Aegiceras floridum + + + +
4 Acrosticum aureum + + + + + + +
5 Avicennia alba + + + + + + +
6 Avicennia lanata + +
7 Avicennia marina + + + + + + +
8 Avicennia officinalis + + + + + + +
9 Bruguiera cylindrica + + + + + + +
10 Bruguiera gymnorrhiza + + + + + + +
11 Bruguiera parviflora + + + + + + +
12 Bruguiera sexangula + + + + + +
13 Cerbera manghas + + + + + + +
14 Ceriops decandra + + + + + + +
15 Ceriops tagal + + + + + + +
16 Derris trifoliata + + + + + + +
17 Dolichandrone spathacea + +
18 Excoecaria agallocha + + + + + + +
19 Finlaysonia maritima + + + + + + +
20 Heritiera littoralis + + + + + + +
21 Kandelia candel + +
22 Lumnitzera littorea + + + + + + +
23 Lumnitzera racemosa + + + + + +
24 Nypa fruticans + + + + + + +
25 Osbornea octodonta + + + + +
26 Pemphis acidula + + +
27 Phoenix paludosa +
28 Pluchea indica + + + + + + +
29 Rhizophora apiculata + + + + + + +
30 Rhizophora lamarckii + + + +
31 Rhizophora mucronata + + + + + + +
32 Rhizophora stylosa + + + + + + +
33 Scyphiphora hydrophyllacea + + + + + + +
34 Sonneratia alba + + + + + + +
35 Sonneratia caseolaris + + + + + + +
36 Sonneratia ovate + + + + + +
37 Widelia bi Tumbuhan + + + + + + +
38 Xylocarpus granatum + + + + + + +
39 Xylocarpus moluccensis + + + + + + +
40 Xylocarpus rumphii + + + +
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
I. DAUN
B. Compound leaves:
C. Trifoliolate:
D. Palmate:
I. DAUN
E. Bipinnate:
F. Tripinnate:
2. Tata Daun
A. Opposite:
B. Opposite decussate:
C. Alternate:
I. DAUN
D. Whorled:
E. Spiral:
B. Deltoid:
C. Elliptic:
I. DAUN
D. Lanceolate:
E. Linear:
F. Oblanceolate:
G. Oblong:
H. Obovate:
I. DAUN
I. Orbicular:
Bentuk bundar.
J. Spathulate:
K. Rhomboid:
B. Acuminate:
Meruncing.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
I. DAUN
C. Caudate:
Meruncing panjang.
D. Cuspidate:
Meruncing pendek.
E. Mucronate:
F. Emarginate:
Berlekuk.
G. Rounded:
I. DAUN
B. Cuneate:
C. Rounded:
D. Cordate:
E. Auriculate:
I. DAUN
F. Hastate:
G. Asymmetric:
Rata.
B. Crenate:
Bergerigi.
C. Dentate:
Bergelombang.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
I. DAUN
D. Undulate:
Berombak.
E. Serrate:
Bergerigi tajam tapi jarang.
F. Serrulate:
G. Lobed:
Berlekuk.
H. Deeply Lobed:
Berlekuk dalam.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
II. BUNGA
A. Recame:
B. Panicle:
C. Cyme:
II. BUNGA
D. Umbel:
E. Spike:
G. Lobed:
G. Corymb:
B. Sympodial:
2. Tipe Daun
A. Simple:
B. Compound:
Berbentuk kipas.
B. Fish-tail-like:
C. Feather Like:
Berbentuk menyirip.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Acacia auriculiformis
A. Cunn. ex Benth.
Famili: Biji:
Fabaceae Lonjong, pipih hitam atau coklat mengkilap.
Sinonim: Batang:
Racosperma auriculiforme (Benth.) Pedley. Tegak, bulat, putih kotor.
Nama daerah: Akar:
Akasia, Ki hia. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kotor.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
A. mangium, A. crassicarpa A. Cunn. Ex Benth. Daunnya hampir sama dengan Acacia mangium tetapi
daunnya lebih kecil seperti bulan sabit.
Habitus:
Pohon, tinggi 15-20 m, pada tapak yang baik dapat Fenologi:
mencapai 35 m. Muncul sepanjang tahun dan berbunga pada bulan Maret
sampai Juni. Penyerbukan biasanya dilakukan oleh serangga.
Daun:
Majemuk berhadapan, menyirip pada tingkat semai. Pada Habitat:
tingkat dewasa lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, Tumbuh di dataran rendah tropis beriklim lembab sampai
panjang 5-20 x 1-2 cm, pertulangan menyirip hijau dengan sub lembab, sepanjang tepi sungai, pada daerah berpasir di
3 urat yang jelas. tepi pantai, daerah yang mengalami pasang surut air laut,
danau-danau berair asin di dekat pantai, dan dataran yang
Bunga:
tergenang air. Jenis ini dapat tumbuh pada kondisi tanah
Majemuk berkelamin dua di ketiak daun, berwarna
yang mengandung garam dengan salinitas 0.15-7.25 dS/m,
kuning muda, wangi, kelopak silindris, benang sari
baik di tanah kering maupun basah.
silindris, kepala sari bentuk ginjal, mahkota putih
bentuknya seperti kuku, putih. Kegunaan:
Kayunya untuk kayu bakar, jenis ini dimanfaatkan secara
Buah:
luas untuk keperluan revegetasi dan rehabilitasi lahan
Polong, masih muda hijau setelah tua berwarna coklat,
terdegradasi dan reklamasi pada lahan bekas pertambangan
kemudian merekah dan terpilin. Ukuran buah
timah dan bauksit.
(6.5 x 1.5) cm.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Avicenniaceae Tipe biji kriptovivipari.
Sinonim: Batang:
Avicennia marina (Forssk.) Vierh. var. alba (Blume) Bakh. Kulit kayu berwarna kelabu hingga hitam,
seperti kulit ikan hiu.
Nama daerah:
Api-api, Mangi-mangi putih, Boak, Koak. Akar:
Berakar napas, seperti pensil.
Spesies yang mirip:
A. marina, A. officinalis, A. lanata. Ciri khusus:
Daunnya ramping panjang, buah seperti cabe, spesies pionir.
Habitus:
Pohon mencapai tinggi 15 m. Fenologi:
Berbunga umumnya Juli sampai Februari, berbuah
Daun:
umumnya November sampai Maret (musim penghujan),
Tunggal, bersilangan (opposite), lanset hingga elips, ujung
pembuahan sampai masak 2-3 bulan.
daun runcing, panjang 10-18cm.
Habitat:
Bunga:
Paparan lumpur, tepi sungai, daerah kering, toleran
Rangkaian 10-13 bunga, panjang 1-3 cm, berada di ujung
terhadap salinitas yang sangat tinggi.
atau di ketiak daun pada pucuk, mahkotanya 4 berwarna
kuning sampai oranye, kelopak 5 helai, benang sari 4 dengan Kegunaan:
diameter 0.4-0.5 cm. Kayunya sebagai kayu bakar jenis unggulan dan penahan
abrasi laut di pesisir pantai paling depan.
Buah:
Ukuran buah lebarnya 1.5-2 cm dan panjangnya 2.5-4 cm,
berambut halus, buah seperti cabe atau biji buah mete.
Famili: Biji:
Avicenniaceae Tipe biji kriptovivipari.
Sinonim: Batang:
A. intermedia Griff., A. mindanaense Elmer., Sceura marina Kulit kayu bagian luar berwarna abu-abu kecoklatan dan
Forssk., A. marina var. acutissima Stapf & Moldenke., A. tipis, mengelupas pipih dalam bentuk bercak, kulit dalam
marina var. anomola Moldenke., A. marina var. australiasica berwarna putih krem.
(Walp.) J. Everett., A. marina var. intermedia (Griff.)
Akar:
Bakh., A. marina var. marina., A. marina var. resinifera
Akar napas, seperti pasak.
(Forst.) Bakh., A. marina var. rumphiana (Hall. f.) Bakh.,
A. marina var. typica Bakhuizen. Ciri khusus:
Buah seperti kacang, spesies pionir.
Nama daerah:
Sie-sie, Pejapi, Nyapi, Sia-sia putih, Api, Sia, Hajusa, Pai, Fenologi:
Api-api. Berbunga umumnya Juli sampai Februari, berbuah
umumnya November sampai Maret (musim penghujan),
Spesies yang mirip:
pembuahan sampai masak 2-3 bulan.
A. alba, A. officinalis, A. lanata.
Habitat:
Habitus:
Paparan lumpur, tepi sungai, daerah kering, toleran
Pohon mencapai tinggi 25 m dan diameter mencapai 40 cm.
terhadap salinitas yang sangat tinggi dan umumnya
Daun: di daerah pertemuan sungai atau teluk landai dengan
Tunggal, bersilangan (opposite), berbentuk elips, ujung lumpur dalam.
runcing hingga membundar, pangkal daun acute, ukuran
Kegunaan:
daun (5-11 cm x 2.5-5 cm), permukaan daun bagian atas
Kayunya sebagai kayu bakar jenis unggulan dan penahan
hijau kuning mengkilap dan bagian bawahnya abu-abu
abrasi laut di pesisir pantai paling depan. Selain itu akarnya
keputihan, tangkai daun 1.5-2 cm.
menjadi penahan dan penangkap berbagai sampah di
Bunga: perairan, serta menjadi tempat makanan bagi aneka jenis
Rangkaian 8-14 bunga rapat dan kompak, panjang kepiting bakau, siput, dan teritip.
1-2 cm, berada di ujung atau di ketiak daun pada pucuk,
mahkotanya 4 berwarna kuning sampai oranye, kelopak
5 helai, benang sari 4 dengan diameter 0.4-0.5 cm.
Buah:
Ukuran buah lebarnya 1.5-2 cm dan panjangnya 1.5-2.5
cm, kulitnya berambut halus pendek dengan warna kulit
abu-abu kehijauan, buah seperti kotak atau seperti kacang.
Buahnya melingkar atau memiliki sebuah paruh pendek.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Rhizophoraceae Buahnya melingkar atau memiliki sebuah paruh pendek.
Buahnya melingkar spiral, bundar melintang, panjangnya
Sinonim:
2-2.5 cm. Hipokotil lurus, tumpul dan berwarna hijau
B. capensis Bl., B. conjugata (non Rhizophora conjuga
gelap hingga ungu dengan bercak coklat, panjangnya 12-30
L.) Merr., B. cylindrica (non Bl.) Hance., B. gymnorrhiza
cm dan diameter 1.5-2 cm, permukaan licin, kelopaknya
(with one r), B. rhedii Bl., B. rumphii Bl., B. wightii Bl., B.
menyatu saat buah jatuh.
zipelii Bl., Mangium celsum Rumph., M. minus Rumph.,
Rhizophora gymnorrhiza L., R. palun., R. rhedii Steud., R. Biji:
tinctoria Blanco. Tipe biji vivipari.
Nama daerah: Batang:
Lindur, Tancang merah, Sala-sala, Totongkek, Tancang, Kulit kayu bagian luar berwarna abu-abu, abu-abu
Tumu, Tanjang, Putut, Tokke-tokke, Tokke, Mutut besar, kehitaman, coklat tua atau hitam mengelupas kaku, retak-
Tongke kecil, Mangi-mangi, Wako, Bako, Bangko, Sarau, retak yang dalam memanjang searah vertikal, memiliki
Kendeka, Pertut, Taheup, Tenggel, Tumu, Tomo, Dau. mulut kulit kayu, kasar, kulit dalam berwarna merah muda,
merah atau coklat kemerahan.
Spesies yang mirip:
B. passiflora, B. cylindrica, B. sexangula, R. mucronata, R. Akar:
apiculata, R. stylosa, R. lamarkii. Akar berupa akar lutut dan banir kecil berasal dari
bentukan seperti akar tunjang, seakan-akan papan
Habitus:
melebar ke samping di bagian pangkal pohon.
Pohon mencapai ketinggian 36 m dan diameter mencapai
60 cm. Ciri khusus:
Bunga besar, berwarna merah (kelopak), daun licin dan
Daun:
tebal, tanpa ujung yang kasar dan ramping.
Tunggal, tata daunnya bersilangan-berhadapan (opposite),
berwarna hijau pada lapisan atas dan berwarna hijau Fenologi:
kekuningan dengan bercak-bercak hitam (ada juga yang Berbunga sepanjang tahun, berbuah umumnya Juli sampai
tidak), bentuknya elips-lanset, ujung meruncing dengan Agustus, pembuahan sampai masak 7-8 bulan.
ukuran daun (4.5-7 cm x 8.5-22 cm).
Habitat:
Bunga: Tumbuh subur di daerah mangrove bagian tengah sampai
Rangkaian bunga lebar dan tunggal di ketiak daun, bunga bagian dalam. Umumnya di daerah yang mempunyai aerasi
bergelantungan dengan panjang tangkai bunga 9-25 yang baik.
mm, mahkotanya putih hingga coklat, kelopaknya 10-
Kegunaan:
14 helai berwarna merah, panjangnya 3-5 cm, ujung tiap
Bagian dalam hipokotil dimakan (manisan kandeka),
mahkotanya runcing, masing-masing terdiri dari 3 tangkai
dicampur dengan gula. Kayunya yang berwarna merah
benang sari.
digunakan sebagai kayu bakar. Kulit batang sumber tanin
untuk penyamak kulit.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Cerbera manghas L.
Famili: Biji:
Apocynaceae Tipe bijinya sebesar 8 x 4 cm tetap melekat pada bibit.
Sinonim: Batang:
Cerbera odollam Bl., C. lactaria Hamilton., C. forsteri Seem., Eksudat berlebihan, biasanya memiliki cairan susu tapi
C. linneai Montr., C. tanghinia Hook., C. venenifera A.J.M., terkadang sering berwarna hijau kekuningan. Kulit kayu
C. venenifera (Poir.) Steud., Elcana seminuda Blanco., bercelah, berwarna abu-abu hingga coklat, memiliki lentisel.
Tabernaemontana obtusifolia Poir., Tanghinia manghas (L.)
Akar:
G. Don.
Akarnya menjalar ke seluruh permukaan tanah, tapi kurang
Nama daerah: memiliki akar udara dan akar nafas.
Bintaro, Mangga laut, Bintan, Buta-buta madang, Goro-
Ciri khusus:
goro, Kayu susu, Kayu kurita, Kenyeri putih, Kadong,
Mempunyai buah yang mencolok, berpasangan, biji
Koyandan, Mangga brabu, Waba, Jabal, Kenyen putih, Bilu
beracun, bergetah putih.
tasi, Buta badak.
Fenologi:
Habitus:
Tumbuh di sepanjang tahun.
Pohon mencapai ketinggian 20 m.
Habitat:
Daun:
Tumbuh di hutan rawa pesisir atau pantai hingga jauh ke
Biasanya terdapat 20-30 bunga dalam satu tandan, letaknya
darat (400 mdpl), menyukai tanah yang memiliki system
di ujung dahan. Formasinya berkelompok secara tidak
pengeringan yang baik, terbuka terhadap udara dari laut
beraturan. Daun mahkotanya berjumlah 5 putih bersih dan
dan tempat yang tidak teratur tergenang oleh pasang surut.
berwarna merah jingga hingga merah muda-merah pada
Biasanya tumbuh di tepi bagian daratan mangrove.
bagian pusatnya. Kelopaknya berjumlah 5 dengan putih
kehijauan, letaknya agak jauh dari mahkota. Benang sari Kegunaan:
tidak bergagang menempel pada mulut tabung. Minyak yang diperas dari biji dan buah dapat mengobati
gatal-gatal, reumatik, dan pilek. Selain itu dapat digunakan
Bunga:
untuk meracuni ikan (insektisida). Kulit kayu dan daun
Rangkaian bunga lebar dan tunggal di ketiak daun, bunga
digunakan untuk obat pencahar. Kayunya sebagai kayu
bergelantungan dengan panjang tangkai bunga 9-25
bakar dan bahan arang. Sebagai tanaman hias/peneduh,
mm, mahkotanya putih hingga coklat, kelopaknya 10-
kadang-kadang sebagai energi alternatif (biofuel).
14 helai berwarna merah, panjangnya 3-5 cm, ujung tiap
mahkotanya runcing, masing-masing terdiri dari 3 tangkai
benang sari.
Buah:
Bulat, hijau hingga kemerahan, mengkilat dan berdaging.
Diameter buah 6-8 cm. Buah berpasangan.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Excoecaria agallocha L.
Famili: Biji:
Euphorbiaceae Berwarna coklat tua dengan keadaan normal.
Sinonim: Batang:
Commia cochinchinensis Lour., Kulit kayu berwarna abu-abu, halus tetapi memiliki bintil.
Stillingia agallocha (L.) Baill. Batang memiliki getah putih lengket.
Nama daerah: Akar:
Madengan, Buta-buta, Menengan, Kalibuda, Kayu buta- Akarnya menjalar ke seluruh permukaan tanah, seringkali
buta, Betuh, Warejit, Bebutah, Kayu wuta, Sambuta, berbentuk kusut dan ditutupi oleh lentisel, tidak memiliki
Kalapinrang, Mata huli, Makasuta, Goro-goro raci. akar udara.
Habitus: Ciri khusus:
Pohon mencapai ketinggian 15 m. Mempunyai getah putih yang lengket pada batang, dahan
dan daun yang dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.
Daun:
Hijau tua dan berubah merah bata sebelum rontok, Fenologi:
pinggiran halus bergerigi, letak daunnya berselingan dengan Tumbuh sepanjang tahun. Perbungaan terjadi sepanjang
bentuk elips. Ukuran daun 6.5-10.5 x 3.5-5.0 cm. Ada 2 tahun dan penyerbukan melalui serangga, terutama lebah.
kelenjar pada pangkal daun. Ujung daunnya meruncing.
Habitat:
Bunga: Tumbuh memerlukan pasokan air dengan jumlah yang
Letak bunganya di ketiak daun berupa bulir, daun besar. Umumnya ditemukan mangrove di bagian pinggir
mahkotanya berwarna hijau dan putih, kelopak bunganya daratan, atau kadang-kadang di atas air pasang. Bahkan
hijau kekuningan, benang sari 3 dengan warna kuning dapat ditemukan di sepanjang pinggiran danau asin (90%
dengan diameter 0.2-0.3 cm (tiap bunga). Memiliki salah air laut).
satu bunga jantan atau betina, tidak keduanya, bunga
Kegunaan:
jantan lebih kecil dari bunga betina dan menyebar di
Akar sebagai obat sakit gigi dan pembengkakan, kayu
seluruh tandan.
sebagai bahan ukiran dan bahan kertas yang bermutu baik,
Buah: getah dapat digunakan sebagai pembunuh ikan.
Berwarna hijau dengan permukaan seperti kulit dan kasar,
berbentuk seperti bola dengan 3 tonjolan (schizocarp).
Ukuran bunga berdiameter 5-7 mm.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Ficus benjamina L.
Famili: Biji:
Moraceae Biji bulat, keras, dan putih.
Sinonim: Batang:
F. altissima Bl., F. carica Linn., F. conora King., F. fistulosa Batang tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan
Reinw., F. fulva Reinw., F. hispida Linn., F. melinocarpa Bl. kasar, berwarna abu-abu kehitaman. Bergetah putih.
Nama daerah: Akar:
Beringin, Waringin (Sunda), Caringin (Jawa). Berakar tunggang dan akar napas.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
F. ampelas Burm., F. annulata Bl., F. callosa Willd., Pada batang keluar akar gantung (akar udara).
F. glabella Bl.
Fenologi:
Habitus: Muncul sepanjang tahun.
Pohon, tinggi 20-25 m.
Habitat:
Daun: Tumbuh di tanah dan bersifat hemi-epifit (pencekik),
Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berseling. mampu tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan.
Bentuk daun lonjong dengan tepi rata, ujung daun runcing,
Kegunaan:
pangkal tumpul, panjang daun 3-6 cm, lebarnya 2-4 cm,
Daun berfungsi sebagai obat sakit sariawan pada
pertulangan daun menyirip hijau.
anak-anak, akar udara mampu mengobati penyakit pilek,
Bunga: demam, radang amandel, nyeri rematik sendi, bronchitis,
Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak influenza, luka terpukul (memar), bahkan mampu
bentuk corong, mahkota berbentuk bulat, halus, mencegah penyakit kanker.
berwarna kuning kehijauan.
Buah:
Buah buni, bulat, panjang 0.5-1 cm, masih muda hijau,
setelah tua merah.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Hibiscus tiliaceus L.
Famili: Biji:
Malvaceae Biji kecil berwarna cokelat muda.
Sinonim: Batang:
H. abutiloides Willd., H. celebicus Koord., H. cuspidatus Sol. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat tua.
ex Park., H. elatus (non Sw.) Miq., H. hastatus L., H. similis
Akar:
Blume., H. tricuspis Sol. ex Park., Novella repens, Novella
Berakar normal, serabut.
rubra, Paritium tiliaceum (L.) St. Hill.
Ciri khusus:
Nama daerah:
Daun tipis, lebih pendek dan lebih besar daripada
Waru, Waru laut, Wande, Waru langkong, Waru langit,
Thespesia populnea.
Waru lot, Waru lenga, Waru lengis, Waru lisah, Waru
rangkang, Baru (Jawa), Kioko, Siron, Baru, Buluh, Bou, Fenologi:
Tobe, Beruk, Melanding (Sumatera), Kabaru, Fau, Wau Tumbuh di sepanjang tahun.
(Nusa Tenggara), War, Papatale, Haru, Palu, Faru, Haaro,
Habitat:
Fanu, Balo, Kalo, Pa (Maluku), Kasyanaf, Iwal, Wakati
Tumbuh di daerah pantai tidak berawa atau di dekat pesisir.
(Papua), Bahu, Molowahu.
Tumbuh liar di daerah ladang dan hutan. Mampu bertahan
Spesies yang mirip: di daerah toleran terhadap kondisi masin dan kering, juga
H. similis Blume., H. macrophyllus Roxb., Thespesia populnea terhadap kondisi tergenang. Tumbuh baik di daerah panas
Soland. dengan curah hujan 800-2000 mm per tahun. Biasa ditemui
di daerah pesisir pantai berpasir, hutan bakau, dan wilayah
Habitus:
riparian.
Pohon mencapai ketinggian 5-15 m.
Kegunaan:
Daun:
Kayunya biasa digunakan sebagai bahan banguna
Daun tunggal, berseling, berbentuk hati, lebar, panjang 10-
atau perahu, roda pedati, perkakas, dan kayu bakar,
15 cm, bagian bawah berbulu keputih-putihan dengan tepi
kulit batangnya dapat dijadikan tali. Daunnya dapat
rata, bertulang daun menjari, garis tengah hingga 19 cm,
digunakan sebagai pakan ternak, atau yang muda
daun penumpunya bundar telur memanjang.
dapat dijadikan sayuran.
Bunga:
Serupa dengan Thespesia populnea, tetapi bercabang 5,
kepala putik berwarna ungu dengan bercak coklat. Bunga
berdiri sendiri atau dalam tandan berisi 2-5 kuntum.
Daun kelopak berjumlah taju 8-11buah dengan panjang
2.5 cm, daun mahkota berbentuk kipas, berkuku pendek,
dan lebarnya 5-7.5 cm, berwarna kuning, jingga kemudian
kemerah-merahan dengan noda ungu pada pangkalnya.
Buah:
Kapsul, diameter 2-3 cm, terbelah ke dalam 5 segment dan
melepaskan biji pada saat matang (dehiscent). Berambut
lebat, dan beruang lima, panjang sekitar 3 cm.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Fabaceae Buah kapsul dengan 3 sel yang berisi sampai 450 biji, buah
polong dengan ukuran 10-28 x 2-4 cm.
Sinonim:
I. amboinensis D.C., I. madagascariensis Thouars ex DC., I. Biji:
retusa (Kurz.) O. Kuntze., Afzelia bijuga (Colebr.) A. Gray. Biji kecil 1-8 butir, kasar, hitam.
Nama daerah: Batang:
Merbau, Ipil, Kayu besi. Batang tidak bercabang, lurus, licin dan berwarna
keputihan, kulit mengelupas.
Spesies yang mirip:
Kingiodendron platycarpum. Akar:
Membentuk akar banir (papan) yang tebal dan tinggi,
Habitus:
bentuk pegagannya berwarna abu-abu terang atau coklat
Pohon mencapai ketinggian 50 m dengan tinggi bebas
pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas
cabang mencapai 20 m, dan berdiameter mencapai
serupa sisik-sisik bulat.
160-250 cm.
Fenologi:
Daun:
Bunga muncul sepanjang tahun, dengan puncaknya pada
Daun majemuk dengan 2-3 pasang anak daun, anak daun
bulan Agustus.
bundar telur tidak simetris, ukurannya 2.5-16.5 x 1.8-
11 cm, dengan ujung tumpul atau melekuk dan pangkal Habitat:
membundar, permukaannya gundul dan licin, tulang daun Sering terdapat di hutan pantai dan sepanjang sungai
utama berambut panjang di sisi bawah. pasang surut tetapi juga ditemui di daratan sampai
ketinggian 600 m dpl.
Bunga:
Terkumpul dalam karangan di ujung (terminal), panjang Kegunaan:
hingga 10 cm, berambut halus. Mahkota berwarna putih Kayunya biasa digunakan sebagai bahan konstruksi berat,
yang berubah menjadi jambon, atau merah; benang sari pepagan dan daunnya dapat digunakan sebagai obat dan
seluruhnya berwarna merah keunguan. bijinya dapat dimakan setelah diolah dengan hati-hati.
Famili: Biji:
Fabaceae Bulat telur, masih muda hijau setelah tua coklat
Sinonim: Batang:
Mimosa leucochepala Lam., Mimosa leucophala Lam. Berkayu, penampang bulat, bercabang, hijau kecoklatan.
Nama daerah: Akar:
Petai cina (Indonesia), Lamtoro (Jawa), Peuteuy selong Akar tunggang, berwarna kuning kecoklatan
(Sunda), Tibak, Ipil-ipil (Kalimantan)
Ciri khusus:
Spesies yang mirip: Daun kecil mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan
Leucaena glauca (L.) Benth tanin. Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa)
tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih
Habitus:
tipis.
Pohon dapat mencapai tinggi sekitar 11 m dan diameter
batang sekitar 17 cm. Fenologi:
Polinasi dilakukan oleh serangga atau burung dan angin.
Daun:
Majemuk menyirip ganda dua, daun berseling (alternate), Habitat:
anak daun berhadapan (opposite), anak daun bulat telur, Cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 m
panjang 6-25 cm, lebar 2-5 cm, ujung runcing, tepi rata, dpl. Sering ditemukan di dekat sungai, juga di sepanjang
pangkal tumpul, hijau, berbulu. jalan dan tonjolan pada tanah berpasir.
Bunga: Kegunaan:
Bongkol, kelopak bentuk lonceng, hijau, benang Digunakan sebagai tanaman naungan dan reboisasi. Kayu
sari sepuluh, panjang + 1 cm, daun mahkota lepas, digunakan untuk pulp/kertas, bahan bakar dan arang. Kulit
bentuk lanset, panjang 5 mm, tangkai panjang, putih (ditumbuk) digunakan untuk melawan infeksi jamur dan
kekuningan sebagai pewarna cokelat untuk jaring ikan. Daun digunakan
sebagai pakan ternak. Daun, bunga dan buahnya digunakan
Buah:
untuk memasak. Biji dapat digunakan sebagai pengganti
Polong, bentuk lanset dan pipih, panjang 8-18 cm, lebar 2
kopi juga sebagai peluruh air seni dan obat cacing.
cm, masih muda hijau setelah tua hitam.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Morinda citrifolia L.
Famili: Biji:
Rubiaceae Berwarna hitam, tersusun dari albumen keras dan ruang
udara yang tampak jelas. Berukuran kecil-kecil dan
Sinonim:
berjumlah banyak.
Bancudus latifolia Rumph., Morinda citrifolia Hunter.
Batang:
Nama daerah:
Batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar. Kulit
Mengkudu, Noni, Keumeudee (Aceh), Pace, Kemudu, Kudu
batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-
(Jawa), Cangkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Tibah (Bali),
kuningan, berbelah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya
Eodu, Eoru, Lengkudu, Bangkudu, Pamarai, Mangkudu,
bersegi empat.
Neteu, Kudu, Ai kombo, Bakulu, Wangkudu, Labanau.
Akar:
Habitus:
Berbentuk tunggang yang tertancap dalam.
Pohon kecil atau perdu yang mencapai tinggi 3-8 m.
Ciri khusus:
Daun:
Bijinya mempunyai daya tahan lama, tajuknya selalu hijau,
Daun mengkilap, letak daun berhadapan (opposite), helaian
dan batangnya sangat mudah dibelah.
daun tebal, tunggal dan besar. Bentuknya jorong lanset,
berukuran (15-50 x 5-17) cm, tepi daun rata, ujung daun Fenologi:
lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak dengan urat Bulan kering berpengaruh pada jumlah buah dan besar
daun menyirip. Warna daun hijau mengkilap, tidak berbulu, kecilnya buah yang dihasilkan sedangkan bulan basah
dengan pangkal daun berukuran 0.5-2.5 cm. Ukuran daun berpengaruh terhadap proses pembungaan.
penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar.
Habitat:
Bunga: Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl.
Bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di Tanaman ini sangat baik tumbuh dengan kondisi cukup
ketiak daun penumpu, dengan berkelamin dua. Mahkotanya sinar matahari, tekstur tanah liat berpasir, agak lembab,
putih berbentuk corong, panjang mencapai 1.5 cm. Benang banyak mengandung bahan organik dengan drainase yang
sari tertancap di mulut mahkota, dengan kepala putik cukup baik, curah hujannya 1500-3500 mm/tahun dengan
berputing dua. Bunga putih dan harum. bulan kering < 3 bulan, pH tanah 5-7.
Buah: Kegunaan:
Buah bulat lonjong seperti telur dengan diameter 7.5-10 Kayunya sebagai penopang tanaman lada, daunnya
cm. Permukaan buah terdiri dari sel-sel polygonal yang dimakan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi,
berbintik dan berkutil. Awal berwarna hijau, lama-kelamaan buahnya sebagai antibiotik. Akarnya untuk mewarnai
berwarna putih kekuningan hingga masak putih transparan. batik dan anyaman pandan.
Daging buah terdiri dari buah-buah berbentuk piramida
berwarna cokelat.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Plumeria rubra L.
Famili: Biji:
Apocynaceae Biji kecil bersayap, akan terbang terbawa angin bila buah
sudah merekah.
Sinonim:
P. acuminata W. T. Aiton., P. acutifolia Poir. Batang:
Batangnya berkayu keras tinggi, percabangannya banyak,
Nama daerah:
batang utamanya besar, cabang mudanya lunak, batangnya
Kamboja, Semboja (Jawa), Bunga jebun (Bali), Samoja,
cenderung bengkok dan bergetah.
Kamoja (Sunda), Bunga lomilate (Gorontalo), Campaka
molja/Bakul (Madura), Pandam (Minangkabau), Karasuti, Akar:
Kolosusu, Tintis (Minahasa). Akarnya berupa akar tunggang.
Habitus: Fenologi:
Pohon, tinggi 6 m. Pembungaan terjadi sepanjang tahun.
Daun: Habitat:
Daun berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan kedua Tanaman tumbuh subur di dataran rendah sampai
ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, tumbuh subur
yang menonjol, sering rontok dalam keadaan lebat. hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu
untuk berkembang biaknya.
Bunga:
Berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, Kegunaan:
perhiasan bunga berjumlah 5 buah, berwarna putih atau Kamboja ditanam sebagai tanaman hias, getahnya
merah. digunakan sebagai obat sakit gigi atau obat luka, sedangkan
kulit batangnya sangat efektif untuk menumpas rasa
Buah:
sakit bengkak dan pecah-pecah pada telapak kaki. Bunga
Buah berpasangan, merekah pada saat tua
digunakan dalam upacara adat keagamaan di Bali.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Rhizophoraceae Tipe biji vivipari.
Sinonim: Batang:
Mangium candelarium Rumph., R. candelaria DC., R. Kulit luar berwarna abu-abu, abu-abu tua, atau hitam, kasar,
conjugata (non Linne) Arn., R. lamarckii, R. mangle retak-retak dangkal membentuk persegi empat dengan tepi
(non Linne). tidak terangkat. Kulit dalam berwarna kemerah-merahan
dan berserabut.
Nama daerah:
Bangka minyak, Donggo akit, Jankar, Abat, Parai (Sarbei, Akar:
Bintuni), Kajang-kajang, Tokei (Palopo), Bakau (Makassar), Perakaran bertipe akar tunggang.
Bakau bini (Tarakan, Kaltim), Bakau (Riau), Tongke kecil
Ciri khusus:
(Ambon), Mangi-mangi (Sorong), Bakau leutik, Bakau
Daun lebih kecil dibandingkan jenis Rhizophora lainnya.
kacang, Bakau putih, Tanjang wedok, Tongke busar, Lalano,
Wako, Jangkah, Slengkreng, Tinjang. Fenologi:
Berbunga sepanjang tahun (terutama Agustus-Desember),
Spesies yang mirip:
berbuah pada musim hujan (Desember-Maret), pembuahan
Bruguiera cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parviflora, B.
hingga masak 5-6 bulan.
sexangra, R. lamarckii, R. mucronata, R. stylosa.
Habitat:
Habitus:
Tumbuh subur pada daerah muara sungai yang memiliki
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian 35 m dengan
lumpur mangrove lembut, dan pada umumnya di daerah
diameter 55 cm.
tanah berlempung dan berhumus serta beraerasi baik.
Daun:
Kegunaan:
Susunan daunnya tunggal, bersilangan (opposite). Bentuk
Kayunya sebagai kayu bakar, dan bahan arang, serta
elips dan menyempit, ujung daunnya tajam (dengan ujung
mempunyai nilai energi tinggi untuk bahan batu bara. Selain
yang tiba-tiba tajam), panjang 9-18 cm. Permukaan bawah
itu dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan.
hijau kekuningan, berbintik-bintik hitam kecil yang
Pepagannya dapat digunakan sebagai obat disentri dan
menyebar di seluruh permukaan bawah daun, dengan
menghasilkan tanin untuk penyamak kulit.
pangkal daun cuneate. Tangkai daunnya 1-3 cm.
Bunga:
Rangkaian 2 bunga per kelompok pada tangkai bunga yang
kokoh, panjang tangkai bunga hingga 1.4 cm di ketiak
daun. Mahkotanya 4, berwarna hijau sampai putih. Kelopak
4 helai dengan warna kuning kehijauan, di luar hijau
kemerah-merahan. Benang sari umumnya berjumlah 12
dengan warna cokelat. Ukuran bunga 2-3 cm.
Buah:
Bersifat vivipari, berbentuk hipokotil, daun kelopak (calyx)
tidak luruh, berwarna coklat dengan ukuran panjangnya
2-3.5 cm. Hipokotilnya berwarna jingga kemerah-merahan,
dan merah pada kotiledon jika sudah matang. Panjang
hipokotil 18-38 cm.
Gambar 13 Rhizophora apiculata Bl.
Gambar 14 Rhizophora mucronata Lamk.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Rhizophoraceae Bersifat vivipari, berbentuk hipokotil, daun kelopak (calyx)
tidak luruh dan permukaannya berbintil. Ukurannya
Sinonim:
berdiameter 2-2.3 cm dengan panjang 50-70 cm, berwarna
Mangium candelarium Rumphius., Rhizophora candelaria
hijau sampai hijau kekuningan, leher kotiledon berwarna
Wight & Arn., R. latifolia Miq., R. longissima Blanco.,
kuning ketika matang.
R. macrorrhiza Griff., R. mangle (non Linne) Roxb., R.
mucronata var. typica Schimp. Biji:
Tipe biji vivipari.
Nama daerah:
Bakau, Bako gundul, Bakau genjah, Bakau bandul, Bakau Batang:
hitam, Tanjang lanang, Tokke-tokke (Palopo), Bakao Kulit luar berwarna abu-abu terang, abu-abu tua atau
(Makassar), Bakau laki (Tarakan, Kaltim), Blukap (Sarbei, coklat terang. Permukaan kasar dan beralur, retak-retak
Bintuni), Tongke besar, Lului, Bakau-bakau, Wako, Bangko, membentuk segi empat dengan tepi terangkat, bersisik dan
Bako, Bangka itam, Dongoh korap, Bakau korap, Bakau mengelupas. Kulit dalam berserabut, merah muda sampai
merah, Jankar, Lenggayong, Belukap, Lolaro. merah tua.
Spesies yang mirip: Akar:
Bruguiera cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parviflora, B. Berakar tunjang, berbentuk akar tongkat yang keluar dari
sexangra, R. apiculata, R. lamarckii, R. stylosa. batang, memiliki lentisel untuk pernapasan.
Habitus: Ciri khusus:
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian 30 m dengan Daun lebih besar dari R. stylosa, pada bagian tengah
diameter 35 cm. memiliki panjang yang maksimum, benang sari pendek.
Daun: Fenologi:
Berdaun lebar dengan panjang mencapai 16-22 cm dan Berbunga sepanjang tahun (terutama Agustus-Desember),
lebar 8-11 cm, berwarna hijau tua pada bagian atasnya dan berbuah pada awal musim hujan (Oktober-Desember),
berwarna hijau muda kekuningan pada bagian bawahnya pembuahan hingga masak 14-15 bulan.
serta terdapat bercak hitam kecil yang menyebar pada
Habitat:
permukaan bawah daun, dengan tangkai berukuran
Tumbuh subur pada daerah muara sungai yang memiliki
3-4.5 cm. Tata daun berhadapan, bersilangan (opposite),
lumpur mangrove halus, mudah beradaptasi dengan
komposisi tunggal, bentuk elips membesar, ujungnya
ketinggian bervarias, atau yang digenangi air pasang
meruncing (acute) dan terdapat jarum (mucro), pangkal
agak besar.
daunnya cunneate.
Kegunaan:
Bunga:
Kayunya sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan
Rangkaian bunga 4-8 kelompok bunga yang tersusun dua-
bahan arang. Kulit kayu menghasilkan tanin sebagai
dua, bergantung di ketiak daun. Mahkotanya berjumlah
penyamak, dan sebagai bahan wood chip bahan baku
4 berwarna putih dan berbulu. Kelopaknya 4 helai,
utama pembuatan kertas.
berwarna kuning susu hingga hijau kekuningan. Benang sari
pendek dan berjumlah 8 sedangkan putiknya sangat pendek.
Ukuran bunga berdiameter 3-4 cm dengan panjang
1.5-2 cm, dan meruncing pada bagian ujungnya.
Gambar 15 Rhizophora stylosa Griff.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Sonneratiaceae Buah buni, berbentuk bola agak gepeng, berbau tidak
enak. Berwarna hijau, dengan permukaan halus, memiliki
Sinonim:
diameter 3.5-4.5 cm, berisi 150-200 biji dalam satu buah.
Chiratia leucantha Montr., Mangium caseolare album
Rumph., Rhizophora caseolaris Linne., Sonneratia acida F. Biji:
Vill., S. caseolaris Engl., S. griffithii (non Kurz) Watson., Tipe biji normal.
S. iriomotensis Masamune., S. mossambicensis Klotzsch ex
Batang:
Peters.
Kulit kayu bagian luar halus, retak/celah searah longitudinal,
Nama daerah: warna kulit luar krem sampai coklat. Kulit dalam berwarna
Pedada (Ind.), Perepat, Pidada, Bogem, Bidada, Posi-posi, cokelat sampai merah muda.
Wahat putih, Kedada, Bangka, Berobak, Barabak, Pupat,
Akar:
Mange-mange, Muntu, Sopo (Sarbei, Bintuni), Suput.
Berakar nafas, berbentuk kerucut, baji, kokoh, lancip
Spesies yang mirip: dengan diameter pangkal akar mencapai 5 cm dan tinggi
S. caseolaris, S. ovata. hingga 25 cm.
Habitus: Ciri khusus:
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian hingga 20 m Helai kelopak menyebar atau sedikit melengkung ke arah
dengan diameter 40 cm, selalu hiaju, bertajuk lebar, padat buah (pada S. ovata kelopak tegak pada buah), tangkai daun
dan kompak. pada bunga dewasa berwarna kuning.
Daun: Fenologi:
Susunan daun tunggal, bersilangan. Bentuk oblong sampai Berbunga sepanjang tahun (antara 3-4 bulan). Berbuah pada
bulat telur sungsang, memiliki ketebalan. Ujung daunnya bulan Mei-Juni dan Oktober-November. Pembuahan sampai
membundar sampai berlekuk (obtuse) dengan ukuran masak 2-3 bulan.
(5-10 x 3.5-7) cm, pangkal daun berbentuk acute atau
Habitat:
obsute. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau muda
Tumbuh di lumpur berpasir di muara sungai, sering
hingga hijau mengkilap dan halus, sedangkan permukaan
ditemukan di daerah yang menjorok ke laut dengan salinitas
bagian bawah daun berwarna hijau. Tangkai daunnya
yang relatif tinggi. Umumnya di daerah pertemuan sungai
berukuran 1 cm.
yang landai atau teluk berlumpur dalam, kadang-kadang
Bunga: di pantai berbatu, berkarang atau di atas tanah liat, tapi
Rangkaian bunga 1 sampai beberapa bunga tersusun di tidak mampu tumbuh pada genangan air tawar dalam
ujung atau cabang/dahan pohon, berkelamin ganda. Tipenya jangka panjang.
cyme atau soliter. Mahkotanya berwarna krem sampai putih,
Kegunaan:
berukuran 13-20 x 0.5-1.5 mm. Kelopaknya serupa lonceng
Kayunya sebagai bahan geladak, siku-siku perahu kayu
dengan jumlah 6-8 helai dengan bagian luar berwarna
bakar. Daun mudanya dapat dimakan dan buahnya yang
hijau, bagian dalam berwarna merah, tidak rontok. Benang
mulai melunak dapat dimakan.
sarinya banyak, putih dan lekas rontok. Termasuk bunga
sehari (ephemeral), terbuka menjelang malam hari dan
berlangsung sepanjang malam, mengandung banyak madu
pada pembuluh kelopak.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Sonneratiaceae Tipe biji normal.
Sinonim: Batang:
Aubletia caseolaris Gaertn., Blatti acide Lamk., Blatti Kulit batang halus dan menjuntai.
caseolaris O.K., B. pagatpat Niedenzu., Mangium caseolare
Akar:
rubrum Rumph., Rhizophora caseolaris L., Sonneratia acida
Berakar napas berbentuk kerucut hingga mencapai 1 m
Linne., S. evenia Bl., S. lanceolata Bl., S. neglecta Bl., S.
yang banyak dan sangat kuat. Ujung cabang/ranting terkulai,
obovata Bl., S. ovalis Korth., S. pagatpat Blanco., S. rubra.
dan berbentuk segi empat pada saat muda.
Nama daerah:
Ciri khusus:
Pedada merah (Ind.), Alatat (Simuelue), Berembang
Bunga dewasa memiliki tangkai daun pendek dengan dasar
(Melayu), Pedada, Perepat merah, Rambai (Banjarmasin),
berwarna kemerah-merahan, benang sari berwarna merah
Bogem (Sunda), Betah, Bidada, Bogem, Kapidada (Jawa),
dan putih, akar nafas yang berkembang dengan baik dapat
Bhugem, Poghem (Madura), Wahat merah, Warakat merah
mencapai tinggi lebih dari 1 m, lebih tinggi dibandingkan
(Ambon), Posi-posi merah (Ternate), Rambai.
S. alba.
Spesies yang mirip:
Fenologi:
S. alba, S. ovata.
Berbunga sepanjang tahun (antara 3-4 bulan). Berbuah
Habitus: pada bulan Mei-Juni dan Oktober-November. Pembuahan
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian hingga 15 m. sampai masak 2-3 bulan. Tidak toleran terhadap naungan,
ketika bunga berkembang penuh pada saat malam (sekitar
Daun:
pkl. 20.00) maka bunga banyak berisi nektar. Selama hujan
Susunan daun tunggal, bersilangan. Bentuk jorong sampai
lebat, kecenderungan pertumbuhan daun akan berubah dari
oblong. Ujung membundar dengan ukuran panjang 4-8 cm.
horizontal ke vertikal.
Tangkai daun kemerahan, lebar dan sangat pendek.
Habitat:
Bunga:
Tumbuh di bagian yang kurang asin di hutan mangrove,
Rangkaian bunga 1 sampai beberapa bunga bersusun di
pada tanah lumpur yang dalam, seringkali di sepanjang
ujung atau cabang/dahan pohon, berkelamin ganda. Pucuk
sungai kecil dengan air yang mengalir pelan dan
bunga bulat telur dengan mahkota berwarna merah (17-35
terpengaruh oleh pasang surut. Tidak pernah tumbuh di
x 1.5-3.5) mm, mudah rontok. Kelopak bunga 6-8 helai,
daerah pematang/sepanjang karang. Tumbuh di tepi muara
berwarna hijau dan berkulit di bagian luar, di bagian dalam
sungai terutama di daerah yang memunyai salinitas rendah
putih kekuningan hingga kehijauan.Benang sari banyak,
dengan campuran air tawar.
ujungnya putih dan pangkalnya merah dan rontok. Ukuran
diameter 8-10 cm, termasuk bunga sehari (ephemeral), Kegunaan:
terbuka menjelang malam hari dan berlangsung Buah dapat dimakan, kayu dapat digunakan sebagai kayu
sepanjang malam hari dan berlangsung sepanjang malam, bakar. Akar nafas dapat digunakan sebagai pengganti gabus,
mengandung banyak madu pada pembuluh kelopak. sekaligus penahan abrasi laut.
Buah:
Buah buni seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian
dasarnya terbungkus kelopak bunga. Ukurannya lebih besar
dari S. alba, menghasilkan biji lebih banyak (800-1200),
diameter 6-8 cm, berwarna hijau kekuning-kuningan
dengan permukaan mengkilap. Kelopaknya tidak menutupi
buah dan memanjang horizontal, helai kelopak menyebar.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Terminalia catappa L.
Famili: Akar:
Combretaceae Akar tunggang, berbentuk akar napas seperti papan hingga
mencapai 3 m sangat kuat.
Sinonim:
Myrobalanus catappa Kuntze., Terminalia catappa var. Ciri khusus:
chlorocarpa Hassk., T. catappa var. macrocarpa Kassk., Daunnya rontok hingga 2 kali, sebelum rontok berwarna
T. catappa var. rhodocarpa Hassk., T. latifolia Blanco., T. oranye kemerah-merahan sehingga membuat pohon
mauritiana (non Lamk.) Blanco., T. moluccana Lamk. menjadi lebih berwarna. Buahnya yang memiliki gabus
dapat terapung-apung dalam jangka waktu yang cukup lama
Nama daerah:
sampai menemukan tempat yang cocok untuk tumbuh.
Ketapang (Ind.), Hatapang, Katafa, Katapieng, Lahapang,
Beowa, Ki geutapang, Salrise (Sumatera), Katapang Fenologi:
(Sunda, Jawa), Klihi, Lisa, Ketapas (Nusa tenggara), Sadina, Penyebaran terjadi oleh kelelawar, monyet dan air.
Saliha, Salisa, Klis, Ngusu (Maluku), Tarisei, Dumpayong, Meranggas di Jawa pada bulan Januari-Februari dan Juli-
Lumpayong, Talisei, Kanangan, Atapang (Sulawesi), Kalis, Agustus. Termasuk jenis mangrove ikutan.
Kris (Papua), Kilaula, Wewa, Sabrise, Sarisei, Dumpajang,
Habitat:
Sirisal, Tasi, Tiliho.
Terdapat di tanah berpasir atau berbatu dan di perbatasan
Spesies yang mirip: mangrove dengan daratan. Pohon ini cocok dengan iklim
Terminalia littorea, Terminalia gablarata. pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400
mdpl. Curah hujan antara 800-3500 mm per tahun, dan
Habitus:
bulan kering hingga 6 bulan.
Berbentuk pohon dan dapat mencapai ketinggian hingga
12 m, mudah gugur, bentuk seperti pagoda terutama bila Kegunaan:
pohon masih muda. Pepagan dan daunnya dapat digunakan sebagai penyamak
kulit, bahan pembuatan tinta, sebagai pewarna hitam.
Daun:
Kayu dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kapal.
Susunan daun tunggal, berseling, dan tersebar di ujung
Bijinya dapat dimakan dan pengganti biji almond dalam
ranting, bertangkai pendek dan hampir duduk. Helaian
kue. Ketapang yang mengering dapat menurunkan pH
daun berbentuk bulat telur terbalik dengan ukuran 8-25
air, menyerap bahan-bahan berbahaya, dan memberikan
hingga 38 x 5-14 sampai 19 cm, dengan ujung lebar
kondisi nyaman bagi ikan.
meruncing dan pangkal menyempit perlahan. Helaian
serupa kulit licin di atas permukaan daun, berambut halus
di bawah permukaan daun, kemerahan jika akan rontok.
Bunga:
Berukuran kecil, putih bulir, majemuk, berwarna kuning
kehijauan dengan panjang 5-25 cm berada di ujung daun.
Bunga tak bermahkota, dengan kelopak berjumlah 5,
bentuk piring atau lonceng yang berukuran 4-8 mm. Benang
sari dalam lingkaran yang tersusun lima-lima.
Buah:
Buah batu berbentuk telur gepeng, bersegi atau bersayap
sempit dengan ukuran 2.5-7 x 4-5.5 cm, berwarna hijau-
kuning-merah, atau ungu kemerahan jika masak.
Biji:
Tipe biji normal, dapat dimakan.
Batang:
Kulit batang halus berwarna hijau pada saat muda,
dan kecoklatan pada saat mengalami pertumbuhan Gambar 18 Terminalia catappa L.
setelah dewasa.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Malvaceae Tipe biji normal, halus dan berambut, biji 4 per sel
membentuk telur sungsang.
Sinonim:
Bupariti populnea (L.) Rothmaler., Hibiscus bacciferus Batang:
Forster., H. macrophyllus (Bl.) Oken., H. populneus L., Batang tertutup rapat dengan sisik coklat
Malvaviscus populneus (L.) Gaertn., Novella litorea Rumph., keperakan, menggundul.
Thespesia banalo Blanco., T. howii Hu., T. macrophylla
Akar:
Blume., T. populneoides Roxb.
Akar normal, serabut.
Nama daerah:
Ciri khusus:
Waru laut, Waru lot (Ind.), Baru laut (Simeulue), Baru lot,
Daunnya lebih tebal dan lebih panjang daripada
Beru lot (Madura), Waru pantai, Salimuli.
Hibiscus tilaceus.
Spesies yang mirip:
Fenologi:
Hibiscus tiliaceus L., Hibiscus similis Bl.
Perbungaan berbentuk aksiler, soliter, besar, bunga kuning
Habitus: membuka pada sekitar jam 10 pagi, menjadi orange-
Berbentuk pohon kecil dan mencapai ketinggian kemerahan pada siang hari, kemudian memudar menjadi
hingga 2-10 m. pink pada pohon dan tidak gugur selam beberapa hari.
Perbanyakan secara alami dilakukan dengan biji dan
Daun:
penyebarannya melalui air.
Susunan daun tunggal, berseling, dan berbentuk hati
(cordate), ujung daun meruncing, panjang 15-20 cm, tebal Habitat:
dan halus, tidak berambut, tulang daun kekuning-kuningan Habitat alami di pantai, dan berada di daerah pinggir pantai
dan menjari. Daun bertangkai panjang, dengan tepi rata, terutama di wilayah pesisir. Selain itu dapat ditanam di
dengan kelenjar kulit kecil di antara pangkal tulang daun pinggir jalan sebagai tanaman hias dan peneduh.
utama di sisi bawah daun. Daun muda bersisik coklat rapat.
Kegunaan:
Bunga: Kayunya dapat dimanfaatkan sebagai furniture, konstruksi
Bunga berdiri sendiri di ketiak daun, aksiler, soliter, besar. ringan, lantai, bahan-bahan percetakan, alat-alat musik,
Bertangkai panjang dan bersisik. Daun kelopak tambahan alat-alat rumah tangga, dan badan mobil. Pegagannya dapat
3, amat kecil dan lekas rontok, mahkota berbentuk bundar digunakan untuk pendempul dan pembuat tali. Daun muda
telur, sungsang, menyerong. Kelopak seperti cawan, sebagai lalapan, kayu dan getah kuning dari buah dan bunga
panjang 12-14 mm, dengan gigi yang sangat kecil. Mahkota menghasilkan pencelup, kayu teras sebagai obat kolik dan
berbentuk lonceng, 6-7 cm, kuning muda dan akhirnya demam. Selain itu daun dan buah digunakan sebagai obat
merah, dengan noda bercak (ungu) pada pangkalnya. penyakit kulit.
Bergetah kuning.
Buah:
Buah kotak dengan bentuk bola pipih sampai bentuk telur
lebar, bersudut 5, diameter 2.5-4.5 cm, tidak membuka atau
membuka lambat.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Meliaceae Buah seperti kelapa, dengan berat 1-2 kg, warna hijau
kecokelatan hingga cokelat kekuningan dengan ukuran
Sinonim:
buah berdiameter 10-25 cm, permukaan kasar berkayu,
Amoora salomoniensis C. DC., Carapa granatum (Koen.)
mengandung 6-18 biji.
Alston., C. indica A. Juss., C. moluccensis auct. non Lam., C.
obovata Blume., Granatum littoreum parvifolium Rumph., Biji:
G. obovatum (Blume) Kuntze., G. oblongifolia Griff., Tipe biji normal, berbentuk persegi empat, panjang hingga
Monosoma littorata Griff., Xylocarpus bednadirensis Mattei., 6 cm, berwarna coklat. Susunan biji sangat rapid an rapat
X. carnulosus Zoll. & Morr., X. minor Rydley., X. moluccensis seperti puzzle fruit.
auct. non M. Roem., X. obovatus (Blume) A. Juss.
Batang:
Nama daerah: Batang seringkali berlubang terutama batang yang sudah
Niri, Nyireh, Nyiri, Nyireh bunga, Nyireh udang, Nyiri tua, kulit kayu berwarna cokelat muda-kekuningan, tipis
hutan, Pohon kira-kira, Jomba, Banag-banang, Siri, Nilyh, mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu
Nyuru, Jombok gading, Buli, Bulu putih, Buli hitam, Inggili, berkeriput. Pola pengelupasan kulit acak dan berbintik,
Nipa, Niumeri kara, Mokmof, Kabau. serta halus.
Spesies yang mirip: Akar:
Xylocarpus moluccensis, Xylocarpus rumphii. Akar banir dan akar papan, sering dijumpai sistem akar
berupa akar napas atau permukaan seperti pita.
Habitus:
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian hingga 10-20 m Ciri khusus:
dengan diameter hingga 1 m. Banir tumbuh dengan baik, akar seperti ular yang
berombak, buah bulat seperti melon yang keras
Daun:
berwarna coklat kekuningan.
Susunan daun majemuk, berseling, anak daun biasanya
terdiri dari 2 pasang, dan ada yang sendiri, tebal. Bentuk Fenologi:
anak daun elips sampai bulat telur sungsang dengan ujung Berbunga sepanjang tahun antara 3-4 bulan, berbuah
daun membundar. Ukuran daun 4.5-17 cm x 2.5-9 cm. terutama pada bulan Juli-Agustus dan November-
Desember. Pembuahan hingga masak 10 bulan,
Bunga:
penyebaran biji melalui air.
Bunga terdiri dari 2 jenis kelamin atau bunga betina saja
(uniseksual), bentuk malai, tumbuh di ketiak daun. Tandan Habitat:
bunga panjangnya 2-7 cm muncul dari dasar ketiak tangkai Tumbuh di sepanjang pinggiran pasang surut, pinggir
daun, dan tangkai bunga panjangnya 4-8 mm. Formasi/ daratan dari mangrove bagian dalam dengan salinitas
rangkaian bunganya 8-20 bunga per gerombol. Daun rendah 0.1-3%, dan lingkungan payau yang tidak terlalu
mahkotanya berjumlah 4, berwarna krem sampai putih asin. Seringkali mengelompok dalam jumlah yang besar.
kehijauan dengan bentuk lonjong dan bertepi bundar,
Kegunaan:
ukuran panjang 5-7 mm. Kelopak daunnya 4 helai,
Kulit batang kaya akan tanin digunakan sebagai pewarna
berwarna hijau kekuningan, panjangnya 3 mm. Benang sari
pakaian, batangnya digunakan sebagai kayu bakar dan
berwarna putih atau krem yang menyatu dengan pembuluh
bahan pembuatan arang. Tumbuhan ini digunakan untuk
(tube). Ukuran bunga berdiameter 1-1.2 cm.
merehabilitasi kawasan pantai.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Abrus precatorius L.
Famili: Biji:
Fabaceae Biji berbentuk bulat, kecil, cokelat.
Sinonim: Batang:
A. laevigatus E. Mey., A. melanospermus Hassk., Tegak, berkayu, bulat, permukaan halus, batang
A. pulchellus Wall. muda berwarna ungu, percabangan monopodial,
hitam keputih-putihan.
Nama daerah:
Saga hutan (Ind.), Thaga (Aceh), Seugeu (Gayo), Parusa Akar:
(Mentawai), Kundi, Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kotor.
Kanderi, Kunderi (Lampung), Kitoke laut (Sunda), Segawe
Ciri khusus:
sabrang (Jawa), Sagabhinek (Madura), Taning bajang
Kulit, batang, dan daun mengandung saponin dan
(Dayak), Saghanal, Kangean (Nusa tenggara), Bibilaka
flavonoida. Selain itu kulit batang mengandung tanin, dan
(Alor), Wolipopo (Gorontalo), Idi-idima lako (Ternate).
daun mengandung polifenol.
Spesies yang mirip:
Fenologi:
Adenanthera pavonina L.
Polinasi dilakukan oleh burung atau serangga dan angin.
Habitus:
Habitat:
Semak, mampu menjadi pohon, tinggi 15 m.
Tumbuh mulai dataran rendah hingga ketinggian 250 m
Daun: dpl, tetapi sering ditemukan juga di daerah yang berawa dan
Majemuk, berseling, tangkai daun silindris, panjang daun mempunyai salinitas rendah.
7 cm, berwarna hijau kecoklatan, anak daun lonjong, halus,
Kegunaan:
tepi rata, ujung tumpul, pertulangan daun menyirip, ukuran
Kulit batang dapat digunakan sebagai pencuci luka yang
anak daun 2-3 x 1-2 cm, hijau.
lama. Akar saga berkhasiat anti radang dan melancarkan
Bunga: air seni, sedangkan daun berkhasiat anti batuk, mencegah
Majemuk, bentuk bulir, berkelamin dua, di ujung batang sariawan, dan radang tonsil, mengencerkan dahak di
dan ketiak daun, tangkai silindris dengan ukuran 2 mm, tenggorokan, panas perut. Biji saga berkhasiat anti radang
hijau keunguan. Kelopak berbentuk corong, pecah, gundul, dan anti parasit.
hijau pucat. Mahkota berbentuk bintang, kuning. Benang
sari panjang 1 cm, hijau pucat, tangkai putik panjang 8 mm,
putih, kepala sari berbentuk bola kecil, putih.
Buah:
Bentuk kotak, bulat, diameter 2 mm, pada saat muda
berwarna hijau, cokelat pada saat tua.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Acanthus ilicifolius L.
Famili: Biji:
Acanthaceae Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah.
Sinonim: Batang:
A. neo-guineensis, Aquifolium indicum Rumph. Batang semu.
Nama daerah: Akar:
Jeruju, Darulu, Deruju, Jeruju hitam, Tepus sigung. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
Acanthus volubilis Wall., Acanthus ebracteatus Vahl. Kadang-kadang tumbuh akar yang mirip dengan akar
tunjang, bentuk semak dapat ditemukan di sepanjang
Habitus:
daerah pasang surut dan bagian tepi daratan di wilayah
Semak, tinggi 1.5 m.
mangrove.
Daun:
Fenologi:
Daun tunggal , berhadapan, ukuran 5-15 cm, berbentuk
Polinasi dilakukan oleh burung atau serangga.
lanset, berduri (duri terletak dibagian tepi daun), berjajar
ke bawah. Habitat:
Dekat dengan mangrove dan berada di dalamnya, atau di
Bunga:
daerah mangrove yang terbuka.
Bulir, panjang 10-20 cm, di ujung mahkota berwarna biru
terang warna ungu. Kegunaan:
Akar digunakan untuk pengobatan seperti radang hati
Buah:
(hepatitis) akut dan kronis, pembesaran hati dan limpa,
Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang 3 cm,
pembesaran kelenjar limpa, termasuk pembesaran kelenjar
berwarna cokelat kehitaman.
limpa pada tuberkulosis (TBC) kulit, gondongan, sesak
napas, cacingan, nyeri lambung, sakit perut, kanker,
terutama kanker hati. Biji digunakan untuk pengobatan
bisul dan cacingan.
Famili: Biji:
Acanthaceae Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah.
Nama daerah: Batang:
Jeruju. Batang semu.
Spesies yang mirip: Akar:
Acanthus ilicifolius L., Acanthus ebracteatus Vahl. Akarnya berupa akar tunggang.
Habitus: Ciri khusus:
Semak, tinggi 4-8 m. Kadang-kadang tumbuh akar yang mirip dengan
akar tunjang, bentuk semak dapat ditemukan
Daun:
di sepanjang daerah pasang surut dan bagian tepi
Tunggal, berhadapan, berukuran 2.5-5.0 cm, berbentuk
daratan di wilayah mangrove.
oblong- lanset, tanpa duri.
Fenologi:
Bunga:
Polinasi dilakukan oleh serangga dan air.
Bunga berukuran 1.9-2.5 cm, mahkota berwarna putih dan
berubah coklat ketika tua. Habitat:
Seperti spesies Acanthus lainnya, dekat dengan magrove dan
Buah:
di dalamnya atau di daerah mangrove terbuka.
Buah jarang terbentuk, berbentuk kapsul, ellipsoid dan
pipih dengan ukuran 2.5 cm. Kegunaan:
Menurut cerita masyarakat Malaysia bubuk dari biji dapat
dijadikan obat pembersih darah dan obat bisul.
Acrostichum aureum L.
Famili: Biji:
Pteridaceae Bukan berbentuk biji tetapi berbentuk spora.
Sinonim: Batang:
Acrostichum inaequale Willd., A. obliquum Blume., A. Batang berupa rhizome yang keras, timbul dan lurus,
spectabile Zoll., Chrysodium aureum Mett., C. inaequale Fee., ditutupi oleh urat besar. Menebal di bagian pangkal, cokelat
C. vulgare Fee. tua dengan peruratan yang luas, pucat, tipis ujungnya,
bercampur dengan urat yang sempit dan tipis.
Nama daerah:
Hata diuk, Paku tjaj, Kala keok, Wikakas, Krakas, Wrekas, Akar:
Paku laut, Piai raya. Berbentuk akar rimpang, sama dengan Acrostichum
speciosum, tidak mempunyai akar udara.
Spesies yang mirip:
Acrostichum speciosum Willd., Acrostichum danaefolium. Ciri khusus:
Seringkali keliru dengan A.speciosum. Secara umum,
Habitus:
A.aureum lebih tinggi, dan individu mudanya lebih
Terna yang membentuk tandan di tanah, tinggi mencapai
kemerahan dibandingkan dengan A.speciosum yang
4 m.
kecokelatan.
Daun:
Fenologi:
Panjang 1-3 m, memiliki tidak lebih dari 30 pinak daun.
Polinasi dilakukan oleh angin dan tumbuh sepanjang tahun.
Pinak daun letaknya berjauhan dan tidak teratur. Pinak
daun terbawah selalu terletak jauh dari yang lain dan Habitat:
memiliki tangkai yang panjangnya 3 cm. Ujung daun fertil Terna tahunan yang tumbuh di mangrove dan pematang
berwarna cokelat seperti karat. Bagian bawah dari pinak tambak, sepanjang kali dan sungai payau serta saluran.
daun tertutup secara seragam oleh sporangia yang besar. Tingkat toleransi terhadap genangan air laut tidak setinggi
Ujung pinak daun yang steril dan lebih panjang membulat A.speciosum. Ditemukan di bagian daratan dari mangrove.
atau tumpul dengan ujung yang pendek. Duri banyak, Biasa terdapat pada habitat yang sudah rusak, seperti
berwarna hitam. Peruratan daun menyerupai jaring. Sisik areal mangrove yang telah ditebangi yang kemudian akan
yang luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat di bagian menghambat tumbuhan mangrove untuk beregenerasi.
pangkal dari tangkai, menebal di bagian tengah. Spora besar Tidak seperti A.speciosum, jenis ini menyukai areal yang
dan berbentuk tetrahedral. terbuka terang dan disinari matahari.
Kegunaan:
Akar rimpang dan daun tua digunakan sebagai obat. Daun
digunakan sebagai pakan dan alas ternak. Daun mudanya
dilaporkan dimakan di Timor dan Sulawesi Utara.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Pteridaceae Bukan berbentuk biji tetapi berbentuk spora.
Sinonim: Batang:
Acrostichum aureum var. schmidtii (Christ) C. Chr., Batang semu (paku pakuan).
Chrysodium aureum var. schimidtii Christ., C. speciosum Fee.
Akar:
Nama daerah: Tidak memiliki akar udara, dalam bentuk akar rimpang.
Piai lasa.
Ciri khusus:
Spesies yang mirip: A.speciosum lebih rendah, dan individu mudanya
Acrostichum aereum Willd., Acrostichum danaefolium. lebih kecoklatan.
Habitus: Fenologi:
Terna yang membentuk tandan di tanah, tinggi mencapai Polinasi dilakukan oleh angin. Paku-pakuan tahunan.
1.5 m. Tumbuh pada areal mangrove yang lebih sering tergenang
oleh pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan
Daun:
lumpur yang dibangun oleh udang dan kepiting. Biasanya
Lanset, majemuk, ujung daun meruncing. Pada umumnya
menyukai areal yang terlindung. Daun yang fertile
panjangnya kurang dari 1 m dan memiliki pinak daun
dihasilkan pada bulan Agustus hingga April. Kecambah
fertil berwarna karat pada bagian ujungnya, tertutup secara
(sebenarnya bibit spora) berlimpah pada bulan Januari
seragam oleh sporangia besar. Pinak daun berukuran kira-
hingga April (di Jawa).
kira 28 x 10 cm. Pinak daun yang steril memiliki ujung lebih
kecil dan menyempit. Jenis ini berbeda dengan A.aureum Habitat:
dalam hal ukuran pinak daunnya yang lebih kecil dan Tepi sungai dengan daerah yang memiliki salinitas air
ujungnya meruncing, permukaan bagian bawah pinak daun rendah, dan perairan tawar.
yang fertil berwarna coklat tua dan ditutupi oleh sporangia,
Kegunaan:
serta daun mudanya berwarna hijau-kecoklatan. Peruratan
Obat luka dan bisul, alas kandang ternak, tanaman yang
daun berbentuk jaring. Sisik luas, panjang hingga 1 cm,
tumbuh cepat di lahan reklamasi.
hanya terdapat di bagian pangkal daun. Sisik menebal di
bagian tengah. Spora besar dan berbentuk tetrahedral.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Ageratum conyzoides L.
Famili: Biji:
Asteraceae Berbentuk seperti padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul
atau berambut jarang, hitam.
Sinonim:
Ageratum latifolium, A. cordifolium, A. album, A. odoratum, Batang:
A. obtusifolium. Tegak atau terbaring. tangkai berambut.
Nama daerah: Akar:
Bandotan, Babandotan, Dus bedusan (Madura), Wedusan Tunggang, putih kotor.
(Jawa), Rumput bulu (Dayak).
Ciri khusus:
Spesies yang mirip: Herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm tinggi dan
Ageratum houstonianum. menghasilkan bunga-bunga ungu kecil di bagian atas
batang berbulu.
Habitus:
Herba, tinggi 60 cm. Fenologi:
Tumbuh sepanjang tahun dengan penyerbukan dibantu
Daun:
oleh angin.
Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi
beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan Habitat:
menyirip, tangkai pendek, hijau. Majemuk, di ketiak daun, Tumbuh di ketinggian 1 sampai 2100 meter di atas
bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, permukaan laut. Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak
panjang 6-8 mm. Daun beraroma bulu kambing. belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
Bunga: Kegunaan:
Kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih Digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional
atau ungu. oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Di India, A.
conyzoides L. digunakan sebagai bakterisida, antidisentri
Buah:
dan anti-lithik. Sedangkan di Brazil, perasan/ekstrak
Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil.
tanaman ini sering dipakai untuk menangani kolik, flu dan
demam, diare, rheumatik dan efektif mengobati luka bakar.
Di Indonesia, A. conyzoides L. banyak digunakan untuk obat
luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Akar:
Amaranthaceae Tunggang dan putih kecokelatan, kuat, tumbuh dari buku-
buku batang.
Sinonim:
Alternanthera nodiflora R. Br. Ciri khusus:
Akar Alternanthera sp., seperti rhizoma tetapi membentuk
Nama daerah:
akar tunggang yang kuat pada setiap ruas/buku. Selain itu
Ormak (Toba, Ind.), Jukud demah (Lampung), Kremek,
mampu menjadi terna musiman pada saat kondisi tidak
Tolod, Tolod soyah (Sunda), Bayem kremah, Kremah,
memungkinkan karena dapat tumbuh dengan cepat.
Kremi, Matean (Jawa).
Fenologi:
Spesies yang mirip:
Polinasi dilakukan oleh angin dan air.
Alternanthera philoxeroides (Mart.) Griseb., A. amoena
Voss., A. strigosa Hassk. Habitat:
Tepi sungai dengan daerah yang memiliki salinitas rendah,
Habitus:
perairan tawar, kelembaban tempat harus konstan atau
Semak merambat tahunan atau dalam kondisi yang tidak
periodik tinggi, dan dapat juga ditemukan di lahan basah
memungkinkan menjadi musiman.
lainnya. Selain itu dapat ditemukan juga pada daerah
Daun: dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, pada tempat
Daun tunggal, berhadapan, bentuk lonjong, ujung daun dan terbuka atau dengan naungan sedikit.
pangkal daun meruncing, hijau.
Kegunaan:
Bunga: Seluruh bagian tanaman dapat mengobati sakit kejang,
Perbungaan bentuk bulir, di ketiak daun dan di ujung berak darah. Daun kremah digunakan sebagai obat
batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan. pendingin di kepala pada saat sakit demam dan sakit
kepala. Selain itu di daerah Pasundan, daunnya dimakan
Buah:
sebagai lalab.
Buah kotak, warna cokelat, biji bulat, dan hitam.
Batang:
Merambat, batang masif, berbuku-buku, warna hijau
kekuningan. Batang seluruhnya atau sebagian besar terletak
pada tanah, dari buku-buku keluar akar, bercabang, panjang
batang sampai 1 m.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Akar:
Poaceae Akar serabut.
Sinonim: Ciri khusus:
Andropogon barbatus sensu L., A. polydactylos L., Chloris Sangat tahan pada tempat yang salinitasnya tinggi.
barbata Swartz var. divaricata Kuntze., C. barbata Swartz
Fenologi:
var. normalis Kuntze., C. dandyana C. D. Adams., C. inflata
Berbunga sepanjang tahun.
Link., C. paraguaiensis Steudel., C. rufescens Steudel.
Habitat:
Nama daerah:
Jenis rumput ini dapat berkembang biak dan tumbuh
Rumput jarong, Rumput jejarongan.
pada tempat-tempat terbuka, banyak ditemukan tumbuh
Spesies yang mirip: di pinggiran jalan, rel kereta api, atau di sekitar lapangan
Chloris andropogonoides, Chloris ciliata. terbang. Rumput ini sangat tahan terhadap garam dan
kekeringan, oleh sebab itu sering ditemukan tumbuh
Habitus:
bersama-sama dengan rumput lain.
Herba tahunan.
Kegunaan:
Daun:
Selain sebagai tanaman hias, rumput ini dapat bermanfaat
Daun kebanyakan cauline, mengumpul di bawah dan
sebagai penahan erosi. Di tempat lain, daun tempel
warnanya mencolok, distichous dan mempunyai selubung
diterapkan secara eksternal dalam penyakit kulit. Jus daun
daun pada dasar daun. Sarung daun kebanyakan terbuka
digunakan untuk demam, diare dan diabetes. Rumput ini
atau longgar, strukturnya halus dan tidak berbulu.
berfungsi sebagai penutup tanah, menambah estetika pada
Bunga: suatu lanskap sebagai penahan erosi.
Bunga biseksual dan berdaging mempunyai anthera 3;
0,6-0,7 mm dan stigma 2, termasuk jenis perbungaan
tandan bentuk malai dengan cabang sempit yang berbentuk
gugusan atau spicate, cabangnya banyak lebih dari 10
perbungaan terminal dan soliter terdiri dari satu kuntum
yang subur dengan kuntum berkurang di puncak. Spikelet
sessil atau subsessil, semu spikelet sama fertil, soliter pada
nodus malai. Mempunyai lemma dan palea, lemma berbeda
dengan palea karena palea lebih pendek dari lemma.
Buah:
Buah caryopsis dengan pericarp pada bagian punggung
pipih, bersegi tiga, estipitate, tanpa sulkus panjang
1,2 mm halus, embrio 0,75 caryopsis panjang.
Endosperma seperti tepung.
Biji:
Mempunyai struktur perikarp yang lunak dan mempunyai
endosperma yang seperti tepung.
Batang:
Batang selubang sangat pipih dan tegak, umurnya tahunan.
Bentuknya seperti pisau yang panjang, batang berbentuk
elips di bagian ruas, cabang lateral kurang atau jarang,
batang bulat, silinder di bagian silang atau polygonal, stem
ruas padat atau spons.
Gambar 28 Chloris barbata Sw.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Cappraceae Kecil dan berpenampang 1.75 2.00 mm,
mempunyai lapisan elaiosom berwarna keputih
Sinonim:
putihan, permukaannya tidak rata dan warnanya
Cleome ciliata Schmach. & Thonn.
coklat kehitam-hitaman.
Nama daerah:
Batang:
Gunda, Maman ungu, Maman lelaki.
Tegak, segi empat, berbulu, dan padat.
Habitus:
Akar:
Herba tahunan.
Tunggang dan putih cokelat.
Daun:
Ciri khusus:
Majemuk, trifoliate, spiral, dan alternate.
Tumbuhan lunak dan pendek, biasanya tumbuh merapat
Bunga: dan mengelompok di sepanjang jalur tanaman yang sudah
Bunga biseksual, soliter, berwarna pink, biru atau ungu, dan berproduktif ataupun belum berproduktif.
memiliki 4 daun kelopak.
Fenologi:
Buah: Biasanya berbunga dari Mei-September dan kadang-kadang
Berbentuk menyerupai pedang dengan ujung yang runcing, sampai Januari.
panjangnya 5-7 cm dan lebar 4-5 mm, panjang tangkai di
Habitat:
atas bekas tempat daun tajuk 8-12 mm, berbiji banyak.
Berawa dan berair dengan lahan yang basah.
Kegunaan:
Sebagai obat tetes mata ataupun digunakan sebagai
campuran tembakau.
Famili: Biji:
Capparidaceae Dikotil, kecil, berpenampang 1,75-2 mm, mempunyai
elaiosom keputih-putihan, permukaannya tidak rata,
Sinonim:
warnanya cokelat kehitam-hitaman.
Clerodendron fortunatum Burm. ex Moldenke.,
Clerodendron serrulatum Spreng. ex Razi., Cleome guinnensis Batang:
Hook. f., Cleome rutidosperma var. hainanensis J.L. Shan., Batang berongga, berbongkol besar, bersegi dan berbulu
Cleome rutidosperma DC. ex Schult. f., Cleome thyrsiflora De halus, tumbuh tegak atau melengkung, tingginya 5-80 cm,
Wild. & T. Durand., Volkameria serrata L. agak lunak/lemas, membentuk percabangan yang banyak
dan tersebar, daun-daun yang terdapat di sebelah atas
Nama daerah:
bertangkai lebih pendek.
Senggugu, Singgugu (Sunda), Srigugu, Sagunggu (Jawa),
Kertase, Pinggir tosek (Madura), Sinar bangkudu (Batak Akar:
toba), Tinjau handak (Lampung). Akar warnanya abu-abu.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
C. Ciliata Schum. & Thonn. Buah berbentuk pedang dengan ujung yang runcing.
Habitus: Fenologi:
Semak. Berbunga dari bulan September- Desember, sepanjang
tahun, tumbuh pada tanah lembab atau agak kering
Daun:
terutama lokasi terbuka, sering tumbuh mengelompok.
Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak
berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan Habitat:
pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak
kedua permukaan berambut halus, panjang 8-30 cm, lebar terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang
4-14 cm, warnanya hijau. alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air
yang tanahnya agak lembab, dari dataran rendah sampai
Bunga:
1.700 m dpl.
Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6-40
cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung Kegunaan:
tangkai, kelopak berbulu halus. Tangkai bunga 2-3 cm. Obat bisul, obat patah tulang, penawar gigtan ular, obat
borok, rematik, obat busung lapar, cacingan, asma,
Buah:
bronchitis, susah kencing, malaria dan menjernihkan suara.
Buah berbentuk pedang dengan ujung yang runcing, masih
muda hijau, setelah tua hitam.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Boraginaceae Buah berwarna kuning atau merah muda kuning
yang berubah kecokelatan pada penuaan dan getah
Sinonim:
menjadi kental.
Arbor glutinosa Rumphius., Cordia blancoi Vid., C. griffthii
C.B. Clarke., C. myxa auct. non. L., C. obliqua auct. non. Biji:
Willd., C. suaveolens Bl., C. suaveolens Vidal., C. subdentata Bulat telur, permukaan beralur, dan berlendir cokelat.
Miq., Varronia sinensis Loureiro.
Batang:
Nama daerah: Kulit batang coklat keabu abuan, halus atau
Anuanga, Cena, Kanonang, Kendal, Knadate, Lantolo, keriput longitudinal.
Mampapu, Manonang, Nonang, Nunang, Onunang,
Akar:
Temampapu, Teo-teo, Tomatangtang, Toteo,Gigiwangan,
Tunggang dan putih kecokelatan.
Nona burung, Petekat, Sekendal.
Ciri khusus:
Spesies yang mirip:
Mampu tumbuh menjadi pohon, dan memiliki getah kuning
Cordia premnifolia Ridl.
yang tidak lengket.
Habitus:
Fenologi:
Perdu, mampu menjadi pohon dengan ketinggian 6-20 m
Berbunga sepanjang tahun.
dan diameter hingga 11.5 cm.
Habitat:
Daun:
Tumbuh di hutan basah, tumbuh di daerah yang lembab,
Daun ovate, alternate dan berhadapan, bersilangan, panjang
dan berada pada genangan air. Selain itu dapat tumbuh di
tangkai daun 2.5 cm, ukuran daun 13 x 6 cm, ujung daun
rawa, dan jurang yang lembab.
runcing, permukaan atas daunnya berbulu.
Kegunaan:
Bunga:
Kulit batang dapat digunakan sebagai obat demam
Biseksual, bunganya mengintai pendek, warna putih hanya
dan obat kuat.
terbuka pada malam hari.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Cymbopogon cambodgiensis L.
Famili: Biji:
Poaceae Bulat panjang.
Nama daerah: Batang:
Rumput welingi. Tidak berkayu, beruas-ruas pendek, putih.
Spesies yang mirip: Akar:
Cymbopogon nardus, Cymbopogon winterianus. Akar serabut.
Habitus: Ciri khusus:
Semak. Mempunyai aroma yang khas yang tidak disukai
oleh nyamuk.
Daun:
Majemuk, bentuk malai. Fenologi:
Berbunga sepanjang tahun.
Bunga:
Karangan bunga berseludang. Habitat:
Tumbuh di rawa yang tergenang air.
Buah:
Buah seperti padi, bulat panjang, pipih, putih kekuningan. Kegunaan:
Dapat dimakan dan memunyai aroma yang khas yang tidak
disukai nyamuk.
Famili: Buah:
Poaceae Buah seperti padi, bulat panjang, pipih, putih kekuningan.
Sinonim: Biji:
Andropogon nardus, Cymbopogon confertiflorus Sapt., Bulat panjang, cokelat.
Oleium citronellae.
Batang:
Nama daerah: Tidak berkayu, beruas ruas pendek, putih.
Sereh, Sere (Jawa), Sarai, Sorai, Sange-sange (Sumatera),
Akar:
Belangkak, Senggalau, Salai (Kalimantan), See, Nau sina, Bu
Akar serabut, putih kekuningan.
muke (Nusa tenggara), Sare (Sulawesi), Hisa, Isa (Maluku).
Ciri khusus:
Spesies yang mirip:
Mempunyai aroma khas yang tidak disukai oleh nyamuk.
Cymbopogon combodgiensis, Cymbopogon winterianus.
Fenologi:
Habitus:
Tumbuh sepanjang tahun.
Herba tahunan dengan tinggi 50-100 cm.
Habitat:
Daun:
Tumbuh di rawa yang kaya dengan air, tumbuh liar di
Rumput harum, abadi, panjang daun 1 m dan lebar 1.5 cm.
ketinggian 0-900 m dpl. Selain itu dapat tumbuh pada
Daun tunggal, berjuntai, bagian bawah agak kasar, tulang
kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan sekalipun.
daun sejajar.
Kegunaan:
Bunga:
Dapat dimakan dan mempunyai bau yang khas untuk
Majemuk, bentuk malai, karangan bunga berseludang,
penangkal nyamuk. Selain itu menghasilkan minyak atsiri,
terletak dalam satu tangkai, bulir kecil, benang sari
melancarkan sirkulasi darah. Akar dapat digunakan sebagai
berlepasan, kepala putik muncul dari sisi, putih.
peluruh kencing darah. Daun dapat digunakan sebagai
peluruh sakit perut.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Fabaceae Polong berkulit, bulat memanjang dan hampir
membundar, tipis/pipih dan bergerombol.
Sinonim:
Ukuran buah 2-4.5 x 2.5 x 3.5 cm.
Derris uliginosa (Willd.) Benth., D. heterophylla (Willd.)
Backer ex. K. Hayne., Deguelia trifoliata (Lour.) Taub., Biji:
Robinia uliginosa Willd., Dalbergia heterophylla. Satu atau dua berkeriput, hampir bundar, hijau-perunggu
ketika kering. Ukuran biji 12 x 11 mm.
Nama daerah:
Ketower, Ambung, Kambingan, Tuwa areuy, Ki areuy Batang:
tongeret, Gadel, Kamulut, Toweran, Tuba abal, Tuba laut. Kulit kayu berwarna cokelat tua, halus dengan lentisel
merah muda. Batang yang muda berwarna merah tua
Spesies yang mirip:
dengan memiliki banyak lentisel.
Derris pinnata (Lour.) Prain.
Akar:
Habitus:
Akar tunggang.
Liana, kadang-kadang tumbuh dalam bentuk semak.
Ciri khusus:
Daun:
Memiliki akar nafas untuk menyerap oksigen.
Memiliki 3-7 pinak daun, permukaan atas berwarna
hijau mengkilat, dan bagian bawah abu-abu hijau, unit Fenologi:
dan letak daunnya majemuk bersilangan, bentuknya bulat Bunga muncul pada bulan September November,
telur atau elips, ujung daunnya meruncing, berukuran sementara buah muncul di bulan November Desember
6 13 x 2 6 cm. (di Australia). Polinasi dapat terjadi karena air dan kadang
kadang karena angin.
Bunga:
Biseksual, tandan bunga panjangnya 7-20 cm dan tangkai Habitat:
bunga panjangnya 2 mm. letak di ketiak batang yang Tumbuh pada substrat berpasir dan berlumpur pada bagian
tumbuh horizontal di sepanjang permukaan tanah. tepi daratan dari habitat mangrove, menyukai daerah yang
Formasinya bulir, daun mahkotanya berwarna ungu agak sering mendapat pasokan air tawar, tergenang secara tidak
putih-merah muda pucat, panjangnya sekitar 1 cm. Benang teratur oleh pasang surut air.
sari mempunyai bagian atas tumbuh sendiri, sementara
Kegunaan:
yang lainnya bersatu.
Mengobati gangguan pencernaan dan reumatik,
meracuni ikan.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Convolvulaceae Buah berbentuk kapsul bundar hingga datar,
diameter 1-2cm.
Sinonim:
Convolvulus bilobatus Roxb., C. brasiliensis Linne., C. Biji:
marinus Rumph., C. maritima, C. maritimus Desr., C. pes- Dengan empat biji berwarna hitam. Ukuran buah
caprae Linne., Ipomoea biloba Forsk., I. maritima R.Br., I. 12-17 mm dan biji berukuran 6-10 mm.
pes-caprae Roth., Soldanella marina indica Rumph.
Batang:
Nama daerah: Batang panjangnya 5-30 m dan menjalar, akar tumbuh
Tapak kuda (Ind.), Katang-katang, Dalere, Watata ruruan, pada ruas batang. Batang berbentuk bulat, basah dan
Alere, Loloro, Balim-balim, Kabai-kabai, Ketepeng, Daun hijau kecoklatan.
kacang, Daun barah, Batata pantai, Daun katang.
Akar:
Spesies yang mirip: Berakar pada ruas-ruasnya.
Ipomoea aquatica, Ipomoea reptans, Ipomoea gracilis R.Br.
Ciri khusus:
Habitus: Mendominasi formasi pes-caprae atau di pantai berpasir.
Herba tahunan.
Fenologi:
Daun: Perbungaan muncul sepanjang tahun. Penyerbukan
Tunggal, licin, tebal dan mengilap. Unit dan letak daunnya dilakukan oleh serangga, khususnya lebah. Hal ini
yang sederhana dan bersilangan, bentuk bundar telur diperkirakan karena adanya serbuk sari yang tebal serta
seperti tapak kuda. Ujung membundar membelah kehadiran nektar yang memproduksi kelenjar pada ujung
(bertakik), ukurannya 3-10 x 3-10.5 cm. pinak daun di bawah bunga.
Bunga: Habitat:
Berwarna merah muda ungu dan agak gelap di bagian Tumbuh liar mulai permukaan laut hingga 600 m dpl,
pangkal bunga. Bunga membuka penuh sebelum tengah biasanya di pantai berpasir tetapi terdapat juga di garis
hari, lalu menguncup setelah lewat tengah hari. Letak pantai, serta kadang-kadang di saluran air.
bunga di ketiak daun pada gagang yang panjangnya 3-16
Kegunaan:
cm. Formasinya soliter. Daun mahkota berbentuk seperti
Bijinya digunakan sebagai obat sakit kram dan perut.
terompet/corong, panjang 3-5 cm, diameter saat membuka
Daunnya untuk obat nyeri persendian, reumatik,
penuh sekitar 10 cm.
pegal-pegal, wasiran dan korengan, sedangkan akarnya
untuk obat eksim dan sakit gigi. Cairan dari batangnya
digunakan untuk mengobati sengatan dan gigitan binatang.
Wanita hamil dilarang memakai tumbuhan obat ini
karena mengandung zat yang dapat mengganggu janin
di dalam kandungan.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Fabaceae Polong dengan warna cokelat saat matang yang masuk ke
dalam segmen. Setiap segmen berisi biji dengan panjang 4-5
Sinonim:
mm dan lebar 2 mm.
Mimosa asperata L, M. pidica var. pudica., M. pidica var.
hispida., M. pidica var. tetranda., M. pidica var. unijuga., M. Batang:
pudica Duchass & Walp. Batang bercabang 2-6 cm panjang dengan pertumbuhan
padat. Batang berwarna merah tua dengan duri-duri tempel.
Nama daerah:
Putri malu (Ind.), Jukut borang (Sunda), Si meduri-duri Akar:
(Riau), Radelik, Kucingan, Pis kucing cilik (Jawa), Rebha Tunggang dan memperpanjang dengan kedalaman 1-2 m.
bangun, Rebha lomalowan, Dus todusan (Madura), Padang
Ciri khusus:
getep (Bali), Si kajuk (Minangkabau), Si kerput, Si hirput
Daun sensitif disentuh dan mengandung zat mimosin yang
(Batak), Dukut kokompun, Gigoko (Minahasa).
bersifat racun bagi binatang ternak.
Spesies yang mirip:
Fenologi:
Mimosa invisa Mart., Mimosa pudica L.
Berbunga dalam satu tahun perkecambahan, dengan
Habitus: menghasilkan 100 bunga. Penyerbukan dilakukan oleh
Semak tahunan. lebah dan kupu-kupu.
Daun: Habitat:
Daun majemuk dengan anak daun kecil-kecil dengan Tumbuh pada iklim basah-kering tropis, di daerah dengan
jumlah genap atau daun majemuk beranak genap. Daun curah hujan di atas 750 mm/ tahun dengan suhu yang
majemuk berwarna hijau dengan ukuran 3-6 cm, berbulu. sangat tinggi.
Tangkai daun yang berduri dengan panjang 20-25 cm.
Kegunaan:
Bunga: Sampai saat ini masih diteliti kegunaan dari tumbuhan
Bunga bulat halus, merah muda dengan 1-2 cm secara liar ini. Secara tradisional, lembaran-lembaran daun ini
keseluruhan. Setiap kepala bunga menghasilkan 1-30 polong sering ditaruh di bawah bantal untuk memudahkan tidur
yang 3-8 cm panjang yang ditutupi dengan rambut. Bunga pada anak-anak yang mengalami kesulitan tidur. Secara
berbentuk bonggol, yang keluar pada ketiak tangkai daun. alamiah, jenis ini berfungsi sebagai penutup tanah untuk
mencegah erosi.
Buah:
Buah berbulu tebal, berjumlah 20-25 dengan panjang 6.5-
7.5 cm dan lebar dengan 0.7 cm untuk 1 cm. Buah berwarna
cokelat saat matang, dan bergerombol dalam satu segmen,
dengan rambut-rambut yang tegak dan kasar.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Batang:
Arecaceae Palem tanpa batang dipermukaan, membentuk rumpun.
Batang terdapat di bawah tanah, kuat dan menggarpu.
Sinonim:
Cocos nypa Lour., Nypa fruticans Thunb. Akar:
Tidak terdapat akar udara, berupa akar serabut yang
Nama daerah:
panjangnya hingga 13 m.
Nipah, Niu-nipa, Nypa, Buyuh, Daon (Sunda), Daonan
(Banyumas), Buyuk (Jawa, Bali), Bhunyok (Madura), Ciri khusus:
Bobo (Manado, Ternate, Tidore), Boboro (Halmahera), Palem mangrove, tumbuh berdekatan seringkali
Palean, Palenei, Palene, Pulene, Puleanu, Pulanu, Pureno, membentuk komunitas murni di sepanjang tepi sungai.
Parinan, Parenga (Ambon, Seram, dan sekitarnya), Tangkal Selain itu, memiliki perakaran yang kuat dan rapat yang
daon, Lipa. beradaptasi lebih baik terhadap perubahan masukan air,
dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan
Habitus:
mangrove lainnya.
Palem, tinggi 4-9 m.
Fenologi:
Daun:
Proses pembungaan dan penyerbukan dipengaruhi oleh
Susunan daun palem, bentuknya lanset untuk setiap anak
serangga (lalat Drosophilla) karena memiliki serbuk sari
daun, menyirip, ujung daun meruncing dengan panjang
yang lengket dan pasang surut air laut karena memiliki buah
unit daun sekitar 4-9 m.
yang berserat dan berongga udara pada biji.
Bunga:
Habitat:
Ukuran daun perhiasan bunga 25 cm pada bunga betina
Tumbuh di bagian belakang bakau, terutama di daerah
dan berbentuk bola, bunga jantan bergerombol rapat, warna
aliran sungai yang memasok air ke pesisir. Selain itu dapat
merah bata hingga kekuningan. Karangan bunga majemuk
tumbuh di daerah agak air tawar, sepanjang sungai yang
muncul di ketiak daun, berumah satu, setiap untaian bunga
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sering ditemukan
jantan mempunyai 4-5 bulir yang panjangnya mencapai
dalam komunitas besar. Selain itu mampu bertahan di
5 cm, bunga jantan diliputi oleh seludang bunga. Panjang
daerah yang agak kering, pada saat surut.
tangkai badan bunga 100-170 cm.
Kegunaan:
Buah:
Daun nipah tua digunakan sebagai atap rumah, daun
Tipe buah batu dengan mesocarp bersabut, bulat telur
nipah muda digunakan anyaman dinding, tangkai daun dan
terbalik dan gepeng dengan 2-3 rusuk, cokelat kemerahan,
pelepah daun dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar.
terkumpul dalam kelompok rapat dengan diameter sekitar
Pelepah daun juga dapat digunakan sebagai bahan pulp
45 cm, dalam satu tandan buah dapat mencapai 30-50 bulir.
(kertas). Lidinya dapat digunakan sebagai bahan anyaman,
Biji: sapu, dan tali. Sadapan air nira nipah dibuat sebagai gula
Biji terlindung oleh tempurung dengan panjangnya 8-13 dan juga dapat digunakan bahan etanol.
cm dan berbentuk kerucut, bertipe kriptovivipari, kadang-
kadang bertipe vivipari.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Olacaceae Mempunyai struktur perikarp yang lunak, dan endosperma
berukuran besar.
Sinonim:
Olax laxiflora Ridl., O. multiflora A. Rich., O. multiflora Batang:
Ridl., O. rosea Ridl., O. semiinfera Valet., O. wightiana Wall. Batang berlekuk pada awalnya berbulu kemudian menjadi
ex Wight & Arn., Pseudaleia imbricata (Roxb.) Hassk., P. halus. Pada saat dewasa berwarna cokelat kemerahan. Pada
longistylis Hassk., Ximenia olacoides Wight & Arn. cabang yang tua terdapat duri.
Nama daerah: Akar:
Lenteng, Kayu kil. Akar serabut.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
Olax scandens Roxb. Sangat tahan pada tempat yang salinitasnya tinggi.
Habitus: Fenologi:
Semak, kadang-kadang memanjat, tinggi 10 m. Berbunga sepanjang tahun. Musim berbuah dari bulan
Maret sampai Juli.
Daun:
Daun tunggal, berbentuk ovatus sampai elips bulat telur, Habitat:
ukurannya 2-7,5 cm. Tumbuh sendiri pada pantai yang berpasir, dekat dengan
laut. Seringkali di hutan primer dan hutan sekunder, pada
Bunga:
ketinggian 0-900 m dpl. Termasuk jenis mangrove ikutan.
Berkelompok, kelopak berwarna putih dengan ukuran
0,5-3,5 cm. Kegunaan:
Daun muda di Pulau Jawa digunakan sebagai sayuran, dan
Buah:
buah dapat dimakan.
Buah bulat, besar, dengan daging buah sedikit. Berbentuk
bulat, berwarna hijau dan saat matang berwarna orange,
dengan ukuran 1,7-2 cm.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Poaceae Biji bulat, normal, kecil.
Sinonim: Batang:
Pannicum coloratum, Pennisetum perpureum, Batang kuat, tegak, membentuk rumpun. Batang tidak
Euchlaena mexicana, Setaria sphacelata. berbulu dengan diameter batang 5-10 mm dan batang muda
berbentuk pipih serta batang tua berbentuk elips,
Nama daerah:
dan berongga halus.
Rumput benggala.
Akar:
Spesies yang mirip:
Akarnya membentuk serabut dalam. Berkembang
Brachiaria brizhanta, B. ruziziensis, B. mutica, Choris
dengan rhizoma yang panjangnya dapat mencapai 1 m.
gayana, Cynodon plectostachyrus, Digitaria decumbens,
Akar tumbuh pada buku-buku bawah.
Paspalum dilatatum.
Ciri khusus:
Habitus:
Memiliki perakaran udara dalam bentuk rhizoma yang
Herba tahunan dan dapat tumbuh setinggi 3-4.5 m.
membentuk serabut dalam.
Daun:
Fenologi:
Panjang daun 1690 cm dan lebar daun 835 mm, helai
Pembungaan 2-3 kali sepanjang tahun. Penyerbukan
daun linier sampai lanceolate menyempit. Helai daun
dibantu oleh angin.
dengan permukaan atas yang kasar; pangkal daun ditutupi
oleh rambut-rambut menyebar yang pendek dan padat. Habitat:
Tumbuh pada dataran rendah sampai pegunungan 01200
Bunga:
m di atas permukaan laut. Tumbuh pada hampir semua
Perbungaan berbentuk malai (panicle) yang memiliki
jenis tanah asal mendapat pengairan yang baik, basah dan
panjang 1.5-5 cm dengan bulir mayang berukuran 3-4 mm
subur, dan dapat tumbuh pada pengairan yang jelek ataupun
berwarna hijau sampai ungu.
tanah yang tidak subur. Jenis ini tidak tahan tumbuh pada
Buah: musim kering yang lebih dari 3-5 bulan, serta salinitas yang
Buah seperti padi, bulat panjang, pipih, putih kekuningan. tinggi. Tumbuh pada 30% naungan, dan suhu 15-3800 C.
Kegunaan:
Dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk hijau
untuk pakan ternak ruminansia.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Gambar 43 L.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Passiflora foetida L.
Famili: Buah:
Passifloraceae Bulat seperti kelereng, kadang agak lonjong. Kulit buah
hijau jika mentah dan menjadi getas dan kuning ketika
Sinonim:
matang. Buah dibungkus oleh serabut yang berambut
Dysosmia cilata M. Roem., D. fluminensis M. Roem., D.
banyak. Di dalam buah banyak dijumpai biji. Ukuran:
foetida (L.) M. Roem., D. gossypifolia (Desv. ex Ham.) M.
diameter buah 1,5-3,0 cm.
Roem., D. hastata (Bertol.) M. Roem., D. hibiscifolia
(Lam.) M. Roem., D. nigelliflora (Hook.) M. Roem., Biji:
Granadilla foetida (L.) Gaertn., Passiflora baraquiniana Bentuk bulat pipih, berselaput keras, hitam.
Lem., P. ciliata Dryand.
Batang:
Nama daerah: Berbentuk bulat, dengan sulur pembelit, licin
Buah tikus, Buah pitri, Bungan pulir, Ceplukan, berwarna hijau.
Gagembo, Kaap, Kaceprok, Lemanas, Moteti, Pacean,
Akar:
Permot, Rajutan, Remugak.
Serabut, kuning kecoklatan.
Spesies yang mirip:
Ciri khusus:
Passiflora incarnata L., P. involucrata, P. jorullensis H.B.K.,
Bunga Passiflora memiliki tiga putik dan lima kepala sari.
P. laurifolia L., P. quadrangularis L., P. rubra L.
Fenologi:
Habitus:
Berbunga sepanjang tahun. Polinasi dilakukan oleh angin
Terna yang merambat, panjang 1.5-5 m, memiliki alat
dan serangga.
pembelit seperti spiral.
Habitat:
Daun:
Tumbuh liar di dekat pantai berpasir yang bukan rawa,
Berwarna hijau kekuningan hingga hijau muda mengkilat
tanah lapang terlantar, merambat di pagar dan menyenangi
seperti ada lapisan lilin, berambut halus, bertangkai 2-10
lokasi yang mendapat cahaya matahari yang kuat,
cm. Unitnya sederhana dan letaknya bersilangan. Bentuknya
memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan,
seperti seperti jantung, lebar menjari dengan tiga lekukan.
dan perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang
Ujung daun meruncing. Ukuran daun 5-13 cm x 4-12 cm.
pada batang yang cukup tua.
Bunga:
Kegunaan:
Warna agak putih hingga ungu muda/pucat, pada bagian
Daun muda dapat digunakan sebagai sayur, buahnya enak
tengahnya jauh lebih ungu. Letak: di ketiak daun.
dimakan (manis seperti markisa, tapi agak sedikit pahit).
Formasi bunga soliter. Daun mahkota berbentuk bulat
Seluruh bagian tanaman juga dapat digunakan sebagai obat
telur terbalik, diameter hingga 5 cm. Benang sari banyak,
batuk, koreng, borok, kencing berlemak dan pembesaran
putih dan panjangnya dapat melampaui ukuran panjang
kelenjar limfa di leher.
mahkota bunga.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Buah:
Poaceae Buahnya kariopsis, dengan bermahkotakan bekas
tangkai putik.
Sinonim:
Arundo karka Retz., A. vallatoria Pluk ex. L., Phragmites Biji:
communis sensu Ridley., P. filiformis, P. phragmites (L.) Biji bulat, normal, dan kecil.
Karst., P. roxburghii.
Batang:
Nama daerah: Dalam bentuk rumpun, kuat, batangnya berongga-rongga.
Gelagah, Bayongbong, Galagah asu, Gumulong, Kasongket,
Akar:
Perumpung, Gajonggong, Palungpung, Parongpong,
Bentuk rhizoma yang membentuk serabut dalam.
Tatepal, Tatupele, Biet, Weda-Palungpung.
Fenologi:
Spesies yang mirip:
Berbunga sepanjang tahun. Polinasi dilakukan oleh serangga
Phragmites vallatoria (Pluk. ex. Linn.) J.F. Veldkamp.
atau burung dan dapat dieprbanyak dengan biji.
Habitus:
Habitat:
Terna tahunan, tinggi 2-8 m.
Tumbuh di ketinggian 1700 m dpl di tempat berbencah-
Daun: bencah atau setidaknya lengas, terutama di pinggir-pinggir
Daunnya memita, tak berbulu, tidak kasap, panjang 20-60 pengairan dan di tebing-tebing jurang yang lembab,
cm dan lebar 8-35 mm. biasanya tumbuh berkelompok dan tak jarang dalam
jumlah besar.
Bunga:
Perbungaannya malai, 20-75 cm tingginya, tegak atau Kegunaan:
dengan cabang menunduk, buliran terdiri atas 3-7 floret, Digunakan sebagai pupuk untuk tambak, bisa juga untuk
berbulu putih keperakan. stabilisasi tanah.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Asteraceae Biji bulat silinder, normal, kecil, coklat keputih-putihan.
Sinonim: Batang:
Baccharis indica L., Erigeron denticulatum Burm. f. Batangnya berkayu, bulat, tegak, bercabang, bila masih
muda berwarna ungu setelah tua putih kotor.
Nama daerah:
Beluntas, Lamutasi, Lenabou, Baruntas, Luntas, Akar:
Lamutasa (Makassar). Akar tunggang.
Spesies yang mirip: Fenologi:
Pluchea odorata, P. obovata, P. sericea, P. purpurascens, Berbunga sepanjang tahun. Polinasi dilakukan oleh angin.
P. glutinosa. Perbanyakan dapat dilakukan dengan stek pada batang yang
sudah cukup tua.
Habitus:
Semak, tinggi 2 m. Habitat:
Tumbuh di daerah berpasir, sering juga ditemukan di tanah
Daun:
berkadar garam tinggi. Beluntas dapat tumbuh di daerah
Daun bertangkai pendek, letaknya berselang-seling,
kering pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah
berbentuk bulat telur sunsang, ujung bundar melancip.
dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000
Tepi daun bergerigi, berwarna hijau terang, bunga keluar di
meter dari permukaan laut, memerlukan cukup cahaya
ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk bunga bonggol,
matahari atau sedikit naungan.
bergagang atau duduk, dan berwarna ungu.
Kegunaan:
Bunga:
Mengobati sakit saraf lemah, lalapan daun dapat
Bunga majemuk bentuk malai rata, keluar dari ketiak daun
menghilangkan bau keringat, dan obat demam.
dan ujung tangkai, cabang cabang perbungaan banyak
sekali, bunga bentuk bonggol bergagang atau duduk,
warnanya putih kekuningan sampai ungu.
Buah:
Buah longkah agak berbentuk gasing, kecil, keras, cokelat
dengan sudut sudut putih. Biji kecil, coklat keputih putihan.
Perbanyakan dengan stek batang yang cukup tua.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Fabaceae Bentuk biji agak membulat dengan panjang 0.6-1 cm, dan
bobotnya 0.04-0.64 gram. Biji berwarna kuning, kehijauan,
Sinonim:
coklat, putih hingga hitam berbintik. Biji memiliki kulit
Botor tetragonolobus (L.) Kuntze., Dolichos tetragonolobus
yang keras.
L., Psophocarpus longepedunculatus Hassk., P. tetragonolobus
(Stickm.) DC. Batang:
Batangnya silindris, beruas, dan jarang mengayu. Warna
Nama daerah:
batang umumnya berwarna hijau, namun beberapa varietas
Kecipir (Ind.), Kacang botol, Kacang belimbing (Sumatera),
memiliki batang keunguan, merah muda hingga cokelat.
Jaat (Sunda), Kaceper (Madura), Cipir (Jawa tengah dan
Batang merambat turus hingga ketinggian 3 m, bila tidak
Jawa timur), Kelongkang (Bali), Biraro (Ternate).
ada maka akan melata di atas tanah.
Spesies yang mirip:
Akar:
P. grandiflorus, P. lancifolius, P. lukafuensis, P. monophyllus,
Akarnya membentuk umbi utama dengan diameter 2-4 cm
P. palustris, P. scandens, P. necker, P. lecomtei.
dan panjang 8-12 cm. pada akar terdapat bintil-bintil akar.
Habitus:
Ciri khusus:
Tumbuhan merambat dan dapat membentuk semak,
Biji sangat keras, sangat sensitif terhadap suhu dingin.
tinggi 3-4 m.
Fenologi:
Daun:
Pembungaan terjadi sangat pendek, terjadi jika penyinaran
Daun majemuk dengan anak daun berbentuk segitiga dan
kurang dari 12 jam.
dua penumpu kecil yang berjumlah 3 helai, panjang daun
7-8.5 cm, pertulangan menyirip, letak daun berseling-seling, Habitat:
berwarna hijau. Tanaman tumbuh baik sepanjang tahun di daerah
berhawa panas atau sedang, dengan temperatur 15-320 C.
Bunga:
Penyebarannya di daerah dataran rendah hingga ketinggian
Bunga berjumlah 2-10 buah, berada dalam tandan di ketiak
2000 mdpl. Tumbuh baik dengan keadaan tanah berbahan
daun, bertipe kupu-kupu, dan berwarna lembayung muda
organik rendah, berstruktur pasir atau lempung.
atau putih dengan ragam perpaduan lembayung muda,
krem, biru, dan merah. Kelopak bunga biasanya berwarna Kegunaan:
biru pucat dan mampu menyerbuk sendiri. Bagian polong, daun dan bunga dapat digunakan sebagai
sumber pangan, ampas biji dapat digunakan sebagai
Buah:
pakan ternak sapi perah dan ayam petelur. Daunnya juga
Bertipe polong, memanjang, berbentuk segi empat dengan
dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit mata, telinga dan
sudut beringgit, panjang polong 5-35 cm, lebar sekitar 2.5
bisul, sedangkan bijinya berkhasiat menambah nafsu
cm, mengandung 5-20 biji. Setiap segi bersayap dan di
makan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan anti flu.
bagian pinggirnya berombak, bergerigi, atau berlekuk. Lebar
Multifungsi lainnya adalah sebagai penutup tanah
sayap 0.3-1 cm, berwarna kuning-hijau, hijau atau krem,
dan sebagai pupuk hijau.
dan kadang-kadang disertai lurik merah. Polong muda pada
sat masak berwarna cokelat atau hitam.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Ricinus communis L.
Famili: Biji:
Euphorbiaceae Bijinya memiliki kulit luar yang tebal berdaging sedangkan
kulit tengahnya keras. Bentuk luarnya lonjong. Selain itu
Sinonim:
warna kulit luar biji cokelat dengan bintik hitam
Ricinus inermis Mill., Ricinus spectabilis Bl.
di tengahnya.
Nama daerah:
Batang:
Jarak kaliki, Dulang (Sumatera), Kalek (Madura),
Batang berkayu dan berbentuk bulat. Permukaanya
Tanggang-tanggang raja (Makassar), Peleng kaliki (Bugis).
berlubang dan beruas-ruas. Warnanya cokelat kebiruan.
Spesies yang mirip: Arah tumbuhnya serong ke atas atau condong. Percabangan
Ricinus viridus Willd., R. specious Burm., R. inermis et batang monopodial.
lividus Jack., Croton spinosa L.
Akar:
Habitus: Akarnya tunggang, bercabang. Warnanya kuning muda.
Perdu, dengan tinggi mampu mencapai 1-5 m.
Ciri khusus:
Daun: Bijinya mempunyai racun yang berbahaya bagi tubuh.
Tangkai daunnya bulat berongga. Daunnya menjari dan
Fenologi:
bangun daunnya bulat. Bentuk daunnya memanjang.
Berbuah setelah 2 - 3 tahun. Perbanyakan generatif (biji).
Ujung daun runcing. Tulang daun menyirip. Bagian tepi
daunnya bergerigi. Daunnya bercangap menjari. Daging Habitat:
daunnya seperti perkamen. Permukaanya licin. Termasuk Tumbuh liar di hutan, semak-semak, tanah kosong dataran
daun tunggal. Panjang 10-75 cm dan lebar 10-65 cm, warna rendah sampai 800 m dpl, atau di sepanjang pantai. Dapat
daunya cokelat hijau. panjang tangkainya 35-50 cm. tumbuh di daerah yang kurang subur, asalkan pH tanah
sekitar 67, dan drainasenya cukup baik karena akar
Bunga:
tumbuhan jarak cepat busuk dalam air yang tergenang atau
Termasuk bunga majemuk berbatas. Memiliki bentuk
dalam tanah yang banyak mengandung air.
tandan di ujung cabang. Merupakan bunga banci dengan
benang sari banyak, tangkai putik sangat pendek, bentuk Kegunaan:
benang. Tumbuhan berumah satu yaitu putik dan benang Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan hingga
sari terdapat dalam satu bunga. Dasar bunganya bercawan. menjadi serbuk dapat ditempel ke tubuh sebagai obat
Warnanya merah muda, merah atau hijau. korengan, sedangkan minyak yang diambil dari bijinya bisa
diminum untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan
Buah:
orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan
Buah sejati ganda, berbentuk kotak, lonjong, memiliki lekuk
batuk dan sesak napas. Akarnya dapat dimanfaatkan untuk
tiga dan berduri. Waktu masih muda berwarna hijau setelah
menjaga stamina tubuh. Tumbuhan ini mengandung
tua hitam.
minyak yang dapat dimanfaatkan sebagai bio-etanol.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Ruellia tuberosa L.
Famili: Biji:
Acanthaceae Biji bulat, cokelat, dan kecil.
Sinonim: Batang:
Ruellia clandestina. Tegak, pangkal sedikit berbaring, bersegi, masif, hijau.
Nama daerah: Akar:
Pletekan, Ceplikan (Jawa), Pletesan. Tunggang, membentuk umbi, cokelat.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
Ruellia napifera. Warna bunga yang mencolok berwarna ungu.
Habitus: Fenologi:
Terna musiman, tinggi 0.4-0.9 m. Berbunga sepanjang tahun. Polinasi dilakukan oleh serangga
dan angin dan dapat dieprbanyak dengan biji.
Daun:
Tunggal, bersilang berhadapan, bentuk solet, ujung Habitat:
membulat, pangkal runcing, tepi bergigi, panjang 6-18 cm, Tumbuh di ketinggian 0-800 m dpl dan liar di dalam
lebar 3-9 cm, licin, pertulangan menyirip, hijau. hutan, dapat tumbuh di daerah yang kurang subur asal pH
tanahnya sekitar 6-7 dan drainase baik. Akarnya tidak tahan
Bunga:
terhadap genangan air.
Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, terdiri 1-15
bunga, kelopak 2-3 cm, benang sari melekat pada tabung Kegunaan:
mahkota berjumlah 4, dasar mahkota membentuk tabung, Untuk obat kencing batu dipakai 15 gram daun Ruellia
ujung berlekuk 5, panjang 3,5- 5 cm, ungu. tuberosa, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring.
Buah:
Kotak, lonjong, kering, berbiji banyak, panjang 2-3 cm,
membuka dengan dua katup, hijau.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Akar:
Aizoaceae Tumbuh di antara ruasnya, dalam bentuk rhizoma.
Sinonim: Ciri khusus:
Crithmus indicus Rumph., Portulaca portulacastrum L., Tumbuhan yang hidup berkoloni.
Pyxipoma polyandrum Fenzl., Sesuvium polyandrum Fenzl.
Fenologi:
ex Britt., S. repens Willd., Trianthema polyandrum Bl.
Pembungaan muncul sepanjang tahun. Berukuran kecil
Nama daerah: dengan putik bergerombol dan dibantu oleh lebah dalam
Gelang laut, Saruni air, Krokot, Sesepi, Gelang pasir. proses penyerbukan. Biji tidak ringan.
Habitus: Habitat:
Herba tahunan, menjalar, seringkali memiliki banyak Seringkali ditemukan di sepanjang bagian tepi daratan dari
cabang. Panjangnya hingga 1 m dengan batang berwarna mangrove, pada hamparan lumpur dan gundukan pasir,
merah cerah, halus dan ditumbuhi akar pada ruasnya. pada areal yang secara tidak teratur digenangi oleh pasang
surut. Substrat tumbuh berupa pasir, lumpur dan tanah liat.
Daun:
Juga ditemukan di pantai berkarang, sepanjang pematang
Daunnya tebal, berdaging dan berbentuk linier, lanset,
tambak dan kali pasang surut. Umumnya ditemukan di
oblong lanset, dengan ukuran 2,5-7 cm x 0,515 cm, pada
lahan di sekitar bagian tepi di daratan mangrove, tanah
bagian daun axialnya mempunyai bunga.
berlumpur, dan bukit pasir yang biasanya membanjiri dan
Bunga: tidak teratur. Ditemukan juga di areal berbatu.
Kecil, warna ungu, memiliki tangkai panjangnya 3-15 mm
Kegunaan:
dan tabung panjangnya 3 mm. Letak bunga: di ketiak daun.
Daun dapat dimakan setelah dicuci dan dimasak
Formasi: soliter. Daun mahkota: 5 cuping, panjang 6-9 mm.
berulang kali. Di Thailand biasa digunakan untuk
Benangsari: banyak dan 3-4 tangkai putik.
makanan ternak seperti domba, kambing dan babi,
Buah: serta dapat dikonsumsi manusia.
Berbentuk kapsul, bundar dan halus, panjang melintang
kira-kira 8 mm. Terdapat beberapa biji hitam berbentuk
kacang, halus dan panjangnya 1.5 mm.
Biji:
Biji kecil, tidak ringan, dan tidak mengapung.
Batang:
Bercabang, panjang batang 1 m, dengan warna merah,
cerah dan halus.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
Famili: Biji:
Chenopodiaceae Biji monomorfic, lenticular, berdiameter 1-2.2 mm, kulit biji
coklat kemerahan atau hitam, retikulat.
Sinonim:
Atriplex maritima (L.) Crantz., Chenopodium australe R.Br., Batang:
C. maritimum L., Chenopodina australis (R.Br.) Moq., C. Dalam bentuk rumpun, kuat, batangnya tegak, bercabang,
maritima (L.) Moq., C. maritima var. vulgaris., Dondia linear atau substrate. Ukuran 10-50 x 0.8-1.7 mm.
maritima (L.) Druce., Lerchena maritima (L.) Kuntze.,
Akar:
Salsola indica Willd., S. maritima (L.) Poir., Schoberia
Bentuk rhizoma yang membentuk serabut dalam.
linifolia Nutt. ex Moq., S. maritima (L.) C.A. Mey.
Ciri khusus:
Nama daerah:
Tumbuh dalam bentuk semak, daunnya seperti duri tajam
Alur, Ahaha-Malur.
padahal tidak tajam. Berwarna keunguan mencolok jika
Spesies yang mirip: terendam dalam air yang bersalinitas tinggi.
Suaeda australis (R.Br.) Moq., S. indica Moq.,
Fenologi:
S. nudiflora Moq.
Tumbuh sepanjang tahun dan termasuk spesies mangrove
Habitus: yang terasosiasi. Polinasi dilakukan oleh air.
Herba tahunan, yang bias menjadi semak tinggi 45 cm.
Habitat:
Daun: Tumbuh di lahan lumpur dan rawa-rawa yang bergaram,
Daun sederhana, alternate, exstipulate, berdaging, dan di tanah berpasir.
silinder, linier, berbentuk sabit ketika muda, basis truncate,
Kegunaan:
1-2.5 x 1-2 cm.
Dimakan sebagai sayuran.
Bunga:
Bunga hijau-keputihan, biseksual, dan bracteate
2-bracteolate, perianth pendek, calycine bulat atau urceolate,
5 - lobed, benang sari 5, filamen pendek, kepala sari agak
besar, bulat telur ovarium, sessile, adnate bawah ini untuk
perianth, stigma 3 dan papillose.
Buah:
Buahnya berbentuk seperti spons.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
DAFTAR PUSAKA
Aksornkoae S. 1993. Ecology and management of mangroves. Thailand, IUCN Bangkok. 176pp.
Chapman VJ. 1975a. Mangrove Vegetation. German: Strauss and Cramer GmbH.
Chapman VJ. 1975b. Mangroves biogeography. In Walsh GE, Snedaker SC, Teas HJ (Eds). Proceeding of international
symposium on biology and management of mangrove: 3 22. Gainseville, University of Florida, Hawaii.
Hamilton LS, Snedaker SC (eds). 1984. Handbooks for mangrove areas management. IUCN-UNESCO. 123pp.
Kusmana C. 1993. A study on mangrove forest management based on ecological data in East Sumatra, Indonesia. PhD
Dissertation, Kyoto University, Japan.
Macnae W. 1968. A general account of the fauna and flora of mangrove swamps and forests in the Indo-West Pacific region.
Advances in Marine Biology 6:74-241.
Percival M, Womersley JS. 1975. Floristic and ecology of the mangrove vegetation of Papua New Guinea. Botany Bulletin
8. 96p.
Santoso N. 2012. Arahan kebijakan dan strategi pengelolaan kawasan mangrove berkelanjutan di Muara Angke Daerah Khusus
Ibukota Jakarta [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Snedaker SC. 1978. Mangrove: Their value and perpetuation. Nature and Resources 14:6-13.
Tomlinson PB. 1986. The Botany of Mangrove. UK: Cambridge University Press.
\'-03"."/(307&%*,"8"4"/)65"/"/(,&,"16,t^
TIM PENELITI
ENSIKLOPEDIA
Kamal Muara
sa
n Laut Jawa
Re
sto
ras
iH
uta
nM
ang
rov
Tambak e
Hutan Lindung
Angke Kapuk
Taman
Wisata
Alam
Aboretum
Mangrove
Muara
Angke
FLORA MANGROVE
yang tumbuh di kawasan mangrove Angke Kapuk, kami berharap
buku ini dapat menjadi salah satu acuan untuk mengetahui jenis-jenis
tumbuhan mangrove yang tumbuh di daerah kawasan restotasi hutan
Mangrove, hutan lindung dan Suaka Margasatwa Muara Angke.