Anda di halaman 1dari 73

PANDUAN IDENTIFIKASI

JENIS POHON TENGKAWANG

EDITOR
Kade Sidiyasa

PENYUSUN
Rizki Maharani
Puruwito Handayani
Asef K. Hardjana

BALAI BESAR PENELITIAN DIPTEROKARPA,


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN,
DEPARTEMEN KEHUTANAN
BEKERJASAMA DENGAN

ITTO PROJECT PD 586/10 Rev.1 (F)

SAMARINDA – INDONESIA
Oktober 2013

i
PANDUAN IDENTIFIKASI JENIS POHON TENGKAWANG

Editor
Kade Sidiyasa
Desain Cover
Alifianuari H.F.

Foto
Agus Kholik
Asef K. Hardjana
Ahmad Rojikin
M. Fajri
Layout
Puruwito Handayani

Buku ini diterbitkan oleh Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Badan


Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan sebagai
bagian dari program kerjasama dengan ITTO Project PD 586/10 Rev.1 (F)
“Operational Strategies for the Conservation of Tengkawang Genetic
Diversity and for Sustainable Livelihood of Indigenous People In
Kalimantan”

ISBN 978-602-9096-06-4

Dipublikasikan oleh
Balai Besar Penelitian Dipterokarpa,
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan,
Indonesia.
Jl. A. Wahab Syahranie, No.68 Sempaja – Samarinda, Indonesia
Telp. : 62-541-206364
Fax. : 62-541-742298
e-mail : admin@diptero.or.id

ii
KATA PENGANTAR

Buku panduan ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan


“Pelatihan Identifikasi Jenis-jenis Pohon Shorea Penghasil Tengkawang”
dan beberapa kegiatan lapangan terkait, yang merupakan bagian dari
program kegiatan dalam proyek International Tropical Timber
Organization (ITTO) PD 586/10 Rev.1 (F), bekerja sama dengan Balai Besar
Penelitian Dipterokarpa melalui anggaran DIPA (TA 2012 dan 2013).
Buku panduan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
pengetahuan dasar yang bermanfaat di bidang pengenalan jenis-jenis famili
Dipterocarpaceae, khususnya jenis Shorea penghasil tengkawang. Dengan
adanya buku ini, diharapkan pula akan meminimalkan terjadinya
kesalahan tebang yang sering terjadi dalam pemanfaatannya, mengingat
jenis tengkawang merupakan jenis yang dilindungi dan terancam punah,
meskipun dari segi pemanfaatan kayunya sangat komersial. Di samping itu,
buku ini hadir sebagai bentuk dukungan pada program konservasi
keragaman genetik tengkawang, sekaligus memenuhi kebutuhan para
tenaga teknis di lapangan.
Ucapan terima kasih kami tujukan kepada semua pihak yang telah
membantu baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun penyusunan buku
panduan ini. Besar harapan kamiagar buku ini dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, September 2013

PENYUSUN

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Prosedur 2
II. Keanekaragaman dan Penyebaran Marga Shorea 3
III. Marga Shorea Penghasil Tengkawang
A. Deskripsi Marga Shorea 5
B. Pengenalan Jenis Shorea Penghasil Tengkawang 5
C. Deskripsi Jenis Tengkawang
1. Shorea macrophylla (de Vriese) P.S. Ashton 9
2. Shorea stenoptera Burck 12
3. Shorea pinanga Scheff. 15
4. Shorea seminis (de Vriese) Sloot. 18
5. Shorea beccariana Burck 22
6. Shorea mecistopteryx Ridl. 26
7. Shorea splendida (de Vriese) Ashton 30
8. Shorea palembanica Miq. 33
9. Shorea amplexicaulis P.S.Ashton 36
10. Shorea pilosa Ashton 38
11. Shorea scaberrima Burck 40
12. Shorea hemsleyana 42
13. Shorea macrantha Brandis 46
14. Shorea sumatrana (Sloot. ex Thorenaar) Sym. ex Desch 48
15. Shorea singkawang (Miq.)ssp.singkawang 50
16. Shorea rotundifolia Ashton 52
17. Shorea praestans Ashton 54
D. Kunci Determinasi Lapangan Jenis Tengkawang 56

GLOSARI 60
REFERENSI 64
LAMPIRAN 65

iv
DAFTAR GAMBAR

1. Peta kerapatan Dipterocarpaceae di Malesia,


total jumlah jenis di tiap pulau 4
2. Peta kerapatanDipterocarpaceae di Malesia,
endemik (di atas garis) dan non-endemik (di bawah garis) 4
3. Shorea macrophylla di lapangan 10
4. Daun dan buah Shorea macrophylla, skala garis = 2 cm 11
5. Shorea stenoptera di lapangan 13
6. Daun dan buah Shorea stenoptera, skala garis = 2 cm 14
7. Shorea pinanga di lapangan 16
8. Daun dan buah Shorea pinanga, skala garis = 2 cm 17
9. Shorea seminis di lapangan 20
10. Daun dan buah Shorea seminis, skala garis = 5 cm 21
11. Shorea beccariana di lapangan 24
12. Daun dan buah Shorea beccariana, skala garis = 2 cm 25
13. Shorea mecistopteryx di lapangan 28
14. Daun dan buah Shorea mecistopteryx, skala garis = 2 cm 29
15. Shorea splendida di lapangan 31
16. Daun dan buah Shorea splendida, skala garis = 2 cm 32
17. Shorea palembanica di lapangan 34
18. Daun dan buah Shorea palembanica, skala garis = 2 cm 35
19. Daun dan buah Shorea amplexicaulis, skala garis = 2 cm 37
20. Daun dan buah Shorea pilosa, skala garis = 2 cm 39
21. Daun dan buah Shorea scaberrima, skala garis = 2 cm 41
22. Daun dan buah Shorea hemsleyana ssp. hemsleyana,
skala garis = 2 cm 43
23. Daun dan buah Shorea hemsleyana ssp.grandiflora,
skala garis = 2 cm 45
24. Daun dan buah Shorea macrantha, skala garis = 2 cm 47
25. Daun dan buah Shorea sumatrana, skala garis = 2 cm 49
26. Daun dan buah Shorea singkawang ssp. singkawang,
skala garis = 2 cm 51
27. Daun dan buah Shorea rotundifolia, skala garis = 2 cm 53
28. Daun dan buah Shorea praestans, skala garis = 2 cm 55

v
I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Tengkawang adalah jenis meranti-merantian (Shorea spp) berbuah


besar dari famili Dipterocarpaceae yang merupakan sebagian kecil dari 267
jenis Dipterokarpa yang ada di Kalimantan. Tengkawang memiliki peran
ekologis sebagai penjaga keseimbangan ekosistem dan juga merupakan
salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) terkenal yang digunakan dan
dikumpulkan oleh masyarakat lokal sekitar hutan sebagai salah satu
sumber penghidupan. Biji tengkawang mengandung lemak sampai 70%,
mirip dengan lemak coklat namun dengan titik leleh yang lebih tinggi dan
di Eropa digunakan untuk pembuatan coklat dan kosmetik. Secara
tradisional lemak biji tengkawang digunakan sebagai minyak sayur dan
obat-obatan.
Tengkawang di Indonesia umumnya berada di Kalimantan, tapi
beberapa juga tersebar di Sumatra. Akibat dari praktik kegiatan kehutanan
yang tidak berkelanjutan dan tingginya tingkat deforestasi, tengkawang
saat ini mulai sulit ditemukan. Redlist IUCN menetapkan status tengkawang
sebagai terancam punah, langka, dan rentan. PP No.7/1999 dan Kemenhut
No.692/Kpts-II/1998 juga telah menetapkan tengkawang sebagai jenis
yang dilindungi dan dilarang untuk ditebang. Beberapa jenis tengkawang
yang rentan dan dilindungi adalah S. macrophylla, S. palembanica, S.
splendida, S. stenoptera, S. seminis, S. beccariana, S. mecistopteryx dan S.
pinanga.
Meskipun telah dilindungi secara legal, kelestarian jenis
tengkawang tetap terancam. Fragmentasi dan penebangan hutan telah
mengakibatkan berkurangnya keragaman genetik tengkawang, baik di
tingkat jenis maupun populasi. Sangat sulit untuk menghindarkan
tengkawang dari penebangan. Salah satu alasannya adalah karena sulitnya
membedakan tengkawang dengan pohon komersil lainnya, contohnya
dengan meranti merah. Kesalahan identifikasi ini juga sering terjadi dalam
kegiatan penebangan hutan di HPH. Selain itu, pemahaman tentang status
legalitas tengkawang masih belum tersebar luas di masyarakat, pihak
pemerintah, bahkan para praktisi kehutanan.
Dalam upaya konservasi jenis tengkawang, perlu adanya suatu
panduan identifikasi jenis tengkawang yang dapat digunakan dan dipahami
dengan mudah oleh semua kalangan, baik praktisi kehutanan, peneliti

1
maupun masyarakat awam. Diharapkan panduan identifikasi jenis
tengkawang ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya
dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung konservasi
jenis tengkawang.

B. Prosedur
Penyusunan dan penulisan buku panduan ini dilakukan sebagai
jawaban atas kebutuhan praktisi kehutanan akan perlunya sebuah
panduan untuk mempermudah identifikasi jenis tengkawang di lapangan
dalam rangka mendukung konservasi jenis tengkawang.
Data yang telah dikumpulkan berasal dari kegiatan survei dan
eksplorasi lapangan pada kegiatan proyek ITTO PD 586/10 Rev.1 (F) dan
proyek DIPA Balai Besar Penelitian Dipterokarpa.

2
II. Keanekaragaman dan Penyebaran Marga Shorea

Marga Shorea biasa disebut meranti dan termasuk dalam famili


Dipterocarpaceae. Famili ini sebagian besar tumbuh dan mendominasi
struktur tegakan hutan di hutan hujan tropis, dari dataran rendah hingga
pegunungan dengan ketinggian 1.750 dpl. Marga Shorea memiliki
keanekaragaman jenis yang paling tinggi dengan wilayah penyebaran yang
cukup luas, yakni terdiri dari 194 jenis yang tersebar di Sri Lanka, India,
hingga Indochina. Sebanyak 163 jenis tersebar di Malesia, dimana sekitar
114 jenis diantaranya tersebar di Indonesia:
Kalimantan : 127 jenis (45 endemik)
Sumatera : 50 jenis (3 endemik)
Maluku : 3 jenis (1 endemik)
Sulawesi : 2 jenis
Jawa : 1 jenis
Semenanjung Malaysia : 57 jenis (7 endemik)
Filipina : 17 jenis (9 endemik)

Dalam perdagangan kayu di Indonesia, meranti dibagi menjadi


empat kelompok berdasarkan warna kayu gubal saat masih segar, yaitu
meranti merah, meranti kuning, meranti putih dan meranti balau.
Kelompok meranti merah memiliki jenis terbanyak, disusul oleh kelompok
meranti kuning, meranti putih dan meranti balau. Beberapa jenis yang
termasuk dalam kelompok meranti merah adalah S. acuminata, S. lepidota,
S. leprosula, S. johorensis, S. macroptera, S. ovalis, S. palembanica, S.
parvifolia, S. pauciflora, S. pinanga, dan S. stenoptera. Kelompok meranti
kuning antara lain adalah S. acuminatissima, S. retinodes, S. ochracea, dan S.
virescens. Kelompok meranti putih adalah S. javanica dan S. bracteolata.
Sementara kelompok meranti balau antara lain S. atrinervosa, S. elliptica, S.
glauca, dan S. maxwelliana.
Beberapa jenis Shorea dikenal sebagai jenis meranti penghasil
tengkawang. Tidak kurang dari 17 jenis meranti penghasil tengkawang
yang diketahui dan penyebarannya berada di Thailand, Malaysia (Sarawak
dan Sabah), Filipina dan Indonesia (Kalimantan dan Sumatra). Di Indonesia
ditemukan sebanyak 15 jenis tengkawang, yakni 12 jenis terdapat di
Kalimantan dan 4 jenis lainnya terdapat di Sumatera. Dilihat dari tingginya
keragaman jenis tengkawang di Kalimantan, dapat dikatakan bahwa
Kalimantan merupakan pusat penyebaran tengkawang di Malesia.

3
Gambar 1. Peta kerapatan Dipterocarpaceae di Malesia,
total jumlah jenis di tiap pulau

Gambar 2. Peta kerapatan Dipterocarpaceae di Malesia,


endemik (di atas garis) dan non-endemik (di bawah garis)

4
III. Marga Shorea Penghasil Tengkawang

A. Deskripsi Marga Shorea


Shorea merupakan salah satu marga dalam anak suku Shoreae yang
berasal dari sub famili Dipterocarpoidae, famili Dipterocarpaceae. Ciri
morfologi sub famili Dipterocarpoidae adalah kepala benang sari melekat
pada dasarnya dan dapat dijumpai di Asia dan Malesia. Ciri anak suku
Shoreae adalah helai kelopak buah bertumpuk/overlap dan jelas menebal
di tengah, membengkak di dasarnya, jumlah kromosom x=7. Yang
termasuk dalam anak suku Shoreae ada 5 marga yaitu Dryobalanops,
Parashorea, Neobalanocarpus, Hopea, dan Shorea.
Ciri-ciri umum marga Shorea :
- Kulit kelabu hingga kehitaman, licin, beralur, bersisik, hingga mengelupas
- Damar berwarna putih bening, kuning hingga cokelat dan hitam
mengkilap
- Daun penumpu kecil hingga besar, lekas luruh hingga persisten
- Daun mempunyai domatia atau tidak
- Buah dengan 3 sayap panjang dan 2 sayap pendek, atau tidak bersayap

B. Pengenalan Jenis Shorea Penghasil Tengkawang


Karena genus Shorea memiliki jumlah jenis terbanyak dalam famili
Dipterocarpaceae, maka para ahli botani mengelompokkannya ke dalam 11
section (kelompok) yang terdiri dari beberapa jenis. Section tersebut
adalah Doona, Pentacme, Anthoshorea, Neohopea, Shorea, Brachypterae,
Mutica, Ovalis, Pachycarpae, Rubella, dan Richetioides.
Dikenal sebanyak 17 jenis Shorea penghasil tengkawang, 15 jenis
berada di Indonesia yaitu 4 jenis di Sumatra dan 12 jenis di Kalimantan.
Jenis-jenis tengkawang tersebut termasuk ke dalam 4 section, yaitu
Brachypterae, Mutica, Pachycarpae dan Shorea.
a. Section Brachypterae
S. palembanica (Ulu Kapuas, Sarawak, Sabah, Brunei)
S. scaberrima (Sarawak, Sabah, Purukcahu)
b. Section Mutica
S. macrantha (Malaya, Sarawak, Sumatra bagian timur)
S. singkawang (Thailand, Malaya, Sumatra bagian timur, Lampung)
S. hemsleyana (Malaya, Sarawak, Sumatra bagian timur, Kapuas
bagian hilir)

5
c. Section Pachycarpae
S. amplexicaulis (Borneo, kecuali di bagian barat daya)
S. macrophylla (Borneo)
S. mecistopteryx (Borneo)
S. pilosa (Kalimantan Barat hingga Sabah)
S. pinanga (Borneo)
S. praestans* (Sarawak bagian tengah), jarang
S. rotundifolia* (Sarawak bagian tengah), punggung bukit
S. splendida (Kalimantan Barat, Sarawak, Muara Teweh)
S. stenoptera (Kalimantan Barat, Sarawak, Muara Teweh)
S. beccariana (Borneo utara: Kapuas, Sarawak, Sabah, Kalimantan
Timur bagian utara)
d. Section Shorea
S. seminis (Borneo, Filipina)
S. sumatrana (Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaya,
Sumatra)
* Belum diketahui keberadaannya di Indonesia
)

Jenis tengkawang dalam Section Brachypterae, Mutica dan


Pachycarpae tergolong dalam kayu ringan (light hardwood) meranti merah,
sedangkan tengkawang dalam section Shorea tergolong dalam kayu berat
(heavy hardwood) meranti balau. Jenis tengkawang dalam section
Pachycarpae adalah jenis endemik Borneo yang sangat mudah dikenali,
dengan ciri kunci sebagai berikut:
- Kulit batang awalnya licin, lalu pada beberapa jenis berkembang menjadi
bersisik besar-besar
- Buah geluk besar dengan panjang 1,8-6 cm, beberapa jenis buahnya
bernilai ekonomis tinggi sebagai penghasil lemak nabati (tengkawang)
- Kayu ringan meranti merah
Jenis-jenis meranti merah memiliki banyak kemiripan. Berikut ini adalah
ciri-ciri diagnostik yang dapat digunakan sebagai pembeda jenis-jenis
tengkawang yang tergolong dalam meranti merah:
- S. amplexicaulis. Ranting cenderung kecil, hampir bundar, ruas-ruas agak
membengkak; bekas daun penumpu memeluk ranting (amplexicaul).
Daun dan daun penumpu biasanya gundul dan kurang lebih licin saat
segar, saat pertama membuka berwarna merah cerah; jorong (elliptical)
atau bundar telur (ovate) 14-25 cm x 6-11 cm.

6
- S. beccariana. Ranting mirip dengan S. amplexicaulis tapi bekas daun
penumpu pendek dan horizontal. Daun yang mengering biasanya kelabu
kusam atau coklat keemasan, bagian bawah daun berbulu halus, bagian
yang baru berwarna lebih gelap.
- S. pilosa. Bekas daun penumpu amplexicaul. Tangkai daun agak pendek.
Daun jorong, pangkal daun membaji (cuneate), bagian bawah daun
berbulu kusut halus dan lebat.
- S. pinanga. Ranting memipih, bekas daun penumpu jelas melengkung ke
bawah. Dasar daun kurang lebih membulat atau sedikit menjantung, bulu
dan pertulangan bervariasi. Cabang menjuntai.
- S. rotundifolia. Mirip seperti S. amplexicaulis tapi berdaun jorong, bundar
telur sampai hampir membulat, 9-21 x 6-14 cm.
- S. spendida. Daun penumpu lebar, menjantung, bekas daun penumpu
amplexicaul. Daun lebar, seperti menjantung, pertulangan daun sedikit, 9-
13 pasang. Cabang menjuntai.
- S. palembanica. Daun yang mengering coklat lembayung, pertulangan
daun 2-12 pasang. Batang umumnya tidak lurus.
- S. scaberrima. Daun dengan bulu coklat kekuningan, lonjong-jorong,
seperti kertas, tulang daun 14-17 pasang.
- S. macrantha. Dahan menjuntai. Daun besar berbulu dan tidak simetris,
buah tidak bersayap.
- S. hemsleyana. Tumbuh di rawa gambut. Daun dan daun penumpu besar
dan berbulu, berwarna coklat kekuningan, jika disayat terasa lengket.
Buah besar dengan sayap pendek yang tidak sempurna.
- S. singkawang. Daun besar, daun kering berwarna coklat kelabu. Buah
besar dengan sayap tidak sempurna. Tumbuh di daerah dengan drainase
baik di dekat sungai maupun daerah berbukit-bukit.
Sementara karakter diagnostik untuk S. seminis dan S. sumatrana dari
section Shorea yang tergolong meranti balau adalah serupa, yaitu tumbuh
di tepi sungai, tangkai daun agak pendek dan jika mengering berwarna
hitam, daun berbulu jarang berwarna coklat kelabu pada tulang daun
bagian bawah, buah tidak bersayap tapi mempunyai kelopak buah
berbentuk cuping pendek dan berkayu.

7
Penyebaran tengkawang dan statusnya di Indonesia
PP
No Nama Jenis Penyebaran Endemik Redlist IUCN
No.7/1999
1. S. palembanica K critically endangered 
2. S. scaberrima K
3. S. hemsleyana SK
4. S. macrantha S 
5. S. singkawang S critically endangered 
6. S. amplexicaulis K Borneo
7. S. beccariana K Borneo 
8. S. macrophylla K Borneo vulnerable
9. S. mecistopteryx K Borneo 
10. S. pilosa K Borneo
11. S. pinanga K Borneo 
12. S. splendida K Borneo endangered
13. S. stenoptera K Borneo endangered 
14. S. seminis K 
15. S. sumatrana S critically endangered
Keterangan: K=Kalimantan. S=Sumatra. SK=Sumatra dan Kalimantan

8
C. Deskripsi Jenis Tengkawang

1. Shorea macrophylla (de Vriese) P.S. Ashton


(Meranti merah)
Tumbuh di tepi sungai. Daun besar, jorong sampai lonjong, pangkal
daun tumpul atau sedikit menjantung, midrib berbulu, pertulangan daun
besar dan cukup berjarak dengan jumlah 13-18 pasang, tangkai daun
gemuk. Kulit batang halus atau bersisik kecil-kecil, batang utama pendek.
NAMA Tengkawang, tengkawang jantung, tukung, tengkawang tungkul
DAERAH
putih (Kalbar), kekawang buah (Berau), mengkalang (Tidung), orai
toloi (Muara Teweh).
DISTRIBUSI Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sarawak
EKOLOGI Banyak dijumpai di tanah endapan dan tepi sungai, jarang di bukit.
POHON Mencapai tinggi 50 m, tajuk lebar, lonjong atau setengah bundar,
terbuka. Batang lurus atau condong, diameter mencapai 130 cm.
Banir tinggi hingga 2 m, melebar, cekung atau membulat, tebalnya
±15 cm. Ranting pipih, lebar 2,5-4 mm dan tebal 2-3 mm.
KULIT Batang kelabu pucat sampai coklat, licin dan mengelupas besar-
besar tak beraturan, meninggalkan tanda gulungan dangkal di
permukaan batang. Kulit luar tipis, keras, berwarna coklat. Kulit
dalam ±7 mm, berwarna kuning pucat sampai coklat.
DAUN Daun jorong atau bulat telur, pangkal tumpul atau agak
menjantung, kaku, panjang 17-35 cm dan lebar 10-14 cm, sisi
bawah dengan sedikit indumentum warna coklat/kuning coklat
atau gundul. Indumentum pada midrib di permukaan atas daun.
Tulang daun sekunder 11-20 pasang dan melengkung dekat tepi
daun. Tulang daun tersier sangat jelas dan tegak lurus. Tangkai
daun panjang 1,5-3 cm, gemuk, kadang bengkok seperti lutut, tak
berbulu atau berbulu halus rapat warna coklat kelabu.
DAUN Daun penumpu berbulu halus rapat, berbentuk ujung tombak,
PENUMPU
tumpul atau jorong, berkerut di pangkal, panjang hingga 5 cm dan
lebar 1,3 cm, persisten, bekas daun penumpu membentuk cincin.
BUNGA DAN Mahkota bunga merah muda pucat, benang sari 15. Sayap buah 3
BUAH
panjang ukuran hingga 11x3 cm dan 2 pendek ukuran hingga 8x1,5
cm. Biji 6x4 cm, bulat telur sungsang, kulit biji berbulu halus.

9
KAYU Kayu gubal kuning pucat, kayu teras kehitaman dan lunak, damar
menetes pelan jika ditoreh.
ANAKAN Berbulu pada batang, ranting, tangkai daun dan permukaan atas
daun pada midrib dan tulang daun sekunder. Daun penumpu
berpasangan berhadapan, oblong, agak melengkung, besar, 2-3 x
0,5-0,8 cm, pertulangan 8-10, dasar sedkit menjantung. Daun 18-19
x 5-8 cm, ujung daun meruncing, tulang daun sekunder 10-12
pasang. Ranting silinder.

Gambar 3. Shorea macrophylla di lapangan


10
Gambar 4. Daun dan buah Shorea macrophylla, skala garis = 2 cm

11
2. Shorea stenoptera Burck
(Meranti merah)
Daun besar, jorong sampai lonjong, midrib di permukaan atas daun
gundul. Permukaan kulit kayu berbercak-bercak, licin, bergelang. Tumbuh
di daerah hutan kerangas berdrainase buruk dan daerah endapan sungai
berpasir yang terendam secara berkala.
NAMA Tengkawang layar, tengkawang tungkul merah (Kalbar),
DAERAH
tengkawang rambai, tengkawang telur (Kalbar).
DISTRIBUSI Kalimantan Barat (lembah Kapuas), Kalimantan Tengah (Muara
Teweh), Sarawak dan Sabah.
EKOLOGI Tanah berpasir pada daerah aluvial dan dataran rendah.
POHON Kecil sampai sedang, tinggi hingga 50 m, tajuk mengerucut sampai
lonjong. Batang lurus, silindris, diameter hingga 50 cm.
Percabangan rendah, tersebar memanjang dan seperti menjuntai.
Banir tipis. Ranting menjuntai, pipih dengan diameter 3-4 mm,
kadang-kadang agak membundar, gundul. Ranting mati memipih.
KULIT Batang licin dan mengelupas, ada tanda melingkar, warna coklat
tua. Kulit dalam tebal 5 cm, kuning kecoklatan.
DAUN Tangkai daun 2,4-4,4 cm, gundul. Daun lonjong atau jorong,
pangkal tumpul hingga menjantung, ujung daun sedikit lancip, kaku
seperti kulit, halus jika disentuh di kedua permukaannya, sisi atas
gundul, 21-44 x 8,5-25,5 cm. Sisi atas daun kering coklat kelabu/
coklat dan gundul. Sisi bawah daun kering coklat/coklat
kemerahan, kusam atau mengkilap, gundul atau ada sedikit
indumentum coklat pada urat daun. Tulang daun sekunder sangat
jelas, 12-19 pasang, lurus lalu melengkung dekat tepi daun,
ramping sampai gemuk, saat kering jelas lebih pucat dari
permukaan daunnya. Tulang daun tersier terlihat, tegak lurus, tidak
ada domatia.
DAUN Daun penumpu menyegitiga atau berbentuk ujung tombak, 15-55 x
PENUMPU
10-21 mm, tumpul, agak melebar pada pangkal membentuk seperti
daun telinga (sub-auriculate), menggulung, bekas daun penumpu
membentuk cincin, persisten.
BUNGA DAN Bunga merah muda atau merah. Benang sari 15. Sayap biji 3
BUAH
panjang ukuran 3,5-7,5 x 1,5-2,5 cm dan 2 pendek ukuran 2-5,5 x

12
0,5-1 cm. Biji 40-60 x 30-35 mm, berbulu pendek.
KAYU Kayu gubal kuning pucat. Damar kuning sampai coklat, mengkilap
atau seperti susu.
ANAKAN Tangkai daun 15-20 cm, berbentuk silinder. Daun jorong, ujung
meruncing. Daun penumpu persisten, berwarna merah gelap.

Gambar 5. Shorea stenoptera di lapangan

13
Gambar 6. Daun dan buah Shorea stenoptera, skala garis = 2 cm

14
3. Shorea pinanga Scheff.
(Meranti merah)
Batang halus, kulit kayu bergelang, meretak dan sedikit bersisik pada
pohon tua. Daun ukuran sedang, jorong atau bundar telur menyempit,
permukaan bawah daun kering berwarna oranye karat cerah. Daun
penumpu besar warna magenta, jelas terlihat dengan teropong. Bekas daun
penumpu besar, pucat dan tampak jelas melengkung ke bawah di
rantingnya yang memipih.
NAMA Langgai (Iban), awang lanying (Kalimantan bagian timur dan
DAERAH
selatan), engkabang bukit, tengkawang telur, tengkawang telaga,
tengkawang minggi (Kalbar).
DISTRIBUSI Pulau Kalimantan.
EKOLOGI Punggung bukit di bawah 700 m dpl.
POHON Pohon sedang hingga besar, batang lurus silindris mencapai tinggi
60 m, diameter mencapai 130 cm. Tajuk terbuka. Percabangan
menyebar, menaik di pangkalnya dan menjuntai di ujungnya
dimana jelas terlihat gugus daun, daun muda dan daun penumpu
warna magenta yang berselang-seling horisontal. Ranting
umumnya menjumbai dan ranting mati memipih. Banir tebal dan
tingginya hingga 1,5 m, menyebar, cekung membulat.
KULIT Kulit batang licin dan mengelupas besar-besar, warna coklat merah
muda pucat, bergelang, berlentisel kecil warna oranye. Kulit luar
tipis. Kulit dalam sampai 1 cm, warna coklat merah muda atau
kuning pucat kecoklatan pada kambium.
DAUN Tangkai daun 1,1-2,2 cm, gundul atau ada indumentum rapat
warna coklat kelabu. Daun 11,5-21 x 4,9-9 cm, kaku seperti kulit,
lonjong atau bundar telur menyempit, ujung melancip panjang atau
pendek melebar, pangkal membaji, membulat atau sedikit
menjantung. Sisi atas daun kering coklat kemerahan, gundul atau
ada indumentum kuning coklat/coklat keemasan pada midrib. Sisi
bawah daun kering coklat kemerahan, kusam atau mengkilap,
gundul atau ada indumentum lebat/jarang warna coklat, kuning
coklat/coklat keemasan di helai daun dan pertulangannya. Tulang
daun sekunder 10-16 pasang, melengkung, saat kering jelas lebih
pucat daripada atau sama dengan daunnya, tulang tengah kadang
muncul, tulang tersier jelas dan tegak lurus, tidak ada domatia.
15
DAUN Daun penumpu 36-60 x 12-17 mm, menyegitiga, lancip, merah atau
PENUMPU
magenta ketika muda, lambat laun menjadi hijau, persisten. Bekas
daun penumpu jelas terlihat, berbentuk bulan sabit.
BUNGA DAN Bunga merah muda gelap. Benang sari 15. Sayap buah 3 panjang
BUAH
ukuran 22-28 x 2,5-3,5 cm, 2 pendek ukuran 8-17 x 0,8-1,4 cm. Biji
bundar telur, 34-53 x 25-28 mm, umumnya panjang lebar kurang
lebih sama yaitu sekitar 2,3 cm.
KAYU Kayu gubal krem, kayu teras merah muda dan berserat halus.
ANAKAN Daun seperti kulit, umumnya lebih besar daripada daun pohon
dewasa, mengkilap di permukaan atas daun, daun penumpu
menyegitiga dan persisten, warna hijau muda.

Gambar 7. Shorea pinanga di lapangan


16
Gambar 8. Daun dan buah Shorea pinanga, skala garis = 2 cm

17
4. Shorea seminis (de Vriese) Sloot.
(Meranti balau)
Tumbuh di tepi sungai. Tangkai daun agak pendek dan yang kering
berwarna hitam. Daun berbulu jarang, berwarna coklat kelabu pada
pertulangan permukaan bawah daun. Buah tidak bersayap tapi memiliki
kelopak berbentuk cuping berkayu.
NAMA Tengkawang air, tengkawang batu, tengkawang pelepak/kelepak,
DAERAH
tengkawang tengkawang terendak (Kalimantan).
DISTRIBUSI Kalimantan, Sarawak, Sabah, Brunei, Filipina.
EKOLOGI Tumbuh berkelompok sepanjang daerah aliran sungai.
POHON Pohon sedang sampai tinggi, mencapai 30 m. Batang silindris atau
terpilin, coklat tua sampai kehitaman, sering menggantung di atas
sungai. Tajuk rapat berbentuk setengah bulat terbuka, sedang atau
besar, daun muda tampak hijau kekuningan, percabangan rendah
hampir menyebar. Banir membulat, pada pohon yang kurang baik
rendah dan kecil, pada bentuk pohon yang baik tinggi banir
mencapai 2 m, bentangan 1,5 m dan tebal ±6 cm, seperti papan,
lurus atau cekung. Ranting membundar, kadang terkulai, diameter
1,5 mm, berbulu pendek warna kelabu dan sangat halus.
KULIT Kulit batang mengelupas tidak beraturan, licin, berwarna coklat
kehijauan sampai coklat kehitaman, ketika muda licin atau bersisik
dangkal tidak terartur, pada pohon dewasa merekah dangkal,
rapat, vertikal, dengan lebar rekahan ±5 cm, lalu menjadi sisik tipis,
rata di seluruh permukaan. Kulit dalam coklat kekuningan.
DAUN Tangkai daun 1-1,6 cm, ada indumentum pendek jarang atau rapat
warna coklat kelabu. Daun lanset atau jorong atau bundar telur,
seperti kulit, 9-18 x 2,5-8 cm, ujung melancip panjang, pangkal
membaji atau membundar, simetris. Permukaan atas daun kering
coklat lembayung dengan indumentum jarang atau rapat warna
coklat kelabu pada midrib. Permukaan bawah daun kering coklat
kelabu/coklat kuning, gundul atau ada indumentum halus lebat
atau jarang warna coklat kelabu, atau pada pertulangan ada
indumentum pendek jarang warna coklat kelabu. Tulang sekunder
9-17 pasang, lurus lalu melengkung dekat tepi atau melengkung
sepanjang tulang daun, menonjol tapi memipih, jika kering sama
warnanya seperti daun. Tulang tersier tak tampak atau hampir
18
terlihat, bentuk tangga. Jika ada domatia, letaknya di ketiak
pertulangan daun
DAUN Kecil, lonjong, 6-13 x 3-7,5 mm, jorong, tumpul dan cepat luruh,
PENUMPU
berbulu pendek warna coklat kelabu dan sangat halus. Bekas daun
penumpu tak mudah terlihat, pendek, hingga 1 mm.
BUNGA DAN Bunga kecil, kuncup memanjang, mahkota bunga putih dan
BUAH
semburat merah muda pada pangkal bunga, benang sari 30-40.
Sayap buah 5 sama panjang, 1-2 x 1-2 cm. Biji bulat atau bulat telur,
garis tengah 1 cm, 9-14 x 9-14 mm.
KAYU Kayu teras kuning kecoklatan, sangat keras.
ANAKAN Tangkai daun 3-5 cm, pangkal licin. Daun lanset hingga lonjong, 12-
19 x 4-7 cm, ujung meruncing, panjang runcingan hingga 2,5 cm,
lebih meruncing daripada daun pohon dewasa. Ujung dengan
pucuk mencapai 3 cm, permukaan bagian atas licin, permukaan
bagian bawah berbulu halus agak kelabu.

19
Gambar 9. Shorea seminis di lapangan

20
Gambar 10. Daun dan buah Shorea seminis, skala garis = 5 cm

21
5. Shorea beccariana Burck
(Meranti merah)
Batang halus, bergelang, sedikit meretak dan kulit batang tua
menggugurkan sisik besar-besar tak beraturan. Daun sedang, kaku seperti
kulit, bundar jorong sampai lanset, gundul atau dengan bulu pendek.
Umumnya permukaan bawah daun kusam dan berwarna biru telur asin,
ketika mengering sering menjadi coklat lembayung. Tangkai daun panjang.
Bekas daun penumpu pendek, menyolok, agak horisontal atau sedikit
melengkung ke atas.
NAMA Langgai (Brunei, Sarawak), seraya langgai (Sabah), tengkawang
DAERAH
tengkal, tengkawang layar, tengkawang benua, tengkawang bagok,
tengkawang raraing, tengkawang tangga, engkabang maha
(Kalimantan).
DISTRIBUSI Kapuas, Sarawak, Brunei, Sabah dan Nunukan.
EKOLOGI Umum berada di dataran rendah dan pegunungan kering hingga
ketinggian 1.350 m.
POHON Pohon besar, diameter mencapai 110 cm, batang bebas cabang
tinggi, lurus, silinder, sedikit melancip. Tinggi banir hingga 1,5 m,
rendah, membulat, cekung, tebal. Tajuk kecil, kurang lebih setengah
bundar merata, kadang asimetris. Ranting memipih.
KULIT Kulit permukaan batang berwarna kelabu hingga coklat lembayung
berbercak, licin, jelas bergelang, lama-lama meretak beralur
dangkal dan mengelupas dengan ketebalan ±5 mm. Di batang
bawah ada bagian-bagian tak beraturan yang permukaannya licin
dengan tanda menggulung berwarna coklat lembayung. Takikan
kulit luar tipis, keras. Kulit terluar yang kasar (periderm) merah
gelap kecoklatan. Kulit dalam merah muda atau merah kecoklatan,
warna merata tapi pada pohon tua biasanya ada sejumlah lapisan
garis merah dan kuning kemerahmudaan.
DAUN Tangkai daun 1,5-2,7 cm, kadang melutut, ada indumentum pendek
yang jarang atau lebat warna kelabu, kelabu coklat atau coklat.
Daun lonjong atau bundar telur, 8-26 x 2,9-8 cm, seperti kulit, licin
jika disentuh di dua permukaannya. Pangkal membaji, membundar,
atau agak menjantung, ujung melancip pendek. Sisi atas daun
kering coklat lembayung, gundul tapi ada indumentum pendek
jarang warna coklat/coklat kelabu pada midrib. Sisi bawah daun
22
kering kemerahan atau coklat lembayung, atau seperti
bersisik/berbedak, kusam atau mengkilap dengan indumentum
pendek jarang atau kadang lebat warna kuning atau merah
coklatpada helai daun dan pertulangan. Tulang daun sekunder 10-
13, melengkung, saat kering jelas lebih pucat daripada permukaan
daun, tulang daun tersier terlihat jelas, tegak lurus. domatia tidak
ada.
DAUN 31-35 x 8-9 mm, lekas luruh, menyegitiga, melancip. Bekas daun
PENUMPU
penumpu pendek, kurang lebih lurus agak melengkung ke atas.
BUNGA DAN Bunga kecil, mahkota bunga putih dengan sebuah garis merah
BUAH
muda di tengah atau warna merah muda saja. Benang sari 15.
Sayap buah 3 panjang 12,5-17,5 x 2,4-4 cm, 2 sayap pendek 6,5-9 x
0,7-1,3 cm. Biji 25-48 x 23-28 mm.
KAYU Kayu gubal berwarna kuning pucat, kayu agak keras, kayu teras
merah muda, damar putih dan jarang terlihat di permukaan batang.
ANAKAN Daun lebih besar, lebih tipis, dengan ujung panjang, tangkai daun
sangat panjang hingga 5-10 cm. Daun muda kemerahan di sisi
bawah.

23
Gambar 11. Shorea beccariana di lapangan

24
Gambar 12. Daun dan buah Shorea beccariana, skala garis = 2 cm

25
6. Shorea mecistopteryx Ridl.
(Meranti merah)
Daun sangat besar, lonjong, kadang pangkal daun sangat menjantung,
bulu halus berwarna coklat di permukaan bawah daun memberi kesan
tajuk berwarna hijau kecoklatan. Kulit batang kelabu sampai coklat kelabu,
bersisik tak beraturan khususnya batang bagian atas dan pada dahan-
dahan pohon tua.
NAMA Tengkawang layar (Kapuas), tentang pakar (Muara Teweh), rebah
DAERAH
(Dayak Iban), kawang burong (Brunei, Sabah).
DISTRIBUSI Di seluruh pulau Kalimantan.
EKOLOGI Bersifat lokal pada perbukitan rendah di bawah 400 m dpl.
POHON Pohon sedang sampai besar mencapai tinggi 60 m, diameter
mencapai 160 cm, tajuk tak beraturan dan terbuka, percabangan
menyebar, terpilin, tampak hijau kecoklatan atau hampir putih jika
terekspos. Batang lurus silindris atau kadang sedikit membengkok,
kadang berongga. Ranting mati memipih. Banir tinggi hingga 2 m,
tebal mencapai 20 cm, menyebar, besar, membulat, sedikit cekung.
KULIT Kulit batang kelabu, kuning pucat kecoklatan, atau antara kelabu
muda dan coklat. Licin ketika muda, lalu muncul rekahan halus
dengan interval sampai 5 cm dan bersisik lonjong, kecil, dan tipis.
Pada pohon tua muncul sisik-sisik pada beberapa tempat dan
bertanda menggulung. Takikan kulit luar coklat terang, tebal ±5
mm. Kulit dalam ±2 cm, coklat karat kusam dan berubah menjadi
lebih pucat atau oranye kecoklatan pada kambium. Damar yang
keluar pada bagian bawah batang berubah warna dari krem coklat
menjadi krem.
DAUN Tangkai daun 2,5-3,7 cm dengan indumentum rapat atau jarang
warna coklat kekuningan/coklat keemasan. Daun lonjong atau
jorong, seperti kulit, 14-40 x 6,4-19,6 cm, ujung meruncing panjang
atau pendek, pangkal menjantung atau agak menjantung.
Permukaan atas daun kering coklat lembayung, gundul atau pada
midrib ada indumentum rapat atau jarang warna coklat/coklat
kekuningan/coklat keemasan. Permukaan bawah daun kering
coklat/coklat kemerahan, kusam dengan indumentum pada helai
daun dan pertulangan. Tulang daun sekunder 16-23 pasang, lurus
dan hanya melengkung dekat tepi, saat kering berwarna sama

26
dengan helai daun. Tulang daun tersier sangat jelas dan tegak lurus.
Tidak ada domatia.
DAUN Menyegitiga, meruncing, 20-48 x 7-15 mm, persisten, kaku seperti
PENUMPU
kulit, hijau muda, bekas daun penumpu tidak membentuk cincin.
BUNGA DAN Benang sari 15. Sayap buah 3 panjang 15-31 x 2,9-4 cm dan 2
BUAH
pendek 7-12 x 0,9-1,5 cm. Biji 38-44 x 25-28 mm.
KAYU Kayu gubal kuning pucat, kayu teras coklat pink dan lunak.
ANAKAN Semai:
Ranting seperti bentuk bintang, berbulu kusut halus (tomentosa)
yang lebat, makin ke bawah semakin menipis. Daun penumpu 1,5 x
0,5 cm, tulang daun ±6 dengan sedikit tomentosa besar jarang
berbentuk bintang. Tangkai daun ramping, 5-7,6 cm, tomentosa
lebat berbentuk bintang berwarna coklat kelabu muda. Daun bulat
telur hampir membulat, 11,5-17,8 x 7,6-11,5 cm termasuk bagian
pangkal daun yang menyempit lancip sepanjang 1,3-1,9 cm.
Pangkal daun menjantung atau agak menempel, pada midrib dan
tulang tersier permukaan atas daun dan pada seluruh pertulangan
daun permukaan bawah daun ada bulu bintang jarang. Tulang
sekunder 12 pasang, menaik agak rapat tapi melengkung tajam dan
hapir bertemu dengan tepi daun. Tulang tersier jelas, seperti
tangga setengah jala.
Tiang:
Tangkai daun mencapai 16,5 cm, sering membelok tajam dekat
tempat daun melekat dengan sekumpulan bulu bintang yang jelas
terlihat tepat pada belokan itu, pada ujung dan tepat pada tempat
tangkai melekat pada ranting (node). Daun bundar telur sampai
lonjong, sangat besar, mencapai 35 x 20 cm, seperti bentuk tameng,
ujung sangat nampak meruncing. Tulang daun sekunder 15-17
pasang.

27
Gambar 13. Shorea mecistopteryx di lapangan

28
Gambar 14. Daun dan buah Shorea mecistopteryx, skala garis = 2 cm

29
7. Shorea splendida (de Vriese) Ashton
(Meranti merah)
Batang halus, pohon kecil yang tumbuh pada tanah endapan yang
tergenang secara berkala. Pangkal daun penumpu menjantung. Daun besar
(9,5-28,5 x 3,5-13 cm), seperti kertas.
NAMA Tengkawang, tengkawang rambai, tengkawang lenying, melidang
DAERAH
(Kalbar), tengkawang lemiying (Muara Teweh), engkabang bintang
(Sarawak).
DISTRIBUSI Kalimantan Barat, Sabah bagian barat, Sarawak dan Muara Teweh.
EKOLOGI Umum dijumpai pada tanah endapan yang secara periodik
terendam air.
POHON Pohon kecil-sedang, mencapai tinggi 40 m, diameter mencapai 60
cm. Tajuk lebat berbentuk lonjong, percabangan horizontal atau
menjuntai ke bawah. Batang lurus, silindris. Banir rendah,
membulat. Anak cabang dan ranting menjuntai, dan memipih.
Damar kuning.
KULIT Kulit batang licin berubah menjadi meretak dan mengelupas jika
pohon sudah tua serta bergelang. Permukaan batang kelabu
kecoklatan. Takikan kulit luar tipis. Kulit dalam tebalnya sekitar 7
mm berwarna pucat atau merah muda kecoklatan.
DAUN Tangkai daun 1.1-2.3 cm, gundul. Daun lonjong atau jorong, 9,5-
28,5 x 3,5-13 cm, seperti kertas. Ujung melancip pendek, pangkal
membaji, membundar, rata, atau agak menjantung. Permukaan
daun kering coklat lembayung, gundul. Permukaan bawah daun
kering coklat kemerahan/coklat lembayung, mengkilap, gundul.
Tulang daun sekunder 10-13 pasang, lurus lalu melengkung dekat
tepi atau melengkung sepanjang daun, saat kering warnanya lebih
pucat daripada helai daunnya. Tulang daun tersier jelas, tegak
lurus. Tidak ada domatia.
DAUN Daun penumpu persisten, menyegitiga atau bundar telur, ujung
PENUMPU
meruncing atau tumpul, pangkal menjantung, ukuran hingga 22-42
x 8-17 mm, bekas daun penumpu memeluk ranting dan
membentuk cincin.
BUNGA DAN Benang sari 15. Sayap buah 3 panjang 5-7,5 x 1,3-2,3 c, dan 2
BUAH
pendek 3,8-6,5 x 0,7-1,2 cm. Biji 37-55 x 21-30 mm, berbulu halus

30
dan pendek.
KAYU Kayu gubal kuning, kayu teras merah muda pucat.
ANAKAN Tangkai panjang lebih dari 15cm, berbulu, helai daun jorong, daun
penumpu melekat lama, menyegitiga, merah tua.

Gambar 15. Shorea splendida di lapangan

31
Gambar 16. Daun dan buah Shorea splendida, skala garis = 2 cm

32
8. Shorea palembanica Miq.
(Meranti merah)
Habitat di tepi sungai, pohon berbonggol-bonggol. Daun besar, seperti
kertas, daun kering berwarna coklat-merah. Kulit batang bagian dalam
merah muda. Buah besar dengan sayap pendek. Dapat salah identifikasi
dengan S. johorensis karena daunnya mirip (S. palembanica tidak punya
domatia, sementara S. johorensis kadang ada domatia di pangkal daun),
kulit batangnya juga merah muda dan batangnya kelabu.
NAMA Merkuyung (Sumatera), kelepak, tengkawang, tengkawang bulu,
DAERAH
tengkawang ringgit, mengkabang (Kalbar), tengkawang majan,
engkabang asu (Sarawak).
DISTRIBUSI Semenanjung Malaysia, Sumatera, Sarawak, Sabah dan Brunei.
EKOLOGI Tepi sungai, dataran yang secara periodik tergenang air dan
punggung bukit.
POHON Pohon kecil sampai kadang sangat besar, mencapai tinggi 60m dan
diameter 130cm. Batang kadang berbonggol dan terpilin, sering
condong di atas sungai. Banir buruk dan terpilin, cekung dan
membulat. Tajuk besar, lebat dan hijau tua, dahan-dahan yang
condong di atas sungai sering ditutupi tumbuhan epifit. Cabang dan
anak cabang membulat. Batang bebas cabang sampai 25 m. Ranting
pipih, ramping, diameter sekitar 2 mm, gundul. Ranting yang mati
membulat.
KULIT Kulit batang coklat kehitaman cenderung mengelupas. Halus pada
awalnya, bergelang, menjadi pecah-pecah tak beraturan dan
bersisik dangkal, kadang dengan lentisel bentuk bintang yang
cukup besar. Takikan kulit luar coklat gelap. Kulit dalam merah
muda, coklat kemerahan atau kekuningan, tebal sekitar 12 mm dan
berserat.
DAUN Tangkai daun panjang 1,3-2,75 cm, berbulu pendek jarang warna
kuning kecoklatan. Daun bulat telur hingga lonjong, panjang 8-25
cm dan lebar 4-10 cm, seperti kertas. Pangkal tumpul, membulat
hingga agak menjantung, ujung daun melancip panjang atau
pendek. Permukaan atas daun gundul atau berbulu pendek
berwarna kuning, halus dan jarang di bagian tulang daun utama,
permukaan bawah daun berbulu pendek dan kasar. Tulang daun
sekunder 12-17 pasang, lurus lalu melengkung mendekati tepi,
33
atau melengkung sepanjang tulang daun, saat kering jelas lebih
pucat daripada atau sama warnanya dengan helai daunnya. Tulang
daun tersier tak terlalu nampak, seperti tangga. Daun kering
berwarna coklat lembayung di bagian atas dan coklat kemerahan di
bagian bawah (mirip S. johorensis). Tidak ada domatia.
DAUN Daun penumpu lanset, 8-15 x 2,5-4 mm, runcing, menyegitiga,
PENUMPU
cepat luruh. Ada bekas daun penumpu pendek (tidak membentuk
cincin), mendatar.
BUNGA DAN Mahkota bunga kuning, benang sari 15. Sayap buah 3 panjang
BUAH
ukuran 2,5-5 x 0,6-0,7 cm, 2 pendek hingga 1,7-3 x 0,2-0,3 cm. Buah
22-24 x 17-22 mm.
KAYU Kayu gubal kuning pucat, kayu teras merah muda dan cukup lunak.
ANAKAN Daun penumpu agak persisten, berbentuk seperti bulan sabit
mencapai panjang 1,25 cm, warna coklat kemerahan.

Gambar 17. Shorea palembanica di lapangan

34
Gambar 18. Daun dan buah Shorea palembanica, skala garis = 2 cm

35
9. Shorea amplexicaulis P.S.Ashton
(Meranti merah)
Batang halus berwarna kelabu-ungu pucat. Sangat mirip dengan S.
beccariana tetapi ranting kurang memipih, ranting dan daun biasanya
berwarna keemasan atau biru telur asin. Bekas daun penumpu memeluk
batang (amplexicaul) dan daun lebih membulat telur, biasanya permukaan
bawah daun mengkilap dan gundul.
NAMA Engkabang kawang licin (Sarawak), kawang bukit (Sabah), kawang
DAERAH
pinang licin(Brunei), awang rambut, orai lanyung, engkabang pipit,
tengkawang megeh telur (Kalimantan).
DISTRIBUSI Pulau Kalimantan, kecuali bagian barat daya.
EKOLOGI Umumnya sering dijumpai tersebar di lereng bukit, terutama di
pegunungan dengan ketinggian hingga 1.000 m.
POHON Pohon berukuran sedang dapat mencapai diameter hingga 130 cm,
batang bebas cabang tinggi, lurus, silindris, banir biasanya tinggi
hingga 1 m, kecil, melingkar, cekung, tebal, jarang sampai 2 m tinggi
dan melebar. tajuk kecil, hemispherical hingga kerucut, padat,
subpersistent, daun penumpu merah tua mencolok.
KULIT Permukaan kulit licin, coklat kelabu dengan tanda melingkar yang
jelas ketika tua, meretak dan mengelupas menjadi sisik kecil,
lonjong dengan tebal 5 mm, meninggalkan bekas yang halus warna
coklat lembayung, pada bagian bawah ada tanda menggulung. Kulit
luar tipis warna coklat gelap. Kulit dalam tebal 8 mm warna kuning
pucat atau coklat merah muda dan keras.
DAUN Tangkai daun 1,2-2,8 cm, gundul hingga padat, coklat kekuningan
hingga coklat keemasan, berbulu pendek. Daun jorong hingga bulat
telur, 13,8-25,2 x 5,8-11,3 cm, seperti kertas, ujung meruncing
pendek hingga panjang, pangkal membaji hingga membulat.
Permukaan atas daun kering coklat kemerahan hingga coklat
lembayung, gundul atau berbulu pendek jarang hingga lebat warna
coklat kekuningan/coklat keemasan pada midrib. Permukaan
bawah daun kering berwarna coklat kemerahan/coklat lembayung,
mengkilap, gundul atau dengan indumentum lebat hingga jarang
warna coklat kekuningan/keemasan pada helai daun dan
pertulangan. Tulang daun sekunder 9-14, melengkung, saat kering
berwarna yang dengan helai daunnya. Tulang daun tersier
36
kelihatan jelas, tegak lurus. Jika ada domatia, gundul, rata dan
berada di ketiak pertulangan daun.
DAUN Bekas daun penumpu berbentuk cincin. Daun penumpu
PENUMPU
menyegitiga hingga bulat telur, persisten, 26-39 x 7-12 mm, agak
runcing.
BUNGA DAN Benang sari 15. Sayap buah 3 panjang ukuran 10-18 x 1,9-3,8 cm, 2
BUAH
pendek ukuran 6,5-11 x 0,5-1,1 cm. Biji hingga 32-42 x 22-28 mm.
KAYU Kayu gubal berwarna kuning hingga merah muda. Kayu teras coklat
kekuningan pucat. Damar kuning dan keluar perlahan setelah
permukaan batang dipotong.
ANAKAN Daun penumpu dan daun muda berwarna merah cerah.

Gambar 19. Daun dan buah Shorea amplexicaulis, skala garis = 2 cm


37
10. Shorea pilosa Ashton
(Meranti merah)
Kulit batang halus dan bergelang. Daun bulat telur, ukuran sedang,
pada permukaan bawah daun dan tangkai daun ada tomentosa lebat
keemasan, tulang daun 12-15 pasang. Bekas daun penumpu memeluk
batang. Daun penumpu cukup persisten berwarna magenta terang.
NAMA Langgai (Dayak Iban), kawang bulu (Brunei, Sabah).
DAERAH

DISTRIBUSI Sarawak, Brunei, Sabah dan Kalimantan.


EKOLOGI Lahan bergelombang, perbukitan rendah hingga ketinggian 350 m.
POHON Pohon berukuran sedang dapat mencapai diameter hingga 130 cm,
batang bebas cabang tinggi, lurus, silindris. Banir mencapai tinggi 4
m, menyebar dengan ketebalan hingga 20 cm, sedang hingga besar,
membulat, cekung. Tajuk besar dan melebar, kurang lebih setengah
lingkaran dengan banyak cabang menaik dan keluar dari ujung
batang, tampak hijau kekuningan dari bawah.
KULIT Permukaan kulit pada awalnya halus, coklat kopi pucat, ada tanda
melingkar, lalu meretak kecil-kecil tipis tak beraturan dan bersisik.
Pada pohon tua ada tanda menggulung pada permukaan yang
bersisik. Toreha kulit luar tipis. Kulit dalam ketebalan 2 cm, lunak
warna kopi pucat. Kambium kuning lemon.
DAUN Tangkai daun 0,9-1,6 cm, dengan indumentum lebat warna coklat
kekuningan/coklat keemasan. Daun jorong hingga bulat telur, 9-
15,5 x 3,8-7 cm, seperti kulit, ujung meruncing pendek hingga
panjang, pangkal membaji hingga membulat. Permukaan atas daun
kering berwarna coklat kemerahan/coklat lembayung, gundul atau
dengan indumentum lebat atau jarang warna coklat
kekuningan/coklat keemasan pada permukaannya, dan biasanya
lebih lebat pada midrib. Permukaan bawah daun kering berwarna
coklat kekuningan, coklat kemerahan atau coklat lembayung,
kusam atau mengkilap, dengan indumentum pendek warna coklat
kekuningan/coklat keemasan pada permukaannya, lebih lebat dan
lebih panjang pada pertulangan daun. Tulang daun sekunder 12-15,
melengkung, saat kering berwarna yang sama dengan helai
daunnya. Tulang daun tersier kelihatan jelas, tegak lurus. Jika ada
domatia, maka berbulu kasar, timbul pada ketiak pertulangan daun.

38
DAUN 17-32 x 6-10 mm, persisten, lonjong hingga menyerupai ujung
PENUMPU
tombak, berwarna magenta terang jika masih segar, bekas daun
penumpu berbentuk cincin.
BUNGA DAN Kelopak krem, berwarna merah muda, benang sari 15. Sayap buah
BUAH
3 panjang ukura 15-19 x 1,7-3,7 cm, 2 pendek ukuran 7-11 x 0,5-1,5
cm. Biji hingga 18-20 x 17-19 mm.
KAYU Kayu gubal lunak, pucat terang kuning lemon dengan pembuluh
besar yang jelas terlihat. Kayu teras merah muda pucat, lunak,
damar berwarna putih dan mengalir deras jika batang dipotong.
ANAKAN Ranting, tunas dan tangkai kuning kemerahan, stipula lonjong-
lanset atau bentuk bulan sabit, tomentosa lebat, cepat luruh. Daun
lebih besar, ada tomentosa bentuk bintang di permukaan bawah.

Gambar 20. Daun dan buah Shorea pilosa, skala garis = 2 cm


39
11. Shorea scaberrima Burck
(Meranti merah)
Umumnya pohon berukuran kecil sampai sedang, perawakannya
sering kurang bagus dan berkelok-kelok, tipe kulit batang beralur dangkal.
Daun seperti kulit, tipis, lonjong sampai bulat telur atau agak membulat
telur sungsang, permukaan bawah daun berbulu kasar kuning kecoklatan,
daun yang mengering berwarna lembayung dan menggulung tapi tidak
berbentuk mangkok atau perahu seperti pada S. almon atau beberapa S.
ovalis.
NAMA Engkabang bintang, kantoi, kantoi lilin, kantoi tembaga, tentung,
DAERAH
tengkawang kijang (Kalimantan).
DISTRIBUSI Sarawak, Brunei, Sabah bagian barat daya, Kalimantan Barat dan
Purukcahu, Kalimantan Tengah.
EKOLOGI Perbukitan rendah, daerah alluvial dan dataran tinggi vulkanik
hingga 850 m. Jarang ditemui.
POHON Pohon berukuran kecil hingga menengah, umumnya berdiameter
110 cm tapi kadang-kadang berukuran lebih besar. Batang bebas
cabang silinder sering juga berkelok-kelok. Banir tinggi hingga 1,5
m dan menyebar dengan ketebalan 10 cm, kecil, cekung, membulat.
Tajuk lebat, kecil, agak mendatar, tampak hijau kekuning dari
bawah, cabang sangat jelas menaik. Ranting mati membulat.
KULIT Permukaan kulit batang awalnya halus, dengan bercak-bercak
kelabu, kuning tua dan coklat kekuningan lalu menjadi coklat
lembayung. Meretak dan beralur dangkal terputus-putus, alur
tersebut panjangnya hingga 1 m, lebar 1,5 cm dan tebal 3 mm,
kemudian bersisik lepas-lepas. Takikan kulit luar tipis. Kulit dalam
tebal 8 mm warna kopi, bukan kemerahan dan berserat halus.
DAUN Tangkai daun 1,3-2,6 cm, ada indumentum pendek yang lebat
warna kuning coklat. Daun lonjong atau jorong, 7,7-25,5 x 4,5-10,1
cm. Tipis, seperti kulit, ujung meruncing pendek hingga panjang,
pangkal membulat. Permukaan atas daun kering coklat lembayung
dengan indumentum lebat warna coklat kekuningan pada midrib,
tapi jarang atau tidak ada di permukaan. Permukaan bawah daun
kering berwarna coklat/coklat kemerahan, kusam dengan
indumentum pendek warna coklat kekuningan pada permukaan,
kadang lebih lebat pada midrib. Tulang daun sekunder 14-22, lurus
40
pada awalnya, melengkung hanya dekat tepinya saja, saat kering
berwarna sama dengan helai daunnya. Tulang daun tersier terlihat
jelas, tegak lurus atau diagonal. Tidak ada domatia.
DAUN Daun penumpu membengkok, agak meruncing, 18 x 8 mm. Bekas
PENUMPU
daun penumpu tidak membentuk cincin. Mudah luruh.
BUNGA DAN Kelopak merah muda, benang sari 15. Sayap buah 3 panjang
BUAH
ukuran 2,5-5 x 1-1,5 cm, 2 pendek ukuran 2-3 x 0,3-0,6 cm. Biji 40-
50 x 20-25 mm.
KAYU Kayu gubal berwarna kuning pucat, empelur berwarna hitam kopi,
kekerasan kayu menengah.
ANAKAN Cabang dengan bulu coklat halus dan tebal. Daun penumpu lurus, 1
x 0,3 cm. Daun lebih tipis dan lebih besar hingga 20 x 7,5 cm. Ujung
daun lebih panjang meruncing.

Gambar 21. Daun dan buah Shorea scaberrima, skala garis = 2 cm


41
12. Shorea hemsleyana
(Meranti merah)
Terdiri dari 2 sub spesies yaitu ssp. hemsleyana dan ssp. grandiflora.
a. Shorea hemsleyana (King) King ex Foxw. ssp. hemsleyana
Tumbuh di rawa gambut dangkal. Daun dan daun penumpu besar dan
berbulu, berwarna coklat kekuningan, jika dipotong terasa lengket.
Buah besar dengan sayap yang sangat pendek dan tidak sempurna.
NAMA Meranti kunyit (Sumatera), Meranti daun besar (Semenanjung
DAERAH
Malaysia).
DISTRIBUSI Thailand (semenanjung), Semenanjung Malaysia, dan Sumatera.
EKOLOGI Rawa gambut dangkal.
POHON Pohon ukuran sedang sampai besar, diameter dapat mencapai 90
cm tetapi biasanya kurang dari 60 cm. Batang bebas cabang
umumnya cukup tinggi dan berbentuk bagus. Ukuran banir sedang.
Tajuk agak rapat dengan daun besar-besar, daun muda terlihat
merah. Ranting yang mati membulat.
KULIT Kulit batang kelabu, meretak rapat beraturan. Takikan kulit luar
berwarna coklat tua. Kulit dalam memiliki tebal 1,25 cm dengan
lapisan berwarna coklat kekuningan dan jaringan berwarna lebih
terang.
DAUN Tangkai daun 1,4-2,4 cm, kadang berbentuk lutut, dengan bulu
pendek berwarna coklat kelabu, coklat atau coklat kekuningan.
Daun lonjong, jorong, bulat telur atau bulat telur sungsang. Ukuran
18-30 x 7.9-16.5 cm, seperti kulit. Ujung daun melancip. Pangkal
daun membulat, rata atau agak menjantung. Permukaan atas daun
kering berwarna coklat, gundul tapi pada midrib ada bulu pendek
lebat berwarna coklat atau coklat kekuningan. Permukaan bawah
daun kering mengkilap oleh bulu pendek jarang berwarna coklat
atau coklat kekuningan pada helai daun dan pertulangan daun.
Tulang daun sekunder 15-19 pasang, lurus pada awalnya lalu
hanya melengkung ketika mendekati tepi daun, ketika kering
berwarna sama dengan helai daun. Tulang daun tersier sangat jelas
terlihat dan tegak lurus. Tidak ada domatia.
DAUN Daun penumpu 14-22 x 6-8 mm, tidak mudah luruh, lonjong atau
PENUMPU
bulat telur, ujung melancip.

42
BUNGA DAN Bunga besar. Mahkota bunga merah. Benang sari 15. Kelopak buah
BUAH
(calyx) tidak lebih panjang dari buahnya, kelopak buah terbesar
berukuran 25x18 mm dan yang terkecil berukuran 20x18 mm. Biji
berukuran 44-70 x 20-30 mm.
KAYU Kayu gubal berwarna kuning pucat, lengket dan memiliki banyak
resin.

Gambar 22. Daun dan buah Shorea hemsleyaa ssp. hemsleyana, skala garis = 2 cm
43
b. Shorea hemsleyana (King) King ex Dyer ssp. grandiflora (Brandis) P.S.
Ashton
Habitat pada tanah kering hutan hujan yang selalu hijau, bukan pada
rawa gambut seperti ssp. hemsleyana. Karakter utama lain sama
seperti ssp. grandiflora.
NAMA Cengal pasir daun besar (Sarawak).
DAERAH

DISTRIBUSI Malaya (Perak), Sumatera bagian timur, Sarawak, Kapuas bagian


hilir.
EKOLOGI Lokal dan jarang. Di lereng bukit dan lahan bergelombang dengan
ketinggian di bawah 400 m.
POHON Pohon berukuran kecil hingga sedang dengan diameter yang
pernah dijumpai hingga 32 cm. Batang bebas cabang biasanya
tinggi dan bentuknya cukup bagus. Banir berukuran sedang dan
tebal. Tajuk agak rapat, berdaun lebar, daun muda terlihat merah.
Ranting yang mati membulat.
KULIT Kulit batang kelabu, meretak rapat beraturan. Takikan kulit luar
berwarna coklat tua. Kulit dalam ketebalannya 1,25 cm dengan
lapisan warna coklat kekuningan dan jaringan berwarna lebih
terang.
DAUN Tangkai daun 0,6-1,5 cm dengan bulu pendek atau panjang yang
rapat berwarna coklat kekuningan. Daun berbentuk lonjong atau
jorong, 10-21,5 x 4,8-8,9 cm, seperti kulit. Ujung daun meruncing
pendek atau panjang, pangkal daun membulat. Permukaan atas
daun kering berwarna coklat lembayung atau coklat, gundul atau
pada midrib ada indumentum pendek hingga panjang. Permukaan
bahwa daun kering berwarna coklat, coklat kekuningan atau coklat
kemerahan. Mengkilap dengan indumentum pendek atau panjang
yang jarang atau lebat warna coklat kuning pada pertulangan daun,
namun jarang ada atau absen pada permukaan daun. Tulang daun
sekunder 14-18 pasang, lurus pada awalnya, lalu melengkung dekat
tepi. Tulang daun tersier terlihat jelas, tegak lurus. Domatia ada.
DAUN Daun penumpu lonjong atau bulat telur, berujung melancip. Ukuran
PENUMPU
14-22 x 6-8 mm, tidak mudah luruh. Bekas daun penumpu tidak
membentuk cincin, pendek, mendatar atau agak menaik.
BUNGA DAN Bunga besar. Mahkota bunga berwarna merah. Benang sari 15.
44
BUAH Kelopak buah berbentuk cuping yang tidak lebih besar dari bijinya,
sayap tidak sempurna. Biji ukuran 28-70 x 25-30 mm.
KAYU Kayu gubal berwarna kuning pucat. damar berwarna keputihan,
lengket dan berbau resin.

Gambar 23. Daun dan buah Shorea hemsleyaa ssp. grandiflora, skala garis = 2 cm

45
13. Shorea macrantha Brandis
(Meranti merah)
Dahan-dahannya menjuntai. Daun dengan sisi yang tidak simetri dan
berbulu (tomentosa). Buah besar dan tak bersayap.
NAMA Engkabang bungkus (Sarawak), perawan lampong kijang
DAERAH
(Kalimantan).
DISTRIBUSI Semenanjung Malaysia, Sumatera bagian timur, Sarawak bagian
tengah dan barat.
EKOLOGI Hutan rawa gambut campuran di perbatasan/tepi hutannya dan
areal pasir putih di Kalimantan.
POHON Bentuk pohon berukuran kecil hingga menengah, dengan diameter
mencapai 60 cm, jarang yang lebih besar. Batang bebas cabang
lurus dan silindris. Banir rendah, membulat, dan tebal. Tajuk agak
rapat. Anak percabangan terkulai.
KULIT Kulit batang permukaannya berwarna coklat pucat lembayung,
meretak dalam berpenampang V. Pada pohon muda dipenuhi
lentisel berukuran besar dan tersebar.
DAUN Ranting menjuntai, ranting mati bundar. Daun lonjong, jorong atau
bulat telur, 8-15,5 x 3,3-7,7 cm. Seperti kulit, kadang seperti
berkerut atau melepuh. Ujung meruncing panjang, pangkal agak
menjantung, asimetris. Permukaan atas daun kering berwarna
coklat kemerahan atau coklat. Pada midrib berbulu pendek dan
lebat berwarna coklat kekuningan/coklat keemasan. Permukaan
bawah daun kering berwarna coklat, permukaan dan pertulangan
kusam oleh bulu yang jarang sampai rapat, berwarna coklat kuning.
Tepi daun kadang menggulung ke bawah. Tulang daun sekunder
13-17 pasang, lurus pada awalnya, melengkung hanya pada dekat
tepi daun atau melengkung sepanjang tulang daun, bila mengering
warnanya sama dengan permukaan daun. Tulang daun tersier
terlihat jelas, tegak lurus. Domatia tidak ada.
DAUN Daun penumpu di bagian luar berbulu kasar dan rapat, 13-16 x 5-
PENUMPU
7,5 mm, bentuk segitiga dan melancip, tidak mudah luruh.
BUNGA DAN Kelopak bunga berwarna merah gelap di bagian dalam, bagian
BUAH
luarnya lebih pucat. Benang dari 15. Buah tanpa sayap. Biji
berukuran 27-40 x 15,5-18 mm.

46
KAYU Kayu gubal berwarna kuning pucat meneteskan damar yang
lengket dan tak berwarna sesaat setelah dipotong. Kayu teras
berwarna coklat pucat dan cukup keras. Agak memiliki resin tapi
tanpa warna gelap seperti lazimnya meranti merah, mirip dengan S.
hemsleyana.

Gambar 24. Daun dan buah Shorea macrantha, skala garis = 2 cm


47
14. Shorea sumatrana (Sloot. ex Thorenaar) Sym. ex Desch
(Meranti balau)
Tumbuh di tepi sungai. Tangkai daun kering berwarna hitam dan agak
pendek. Daun dengan bulu jarang berwarna coklat kelabu pada
pertulangan bawah permukaan daun. Buah tidak bersayap, kelopak buah
membentuk cuping pendek dan berkayu. Morfologinya mirip dengan S.
seminis, tapi jumlah benang sari S. sumatrana hanya 25.
NAMA Sengkawang besak, kedawang (Sumatera), selangan batu kuning,
DAERAH
selangan batu bersisek, tekam (Kalimantan), balau sengkawang air
(semenanjung Malaysia)
DISTRIBUSI Semenanjung Thailand bagian selatan, Malaya dan Sumatera.
EKOLOGI Tersebar di dataran bergelombang hingga berbukit ketinggian di
bawah 700 m. tanah liat berpasir.
POHON Pohon sedang sampai besar, berbanir, percabangan tinggi. Tajuk
sedang, rapat, setengah lingkaran, hijau dari bawah. Batang
silindris, terpilin, tidak beralur, banir lurus, berongga, tipis. Cabang
sedikit, tidak menjuntai atau menjuntai, ramping.
KULIT Permukaan kulit bersisik, mengelupas tipis tak beraturan, warna
coklat kekuningan
DAUN Tangkai daun 1-1,6 cm, berbulu pendek, jarang atau lebat, warna
coklat kelabu. Daun bulat telur, jorong, lonjong atau lanset, 9-18 cm
x 2,5-8 cm, seperti kertas, ujung daun meruncing panjang, pangkal
daun membulat, simetris. Permukaan atas daun kering coklat
kemerahan/coklat lembayung dengan bulu pendek warna coklat
kelabu yang jarang atau lebat pada midrib. Permukaan bawah daun
kering coklat kelabu/coklat kekuningan, seluruhnya gundul atau
bersisik coklat kelabu yang jarang atau rapat pada permukaan, dan
bulu pendek yang jarang berwarna coklat kelabu pada pertulangan.
Tulang daun sekunder 9-17 pasang, melengkung hanya dekat tepi
atau melengkung sepanjang tulang daun, sangat jelas tetapi tipis,
saat kering berwarna sama dengan permukaan daun. Tulang daun
tersier tidak tampak atau sulit terlihat, seperti tangga. Domatia
tidak ada, tapi jika ada terletak di ketiak pertulangan daun.
DAUN 6-13-7,5 mm, mudah luruh, lonjong, ujung membulat.
PENUMPU

BUNGA DAN Benang sari 25. Mahkota bunga putih, agak merah muda di pangkal.
48
BUAH Kelopak buah berkayu berjumlah 5 sama besar, 1-2 cm x 1-2 cm.
Buah 9-14 mm x 9-14 mm.
KAYU Kayu teras coklat kuning jika berada ditempat terbuka, kekerasan
sedang sampai sangat keras.

Gambar 25. Daun dan buah Shorea sumatrana, skala garis = 5 cm

49
15. Shorea singkawang (Miq.) Miq. ssp. singkawang
(Meranti merah)
Daun besar, daun kering coklat lembayung, dan buah besar dengan
sayap yang tidak sempurna. Tumbuh baik pada tempat yang berdrainase
baik, dekat aliran sungai maupun pada tanah bergelombang.
NAMA sengkawang, meranti sengkawang (Malaya dan Sumatera), meranti
DAERAH
sengkawang merah, meranti gajah, meranti bahru, meranti sekan,
siput melantai (Malaya).
DISTRIBUSI Semenanjung Thailand, Malaya, Lingga, Sumatera (Indragiri,
Pelembang, Lampung).
EKOLOGI Dataran rendah hutan Dipterokarpa campuran. Sering dijumpai
pada dataran bergelombang dengan drainase baik, kadang di
pinggiran sungai sampai ketinggian 400 m. Beregenerasi dengan
baik di bawah pohon induk.
POHON Pohon biasanya berukuran sedang, kadang juga dapat dijumpai
pohon yang besar sampai diameter 100 cm. Perawakan batang
bebas cabang sering tampak kurang bagus. Banir tak beraturan,
kadang tingginya mencapai 3,6 m tapi umumnya lebih rendah dari
itu. Tajuk cukup berdaun lebat. Ranting mati membulat.
KULIT Permukaan kulit batang biasanya coklat kelabu kekuningan,
bersisik meretak tak beraturan (irregularly scaly-fissured). Takikan
kulit luar agak rapuh, coklat dengan garis-garis jaringan berwarna
hitam. Kulit dalam ketebalan 1,25 cm, berserat. Kambium berwarna
merah kusam atau gradasi oranye ke kuning pucat.
DAUN Tangkai daun 1,2-2,6 cm dengan indumentum pendek jarang atau
lebat warna coklat atau kuning coklat. Daun lancet atau jorong, 9,5-
22,5 x 4-9,3 cm. Seperti kulit. Ujung meruncing panjang, dasar daun
membaji atau bulat, tidak simetri. Permukaan atas daun kering
coklat lembayung, halus jika disentuh, gundul atau ada
indumentum pendek yang jarang atau lebat warna coklat/kuning
coklat pada midrib. Permukaan bawah daun kering coklat
lembayung, kusam, halus jika disentuh, ada indumentum pendek
jarang warna coklat atau kuning coklat pada helai daun dan
pertulangan, kadang tidak ada pada helai daun, kadang lebat pada
midrib. Tulang daun sekunder 8-13, lurus di awalnya dan hanya
melengkung dekat tepi atau melengkung sepanjang tulang daun,
50
jika kering berwarna sama dengan daunnya. Tulang daun sekunder
susah terlihat, tegak lurus, tanpa domatia.
DAUN Berukuran 8-13 mm x 2,5-4 mm, mudah luruh, menyegitiga dan
PENUMPU
melancip.
BUNGA DAN Bunga kecil, mahkota merah, benang sari 15. Sayap buah 3 panjang
BUAH
ukuran 3,5-4 x 0,6-0,9 cm, dan 2 pendek ukuran 0,5-1,2 x 0,2-0,4
cm. Biji 23-40 x 15x20 mm.
KAYU Kayu gubal pucat, biasanya tipis. Kayu teras merah.

Gambar 26. Daun dan buah Shorea singkawang ssp. singkawang, skala garis = 2 cm
51
16. Shorea rotundifolia Ashton
(Meranti merah)
Daun hampir bundar, tumbuh berselang-seling dengan jarak lebar.
Tangkai daun 3-4 cm. Kulit batang memiliki tanda melingkar dan tanda
seperti mata yang sangat jelas. Daun penumpu tidak mudah luruh. Kulit
dalam merah tua.
NAMA Tidak di ketahui.
DAERAH

DISTRIBUSI Sarawak bagian tengah.


EKOLOGI Tumbuh lokal jauh dari pantai, pada pegunungan dengan
ketinggian 300-500 m.
POHON Pohon sedang, dengan diameter mencapai 60 cm. Batang bebas
cabang lurus, silinder. Banir tinggi dan lebar hingga 80 cm,
ketebalan 7 cm, membulat, cekung. Ranting mati membulat.
KULIT Kulit batang licin, jelas bergelang, tiap lingkaran di tengahnya ada
tanda mata merekah lonjong berdiameter 3 cm. Warna batang
bercak-bercak coklat dan kelabu. Takikan kulit luar tipis, kulit
tengah khas berwarna merah tua. Kulit dalam sangat tebal ±2 cm,
warna coklat merah muda dengan pseudocortex berwarna lebih
lebih pucat.
DAUN Tangkai daun 3-4 cm, melutut dan gundul. Daun jorong, bulat telur
atau hampir bundar, 9-21 cm x 6,3-14 cm, seperti kulit. Ujung daun
meruncing pendek, pangkal rata atau hampir menjantung.
Permukaan atas daun kering warna coklat kemerahan atau coklat,
gundul. Permukaan bawah daun kering warna coklat atau coklat
kemerahan, mengkilap, gundul. Tepi daun kadang menggulung ke
belakang. Tulang daun sekunder 8-11, melengkung sepanjang
pertulangan, saat kering jelas lebih berwarna lebih pucat daripada
atau sama dengan warna helai daun. Tulang daun peralihan kadang
terlihat. Tulang daun tersier terlihat jelas, tegak lurus. Jika ada
domatia maka gundul rata dan ada di ketiak tulang daun.
DAUN Daun penumpu 30-60 x 13-20 mm, menempel tidak mudah luruh,
PENUMPU
jorong, tumpul.
BUNGA DAN Benang sari 15. Sayap buah 5, 3 panjang ukuran 12-14 x 2-2,5 cm
BUAH
dan 2 pendek ukuran 6,5-8 x 0,6-0,8 cm. Biji 25-45 x 18-27 mm.

52
KAYU Kayu gubal warna krem dengan ketebalan 3 cm, membaur dengan
warna merah muda dari kayu teras yang lunak
Catatan:
Kemungkinan jenis ini merupakan varietas dari S. amplexicaulis yang telah
berkembang (menurut P.S. Ashton). Termasuk jenis yang cukup
membingungkan untuk diidentifikasi.

Gambar 27. Daun dan buah Shorea rotundifolia, skala garis = 2 cm


53
17. Shorea praestans Ashton
(Meranti merah)
Batang licin dengan tanda melingkar. Bekas daun penumpu memeluk
dahan. Daun mirip dengan S. stenoptera dan S. macrophylla tapi lebih besar,
dasar daun menjantung dan dengan tangkai daun yang panjang dan gundul.
NAMA Tidak diketahui.
DAERAH

DISTRIBUSI Sarawak bagian tengah


EKOLOGI Jarang ditemui. Tumbuh di lembah, lereng, pegunungan dan
perbukitan dekat pantai.
POHON Pohon kecil hingga menengah, ketinggian mencapai 30 m, diameter
50 cm. Batang bebas cabang lurus dan silinder. Banir tinggi hingga
50 cm, tebal, cekung dan kecil. Tajuk lonjong, batang monopodial
dengan percabangan yang lurus memanjang dan agak menjuntai ke
bawah. Percabangan sangat jarang dengan daun besar yang tidak
mudah luruh yang tumbuh berselang-seling dalam baris-baris
memanjang. Ranting kadang terkulai. Ranting mati memipih.
KULIT Kulit batang coklat oranye dan berbercak kelabu, licin, tanda
melingkar menjadi merekah dangkal pada bagian bawah. Kulit
dalam hanya 6 mm, tipis warna merah muda kecoklatan.
DAUN Tangkai daun 4-6,5 cm dan gundul. Daun lonjong atau jorong, 24-
35 x 11-18 cm, seperti kulit. Ujung daun meruncing pendek,
pangkal daun rata, agak menjantung atau menjantung. Permukaan
atas daun kering warna coklat, gundul. Permukaan bawah daun
kering coklat kemerahan, kusam atau mengkilap, gundul. Tulang
daun sekunder 10-13, melengkung sepanjang tulang daun, jika
kering jelas berwarna lebih pucat daripada helai daunnya. Tulang
daun tersier sangat jelas terlihat, tegak lurus. Jika ada domatia
maka gundul, rata dan ada di ketiak tulang daun.
DAUN 58-110 x 30-50 mm, tidak mudah luruh, jorong, membulat. Bekas
PENUMPU
daun penumpu memeluk batang.
BUNGA DAN Benang sari 15. Buah dengan 5 sayap, 3 panjang ukuran 12-15 x 3-
BUAH
3,5 cm dan 2 pendek ukuran 6-10,5 x 1-1,6 cm. Biji 20-40 x 20-27
mm.
KAYU Kayu gubal berwarna krem, cukup lunak. Belum komersil.

54
Gambar 28. Daun dan buah Shorea praestans, skala garis = 2 cm

55
D. Kunci Determinasi Lapangan Jenis Tengkawang

1. a. Kulit batang halus, retak-retak dan mengeripik besar hanya pada


banir atau pohon tua, ada tanda melingkar yang jelas…..........................2
b. Kulit batang meretak dangkal atau dalam atau menyerpih di
sepanjang batang utama…………………………………………….………………13
2. a. Bekas daun penumpu memeluk ranting ........................................................3
b. Bekas daun penumpu tidak memeluk ranting .……………………………...9
3. a. Daun penumpu menjantung, persisten, daun gundul …….………………...
…………………………………………………………………………………..S. splendida
b. Daun penumpu lonjong sampai bentuk ujung tombak………….……….4
4. a. Daun 10-17 x 4-7 cm, bulat telur, bagian bawah daun berbulu rapat
coklat emas, pertulangan daun dengan domatia berbulu yang
terlihat jelas ……………………………………………………..…..................S. pilosa
b. Bagian bawah daun berbulu pendek dan jarang atau gundul, tanpa
domatia ………………………………………………………………………………...…….5
5. a. Daun penumpu berbentuk seperti bulan sabit, menajam tapi tidak
runcing, diameter ranting 3 mm, cenderung ramping.............................6
b. Daun penumpu lonjong sampai seperti ujung tombak tumpul,
diameter ranting 3-4 mm, gemuk ……..............................................................7
6. a. Daun membulat telur melebar sampai sedikit membulat, lebar 10-
13 cm …...………………………………………………………..………S. rotundifolia
b. Daun jorong, lebar 5-8 cm ....................................................S. amplexicaulis
7. a. Daun penumpu 2x1 cm, seperti daun telinga di dasar dan
menggulung ke bawah ………………...........................................S. stenoptera
b. Daun penumpu 3-5 x 1.5 cm, melebar secara horisontal........................8
8. a. Daun penumpu panjang 1.5-3 cm ........................................S. macrophylla
b. Daun penumpu panjang 3.5-4.5 cm .…………………………...S. praestans
9. a. Dasar daun menjantung, bawah daun berbulu rapat keemasan,
tulang daun 16- 20 pasang………………………………..S. mecistopteryx
b. Dasar daun tidak menjantung .........................................................................10
10. a. Bagian-bagian muda dan bawah daun seperti berlapis lilin …..........11
b. Bagian-bagian muda dan bawah daun tidak seperti berlapis lilin ...12
11. a. Pertulangan 15 pasang atau kurang …...…………………………..S. seminis
b. Pertulangan 16 pasang atau lebih ..……………………………S. sumatrana
12. a. Bekas daun penumpu pendek, kurang lebih lurus atau sedikit
melengkung ke atas, tulang daun 11-14 pasang..............S. beccariana

56
b. Bekas daun penumpu seperti bulan sabit, melengkung ke bawah,
tulang daun 10- 20 pasang…………………………………….……….S.pinanga
13. a. Daun jelas tidak simetris, agak menjantung.......................S. macrantha
b. Daun simetris, pangkal daun membulat tajam (obtuse) .……….……14
14. a. Ranting muda, tangkai daun, daun penumpu luar, dan pertulangan
bawah daun berbulu tipis rapat mudah luruh atau hampir
gundul…………………………………………………………………………………….... 15
b. Ranting muda, tangkai daun, daun penumpu luar dan pertulangan
bawah daun berbulu rapat pendek kasar …….……………………………...16
15. a. Tulang daun 7-12 pasang, biji 6 x 2.5 cm ..........................S. singkawang
b. Tulang daun 12-16 pasang, biji 3.5 x 2.5 cm ..................S. palembanica
16. a. Tidak terdapat tulang daun diantara tulang-tulang daun sekunder
……..……………………………………………………....………………. S. hemsleyana
b. Terdapat tulang daun diantara tulang-tulang daun sekunder
………………...………………….……………………………………….… S. scaberrima

Dalam praktik di lapangan, salah tebang tidak hanya terjadi


terhadap tengkawang tingkat pohon. Banyak anakan dan semai
tengkawang yang mati akibat dari ketidaktahuan praktisi kehutanan dalam
membedakan anakan atau semai tengkawang dengan semai lainnya.
Meskipun pada tingkat semai dan anakan sangat sulit membedakan jenis
tengkawang dengan jenis Shorea yang lainnya. Oleh karenanya, kita perlu
pula memahami kunci identifikasi lapangan tingkat anakan jenis Shorea.

Identifikasi anakan beberapa jenis Shorea dan Parashorea


1. a. Batang utama, cabang dan bawah daun ada lapisan seperti lilin ……2
b. Batang utama, cabang dan bawah daun tidak ada lapisan seperti
lilin……...……………………..………............................................................................. 4
2. a. Bawah daun berbulu pendek kasar, daun penumpu melekat lama …..
………………………………………………………………………………...S. parvistipulata
b. Bawah daun ada lapisan seperti lilin, daun penumpu mudah luruh …
..………………………………………………………………………....……………………… 3
3. a. Daun penumpu bentuk tudung, daun dengan garis lipatan antara
tulang daun sekunder……………..……………………………..Parashorea spp.
b. Daun penumpu berpasangan, tanpa garis lipatan antara tulang daun
sekunder………………………………………………………………………. S. seminis

57
4. a. Daun penumpu melekat lama ………………………………………………………5
b. Daun penumpu mudah luruh ……………………………………………………..17
5. a. Batang utama, cabang dan tangkai daun dengan bulu kasar …….…….6
b. Batang utama, cabang dan tangkai daun gundul atau berbulu
halus………………………………………………………………………………………….. 7
6. a. Daun lonjong, tulang daun lebih dari 20 pasang, daun penumpu di
dasarnya …………………………………………………………………………..S. ovalis
b. Daun bulat telur, kadang lonjong, tulang daun sekunder kurang dari
18 pasang, daun penumpu menyegitiga dengan panjang kurang dari
2x lebarnya dan tidak melengkung di dasar...………………..S. smithiana
7. a. Daun ada domatia ….…....………………………………………………………………8
b. Daun tidak ada domatia ….….………………………………………………………10
8. a. Domatia di bagian bawah daun ……....……………………………………………9
b. Domatia di bagian atas daun di dasar dekat pangkal daun .……………..
………………………………………………………………………………….. S. johorensis
9. a. Susunan domatia bersambungan sepanjang tulang daun utama
(midrib) atau kadang mencapai separuh dari dasar tulang daun
sekunder …....…………………………………………................................S. leprosula
b. Domatia hanya pada (beberapa) sudut antara tulang daun sekunder
dan tulang daun utama.…..……...…………………………………….S. parvifolia
10. a. Daun penumpu besar, panjang lebih dari 2 cm, tangkai daun
panjang lebih dari 2.5 – 3 cm …………………………………………………..…11
b. Daun penumpu kecil, kurang dari 2cm, tangkai daun panjang 2–2.5
cm ……...……...……………………………………………………………………..………12
11. a. Daun penumpu biasanya merah, pohon dewasa dengan cabang
menjuntai ….…………….…………………………………………………...S. pinanga
b. Daun penumpu hijau, kadang merah muda, pohon dewasa dengan
cabang tidak menjuntai ………………………………………….S. macrophylla
12. a. Daun penumpu membulat telur, ujung daun membulat atau agak
meruncing ………….…………………………….………………………….S. assamica
b. Daun penumpu lancet atau linear, ujung daun runcing melebar …. 13
13. a. Tulang daun sekunder lebih dari 18 pasang, bawah daun berbulu
halus …………………………………………………………………………...S. lamellata
b. Tulang daun sekunder kurang dari 18 pasang, bawah daun gundul
atau berbulu sangat pendek ....……….………..………………………………….14
14. a. Batang muda dan bawah daun gundul, kecuali ujung tunas berbulu
sangat halus, daun penumpu sangat sempit atau linear …………………..
.……………………………………………….…....…………………….…... S. bracteolata
58
b. Batang muda dan bawah daun berbulu sangat pendek atau hampir
gundul, daun penumpu berbeda………………………..……………………….15
15. a. Tulang daun sekunder membentuk sudut 40-450 terhadap tulang
daun utama….………..…………………………………………………… S. pauciflora
b. Tulang daun sekunder membentuk sudut 50-600 terhadap tulang
daun utama …..…..………………………………………………………………………16
16. a. Panjang daun penumpu lebih dari 1 cm, hampir gundul, tangkai
daun biasanya ungu kemerahan ………………………………….S. johorensis
b. Panjang daun penumpu kurang dari 1 cm, bulu pendek, tangkai
daun tidak ungu kemerahan …..………………………………S. palembanica
17. a. Daun membulat datar (peltate) ….…………………………………….S. peltata
b. Daun tidak membulat datar (peltate) ...…………………………………….…18
18. a. Batang utama dan cabang dengan bulu coklat kemerahan ………………
…...……………………………………………………………………………….... S. gibbosa
b. Batang utama dan cabang dengan bulu berbeda atau gundul ...…… 19
19. a. Tulang daun tersier menjala…..…………………………………………………..20
(kelompok meranti kuning)
b. Tulang daun tersier bentuk tangga ...………….…………………………….21
20. a. Bawah daun gundul, buah tanpa sayap ..……………………….S. patoiensis
b. Bawah daun dengan bulu sangat pendek, buah dengan 2 sayap
pendek dan 3 sayap panjang..….………………………………..S. mujongensis
21. a. Bawah daun muda ungu merah, tumbuh di daerah keragas atau
rawa gambut ...…………………………………………………………S. belangeran
b. Bawah daun muda berbeda, biasanya tumbuh di daerah kering di
perbukitan…..…………..………………………………………………………...S. laevis

59
Glosari

agak berbentuk tangga berada antara berurat jala (reticulate) dan


(subscalariform) berbentuk tangga (scalariform)
agak menjantung mendekati bentuk jantung
(subcordate)
alluvial daerah endapan
banir (buttress) akar pohon yang muncul seperti papan tipis
yang membentang, tidak dihitung sebagai
batang
bentuk sabit (falcate) tidak simetris pada daun, tulang tengah
membengkok ke satu sisi
berbentuk tangga seperti tangga, dipakai untuk menjelaskan
(scalariform) tulang daun tersier
biru telur asin berwarna biru kehijauan
bundar telur (ovate) bentuk telur
bundar telur sungsang bentuk telur terbalik
(obovate)
daun penumpu tambahan pada pangkal tangkai daun,
(stipulae) biasanya berpasangan
domatia noktah kecil pada permukaan daun
umumnya dekat dekat ketiak tulang daun
glaucous lapisan seperti bedak atau lilin pada tanaman
gundul (glabrous) tanpa bulu atau sisik
indumentum berbulu halus atau bersisik (dalam buku ini
lebih bermakna berbulu halus)
jorong (elliptical) bagian terlebar di tengah, menyempit sama
rata ke arah ujung dan pangkal dengan
perbandingan panjang dan lebar kurang dari
3:1

60
kambium (cambium) selapis kumpulan sel antara kayu dan kulit
kayu
ketiak (axillary) sudut antara midrib dan tulang daun, atau
sudut daun
kulit tengah (middle lapisan berwarna cerah, biasanya merah,
bark) terbuka dengan mengelupasakan kulit luar,
hanya pada sedikit jenis, kadang disebut
parutan
lancip (acute) berakhir pada sudut yang tajam
lanset (lanceolate) melebar di tengah, meruncing rata ke ujung
dan pangkal, perbandingan panjang dan lebar
6:1 dan 3:1
lentisel pori-pori kecil atau bukaan berbentuk bintik
atau seperti mata pada bagian permukaan
batang tumbuhan berkayu

61
lonjong (oblong) bagian terlebar di tengah, menyempit sama
rata ke arah ujung dan pangkal dengan
perbandingan panjang dan lebar kurang dari
3:1. Lonjong berbeda dari jorong karena
lonjong sisi-sisinya sejajar atau hampir
sejajar, paling tidak di bagian tengah
Malesia kawasan biogeografi yang mencakup
malaysa, Filipina, Indonesia, Brunei dan
Papua Nugini
membaji / bentuk pasak berbentuk pasak , menyegitiga dengan
(wedge-shaped) dengan pangkal yang menyempit, misalnya
pada pangkal daun
memeluk batang bila tangkai daun atau daun penumpu
(amplexicaul) membesar di bagian pangkal dan memeluk
batang
menjantung (cordate) menyerupai bentuk jantung, seperti pada
pangkal daun dll yang bertakik dalam

62
menyegitiga (triangular) berbentuk seperti segitiga
meruncing (acuminate) berakhir pada ujung yang panjang
midrib tulang daun utama
monopodial memiliki sumbu utama, misalnya dari tajuk
pohon
periderm bagian terluar dari kulit kayu yang kasar dan
berisi jaringan gabus

persisten tidak mudah luruh, melekat

pertulangan daun (leaf pola yang dibentuk oleh pertulangan pada


nervation) daun
pseudocortex tipe korteks (kulit luar batang) yang telah
terdiferensiasi dengan kurang baik sehingga
berbentuk mirip tonjolan-tojolan kecil yang
masuk ke dalam batang
rata (truncate) diperpendek, seolah-olah terpotong pada
bagian bagian ujungnya
tangkai daun (petiole) bagian daun yang menopang helai daun pada
ranting atau batang
tergulung (revolute) menggulung ke belakang dari tepi ke sisi
yang lebih rendah atau ke bawah
tomentose berbulu kusut dan halus seperti wol
tumpul (obtuse) berakhir sedikit demi sedikit dalam bentuk
membundar lebih besar dari 900

63
REFERENSI

Ashton, P.S. (1983). Dipterocarpaceae. Flora Malesiana Ser. I, 9, 237-552.


Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore (1999). Pedoman Identifikasi
Pohon-pohon Dipterocarpaceae, Pulau Kalimantan. PROSEA Indonesia,
Bogor.
Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore (1998). Sumatra medium
and heavy hardwoods. Royal Botanic Garden, Edinburgh dan CIFOR.
Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore (1996). Borneo island light
hardwoods. Royal Botanic Garden, Edinburgh dan CIFOR.
Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore (1996). Sumatra light
hardwoods. Royal Botanic Garden, Edinburgh dan CIFOR.
Rudjiman dan Dwi T. Adriyanti (2002). Identification manual of Shorea
species. Faculty of Forestry, Gajah Mada University, Yogyakarta.

64
Lampiran

Pohon tengkawang tungkul (Shorea stenoptera) yang sedang berbunga

Pohon tengkawang tungkul (Shorea stenoptera) yang berbunga umur 2


bulan dan buah muda yang rontok

65
Buah tengkawang (Shorea stenoptera) segar dan biji yang telah dikupas

Buah dan daun tengkawang (Shorea pinanga)

66

Anda mungkin juga menyukai