Anda di halaman 1dari 70

Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara

Habitat dan Keanekaragaman

Burung
Teluk Kupang
Pecuk-ular australia, burung air berleher panjang mirip ular
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara

Habitat dan Keanekaragaman

Burung
Teluk Kupang

Oki Hidayat

Penerbit IPB Press


Kampus IPB Taman Kencana,
Kota Bogor-Indonesia

C.1/12.2015
Judul Buku:
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Penulis:
Oki Hidayat
Editor:
Maria Rosdalima Panggur, S.hut, M.Si
Kayat, S.hut, M.sc
Desain Sampul:
Oki Hidayat
Ardhya Pratama
Penata Isi:
Ardhya Pratama
Korektor:
Nia Januarini
Sumber Ilustrasi Sampul:
Oki Hidayat
Jumlah Halaman:
58 + 12 halaman romawi
Edisi/Cetakan:
Cetakan Pertama, Desember 2015
Pencetakan buku ini dibiayai oleh :
DIPA BPK Kupang 2015
Balai Penelitian Kehutanan Kupang
Jl. Alfons Nisnoni (Untung Surapati) No. 7.B Kupang
Telp. (0380) 823357,833472 Fax. (0380) 831068
Email : aisuli@yahoo.com Website : www.foristkupang.org
PT Penerbit IPB Press
Anggota IKAPI
Kampus IPB Taman Kencana
Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor 16128
Telp. 0251 - 8355 158 E-mail: ipbpress@ymail.com

ISBN: 978-979-493-895-9

Dicetak oleh IPB Press Printing, Bogor - Indonesia


Isi di Luar Tanggung Jawab Percetakan

© 2015, HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit
Daftar Isi

Daftar Isi............................................................................... v
Kata Pengantar..................................................................... vi
Sambutan Kepala Balai Penelitian Kehutanan Kupang......... vii
Ucapan Terima Kasih............................................................ ix
Pendahuluan......................................................................... x

Profil Ekosistem Teluk Kupang...................................................1


Nilai Penting Teluk Kupang bagi Burung....................................8
Peluang dan Tantangan Pengelolaan.......................................13
Petunjuk Pengamatan Burung.................................................18
Deskripsi Jenis-jenis Burung di Teluk Kupang . ........................23

Daftar Pustaka..................................................................... 45
Profil Penulis....................................................................... 48
Lampiran............................................................................. 49
Kata Pengantar

Nusa Tenggara Timur diketahui memiliki keanekaragaman


hayati yang cukup tinggi. Namun hingga saat ini potensi
tersebut belum banyak diketahui oleh banyak orang, khususnya
masyarakat lokal. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah media
yang menarik untuk mengenalkan kekayaan alam tersebut.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah membuat buku
dengan visualisasi yang menarik sehingga akan lebih mudah
dipelajari dan dipahami.
Buku ini merupakan jilid pertama dari “Seri Biodiversitas
Kawasan Nusa Tenggara” yang berisi panduan singkat untuk
mengenal keanekaragaman hayati di Teluk Kupang secara lebih
mendalam, khususnya untuk satwa burung. Disajikan dengan
ilustrasi gambar agar memudahkan pembaca dalam mengenal
jenis-jenis burung yang dapat ditemukan di lokasi tersebut.
Buku ini dipersembahkan untuk para pengamat burung lokal
sebagai pengisi kekosongan literatur perburungan di Nusa
Tenggara Timur.
Melalui buku ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian
dan kecintaan akan keanekaragaman satwa burung sehingga
keberadaannya senantiasa dijaga dan dilestarikan. Selain itu,
buku ini juga dapat dijadikan sebagai alat promosi potensi
wisata, dengan demikian pengelolaan Teluk Kupang sebagai
taman wisata alam laut dapat meningkat secara kualitas.
Sebagai penutup, mari kita amati burung di Teluk Kupang dan
jaga kelestariannya.

Oki Hidayat
Sambutan
Kepala Balai Penelitian Kehutanan Kupang

Teluk Kupang merupakan salah satu kawasan konservasi di


Provinsi Nusa Tenggara Timur yang letaknya paling dekat
dengan pusat pemerintahan, yaitu Kota Kupang. Keberadaannya
sangat penting dalam menunjang perekonomian masyarakat
karena banyak yang menggantungkan kehidupannya dari
Teluk Kupang, mulai dari pesisir hingga wilayah perairan laut.
Masyarakat umumnya mengenal Teluk Kupang sebagai lokasi
wisata karena memiliki pantai yang menawan. Namun di sisi
lain, hanya sedikit masyarakat yang mengetahui kekayaan
hayati yang tersembunyi di dalamnya.
Hingga saat ini upaya mengungkap keanekaragaman burung
di Teluk Kupang masih sangat minim, padahal begitu banyak
jenis burung yang menjadikan tempat ini sebagai habitatnya.
Di antara burung yang dijumpai di Teluk Kupang, sebagian
merupakan jenis burung migran yang berasal dari belahan bumi
utara ataupun selatan. Burung-burung tersebut menjadikan
Teluk Kupang sebagai lokasi mencari pakan dan tempat
beristirahat sementara selama musim migrasi.
Buku ini menggambarkan sebagian kekayaan hayati yang begitu
beragam di Teluk Kupang, khususnya untuk satwa burung.
Dengan visualisasi yang menarik, diharapkan buku ini mampu
mendeskripsikan keanekaragaman burung dengan lebih jelas
dan menarik.
Penghargaan dan terima kasih kami sampaikan kepada penulis
atas kerja kerasnya, terutama selama proses pengumpulan
foto yang membutuhkan banyak pengorbanan. Terima kasih
kami ucapkan juga kepada para pihak yang telah berkontribusi
sehingga penerbitan buku ini dapat terwujud. Semoga buku ini
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, khususnya


masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk lebih mengenal
kekayaan hayati yang ada di bumi flobamora.

viii
Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak


yang telah membantu dalam proses penerbitan buku ini. Karya
tulis ini merupakan sebuah mimpi yang muncul dari keinginan
untuk mengungkap keanekaragaman burung di Teluk Kupang
sehingga informasi yang bernilai tersebut dapat diketahui oleh
banyak orang, khususnya masyarakat di Nusa Tenggara Timur.
Terima kasih kepada Kepala Balai Penelitian Kehutanan Kupang
beserta seluruh staf atas dukungannya yang tak ternilai.
Kepada Kepala Balai dan seluruh Staf Balai Besar Konservasi
Sumberdaya Alam Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terima kasih khususnya kepada Kepala Sub-Bagian Tata Usaha
yang telah memberikan fasilitas alat fotografi, tanpa peralatan
tersebut pengumpulan dokumentasi foto tidak mungkin
dilakukan. Kepada Kepala dan seluruh Staf Seksi Data, Informasi,
dan Sarana Penelitian yang telah memfasilitasi penerbitan
buku ini. Kepada rekan-rekan di Komunitas Monitoring Burung
Pantai Indonesia (Mobupi) dan Pengamat Burung Indonesia
(Pengabdi) yang tidak dapat disebutkan satu per satu, Colin
Trainor atas saran dan bantuan identifikasi beberapa jenis,
serta pihak IPB Press.
Kepada Maria Rosdalima Panggur S.Hut, M.Si dan Kayat, S.Hut,
M.Sc atas kesediannya untuk menjadi editor. Terimakasih atas
koreksi dan saran yang telah diberikan.
Terakhir kepada seluruh keluarga, atas pengertiannya selama
proses pengumpulan data dan dokumentasi di lapangan.

Oki Hidayat
Pendahuluan

Teluk Kupang telah menjadi bagian yang tidak dapat


dipisahkan dari kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur,
khususnya Kota dan Kabupaten Kupang. Keberadaannya
memegang peranan penting bagi masyarakat, terutama dalam
menunjang perekonomian. Hingga saat ini pemanfaatan Teluk
Kupang semakin berkembang dan meningkat, terlihat dari
pesatnya pembangunan wilayah pesisir terutama di sekitar
pusat Pemerintahan Kota Kupang. Masyarakat umumnya
melihat Teluk Kupang hanya dari sisi ekonomi, sebatas
pemenuhan kebutuhan dasar hidup, padahal ada sisi lain yang
ternyata luput dari perhatian yaitu sisi ekologi. Tidak hanya
manusia yang bergantung pada keberadaan Teluk Kupang,
ada banyak satwa yang menjadikannya sebagai habitat seperti
burung, serangga, mamalia, reptil, dan amfibi. Hingga kini
keanekaragaman hayati Teluk Kupang belum banyak diungkap,
baik dalam bentuk tulisan maupun diskusi ilmiah dalam forum
publik. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian yang mendalam serta
media yang informatif sebagai upaya mengungkap kekayaan
hayati di salah satu lahan basah yang diklaim memiliki nilai
penting secara ekologi, khususnya bagi satwa burung.
Buku ini merupakan panduan singkat dalam pengenalan
ekosistem serta jenis-jenis burung yang terdapat di Teluk
Kupang. Meskipun tidak memberikan deskripsi secara lengkap
untuk seluruh jenis burung yang terdapat di lokasi tersebut,
namun buku ini merupakan buku pertama yang membahas
keanekaragaman burung di Teluk Kupang beserta ekosistemnya.
Panduan singkat ini disusun dengan mengkompilasi data-data
lama dan catatan-catatan terbaru dari berbagai artikel ilmiah,
laporan, ataupun catatan pengamatan yang dilakukan oleh
penulis dari tahun 2012 hingga 2015. Untuk memudahkan
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

dalam pengenalan jenis burung, ilustrasi foto digunakan


dalam lembar deskripsi jenis serta ditambah dengan beberapa
informasi penting lainnya. Dalam proses penyusunannya, acuan
primer yang digunakan yaitu buku “Panduan Lapangan Burung-
Burung di Kawasan Wallacea”, “Aves de Timor-Leste, Burung-
burung di Timor-Leste, The birds of Timor-Leste”, dan artikel
ilmiah “Kupang Bay: an internationally significant wetland in
West Timor, Indonesia”.
Survei awal burung migran di Teluk Kupang pertama kali
dilakukan oleh Paul Andrew pada tahun 1985, selama lebih dari
10 minggu (Februari–Maret dan Agustus–Oktober). Kegiatan
yang dilakukan berupa identifikasi, pemetaan titik sebaran
burung, dan penghitungan jumlah burung yang ditemukan baik
burung pantai maupun burung air lainnya (Trainor dan Hidayat,
2014). Hasil kegiatan tersebut merupakan data komprehensif
pertama yang diketahui terdokumentasi dalam bentuk
laporan (Andrew, 1985) dan hingga kini belum ada data survei
selengkap data tersebut. Selanjutnya, data awal tersebut
ditambah dengan informasi dan catatan-catatan singkat yang
didapatkan oleh peneliti ataupun pengamat burung pada
periode setelahnya. Beberapa hasil pengamatan dipublikasikan
dalam bentuk artikel ataupun laporan yaitu McKean (1987),
Holmes (1993), Verbelen (1997), McCrie (1995), dan Trainor
et al. (2006). Selain itu, terdapat pula beberapa laporan hasil
kegiatan birding yang dilakukan oleh operator bird tour yang
dipublikasikan dan dapat diakses secara online di internet.
Buku ini dapat digunakan dalam kegiatan pengamatan
burung di Teluk Kupang ataupun wilayah Timor Barat lainnya.
Dalam pemanfaatannya diharapkan mampu menjadi alat bantu
dalam mempromosikan Teluk Kupang sebagai lokasi wisata
pengamatan burung dan mendorong masyarakat lokal untuk
menjadi pemandu dalam kegiatan tersebut. Selain itu, buku ini

xi
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

juga dapat dijadikan sumber informasi dalam pengelolaan Teluk


Kupang, baik sebagai taman wisata alam laut maupun dalam
hal tata ruang sehingga pengembangan yang akan dilakukan
mempertimbangkan aspek ekologi lingkungan. Berbagai
macam tipe habitat baik habitat perairan maupun terestrial
dapat dijumpai di Teluk Kupang. Namun, buku ini hanya akan
membahas habitat yang berada di perairan Teluk Kupang seperti
pesisir pantai dan laut lepas serta habitat di sekitarnya seperti
mangrove, persawahan, sungai, muara, hamparan lumpur,
ladang budi daya, vegetasi pantai, padang rumput, dan hutan
sekunder. Sementara kawasan hutan Bipolo yang merupakan
hutan primer dan sekunder yang berada dekat dengan Teluk
Kupang, tidak dibahas dalam buku ini karena jenis burung yang
terdapat di dalamnya tidak berasosiasi dengan habitat perairan
Teluk Kupang.

Terik australia salah satu burung migran dari belahan bumi selatan

xii
Profil Ekosistem Teluk Kupang

Kawasan Teluk Kupang terletak di Pulau Timor bagian


barat, berada pada koordinat 10°05’LS dan 123°41 BT. Secara
administratif masuk ke dalam dua wilayah yaitu Kota Kupang dan
Kabupaten Kupang. Kawasan seluas 50.000 ha ini merupakan
Taman Wisata Laut yang ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No. 18/Kpts-II/1993 tanggal 28
Januari 1993. Sebanyak 8% (sekitar 40 km2) merupakan daerah
yang dipengaruhi pasang surut atau biasa dikenal sebagai zona
intertidal (Trainor dan Hidayat, 2014). Teluk Kupang merupakan
satu-satunya hamparan lumpur ekstensif di Pulau Timor (Silvius
et al., 1987) dan memiliki nilai penting sebagai tempat mencari
makan bagi burung migran dari Australia (Rombang et al., 2002).
Terdapat berbagai macam tipe ekosistem di kawasan ini, selain
itu tercatat 80 jenis burung air sebagai penghuninya, termasuk
39 jenis burung pantai yang beranekaragam baik yang berasal
dari Asia maupun Australia.
Deskripsi lengkap mengenai Teluk Kupang oleh Paul
Andrew dalam Silvius et al. (1987) yaitu.

A large west-facing bay, with coral reefs fringing the


northern and southern shores west of 123°42’E. There
are approximately 4,000 ha of intertidal mudflats at
the head of the bay, at the northwest corner of Oesau
Plain… Some 1,400 ha of the mudflats lie seaward of
the fringing mangroves; the mud is very soft, with
mixed mud and rock along the northern edge, and
sand flats and raised beaches along the southern
edge near a raised coral headland. The remaining
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Daerah
pasang surut
Teluk Kupang
Sumber:
Google Earth

2,600 ha of mudflats lie inland of the mangroves; they


are devoid of vegetation and are inundated only on
the higher spring tides…”

Sebagian besar wilayah Teluk Kupang merupakan wilayah


lahan basah dengan berbagai macam ekosistem di dalamnya.
Berdasarkan klasifikasi dari Sonobe dan Usui (1993) yang
membagi tipe lahan basah menjadi sebelas jenis, di Teluk
Kupang terdapat tujuh jenis, antara lain coastal marshes, coral
reefs, seagrass beds, estuaries, rivers, rice-fields, aquaculture
ponds, dan salt ponds.
Menurut Trainor dan Hidayat (2014), Teluk Kupang
merupakan salah satu lahan basah dengan zona intertidal
(pasang surut) yang penting secara internasional bagi burung
pantai (shorebirds). Di wilayah ini terdapat sebanyak 1% dari
populasi flyway untuk jenis Terik Australia (Stiltia isabella) dan
Kedidi paruh-lebar (Limicola falcinellus). Selain itu, tercatat
pula beberapa jenis burung yang berstatus genting (vulnerable)
seperti Kedidi besar (Calidris tenuirostris) dan Gajahan timur
(Numenius madagascariensis).

2
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Berikut beberapa tipe ekosistem yang dapat dijumpai di


Teluk Kupang.

Ekosistem Mangrove
Mangrove Indonesia telah dikenal sebagai kawasan hutan
sejenis yang paling beragam di dunia dan sebagai pelabuhan
bagi beraneka satwa dan tumbuhan. Mereka memanfaatkan
mangrove sebagai lokasi mencari makan, berkembang biak,
dan beristirahat. Jenis-jenis pemakan ikan seperti Kuntul
menjadikan mangrove sebagai tempat bertengger (Howes et
al., 2002).
Ekosistem mangrove di
Teluk Kupang dapat dijumpai
beberapa lokasi antara lain
Oesapa, Paradiso, Merdeka,
Oebelo, Olio, Bipolo, Pariti,
dan Kuka. Selain di lokasi
tersebut vegetasi mangrove
juga dapat dijumpai pada
beberapa lokasi, namun
dalam jumlah yang tidak
banyak (tersebar secara
acak). Selain burung air, beberapa burung terestrial juga
menjadikan mangrove sebagai habitat mereka. Vegetasi
mangrove menyediakan sumber makanan yang melimpah
berupa hewan kecil dan berbagai macam jenis serangga.

Ekosistem Hutan Dataran Rendah


Ekosistem hutan dataran rendah di sekitar kawasan Teluk
Kupang membentuk beberapa formasi, di antaranya vegetasi
pantai dan hutan sekunder campuran. Biasanya vegetasi alami

3
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

di sekitar Teluk Kupang banyak yang telah diubah menjadi lahan


budi daya atau bentuk pemanfaatan lainnya. Salah satu hutan
dataran rendah yang masih tersisa dan terhubung dangan Teluk
Kupang dengan koridor persawahan yaitu Hutan Bipolo.

Ekosistem Hamparan Lumpur


(Mudflat)
Hamparan lumpur atau
gosong lumpur di Teluk
Kupang membentang luas
mulai dari Oebelo, Bipolo,
hingga Pariti. Kawasan
ini merupakan zona
intertidal dan kaya akan
nutrisi. Sumber makanan
melimpah di daerah ini
sehingga banyak burung air
memanfaatkannya sebagai
lokasi mencari makan.
Hamparan lumpur merupakan habitat yang sangat sesuai
untuk mencari mangsa, terutama bagi kelompok burung pantai
migran (khususnya famili Charadridae dan Scolopacidae). Pakan
bagi kelompok burung tersebut berupa zoo benthos yang hidup
di wilayah pasang surut yang terdiri atas Moluska, Arthropoda,
dan Cacing Laut (Howes et al., 2003).

Ekosistem Pantai
Pesisir pantai Teluk Kupang terdiri atas beberapa tipe
pantai yaitu pantai berpasir, pantai berbatu, dan pantai
berkarang. Keseluruhannya merupakan habitat yang baik bagi

4
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

burung air, khususnya burung


pantai. Meskipun demikian,
pesisir pantai khususnya yang
berada di Kota Kupang sudah
banyak yang beralih fungsi
menjadi hotel, rumah makan,
pertokoan, dan pemukiman.
Kondisi tersebut membuat
ekosistem pantai alami menjadi
terganggu dan mengurangi nilai
estetika.

Ekosistem Rawa Rumput Musiman


Ekosistem rawa musiman
terdapat di beberapa titik pada
kawasan Teluk Kupang, salah
satunya adalah di daerah Olio.
Ekosistem tersebut terbentuk
dari adanya deposit air yang
mengalir dari persawahan
dan tergenang sehingga
terbentuklah lahan basah
musiman. Pada lokasi tersebut,
tumbuh vegetasi rerumputan dan merupakan tempat yang
sangat baik untuk persinggahan burung air migran. Beberapa
jenis yang dapat dijumpai pada lokasi ini antara lain Terik
Australia (Stiltia isabella), Cerek topi-merah (Charadrius
ruficapillus), Cerek tilil (Charadrius alexandrinus), Trinil rumbai
(Philomachus pugnax), dan Trinil kaki-hijau (Tringa nebularia).
Burung-burung tersebut memanfaatkan rawa musiman
tersebut sebagai sumber air minum, lokasi mencari makan,
serta tempat beristirahat.

5
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Ekosistem Estuaria
Estuaria merupakan wilayah peralihan antara ekosistem
air tawar dan air laut. Menurut Zahid et al. (2011), estuaria
oleh sejumlah peneliti disebutkan sebagai area paling produktif
karena area ini merupakan area ekoton daerah pertemuan
dua ekosistem berbeda (tawar dan laut yang memberikan
karakteristik khusus pada habitat yang terbentuk). Komponen
fauna estuaria dihuni oleh biota air laut dan air tawar. Habitat
estuaria di Teluk Kupang banyak dihuni oleh burung-burung
air dan merupakan lokasi yang sangat penting bagi kehidupan
burung ataupun satwa lainnya. Kawasan estuaria penting di
Teluk Kupang antara lain di Oesapa dan Nunkurus.

Ekosistem Tambak
Ekosistem tambak
merupakan tipe habitat
buatan yang memiliki
keanekaragaman vegetasi
paling miskin. Biasanya
hanya ada jenis-jenis
rumput, tumbuhan
menjalar, dan mangrove.
Ada dua jenis tambak di
sekitar Teluk Kupang yaitu
tambak ikan dan tambak
Ekosistem tambak dimanfaatkan oleh burung garam. Tambak ikan dapat
air sebagai tempat mencari makan dan istirahat dijumpai di daerah Bipolo,
sedangkan tambak garam
terdapat di daerah Merdeka-Olio. Tambak biasanya dijadikan
sebagai tempat mencari makan dan beristirahat, terutama saat
air laut pasang.

6
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Ekosistem Persawahan
Sawah merupakan
salah satu habitat burung
buatan yang cukup umum.
Di Teluk Kupang, habitat
persawahan dapat dijumpai
mulai dari Lasiana, Manikin,
Tarus, Oebelo, Bipolo,
hingga Pariti. Beberapa
jenis burung air yang dapat
dijumpai pada ekosistem
persawahan di sekitar Teluk
Kupang antara lain Kuntul
kecil (Egretta garzetta),
Kuntul besar (Egretta alba) dan Kuntul kerbau (Bubulcus ibis).
Ekosistem persawahan menyediakan sumber makanan yang
melimpah seperti beraneka macam biji-bijian (bulir padi dan
biji rerumputan) dan serangga. Selain burung air, terdapat
juga burung terestrial penghuni persawahan yang dapat
dengan mudah dijumpai seperti Cici padi (Cicticola juncidis),
Perkutut loreng (Geopelia meugei), Tekukur biasa (Streptopelia
chinensis), Kapasan sayap-putih (Lalage sueurii), Puyuh cokelat
(Coturnix ypsilophora), Decu belang (Saxicola caprata), serta
jenis bondol-bondolan (suku Ploceidae).

7
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Nilai Penting
Teluk Kupang bagi Burung

Menurut Trainor dan Hidayat (2014), Teluk Kupang banyak


dinyatakan sebagai salah satu wilayah lahan basah yang penting
bagi burung air migran. Selain itu, MacKinnon et al. (2011) juga
menyatakan bahwa Teluk Kupang merupakan salah satu dari
388 daerah penting bagi burung. Berdasarkan Coates dan Bishop
(1997), Teluk Kupang merupakan lahan basah dengan nilai
ornitologis penting berupa gosong lumpur pasang surut yang di
kelilingi hutan mangrove. Kesimpulan terbaik dinyatakan oleh
Paul Andrew yang telah memaparkan data dalam Indonesian
Wetlands Inventory Silvius et al. (1987) :

“A very important staging area for migratory


shorebirds, thirty-two species of which have been
recorded. The most abundant are as follows: Stiltia
isabella (flocks of 5,000–10,000 in autumn), Pluvialis
squatarola, Charadrius ruficapillus (over 400 in March
and September 1985), C. leschenaultii, C. veredus,
Numenius phaeopus, N. madagascariensis (over 250
in March and October 1985), Calidris ruficollis, C.
acuminata, C. ferruginea and Limicola falcinellus”.

Meskipun Teluk Kupang telah disebut sebagai lokasi


penting, namun data yang tersedia masih sangat minim untuk
dapat dijadikan sebagai justifikasi bahwa lokasi tersebut
memang penting. Berikut review yang dibahas oleh Trainor dan
Hidayat (2014) bahwa Teluk Kupang memang memiliki nilai
yang penting dalam hal biodiversitasnya (Tabel 1).

8
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Table 1. Justifikasi Teluk Kupang sebagai lokasi yang


penting berdasarkan keanekaragaman hayati yang
dimilikinya
Justifikasi sebagai lokasi penting Referensi
Mudflats (gosong lumpur/hamparan Biodiversity Action
lumpur) Plan for Indonesia
(NDP/NDPA 1993)
Perwakilan hutan mangrove, hutan National
dataran rendah, estuari, ekosistem pantai Conservation Plan for
alluvial serta habitat bagi burung migran Indonesia (ANZDEC
Australia dan buaya muara Consultants 1995)
Berdasarkan Silvius et al. (1987), beberapa Important Bird Areas
jenis ditemukan dalam kelompok besar Nusa Tenggara
hingga mencapai 1% dari total populasi di (Rombang et al. 2002)
jalur flyway untuk Terik Australia (5.000–
10.000 ekor), Cerek topi-merah (400 ekor),
Gajahan timur (150 ekor)
5.000 ekor Terik australia (8,3% dari Migratory shorebirds
populasi global) berdasarkan catatan of the East Asian –
Trainor (2005a) Australasian Flyway
(Bamford et al. 2008)
Populasi Terik australia mencapai 1% Important Birds
kriteria (jumlah pasti tidak diketahui) area – Teluk
sebagai salah satu lokasi penting secara Kupang (BirdLife
internasional International, 2014)
Populasi Terik Australia dan Kedidi Review dalam
paruh-lebar mencapai 1% kriteria artikel Kupang Bay:
international significance, tujuh burung an internationally
pantai lainnya mencapai 0,1% kriteria significant wetland in
national significance, dua jenis terancam West Timor, Indonesia
(vulnerable) yaitu Kedidi besar dan (Trainor dan Hidayat,
Gajahan timur serta lima jenis yang hampir 2014)
terancam (near threatened), tercatat lebih
dari 2.000 individu dari kriteria national
significance, dan sebagai lokasi alternatif
saat di daerah asal musim dingin (winter)
dan oversummer
Sumber: Trainor dan Hidayat (2014)
9
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Burung-burung di Teluk Kupang sebagian besar didominasi


oleh burung air, baik yang penetap maupun migran. Sebagian
lainnya merupakan burung terestrial atau burung daratan.
Wetland International-Indonesia Program (2015) mencatat
sebanyak 133 spesies burung dapat ditemukan di lokasi ini.
Namun demikian, data tersebut perlu diperbarui mengingat
beberapa spesies sudah sulit atau bahkan tidak dijumpai lagi di
kawasan Teluk Kupang.
Burung air merupakan burung yang menggantungkan
hidupnya di wilayah perairan, menjadikan berbagai macam
ekosistem yang terasosiasi dengan air sebagai lokasi mencari
makan, istirahat, ataupun berkembang biak. Menurut Alikodra
(1993), sebagian besar burung air adalah jenis burung air
migran. Burung air migran merupakan jenis burung air yang
melakukan migrasi setiap musim atau tahunan secara rutin pada
musim dingin dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan
seperti Asia Tenggara, Australia, Afrika Selatan, dan Amerika
Selatan. Beberapa rute migrasi yang dilalui oleh beberapa jenis
burung air tersebut adalah kepulauan Indonesia. Tujuannya
ialah untuk mencari habitat (tempat tinggal) sementara yang
sesuai. Selanjutnya, Howes et al. (2003) menyebutkan burung
air migran adalah kelompok burung air yang menghabiskan
sebagian hidupnya di Indonesia pada waktu tertentu saja, yaitu
pada musim tidak berbiak di mana biasanya individu tersebut
menghindari perubahan kondisi alam yang ekstrem di lokasi
berbiak mereka. Burung migran di Teluk Kupang tersebar di
beberapa lokasi (Gambar 2) dan sebagian besar berada di lokasi
pasang surut (zona intertidal).
Pada bulan Agustus hingga Mei puluhan juta burung yang
sebagian besarnya adalah burung pantai melakukan migrasi
karena pada waktu tersebut terjadi musim dingin di wilayah
Paleartic. Sebagian besar burung migran tersebut menghabiskan

10
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

musim dinginnya di daratan benua Asia atau di Australia dan


Selandia Baru. Kurang lebih 30 jenis burung pantai migran
menjadikan Pulau Timor sebagai tempat persinggahannya
(Trainor et al., 2007). Sebagai gambaran, berikut disajikan
penghitungan jumlah individu burung pantai yang terdapat di
Teluk Kupang (Tabel 2).

Tabel 2. Penghitungan burung pantai di Teluk Kupang


Species and IUCN status EAAF Andrew Trainor Robson
(1985, 1986), (2005a, (2011ab)
Silvius et al. 2011), CRT
(1987) & OH
Terik Australia 60.000 5-10.000 1.500- -
(8-16%) 2.500
Cerek topi-merah 95.000 480 (0.5%) 250(0.3%) -
Cerek besar 125.000 350(0.3%) 350(0.3%) -
Gajahan besar (NT) 40.000 2 3 (OH) -
Gajahan timur (VU) 38.000 250 (0.7%) 50 (0.1%) -
Kedidi paruh-lebar 25.000 360 (1.4%) 36 (0.1%) -

Kedidi besar (VU) 380.000 Tercatat 13 -


Kedidi leher-merah 325.000 600 (0.2%) 457 (0.1%) 550 (0.2%)
Wili-wili besar (NT) NA Tercatat 5 individu -
Cerek melayu (NT) NA Tercatat 1 pasang -
Trinil-lumpur asia (NT) 23.000 4 individu 1 individu 3 individu
(OH)
Biru-laut ekor-blorok 160.000 188 (0.1%) 100-150 120
(NT) (0.1%) (0.07%)
Kedidi golgol 180.000 450 (0.2%) - -
Kedidi ekor-tajam 166.000 550 (0.3) - 112 (0.06)
Keterangan: CRT (hasil penghitungan yang dilakukan oleh Colin R. Trainor;
OH (hasil penghitungan yang dilakukan oleh Oki Hidayat);
NT (hampir terancam/near threatened); VU (terancam/
vulnerable); NA (tidak tersedia data)
Sumber: Trainor and Hidayat (2014)

11
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Beberapa jenis satwa selain burung air juga dapat


ditemukan di wilayah perairan Teluk Kupang, antara lain Buaya
Muara (Crocodylus porosus) (Andrew, 1985), Dugong (Dugong
dugon) (Silvius et al. 1987), dan Whale Shark (Rhincodon
typus) (Stacey et al. 2012) serta berbagai macam jenis reptil
seperti Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Sisik
(Eretmochelys imbricata), Ular Bakau (Fordonia leucobalia),
Ular Kadut (Cerberus rynchops), dan Cryptelytrops insularis.

Penyu Lekang di Perairan Laut Teluk Kupang

12
Peluang dan Tantangan
Pengelolaan

Teluk Kupang menyimpan potensi yang sangat besar dalam


membangun perekonomian Kota dan Kabupaten Kupang.
Banyak nelayan yang menggantungkan hidupnya di lokasi
tersebut sebagai lokasi mencari ikan serta tempat mendirikan
bagan. Selain itu, ada juga beberapa pihak yang menjadikan
perairan Teluk Kupang sebagai lokasi wisata yang cukup mudah
dijangkau serta memiliki pemandangan yang indah. Namun,
sungguh disayangkan masih terdapat ancaman yang membuat
keberadaan ekosistem Teluk Kupang menjadi terganggu seperti
banyaknya deposit sampah pada muara sungai, pembangunan
yang cukup pesat di kawasan pesisir, penebangan hutan
mangrove, dan perburuan satwa liar.

Insert: Berita Perburuan Penyu Lekang di Perairan


Teluk Kupang (Hidayat, 2013c)
Merupakan sebuah pengalaman yang mengesankan
ketika bisa melihat penyu langsung di alam.
Perjumpaan tersebut terjadi pada tanggal 3 Juni
2012 di perairan Teluk Kupang. Dua ekor Penyu
Lekang dewasa terlihat naik ke permukaan kemudian
melakukan proses perkawinan, proses tersebut
berlangsung sangat cepat, hanya sekitar 1 menit
penyu tersebut naik ke permukaan kemudian turun
kembali berenang ke dalam lautan. Perjumpaan ini
membawa sebuah informasi ilmiah yang menarik, hal
tersebut telah menggambarkan bahwa Teluk Kupang
merupakan salah satu habitat penting bagi penyu di
NTT.
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Upaya perlindungan untuk jenis Penyu Lekang telah


dilakukan sejak tahun 1980 berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian No. 716/Kpts-Um/10/1980, jauh
sebelum PP No. 7 Tahun 1990 dibuat. Namun, upaya
ini belum juga mampu melindungi penyu lekang ini
dari eksploitasi. Hal yang cukup menyedihkan bagi
nasib Penyu Lekang ini terjadi tidak jauh dari lokasi
perjumpaannya pada tanggal 3 Juni 2012. Pesisir
Pantai Oesapa tepatnya di Pasar Oesapa, pasar yang
berada di pinggir pantai ini menjadi saksi bisu sebagai
lokasi perdagangan ilegal Penyu Lekang. Penyu
tersebut dijual dalam bentuk bagian-bagian tubuh
yang telah terpotong. Para penjual tanpa rasa takut
menggelar dagangan ilegalnya di atas terpal plastik.
Ternyata bagi masyarakat setempat daging penyu
masih menjadi daya tarik tersendiri sebagai bahan
makanan. Hanya dalam waktu kurang dari setengah
jam daging-daging tersebut habis terjual, bahkan
untuk bagian kepala yang telah dibuang karena tidak
ada yang mau membelinya pun masih dipungut oleh
salah seorang nelayan untuk diambil daging dan
otaknya. Sungguh miris dan sangat memprihatinkan.

Selain perburuan penyu lekang (lihat insert) pernah juga


ditemukan perburuan burung di Kawasan Mangrove Oesapa.
Burung yang menjadi sasaran perburuan adalah jenis burung
migran. Perburuan dilakukan oleh oknum masyarakat dengan
tujuan kesenangan (hobi menembak) dan untuk dikonsumsi.
Kegiatan ilegal tersebut jelas melanggar hukum karena burung
migran merupakan jenis yang dilindungi. Apabila aktivitas
tersebut tidak dihentikan, dapat dipastikan akan mengganggu
ekosistem di Teluk Kupang.

14
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Perburuan liar burung air di Pesisir Oesapa

Baun (2008) menyebutkan bahwa wilayah pesisir


merupakan wilayah yang penting, tetapi rentan (vulnerable)
terhadap gangguan. Karena rentan terhadap gangguan, wilayah
ini mudah berubah baik dalam skala temporal maupun spasial.
Perubahan di wilayah pesisir dipicu oleh adanya berbagai
kegiatan seperti industri, perumahan, transportasi, pelabuhan,
budidaya tambak, pertanian, dan pariwisata. Aktivitas manusia
dalam menciptakan ruang-ruang terbangun akhirnya sering
mengakibatkan masalah di dalam ekosistem pesisir.
Pengelolaan lingkungan perkotaan seperti Kota Kupang
harus memerhatikan unsur ekologis sebagai landasan dalam
konsep penataannya. Salah satu unsur ekologis tersebut
adalah kawasan mangrove, mudflat dan pantai di Kawasan
Oesapa yang keberadaannya harus dipertahankan karena
kawasan tersebut merupakan habitat penting bagi burung
air. Keberadaan burung perlu dilestarikan karena manfaatnya,
baik manfaat yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat

15
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

maupun manfaat tidak langsung. Beberapa langkah yang dapat


dilakukan untuk menata kawasan Teluk Kupang contohnya
kawasan Pesisir Oesapa agar kondisinya menjadi lebih tertata
antara lain (Hidayat, 2013a):

1. Melakukan pengangkutan deposit sampah


Berbagai jenis sampah terutama sampah plastik terdapat
di seluruh kawasan. Jika dibiarkan, sampah tersebut akan
terdeposit dan menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk
mengatasinya maka perlu dilakukan pengangkutan sampah
secara berkala. Kegiatan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat.
Salah satu cara efektif adalah dengan melakukan aksi bersih
secara rutin. Aksi sosial lingkungan ini dapat dilakukan oleh
siapa saja, baik secara berkelompok maupun perseorangan.

2. Membuat saringan sampah permanen di Sungai


Oesapa
Saringan sampah sebaiknya dibuat selebar sungai dan
ditempatkan pada titik yang strategis yaitu di sekitar Jembatan
Oesapa. Saringan dapat dibuat dari besi dan ditempatkan secara
permanen dengan kontruksi beton. Saringan ini berfungsi
menyaring sampah yang berasal dari daratan. Secara rutin
saringan ini harus dibersihkan dan sampah yang tertimbun
diangkat untuk mencegah tersumbatnya aliran air.

3. Membuat papan himbauan


Langkah persuasif ini dapat dilakukan meskipun kesadaran
masyarakat masih rendah. Dengan harapan timbul rasa
keingintahuan masyarakat dan terbersit keinginan untuk

16
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

melakukan upaya perbaikan terhadap lingkungannya. Papan


himbauan berisi ajakan untuk melestarikan habitat burung
serta memberikan informasi mengenai pentingnya kawasan
tersebut dan pentingnya keberadaan burung air migran.

4. Menyediakan bak sampah di pesisir Pantai


Oesapa
Hingga saat ini belum tersedia bak sampah yang memadai
di sekitar lokasi tersebut. Oleh karena itu, pembangunan bak
sampah diharapkan dapat menjadi solusi untuk menghindari
masyarakat membuang sampah ke sungai.

17
Petunjuk Pengamatan Burung

Untuk melakukan pengamatan burung di Teluk Kupang


diperlukan beberapa persiapan agar kegiatan yang dilakukan
dapat berjalan lancar. Sebagian besar yang hidup di Teluk
Kupang merupakan burung diurnal dan relatif mudah untuk
dijumpai sehingga usaha untuk menemukan burung di lapangan
tergolong mudah. Meskipun demikian, medan yang terdapat di
lapangan beragam dan memiliki karakteristik yang berbeda satu
dengan lainnya. Oleh karena itu, informasi dan pengetahuan
akan kondisi lokasi menjadi salah satu hal yang penting untuk
diketahui. Karena sebagian besar lokasi Teluk Kupang merupakan
lahan basah maka gunakanlah pakaian serta alas kaki yang cocok
untuk medan tersebut. Disarankan untuk menggunakan pakaian
yang nyaman dan menyerap keringat. Usahakan menggunakan
lengan panjang untuk mengurangi sengatan sinar matahari.
Penggunaan topi lapang, kacamata hitam, dan krim sunblock
sangat dianjurkan karena bagi sebagian orang yang tidak tahan
paparan sinar matahari akan sangat mengganggu. Pilihlah alas
kaki yang nyaman dan aman seperti sepatu lapang atau sandal,
namun perlu berhati-hati jika menggunakan sandal terutama
saat berjalan di atas lumpur. Untuk membawa peralatan dan
perlengkapan penunjang lainnya dapat menggunakan tas
ransel kecil (daypack), usahakan untuk melengkapi diri dengan
makanan ringan dan air minum yang cukup mengingat tidak
adanya warung di sekitar lokasi pengamatan.
Burung-burung di Teluk Kupang sangat aktif pada pagi
dan sore hari. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk melakukan
pengamatan adalah pada pukul 06.00–9.00 dan 15.00–18.00.
Perlu dipertimbangkan waktu tempuh dari Kota Kupang ke
lapangan sehingga persiapan waktu keberangkatan harus
dilakukan lebih awal. Jika melakukan pengamatan di sekitar
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Kupang seperti di Pantai Oesapa hingga Manikin waktu tempuh


yang dibutuhkan untuk menuju lokasi tidak terlalu lama.
Namun jika ingin melakukan pengamatan di Oebelo hingga
Pariti waktu yang dibutuhkan dapat berkisar 45 menit hingga 3
jam perjalanan. Untuk melakukan pengamatan di daerah Pariti
dan sekitarnya sebagai alternatif dapat memanfaatkan jalur
laut menggunakan perahu nelayan yang biasa bersandar di
Pasar Oeba. Sebagian besar perahu tersebut merupakan milik
nelayan yang berdomisili di Sulamu sehingga pengamat dapat
menumpang perahu tersebut saat para nelayan akan kembali ke
tempat asalnya atau dengan menyewa perahu untuk sampai ke
lokasi. Selain waktu yang lebih singkat manfaat lainnya adalah
pengamat dapat sekaligus melakukan pengamatan burung laut
selama di perjalanan.
Peralatan yang biasa digunakan saat pengamatan
burung yaitu teropong binokular dan monokular. Perbesaran
yang dianjurkan untuk binokular yaitu 8 x 40 atau lebih dan
sebaiknya menggunakan binokular yang waterproof. Karena
jarak pengamat dengan burung kadang terlalu jauh maka

Pengamatan burung air di Kawasan Oebelo

19
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

gunakanlah monokular yang umumnya memiliki perbesaran


hingga lebih dari 60 kali. Untuk mendokumentasikan burung
yang dijumpai dapat menggunakan kamera DSLR berlensa tele.
Alternatif lain selain menggunakan kamera di atas adalah dengan
kamera digital jenis prosumer. Ukurannya relatif lebih kecil dan
lebih ringan sehingga praktis dibawa serta tidak memerlukan
lensa terpisah, namun kemampuannya terutama dalam hal
zoom cukup baik. Jika yang tersedia hanya kamera saku, bisa
menggunakan teknik digiscoping yaitu dengan menempelkan
lensa objektif kamera ke lensa okuler monokuler atau dengan
menggunakan alat attachment kamera ke monokuler. Jika
peralatan dokumentasi tidak tersedia, pengamat masih dapat
membuat sketsa sebagai media dokumentasi.
Saat melakukan pengamatan jangan lupa untuk membuat
catatan lapangan. Catatan hasil pengamatan berisi uraian
singkat mengenai tanggal, lokasi, waktu, tipe habitat, jumlah,
dan jenis burung yang teramati. Jangan pernah meremehkan
sebuah catatan sederhana karena setiap informasi akan sangat
bermanfaat untuk memperkaya data dan informasi, terutama
bila mendapatkan catatan mengenai jenis-jenis yang jarang
atau baru tercatat (first record) di Teluk Kupang. Data-data
tersebut nantinya dapat digunakan untuk menyusun sebuah
karya tulis atau laporan. Untuk membantu proses identifikasi,
buku panduan lapangan atau pengenalan jenis dapat digunakan
selama proses pengamatan atau dengan mengonfirmasi
dokumentasi foto yang didapat. Jika menemukan individu yang
tidak diketahui jenisnya catatan yang dibuat dapat diuraikan
secara lebih rinci seperti ukuran tubuh (kecil, sedang, besar),
karakteristik bagian tubuh dan perilaku. Biasanya burung air
di lahan basah Teluk Kupang dijumpai dalam kelompok atau
dalam jumlah yang banyak. Untuk memudahkan penghitungan
hand counter dapat digunakan sehingga hasilnya akan lebih
akurat.
20
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Peta Sebaran Burung Pantai di Teluk Kupang


Keterangan: R= Titik-titik perjumpaan burung pantai (sebagian besar
berdasarkan Andrew, 1985), Titik 1= Oesapa, 2= Pantai Lasiana , 3=
Tambak Oebelo, 4=Daerah pasang surut Oebelo, 5= Sungai Olio, 6=Tambak
Merdeka, 7= Hamparan lumpur Oebelo, 8= Nunkurus River, 9= Tambak
Bipolo, 10= Taupkole (Hutan Bipolo), 11= Pariti, 12= Kuka (Pan Muti).
Sumber: Trainor dan Hidayat (2014)

Lokasi pengamatan di Teluk Kupang dapat dilakukan di


berbagai tipe habitat seperti pesisir pantai dan laut ataupun
di lokasi sekitar pesisir yang berupa habitat mangrove,
persawahan, tambak, sungai, vegetasi pantai, rawa, ladang
budi daya, dan hutan sekunder. Beberapa lokasi teridentifikasi
21
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

sebagai titik pengamatan


karena pada daerah tersebut
ditemukan burung air dalam
jumlah yang cukup signifikan.
Titik-titik tersebut antara lain
Oesapa, Lasiana, Oebelo, Olio,
Merdeka, Nunkurus, Pariti,
dan Kuka (Pan Muti). Selain
itu, wilayah selatan Pulau
Semau yang masih termasuk ke
dalam Kawasan Taman Wisata
Alam Laut Teluk Kupang juga
merupakan lokasi pengamatan
yang baik karena struktur pantai
berpasir dan berbatu karang
sangat cocok bagi beberapa
Papan himbauan serangan buaya di Olio burung pantai khususnya di
Pantai Otan.
Pada saat melakukan pengamatan faktor keamanan harus
menjadi perhatian serius. Kendaraan yang dibawa pengamat
baik motor maupun mobil dapat dititipkan di rumah-rumah
masyarakat atau diparkir di lahan-lahan kosong. Meskipun
aman sebaiknya meminta izin terlebih dahulu kepada warga
sekitar. Selain itu, faktor lainnya yang paling penting adalah
kewaspadaan terhadap serangan buaya pada saat melakukan
pengamatan di dekat badan air contohnya pantai, rawa-rawa,
tepi, dan muara sungai. Kawasan Teluk Kupang merupakan
habitat alami bagi buaya muara dan telah terjadi beberapa
kali konflik serangan buaya pada manusia, bahkan beberapa
kasus menimbulkan korban jiwa. Di titik-titik rawan serangan
buaya saat ini telah dipasang papan himbauan oleh Balai
Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi NTT, ada baiknya
pengamat harus senantiasa berhati-hati dan waspada.
22
Deskripsi Jenis-jenis Burung
di Teluk Kupang
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Kelompok Burung Air

Kelompok Burung Terestrial

Petunjuk Penggunaan
Lembar Deskripsi Jenis

Apung sawah Nama


Anthus rufulus Indonesia
Biru-laut ekor-blorok
Paddy-field Pipit
Limosa lapponica
Bar-tailed Godwit
Nama Latin

Nama Inggris

Foto Jenis

Status Penetap yang umum


Deskripsi Status BerukuranPengunjung daricm),
sedang (15-18
yang jarang
atas berocoret
utaratubuh
dan pengunjung
bagian
kecokelatan, bagian bawah
lewat
Keterangan
keputih-putihan
Deskripsi sedikit
Berukuran bercoret
agak cokelatcm), tubuh
besar (36-45
pucat. cokelat keabu-abuan, bagian atas bervintik
Tips abu-abu
Postur badan dan
berdiri cokelat.
tegak lurus.Paruh panjang lebih
Identifikasi melengkung ke atas. Alis putih jelas.
Habitat Tips Pada
Persawahan, saat budidaya,
lahan terbang ujung ekor terdapat garis
padang
Identifikasi
rumput. horizontal berwarna hitam kecokelatan.
InformasiHabitat Banyak ditemukan
Pesisir pantai, gosong
di wilayah lumpur, tepi sungai
persawahan
tambahan berlumpur.
Olio. Dikenal juga dengan nama Apung
tanah (Anthus
Informasi novaeseelandiae)
Perkiraan untuk jenis
populasi 1.100.000 – 1.200.000
ras migran.
tambahan individu. Status IUCN : least concern/risiko
rendah.
Motacillidae
Scolopacidae Nama Suku

24
Undan kacamata Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Pelecanus conspicillatus
Australian Pelican

Status Pengunjung dari selatan yang umum secara


lokal.
Deskripsi Berukuran sangat besar (150–175 cm),
berwarna hitam dan putih, kulit muka
berbulu, iris cokelat.
Tips Memiliki paruh yang sangat besar
Identifikasi dengan kantung makanan yang dapat
menggembung.
Habitat Danau, rawa-rawa, laut, laguna, tambak, dan
lahan basah lainnya.
Informasi Biasa ditemukan secara berkelompok di
tambahan perairan Teluk Kupang, rutin mengunjungi
Tambak Olio, sering dihalau jika mengunjungi
tambak, terkadang kehadirannya tidak
diharapkan oleh pemilik tambak karena
dianggap hama yang mencuri ikan.

25
Pelecanidae
Ibis-sendok raja
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Platalea ragia
Royal Spoonbill

Status Pengunjung dari selatan yang umum secara


lokal.
Deskripsi Berukuran besar (74-81 cm), berwarna putih,
iris merah atau kuning, tungkai hitam.
Tips Paruh panjang berbentuk seperti sudip/
Identifikasi sendok. Saat terbang leher terulur.
Habitat Pantai, kolam, tambak, gosong lumpur,
mangrove.
Informasi Mencari makan dengan cara memasukkan
tambahan paruh ke dalam lumpur lalu menggerakkan
paruh dari satu sisi ke sisi lainnya dan
menyaring makanan.

26
Threskiornithidae
Kuntul kecil Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Egretta garzetta
Little Egret

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran sedang (50–65 cm), berbulu putih,
patuh, dan kaki hitam (kecuali ras migran
berjari kuning).
Tips Pada waktu berbiak bagian tengkuk berbulu
Identifikasi tipis panjang, bulu pada dada, dan punggung
berjuntai.
Habitat Rawa-rawa, sawah, tambak, mangrove.
Informasi Hidup berkelompok dan sering berbaur
tambahan dengan jenis kuntul lainnya, terkadang
soliter. Terbang dengan formasi huruf V
ketika kembali ke tempat peristirahatan.

27
Ardeidae
Cerek topi-merah
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Charadrius ruficapillus
Red-capped Plover

Status Pengunjung dari Australia.


Deskripsi Berukuran kecil (15 cm), berparuh pendek,
berwarna cokelat dan putih, paruh sempit,
iris cokelat, paruh hitam, kaki abu-abu.
Tips Topi/bagian kepala atas berwarna merah
Identifikasi karat atau cokelat dengan pinggir garis
kehitaman.
Habitat Pesisir pantai, gosong lumpur, tambak.
Informasi Terdapat ras penetap yang diketahui berbiak
tambahan di Teluk Kupang dan terdokumentasi pada 10
Juni 2014 (Trainor, 2005).

28
Charadriidae
Trinil bedaran Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Tringa cinereus
Terek Sandpiper

Status Pengunjung dari utara dan pengunjung lewat


yang jarang.
Deskripsi Berukuran sedang (22–25 cm), bagian tubuh
atas abu-abu, alis putih. Bulu primer hitam
mencolok. Bagian bawah tubuh putih, kaki
relatif pendek.
Tips Paruh panjang dan sedikit melengkung ke
Identifikasi atas. Tungkai jingga.
Habitat Pesisir pantai, gosong lumpur, muara sungai,
tambak.
Informasi Umumnya hidup soliter, berdua atau bertiga.
tambahan Perkiraan populasi global 160.000–1.200.000
individu. Status IUCN: least concern/risiko
rendah.

29
Scolopacidae
Kedidi putih
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Calidris alba
Sanderling

Status Pengunjung dari utara yang jarang.


Deskripsi Berukuran agak kecil (19–21 cm), berwarna
abu-abu dengan pundak hitam mencolok.
Bagian tengah ekor gelap dengan sisi-sisi
yang putih.
Tips Tampak lebih putih dari jenis kedidi lain.
Identifikasi Tidak ada jari belakang.
Habitat Pantai berpasir, tambak, rawa-rawa.
Informasi Perkiraan populasi global 620.000–700.000
tambahan individu. Status IUCN: least concern/risiko
rendah.

30
Scolopacidae
Kedidi golgol Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Calidris ferruginea
Curlew Sandpiper

Status Pengunjung lewat yang jarang.


Deskripsi Berukuran agak kecil (18–23 cm).
Tips Paruh melengkung ke bawah dan berwarna
Identifikasi hitam.
Habitat Pesisir pantai, gosong lumpur, tambak.
Informasi Perkiraan populasi global 1.800.000–
tambahan 1.900.000 individu. Status IUCN: least
concern/risiko rendah.

31
Scolopacidae
Kedidi paruh-lebar
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Limicola falcinellus
Broad-billed Sandpiper

Status Pengunjung dari utara yang jarang.


Deskripsi Berukuran agak kecil (16–18 cm), bagian
tubuh atas blorok abu-abu cokelat, bagian
dada berlorek. Tunggir dan ekor hitam di
tengahnya dan putih pada bagian sisinya.
Tips Paruh sedikit membengkok ke bawah dengan
Identifikasi pangkal yang tebal dan melengkung pada
ujungnya.
Habitat Pesisir pantai, gosong lumpur, tambak.
Informasi Perkiraan populasi global 71.000–160.000
tambahan individu. Status IUCN: least concern/risiko
rendah.

32
Scolopacidae
Biru-laut ekor-blorok Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Limosa lapponica
Bar-tailed Godwit

Status Pengunjung dari utara dan pengunjung lewat


yang jarang.
Deskripsi Berukuran agak besar (36–45 cm), tubuh
cokelat keabu-abuan, bagian atas berbintik
abu-abu dan cokelat. Paruh panjang lebih
melengkung ke atas. Alis putih jelas.
Tips Pada saat terbang ujung ekor terdapat garis
Identifikasi horizontal berwarna hitam kecokelatan.
Habitat Pesisir pantai, gosong lumpur, tepi sungai
berlumpur.
Informasi Perkiraan populasi 1.100.000–1.200.000
tambahan individu. Status IUCN: least concern/risiko
rendah.

33
Scolopacidae
Terik australia
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Stiltia isabella
Australian Prantincole

Status Pengunjung dari selatan yang umum.


Deskripsi Berukuran sedang (21–24 cm), bagian atas
kemerahan, dada bagian atas kekuningan,
terdapat bercak pada bagian bawahnya,
perut cokelat kemerahan.
Tips Paruh merah dengan ujung hitam. Ketika
Identifikasi terbang seperti dara-laut.
Habitat Pesisir pantai, rawa-rawa, gosong lumpur.
Informasi Sering berlari di tanah, suka menggoyangkan
tambahan kepala dan tubuh.

34
Glareolidae
Elang paria Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Milvus migrans
Black Kite

Status Penetap yang umum secara lokal.


Deskripsi Berukuran agak besar (45–55 cm), berwarna
cokelat gelap. Pada saat terbang terlihat
bercak pucat pada pangkal primer kontras
dengan ujung sayap yang hitam.
Tips Ekor menggarpu.
Identifikasi
Habitat Pantai, daerah terbuka, lahan budi daya,
hutan primer, hutan sekunder.
Informasi Biasa terlihat di daerah Bipolo.
tambahan

35
Accipitridae
Perkutut loreng
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Geopelia maugei
Barred Dove

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran sedang (21–24 cm), tubuh bagian
atas berwarna cokelat keabu-abuan, bagian
bawah abu-abu pucat.
Tips Kulit di sekeliling mata kuning, bagian tubuh
Identifikasi bawah berpalang.
Habitat Lahan budi daya, hutan sekunder, tepi pantai,
persawahan.
Informasi Mencari makan di atas permukaan tanah.
tambahan

36
Columbidae
Cekakak sungai Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Todiramphus chloris
Collared Kingfisher

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran sedang (24–26,5 cm), berwarna
biru dan putih. Mahkota, sayap, dan
punggung berwarna biru atau biru kehijauan.
Kerah leher belakang dan tubuh bagian
bawah putih.
Tips Paruh lebih besar dibandingkan dengan
Identifikasi Cekakak suci.
Habitat Pesisir pantai, rawa-rawa, mangrove, sungai,
sawah, lahan budi daya, pemukiman dekat
pantai.
Informasi Setelah mendapatkan buruan, biasanya
tambahan membanting-banting mangsa pada
tenggeran.

37
Alcedinidae
Kirik-kirik australia
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Merops ornatus
Rainbow Bee-eater

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran sedang (20 cm), berwarna hijau,
ekor biru hitam, dada hijau kebiruan.
Tips Terdapat garis hitam pada tenggorokan, ekor
Identifikasi hitam.
Habitat Pesisir pantai, lahan budidaya, persawahan,
hutan sekunder.
Informasi Banyak ditemukan di Bipolo terutama di
tambahan sekitar pohon yang memiliki sarang lebah.

38
Meropidae
Layang-layang batu Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Hirudo tahitica
Pasific Swallow

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran kecil (13–14 cm), tubuh bagian
atas berwarna biru gelap mengilap, dahi
dan dada bagian atas cokelat, paruh hitam,
kaki cokelat.
Tips Bagian bawah putih kotor, ekor pendek
Identifikasi tanpa pita panjang.
Habitat Pesisir pantai, lahan budi daya, persawahan,
hutan sekunder.
Informasi Biasa ditemukan dalam kelompok kecil yang
tambahan terpisah-pisah. Mencari makan sendiri-
sendiri dalam lingkaran atau melayang
rendah di atas permukaan air.

39
Hirundinidae
Apung sawah
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Anthus rufulus
Paddy-field Pipit

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran sedang (15–18 cm), tubuh bagian
atas bercoret kecokelatan, bagian bawah
keputih-putihan sedikit bercoret cokelat
pucat.
Tips Postur badan berdiri tegak lurus.
Identifikasi
Habitat Persawahan, lahan budi daya, padang
rumput.
Informasi Banyak ditemukan di wilayah persawahan
tambahan Olio. Dikenal juga dengan nama Apung tanah
(Anthus novaeseelandiae) untuk jenis ras
migran.

40
Motacillidae
Cici padi Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Cisticola juncidis
Zitting cisticola

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran kecil (9,50–10,5 cm), berwarna
cokelat, tubuh bagian atas bercoret, bagian
bawah keputih-putihan hingga kekuningan
pucat.
Tips Tunggir merah karat kekuningan.
Identifikasi
Habitat Persawahan, padang rumput.
Informasi Pola terbang naik turun sambil berbunyi “zit..
tambahan zit….zit…”

41
Silviidae
Isap-madu australia
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Lichmera indistincta
Brown Honeyeater

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran kecil (15 cm), tubuh bagian atas
cokelat kusam, dada keabu-abuan polos,
ujung bulu primer kekuningan.
Tips Terdapat tanda kuning di belakang mata.
Identifikasi
Habitat Mangrove, hutan sekunder, hutan primer,
lahan budi daya, pemukiman masyarakat.
Informasi Sangat aktif dan ribut. Banyak di temukan
tambahan di daerah mangrove. Kadang-kadang
dimasukkan ke dalam Isap-madu Indonesia
(Lichmera limbata).

42
Meliphagidae
Burung madu-matari Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Nectarinia solaris
Flame-breasted Sunbird

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran kecil (11 cm). Jantan: dahi, bercak
tenggorokan, dan bercak dada hijau kebiruan
mengkilap (metalik). Betina: tubuh bagian
atas zaitun, bagian bawah kuning pucat.
Tips Dada jingga tua.
Identifikasi
Habitat Mangrove, hutan sekunder, hutan primer,
lahan budi daya.
Informasi Merupakan burung endemik Nusa Tenggara.
tambahan

43
Nectariniidae
Pipit zebra
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang
Taeniopygia guttata
Zebra Finch

Status Penetap yang umum.


Deskripsi Berukuran kecil (10 cm), tubuh bagian atas
berwarna abu-abu kecokelatan, tubuh
bagian bawah abu-abu. Pada penutup sayap
terdapat bintik putih.
Tips Paruh jingga, terdapat coret muka berwarna
Identifikasi putih.
Habitat Persawahan, padang rumput, lahan budi
daya, mangrove.
Informasi Hidup berkelompok, memakan biji rumput.
tambahan

44
Ploceidae
Daftar Pustaka

Alikodra, H.S. 1993. Pengelolaan Satwaliar. Bogor: Pusat Antar


Universitas Institut Pertanian Bogor dan Lembaga
Sumberdaya Informasi IPB.
Andrew, P. 1985. Kupang Bay, West Timor, Indonesia. Pp 12-
14 in (Eds. Parish, D., R.C. Prentice and C.E. Taylor). East
Asia/Pacific Shorebird Study Programme, Annual report
1985. Interwader Publication no. 16.
Baun, P. I. 2008. Kajian Pengembangan Pemanfaatan Ruang
Terbangun di Kawasan Pesisir Kota Kupang. Program
Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah
dan Kota. Universitas Diponegoro, Semarang. Thesis:
Tidak Diterbitkan.
Coates, B. J. and Bishop, K. D. 1997. A guide to the birds of
Wallacea. Alderley, Queensland: Dove Publications.
Hidayat, O. 2013a. Peran Kawasan Pesisir Oesapa Sebagai
Habitat Burung Air Migran di Kota Kupang dan Konsep
Penataannya. Balai Penelitian Kehutanan Kupang.
Makalah belum diterbitkan.
Hidayat, O. 2013b. Telaah Awal Keberadaan Burung Feral di
Kupang. Warta Cendana, Vo.VI, No.2.
Hidayat, O. 2013c. Upaya Konservasi Penyu dan Ancamannya
di Kupang Nusa Tenggara Timur. Warta Herpetofauna,
Vol.VI No. I.
Holmes, D. A. 1993. Birds on Timor: Synopsis of birds recorded
on Timor, 1993. Unpublished report.
Howes, J., David, B. dan Noor, Y.R. 2003. Panduan Studi Burung
Pantai. Wetland International – Indonesia Programme,
Bogor.
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

MacKinnon, J., Philips, K., dan Balen, B.V. 2010. Burung-burung


di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (Termasuk Sabah,
Serawak dan Brunei Darussalam). LIPI/Burung Indonesia,
Indonesia.
MacKinnon, J. Verkuil, Y. I. and Murray, N. 2011. IUCN situation
analysis on East and Southeast Asian intertidal habitats,
with particular reference to the Yellow Sea (including
the Bohai Sea). Occasional Paper of the IUCN Species
Survival Commission No. 47. IUCN, Gland.
McCrie, N. 1995. First record of the Kentish Plover Charadrius
alexandrinus in Australia. Australian Bird Watcher. 16:
91-95.
McKean, J. L. 1987. A first record of the Christmas Island
Frigatebird Fregata andrewsi on Timor. Kukila 4: 43-44.
Rombang, W.M. Trainor, C. dan Lesmana, D. 2002. Daerah
penting bagi burung Nusa Tenggara. PHKA/BirdLife
Indonesia, Bogor.
Silvius, M.J., Djuharsa, E., Taufik, A. W., Steeman, A.P.J.M, and
Berczy, E.T. 1986. The Indonesian Wetland Inventory: A
Preliminary Compilation of Information on Wetlands of
Indonesia. PHPA-AWB/Interweder & Edwin, Indonesia.
Sonobe, K and Usui, S. (editors). 1993. A Field Guide to the
Waterbirds of Asia. Wild Bird Society of Japan, Tokyo.
Stacey, N.E., Karam, J. Meekan, M.G, Pickering, S. and Ninef J.
2012. Prospects for whale shark conservation in Eastern
Indonesia through bajo traditional ecological knowledge
and community-based monitoring. Conservation and
Society 10: 63-75.

46
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Tirtaningtyas, F. N. dan Febrianto, I. 2013. Burung Pantai


: Panduan Lapangan Pengenalan di Pantai Cemara,
Jambi. Wildlife Conservation Society-Indonesia Program,
Bogor.
Trainor, C.R. 2005. Waterbirds and coastal seabirds of Timor-
Leste (East Timor): status and distribution from surveis
in August 2002-December 2004. Forktail. 21: 61-78.
Trainor, C. R., Bauer, M., Schellekens, M., Bos, B. and Marijnissen,
T. 2009. First records of Masked Lapwing Vanellus miles
for Timor and Flores, Lesser Sundas. Kukila 14: 71–73.
Trainor, C. R., Coates, B. and Bishop, K. D. 2007. Aves de Timor-
Leste. Burung-burung di Timor-Leste. The birds of Timor-
Leste. BirdLife International and Dove Publications.
Trainor, C.R., Benstead, P, Martin, K, Lesmana, D, Agista, D,
Benstead, M.C, Drijvers, R. and Setiawan, I. 2006. New
bird records for Nusa Tenggara Islands: Sumbawa, Moyo,
Sumbawa, Sumba, Flores, Pulau Besar and Timor. Kukila
13: 6-22.
Trainor, C.R. and O. Hidayat. 2014. Kupang Bay : an internationally
significant wetland in West Timor, Indonesia. BirdingASIA
: 21.
Verbelen, F. 1996. Birding in Sumba and Timor: Lesser Sundas-
Indonesia. Privately published.
Wetlands International - Indonesian Programme. 2014.
Wetlands International/PHPA – Indonesian Wetland
Database: Teluk Kupang. Diakses dari : http://wetlands.
or.id/wdb/siteinfo.php?SITE_COD=NUT14
Zahid, A., Simanjuntak, C.P.H., Rahardjo, M.F. dan Sulistiono.
2011. Iktiofauna ekosistem estuari Mayangan, Jawa
Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia. 11( 1): 77-85.

47
Profil Penulis

Oki Hidayat, biasa disapa Oki,


merupakan peneliti di Balai Penelitian
Kehutanan Kupang. Memulai
profesinya di tahun 2010 sebagai
Calon Peneliti dan kini menjabat
sebagai Peneliti Muda pada Kelompok
Peneliti Pelestarian Sumberdaya
Alam dengan kepakaran biologi
konservasi. Pada tahun 2011–2014
menjadi penanggung jawab dalam
kegiatan penelitian kakatua sumba. Beberapa publikasinya
telah dimuat dalam bentuk majalah ilmiah populer dan jurnal
baik nasional maupun internasional. Pria kelahiran Jakarta ini
memiliki hobi fotografi, khususnya fotografi kehidupan liar baik
flora maupun fauna. Salah satu karya fotonya “Julang Sumba
siap mendarat” berhasil menjadi juara favorit pada konferensi
internasional INAFOR 3rd (Indonesia Forestry Researcher) yang
dilaksanakan pada Oktober 2015. Beberapa penghargaan yang
pernah diterimanya yaitu Australia Awards Scholarship, Allison
Sudradjat Prize serta Peneliti Lingkungan Hidup dan Kehutanan
terbaik tahun 2015 yang diberikan oleh Himpunan Peneliti
Indonesia (Himpenindo) Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Untuk berkorespondensi dapat dihubungi melalui
email: biokupang@gmail.com.
Lampiran

Lampiran 1. Daftar jenis burung air di Teluk Kupang

Suku Fregatidae
Cikalang Christmas (Fregata andrewsi)
Cikalang besar (Fregata ariel)
Cikalang kecil (Fregata minor)

Suku Pelecanidae
Undang kacamata (Pelecanus conspicillatus)

Suku Sternidae
Dara-laut tiram (Gelochelidon nilotica)
Dara-laut kecil (Sterna albifrons)
Dara-laut jambul (Sterna bergii)
Dara-laut kaspia (Sterna caspia)
Dara-laut kumis (Chlidonias hybridus)

Suku Phalacrocoracidae
Pecuk-padi belang (Phalacrocorax melanoleucos)
Pecuk-padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris)
Pecuk-ular australia (Anhinga melanogaster)

Suku Threskiornithidae
Ibis rokoroko (Plegadis falcinellus)
Ibis-sendok raja (Platalea regia)

Suku Ardeidae
Kuntul kecil (Egretta garzetta)
Kuntul besar (Egretta alba)
Kuntul perak (Egretta intermedia)
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Cangak Australia (Egretta novaehollandiae)


Kuntul belang (Egretta picata)
Kuntul karang (Egretta sacra)
Kuntul kerbau (Bubulcus ibis)
Kokokan laut (Butorides striatus)
Cangak laut (Ardea sumatrana)
Cangak merah (Ardea purpurea)
Cangak abu (Ardea cinerea)
Blekok sawah (Ardeola speciosa)
Kowak-malam merah (Nycticorax caledonicus)

Suku Anatidae
Itik benjut (Anas gibberifrons)
Itik kelabu (Anas gracilis)
Itik gunung* (Anas superciliosa)

Suku Rallidae
Kareo padi (Amaurornis phoenicurus)
Tikusan alis-putih (Poliolimnas cinerea)
Tikusan ceruling (Rallina fasciata)
Mandar-padi kalung-kuning (Gallirallus philippensis)

Suku Scolopacidae
Trinil pantai (Actitis hypoleucos)
Kedidi ekor-tajam (Calidris acuminata)
Kedidi putih (Calidris alba)
Kedidi merah (Calidris canutus)
Kedidi golgol (Calidris ferruginea)
Kedidi leher-merah (Calidris ruficollis)
Kedidi jari-panjang (Calidris subminuta)
Kedidi besar (Calidris tenuirostris)
Trinil pembalik-batu (Arenaria interpres)
Trinil ekor-kelabu (Heteroscelus brevipes)
Ganggam-bayam belang (Himantopus himantopus)
50
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Kedidi paruh-lebar (Limicola falcinellus)


Trinil-lumpur asia (Limnodromus semipalmatus)
Biru-laut ekor-blorok (Limosa lapponica)
Biru-laut ekor-hitam (Limosa limosa)
Gajahan besar (Numenius arquata)
Gajahan timur (Numenius madagascariensis)
Gajahan kecil (Numenius minutus)
Gajahan pengala (Numenius phaeopus)
Trinil semak (Tringa glareola)
Trinil kaki-hijau (Tringa nebularia)
Trinil rawa (Tringa stagnatilis)
Trinil kaki-merah (Tringa totanus)
Trinil bedaran (Xenus cinereus)
Trinil rumbai (Philomachus pugnax)

Suku Charadriidae
Cerek kalung-kecil (Charadrius dubius)
Cerek pasir-besar (Charadrius lesch)
Cerek pasir-mongolia (Charadrius mongolus)
Cerek melayu (Charadrius peronii)
Cerek topi-merah (Charadrius ruficapillus)
Cerek kernyut (Pluvialis fulva)
Cerek besar (Pluvialis squatarola)
Cerek asia (Charadrius veredus)
Trulek topeng (Vanellus miles)

Suku Glareolidae
Terik asia (Glareola maldivarum)
Terik australia (Stiltia isabella)

Suku Burhinidae
Wili-wili besar (Esacus neglectus)
Keterangan: *perlu konfirmasi ulang
51
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Lampiran 2. Daftar jenis burung terestrial di Teluk Kupang

Suku Pandionidae
Elang tiram (Pandion haliaetus)

Suku Acciptridae
Sikep-madu asia (Pernis ptilorhynchus)
Elang paria (Milvus migrans)
Elang-laut perut-putih (Haliaeetus leucogaster)
Elang bondol (Haliastur indus)
Elang-ular jari-pendek (Circaetus gallicus)

Suku Falconidae
Apal-alap sapi (Falco moluccensis)

Suku Columbidae
Delimukan zamrud (Chalcophaps indica)
Perkutut loreng (Geopelia maugei)
Tekukur biasa (Streptopelia chinensis)

Suku Alcedinidae
Raja-udang erasia (Alcedo atthis)
Cekakak sungai (Todirhamphus chloris)
Cekakak suci (Todirhamphus sancta)

Suku Phasianidae
Puyuh cokelat (Coturnix ypsilophora)

Suku Meropidae
Kirik-kirik australia (Merops ornatus)
Kirik-kirik laut (Merops philippinus)
52
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Suku Muscicapidae
Sikatan paruh-lebar (Myiagra ruficollis)
Kipasan dada-lurik (Rhipidura rufifrons)
Kipasan dada-hitam (Rhipidura rufiventris)

Suku Pachycephalidae
Kancilan timor (Pachycephala orpheus)

Suku Motacillidae
Kicuit kerbau (Motacilla flava)
Apung sawah (Anthus rufulus)
Apung petchora (Anthus gustavi)

Suku Laniidae
Bentet kelabu (Lanius schach)

Suku Sturnidae
Kerak kerbau (Acridotheres javanicus)

Suku Silviidae
Cici padi (Cisticola juncidis)
Remetuk timor (Gerygone inornata)

Suku Pycnonotidae
Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster)
Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier)

Suku Turdidae
Decu belang (Saxicola caprata)

53
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Suku Artamidae
Kekep babi (Artamus leucorynchus)
Kekep hitam (Artamus cinereus)

Suku Campephagidae
Kapasan sayap-putih (Lalage sueurii)

Suku Hirundinidae
Layang-layang api (Hirudo rustica)
Layang-layang loreng (Hirundo striolata)
Layang-layang batu (Hirundo tahitica)

Suku Apodidae
Kapinis laut (Apus pacificus)
Walet sapi (Collocalia esculenta)

Suku Caprimulgidae
Cabak kota (Caprimulgus affinis)

Suku Cuculidae
Bubut alang-alang (Centropus bengalensis)
Kedasi australia (Chrysococcyx basalis)
Kedasi gould (Chrysococcyx russatus)

Suku Dicaeidae
Cabai Lombok (Dicaeum maugei)

Suku Zosteropidae
Kacamata limau (Zosterops citrinellus)

54
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Suku Meliphagidae
Cikukua tanduk (Philemon buceroides)
Cikukua timor (Philemon inornatus)
Isap-madu australia (Lichmera indistincta)

Suku Nectariniidae
Burung-madu matari (Nectarinia solaris)

Suku Ploceidae
Bondol taruk (Lonchura molucca)
Bondol peking (Lonchura punctulata)
Bondol pancawarna (Lonchura quinticolor)
Bondol hijau-triwarna (Erythrura tricolor)
Bondol kepala-pucat (Lonchura pallida)
Pipit benggala (Amandava amandava)
Pipit zebra (Taeniopygia guttata)
Burung gereja-erasia (Passer montanus)
Gelatik timor (Padda fuscata)

55
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

Lampiran 3. Peta sebaran burung pantai di Teluk Kupang versi


Paul Andrew (1985)

56
Seri Biodiversitas Kawasan Nusa Tenggara
Habitat dan Keanekaragaman Burung Teluk Kupang

57
Lampiran 4. Peta kawasan Teluk kupang

58

Anda mungkin juga menyukai