Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

CITRA TUJUAN WISATA DAN CITRA KULINER ACEH SERTA


PENGARUHNYA TERHADAP NIAT WISATAWAN UNTUK KEMBALI
MENGUNJUNGI KOTA BANDA ACEH

1Mohammad Ridha, 2Rizki Amalia

1)
Alumni Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
2)
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
1)
Email: mohammadridha94@gmail.com

Abstract: This study purpose to determine the effect of image tourism destination and image food to
intention to revisit of Banda Aceh. This research methode using questionnaire as research instrument.
Non probability samplin is used as a sampling technique. Analysis methods of testing and data analysis
was performed using the SPSS with formulation of multiple linear regression. The results of this study
indicate that image tourism destinations and image food influence intention to revisit and the image food
influence the intention to revisit.
Keywords: image tourism destination, food image, and intention to revisit

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra tujuan wisata dan citra kuliner
terhadap niat wisatawan untuk kembali mengunjungi kota Banda Aceh. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wisatawan yang datang ke kota Banda Aceh. Metode penelitian ini menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah non probaility sampling
digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Metode analisis pengujian dan analisis data dilakukan
dengan alat analisis linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra tujuan wisata
berpengaruh terhadap niat kembali mengunjungi dan citra kuliner berpengaruh tehadap niat kembali
mengunjungi.
Kata kunci: Citra tujuan wisata, citra kuliner, dan niat kembali mengunjungi

PENDAHULUAN salah satu pariwisata halal di Indonesia.


Aceh merupakan salah satu provinsi Begitu pula dengan Kota Banda Aceh juga
Indonesia yang mempunyai kekayaan yang mendapatkan penghargaan Indonesia
tak ternilai meliputi kekayaan alam dan Travel Club Tourism Award pada tahun
budaya yang identik dengan islam melayu 2012 oleh Menko Perekonomian dan
menjadi daya tarik yang unik bagi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
wisatawan nasional maupun manca negara Kreartif atas Kerjasamanya dangan Majalah
untuk menikmatinya. Berbagi langkah Travel Club.
telah dilakukan pemerintah Aceh untuk Keunikan banda aceh dalam sektor
membenahi dunia kepariwisataan di Aceh. pariwisata perlu dirancang dengan matang
Salah satunya adalah dengan dalam upaya mengembangkan Kota Banda
mengkampanyekan The Light of Aceh, Aceh sebagai destinasi wisata Islam. Untuk
sebagai lengkah pemerintahan Aceh untuk mengambangkan sektor pariwisata, yang
mempromosikan Aceh sebagai rujukan menjadi perhatian bukan hanya bagaimana

137
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

menarik kunjungan wisata ke Kota Banda kuliner Aceh merupakan tugas penting
Aceh, namun juga bagaimana menjaga pemerintah Kota Banda Aceh saat ini, agar
hubungan jangka panjang agar wisatawan para wisatawan yang sudah pernah ke kota
tersebut berniat untuk kembali lagi Banda Aceh, ingin kembali mengujungi
mengunjungi kota Banda Aceh. Hal ini kota Banda Aceh.
penting agar pariwisata di Kota Banda Aceh Ternyata citra kuliner juga dapat
dapat terus menjadi industri yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk
sustainable (berkelanjutan). mengunjungi destinasi tersebut. Sebagai
Industri pariwisata membutuhkan contoh, salah satu keinginan wisatawan
upaya – upaya pemasaran yang berperan datang ke Italia adalah pengalaman untuk
pada dimensi citra (image) guna untuk mencoba masakan disana. Corigliano &
mempromosikan pariwisata kepada Baggio (2002) menyatakan kesuksesan
wisatawan. Setiap daerah mempunyai citra gastrinomi di Itali sebagian besar
tujuan wisata dan citra kuliner khasnya disebabkan oleh asimilasi antara
masing-masing. Citra tujuan wisata yang gastronomi di Negara tersebut dengan
positif tentang Banda Aceh sebagai salah identisas nasionalnya. Makanan berkaitan
satu pembentuk faktor pemerintaan dalam erat dengan budaya Italia dan
industri pariwisata Kota Banda Aceh dapat mempengaruhi gaya hidup di Italia. Hal ini
tercapai. Pentingnya peran citra tujuan juga diperkuat adalanya buku “Eat, Pray,
wisata dilihat dari pariwisata sebagai Love” karangan Gilbert (2007) yang
industri yang berbasis pencitraan (sartika et menuliskan bahwa wisatawan menentukan
al, 2014). surga makanan dalam kunjugan ke Italia.
Bozbay (2008) menyebutkan Aktivitas makan bukan hanya soal
beberapa penelitian yang menunjukkan kuantitas dan perut kenyang, akan tetapi
hubungan citra (image) dengan memilih kegiatan makan telah bergeser menjadi
destinasi dan keinginan untuk mengunjungi. ajang untuk bersosialisasi, rekrasi yang
Citra tujuan wisata dapat di pengaruhi oleh menekankan pada kesenangan dan
produk wisata yang ditawarkan seperti pengalaman baru. Kegiatan masyarakat
kuliner khas Aceh, wisata alam yang indah, dunia yang suka berwisata mencicipi
wisata sejarah dll. Apalagi Aceh makanan khas suatu daerah dari satu daerah
sebelumnya merupakan daerah yang ke daerah lain berkembang pesat dewasa ini
terdapat konflik internal yang seiring semakin banyaknya berbagai jenis
berkepanjangan dan kemudian dilanda makanan baru.
bencana gempa dan tsunami pada tahun Kota Banda Aceh sendiri
2006, maka dari itu harus menjadi menawarkan daya tarik wisata kulinernya
pertimbangan pemerintah dan masuyarakat dengan ditawarkannya berbagai kuliner
untuk mengenalkan bahwa Aceh itu sudah khas Aceh seperti Mie Aceh, Ayam
aman dan nyaman ataupun bisa disebut juga Tangkap, Sate Matang, Kuah Beulangong
membuat citra image menjadi positif. (Kari Aceh), Kopi dan lain lain. Dimana
Mengubah citra tujuan wisata dan citra sekarang Kota Banda Aceh sudah

138
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

mempunyai julukan sebagai kota seribu mengacu pada penelitian dari Heijden et. al
warung kopi. Daya tarik yang dimilikinya (2003), yaitu : (1) Niat wisatawan untuk
membentuk citra positif menjadi kota kembali mengunjungi ke objek wisata yang
wisata kuliner dan menjadi magnet bagi telah dikunjungi saat ini; (2) Niat wisatawan
parawisatawan. Pemerintah Kota Banda untuk kembali mengunjungi ke objek wisata
Aceh juga melakukan berbagai upaya untuk di Kota yang belum pernah dikunjungi; (3)
memperkenalkan kuliner khas Aceh seperti Melakukan perencanaan untuk melakukan
mengadakan acara tahunan sejak 2014 kunjungan wisata ulang dimasa yang akan
dengan menghadirkan berbagai stan warung dating; (4) Hasrat untuk mengakses
kopi di Kota Banda. Selain dapat menikmati informasi tentang pariwisata yang telah
racikan kopi khas, pengunjung juga dapat dikunjungi dimasa yang akan dating; (5)
diskusi lintas komunitas penikmat kopi. Kebutuhan untuk kembali mengunjungi
Adapun pada Festival Kopi tahun 2014 itu suatu destinasi yang sudah pernah
pemerintah Kota Banda Aceh mengundang dikunjungi.
kelompok wisatawan dan media massa asal
Malaysia untuk mengikuti Banda Aceh Fun Citra Kuliner dan
Trip. Selain itu Kota Banda Aceh juga dapat Citra sendiri didefenisikan sebagai “
penghargaan menjadi tuan rumah Indonesia The set of beliefs, ideas, and impressions a
International Coffee Symposium pada tahun persons holds regarding an object. Peoples
2014. attitudes and actions toward an object are
Dari penjelasan diatas, maka, tujuan highly conditioned by that object’s image”
dari penelitian ini adalah untuk melihat (Kotler, 2000). Kuliner adalah suatu bagian
apakah citra tujuan wisata dan citra kuliner hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi
mempengaruhi niat wisatawan untuk makanan ataupun sebuah gaya hidup yang
kembali mengunjungi Aceh. tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari. Menurut Kim et al (2011)
dimensi dari citra kuliner adalah: (1) Nilai
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS yang dirasakan dari kuliner, dimana nilai
Niat Untuk Kembali Mengunjungi yang dirasakan adalah keunikan dari kuliner
Menurut Pandit (1991) kunjungan tersebut sehingga berpengaruh terhadap niat
berwisata merupakan keputusan wisatawan wisatawan untuk mengunjungi kembali; (2)
untuk melakukan kunjungan apabila Kepuasan, suatu respon dari wisatawan
wisatawan merasa tertarik dengan produk terhadap suatu penilaian dimana kuliner
wisata yang ditawarkan. Niat melakukan tersebut dapat memberikan tingkat
kunjungan wisata kembali dikatakan adalah kenyamanan untuk mencapai pemenuhan
suatu tahap kecenderungan dari wisatawan kebutuhan konsumsi.
untuk melakukan kunjungan wisata ke Kota
Banda Aceh sebelum keputusan berkunjung Citra Tujuan Wisata
benar-benar dilaksanakan. Indikator Niat Citra tujuan wisata merupakan salah
Wisatawan Untuk Kembali Mengunjungi satu hal yang mempengaruhi baik/tidaknya

139
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

suatu daerah yang menjadi tujuan wisata. merekomendasikan kepada orang lain.
Persepsi wisatawan tentang suatu destinasi Hjalager (2002), juga menunjukkan bahwa
wisata akan terekam dalam memorinya dan pengalaman mencicipi kuliner daerah dapat
mempengaruhi penilaiannya akan destinasi menambah nilai pariwisata dengan
tersebut. Citra tujuan wisata yang positif menggabungkan hubungan budaya lokal,
menurut Buhalis (2000) yaitu untuk pemandangan atau tempat, makanan yang
meningkatkan standar hidup penduduk menunjukkan keaslian daerahnya, dan
lokal, meningkatkan jumlah wisatawan, dan menciptakan suasana yang nyaman,
menstimulasi pembangunan daerah. Dapat sehingga menjadi pengalaman penting bagi
disimpulkan bahwa citra tujuan wisata wisatawan yang liburan. Wisatawan juga
dapat membangun koneksi positif antara menjadikan pengalaman yang tidak
suatu tempat/daerah dengan orang yang terlupajan sehingga dapat terbentuknya niat
tinggal ataupun yang mengunjunginya wisatawan untuk kembali mengunjungi.
Indikator dari variable citra tujuan wisata H1 : Citra tujuan wisata pengaruh terhadap
menurut Baloglu dan McClearly (1991) niat wisatawan untuk kembali
adalah : (1) Kognitif yaitu pengetahuan dan mengunjungi.
H2 : Citra kuliner berpengaruh terhadap niat
kepercayaan wisatawan terhadap suatu
wisatawan untuk kembali
daerah tujuan wisata. (2) Afektif yaitu mengunjungi.
perasaan wisatawan terhadap daerah tujuan
wisata tersebut. (3) Konatif yaitu tahap
terakhir dari wisatawan untuk melakukan METODE PENELITIAN
sesuatu keputusan untuk mengunjungi Populasi dan Sampel
destinasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah
Persepsi terhadap citra tujuan wisata wisatawan mencanegara dan wiasawan
mempengaruhi kepuasan dan niat untuk domestic yang sedang berwisata di kota
kembali mengunjungi lokasi terkait diwaktu Banda Aceh dan wisatawan yang pernah
yang akan datang, yang tentu saja mencoba kuliner khas Aceh saat berada di
tergantung kepada kemampuan daerah Kota Banda Aceh.. Penelitian ini
tujuan wisata tersebut untuk memberikan menggunakan purposive sampling, yaitu
pengalaman positif yang tidak terlupakan pengambilan sampel dengan memilih
yang di peroleh selama berwisata (Beerli beberapa sampel tertentu yang sesuai
dan Martin, 2004). Bigne et al . (2001) dengan tujuan atau masalah peneliti. Dalam
melakukan studi keterkaitan antara ‘citra penelitian ini sampel yang diambil
tujuan’. Persepsi kualitas, kepuasan, niat sebanyak 200 responden wisatawan dengan
untuk kembali, dan kesediaan untuk memberikan sejumlah pertanyaan yang
merekomendasikan kepada orang lain harus dijawab oleh responden dalam bentuk
dalam konteks pengunjung resort. Mereka kuesioner dengan menggunakan skala
menemukan bahwa ‘citra tujuan wisata’ Likert.
memiliki efek langsung pada niat untuk
kembali dan kesediaan untuk

140
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

Operasional Variabel Measure of Sampling Adequency pada


Objek penelitian ini adalah citra variabel endogen sebesar 0,778 dan hasil uji
tujuan wisata dan citra kuliner sebagai Barlett’s Test of Sphercity menujukkan
Variable Independent, dan niat kembali signifikan yaitu 0,00 (p<0,01).
mengunjungi sebagai Variable Dependent.
Variabel eksogen XI dalam
penelitian ini adalah Citra tujuan wisata.
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengukur konstruk dari variabel
Analisis Faktor tersebut telah dikembangkan dengan 8 item
Variabel endogen dalam penelitian pertanyaan, yang mana dari hasil penelitian
ini adalah niat untuk kembali mengunjungi, menujukkan bahwa hanya 7 item
dimana untuk mengukur konstruk dari pertanyaan berkorelasi dengan baik
variabel tersebut telah dikembangkan terhadap konstruk yaitu item (1,2,3,4,6,7
menjadi 5 item pertanyaan dari (Heijden, et dan 8) dan item pertanyaan no 5 harus
al,. 2003). Hasil analisis faktor dapat dilihat dihapuskan karena tidak berkorelasi secara
pada Tabel 1. Dari hasil penelitian baik.
menunjukkan bahwa variabel endogen Hasil uji menujukkan variabel ini
memiliki 5 item pertanyaan yang terpecah menjadi 2 kelompok. Semua item
menujukkan korelasi yang baik. Hal ini yang terlibat dalam muatan faktor tersebut
dilihat dari nilai eigen 2,276 dengan muatan memiliki korelasi terhadap konstruk
faktor yang memiliki interval 0,616 hingga sehingga dapat menjadi suatu pengukuran
0,738. Varians yang dapat dijelaskan yang tepat.
(variance explained) pada faktor sebesar
45,527%. Nilai Kaiser-Meyer-Olkin

Tabel 1. Matriks Principal Component Analisis Variabel Endogen (n=200)


No Item Variabel Niat mengunjungi kembali Muatan Faktor
I
1 Saya berniat kembali mengunjungi ke objek wisata Kota Banda Aceh yang 0,616
telah saya kunjungi saat ini.
2 Saya berniat kembali mengunjungi ke objek wisata Kota Banda Aceh yang 0,659
belum pernah saya kunjungi
3 Saya telah melakukan perencanaan untuk kembali mengunjungi Kota 0,700
Banda Aceh di masa yang akan datang
4 Saya mempunyai hasrat mengakses informasi pariwisata Kota Banda Aceh 0,738
dimasa yang akan datang
5 Kunjungan wisata ke Kota Banda Aceh telah menjadi sebuah kebutuhan 0,654
wisata bagi saya karena Kota Banda Aceh menjadi salah satu tempat favorit
saya untuk berwisata
Nilai Eigen 2,276
Varians yang dapat dijelaskan (%) 45,257%
Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy 0,778
Barlett’s Test of Sphericity 0,001

141
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

Tabel 2. Matriks Principal Component Analisis Variabel Eksogen XI (n=200)


No Item Variabel Citra Tujuan Wisata Muatan Faktor
1 2
1 Informasi yang saya dapat tentang wisata Kota Banda Aceh sesuai 0,649
dengan kenyataan dan harapan saya
2 Menurut saya banyak kegiatan yang saya bisa lakukan saat 0,795
beriwisata di Kota Banda Aceh
3 Saya menilai Kota Banda Aceh adalah salah satu destinasi tujuan 0,725
wisata yang saya inginkan
4 Menurut saya Kota Banda Aceh memiliki standar wisata yang baik 0,600
6 Saya merasa nyaman dan aman saat berada di Banda Aceh 0,533
7 Saat saya berada di Kota Banda Aceh saya mendapatkan 0,655
keramahan dari masyarakat Aceh
8 Setelah saya mengetahui citra wisata Kota Banda Aceh, saya 0,782
merasa yakin untuk melakukan tujuan wisata ke Koya Banda Aceh
Nilai Eigen 2,681 1,109
Varians yang dapat dijelaskan (%) 23,743% 23,624%
Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy 0,781
Barlett’s Test of Sphericity 0,001

Tabel 3. Matriks Principal Component Analisis Variabel Eksogen X2 (n=200)


Muatan
No Item Variabel Nilai yang Dirasakan Faktor
1 2
1 Ketika saya mencoba kuliner khas daerah Aceh saya merasa 0,595
sangat puas dengan masakan kuliner Aceh
2 Ketika saya mencoba kuliner khas daerah Aceh saya merasakan 0,508
ada yang unik dari kuliner lainnya.
3 Saya merasa kuliner Aceh mencerminkan suatu budaya 0,708
4 Saya merasa Masakan Aceh sangat higenis 0,635
5 Saya merasa puas dengan kuliner khas daerah Aceh 0,656
6 Saya merasakan pelayanan yang ramah saat berada di 0,706
restoran/café/warung yang berada di Kota Banda Aceh
7 Harga yang ditawarkan dari kuliner Aceh menurut saya sangat 0,883
masuk akal
Nilai Eigen 2,392 1,074
Varians yang dapat dijelaskan (%) 29,217% 20,299%
Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy 0,670
Barlett’s Test of Sphericity 0,001

Dimana faktor I mendapatkan nilai dapat dijelaskan (variance explained) pada


eigen 2.681 dan faktor 2 memiliki nilai faktor berkisar antara 23,743% hingga
eigen 1,109 dan kedua nilai eigen tersebut 23,624%. Nilai Kaiser-Meyer-Olkin
lebih besar dari pada dengan muatan faktor Measure of Sampling Adequency pada
loading (loading factor) yang memiliki variabel XI sebesar 0,781 dan hasil uji
interval 0,533 hingga 0,795. Varians yang Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan

142
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

signifikan yaitu 0,00 (p<0,01). Variabel dapat dipercaya/handal atau tidak sebagai
eksogen X2 dalam penelitian ini adalah citra hasil penelitian yang baik maka perlu
kuliner. Untuk mengukur konstruk dari dilakukan uji reliabilitas. Suatu konstruk
variabel tersebut telah dikembangkan atau variabel dikatakan handal apabila nilai
dengan item pertanyaan dari (Kim et al, Cronbach Alphanya > 0,60 menurut
2011), yang mana dari hasil penelitian Malhotra (2003). Dari hasil uji reliabilitas
menunjukkan bahwa 7 item pertanyaan yang ditunjukkan pada Tabel 3, diperoleh
berkolerasi dengan baik terhadap konstruk. nilai Cronbach’s Alpha msing-msing
Hasil uji menunjukkan variabel ini terpecah sebesar 0,683, 0,646, dan 0,696, dengan
menjadi 2 kelompok. Semua item yang demikian seluruh peertanyaan yang
terlibat dalam muatan faktor tersebut digunakan dalam variabel penelitian ini
memiliki kolerasi terhadap konstruk reliable (handal), karena telah memenuhi
sehingga dapat menjadi suatu pengukuran Cronbach’s Alpha dengan nilai alpha yang
yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari nilai lebih dari 0,60.
Eigen 2,392 dari faktor 1 kemudian nilai
eigen 1,074 dari faktor 2 yang lebih besar Analisis Regresi
dari pada dengan muatan faktor loading Menurut Hair, et al (2006) jika dalam
(loading factor) yang memiliki interval penskalaan digunakan skala likert, maka
0,508 hingga 0,883. Varian yang dapat untuk koefisien korelasi digunakan nilai
dijelaskan (variance explained) pada faktor standardized coefficient, dimana nilai
berkisar antara 29,217% hingga 20,299%. konstantanya ttidak perlu
Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of diinterprestasikan. dari hasil output SPSS
Sampling Adequency pada variabel tersebut dapat dibuat garis persamaan linier
independen sebesar 0,670 dan hasil uji adalah sebagai berikut:
Barlett’s Test of Sphercity menunjukkan Y = 0,445 X1 + 0,266 X2
signifikan yaitu 0,00 (p<0,01) Maka dari persamaan tersebut dapat
menjelaskan bahwa koefisien regresi citra
Uji Reliabilitas tujuan wisata (X1) bernilai (0,455) artinya
Reliabilitas untuk mengukur apakah bila citra tujuan wiasata semakin baik maka
instrument (kuisioner) dari penelitian ini niat kembali mengujungi akan meningkat

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas


No. Variabel Jumlah item Cronbach’s alpha Keterangan
Hitung Standar
1 2 3 4 5 6
1 Citra tujuan wisata 7 0,683 0,60 Handal
Citra kuliner 7 0,646 0,60 Handal
Niat kembali 5 0,696 0,60 Handal
mengunjungi
Sumber : Data diolah (2016)

143
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

Tabel 4. Analisis Pengaruh Variabel Independent Terhadap Variabel Dependent


Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity statistics
coefficients coefficients
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
(constant) 4,121 1,657 2,486 ,014
1 citratujuan ,373 0,054 ,455 6,902 ,000 ,744 1,343
Citra kuliner ,208 0,50 ,266 4,129 ,000 ,744 1,343
Sumber : Data Dioalah (2016)

Tabel 5. Hasil Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi


Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,624 ,389 ,383 1,602
a. Predictors: (Constant), citrakuliner, citratujuan
b. Dependent Variable: kembalimengunjungi
Sumber: Analisa Data (2016)
pada skala likert, semakin besar citra tujuan kuliner suatu daerah nilai lebih tinggi,
wisata yang similiki wisatawan tentang dengan demikian hipoteses 2 terdukung.
kota banda aceh maka semakin besat pula Selain menguji koefisien regresi, penelitian
niat wisatawan untuk kembali mengujungi ini juga menguji koefosien korelasi ® dan
kota banda aceh. Hasil dari penelitian ini koefiseien determinasi (R2). Seperti hasil
didukung oleh penelitian terdahulu yang yang telah dijelaskan sebelumnya,
diteliti oleh Lertputtrak (2012) citra tujuan dikarenakan penelitian ini menggunakan
wisata berpengaruh positif dan signifikan koefisien korelasi dari nilai standarsiez
terhadap niat kembali mengujungi. artinya, coefficient, maka untuk nilai analisis
apabila citra tujuan wisata yang dihasilkan korelasi digunakan adjustet R square. hasil
positif, maka akan semakin kuat niat untuk anallisis koralsi antara citra tujuan wisata
kembali mengujungi sebaliknya apabila (X1), citra kuliner (X2), niat mengujungi
citra tujuan negarif, maka akan semakin (Y) diperoleh adjusted R square sebesar
lemah niat untuk kembali mengujungi. 0,383 yang menjelaskan terdapat hubungan
Dengan demikian hipotensis 1 terdukung. antara variabel citra tujuan wiasata (X1),
Koefisien regresi citra kuliner (X2) bernilai citra (X2), niat kembali mengujungi (Y)
(0,266) artinya besar citra kuliner yang dengan keeratan hubungan sebesar 38%.
diraskan wisatawan positif, maka semakin Nilai korelasi determinan (R2)
besar citra kuliner yang duraskan wisatawan sebesar 0,389 menjelaskan bahwa citra
positif, maka semakin besar pula niat tujuan wisata (x1), citra kuliner (X2), dalam
kembali mengujungi kota banda aceh. hasil meningkatkan niat kembali mengujungi (Y)
dari penelitian ini didukung oleh penelitian sebesar 38,9%. sementara niali sisa (nilai
terdahulu yang diteliti oleh Dewi Eka residu) dari peran variabel tersebut sebesar
Murniati (2011) menyatakan bahwa citra 0,617 (61,7%). dengan demikian citra

144
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

cognitive

Destination
Afective Image
0.445*

Conativee Intention

Food Image 0.266*


Value

Satisfaction

Gambar 2. Model Kerangka Penelitian Setelah Pengujian

merunjukkan bahwa citra kuliner


tujuan wisata dan citra kuliner dapat berpengaruh signifikan terhadap niat
mempengaruhi niat wisatawan untuk kembali mengungi artinya citra kuliner
kembali mengujungi kota banda aceh. daerah yang di tangkap wisatawan dapat
Gambaran hubungan variabel citra wisata, membuat wisatwan melakukan perjalanan
citra kuliner dan niat kembali mengujungi ulang atau melakukan niat untuk kembali.
kota banda aceh dapat diperhatikan pada Berdasarkan kesimpulan diatas, maka
Gambar 1. penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut: sebagai kota wisata, masayarakat
PENUTUP dan pemerintah harus memberikan
Berdasarkan analisis hasil yang pelayanan yang positif dan menciptakan
telah dilakukan pada penelitian ini maka kesan yang baik kepada wisatawan setelah
dapat diambil kesimpulan bahwa hasil mengunjungi objek wisata sejarah tsunami,
pengujian menujukkan bahwa citra tujuan sebaikya para pelaku yang bergelut dalam
wisata berpengaruh signifikan terhadap niat bidang kuliner khas Aceh lebih
kembali mengujungi atrinya wisatwan yang memaparkan atau menunjukan suatu
berkujung ke kota Banda Aceh merasa keunikan dari kuliner tersebut sehingga
berkesan, dan wisatawan membuat rencana wisatawan dapat menilai kuliner tersebut,
untuk melakukan kembali perjalanan ke tempat – tempat wisata yang ada di Kota
kota Banda Aceh atau melakukan niat untuk Banda Aceh sebaiknya lebih ditingkatkan
kembali. Hasil pengujian berikutnya

145
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 3, No. 4 November 2018, hlm: 137-146

agar wisatawan terkesan setelah European journal of Information


mengunjungi tempat wisata tersebut. System, 41-48.
Hjalager , A., & Ritchie,G. (2002). Tourism
and Gastronomy. London:
REFERENSI Routledge.
Aaker, D. A. (1991). Managing Brand Hendri, Ma’ruf. (2005). Pemasaran Ritel,
Equity : Capitalyzing on The Value Jakarta : PT Gramedia Pustaka
of Brand Name, New York : The Utama
Free press. Keller, K. L, (2003), Brand Synthesis : A
Arikunto S. (2006). Prosedur Penelitian Multidimensionality of Brand
Suatu Pendekatan Praktik. Ed Knowledge”, Journal of consumer
Revisi VI, Penerbit PT Rineka Cipta researh, 29.
: Jakarta. Kotler, P.(2007), Manajemen Pemasaran,
Baloglu, S., & Mc Cleary ,K.W. (1999) . A Jakarta : Erlangga.
Model of Destination Image Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset
Formation. Annuals of Tourism untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :
Research, 35, 867-897. Erlangga
Beerli. A. & Martin. J. D. (2004). Factor Lertputtarak, Sarunya. (2012). The
Influencing Destination Image. Relationship between Destination
Annals of Tourism Reseach, 31(3), Image,Food Image, and Revisiting
657-681. Pattaya, International Journal of
Bozbay, Zehra.(2008). The assessment of Business and Management, 7, (5) ,
greece image as a tourism 1
destination, Mibes, 374-387. Murniati Eka, Dewi. (2013). Ethnic food as
Buhalis, D., (2000), Marketing The comunity pride to support tourism
Competitive Destination of The sustanaible devolment. Jurnal
Future”, Journal of tourism Universitas Negeri Yokyakarta.
management, 21, 97-116. Sugiyono. (1999). Metode Penelitian
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Bisnis, Cetakan Ke-6, Bandung:
Multivariate Dengan Program CV. Alfa Beta.
SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Uma Sekaran. (2006). Metodologi
Badan Penerbit Universitas Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4,
Diponegoro. Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.
Heijden, V. D., Verhagen, T., & Creemers, Pandit, Nyoman S. (1991). Ilmu Pariwisata
M. (2003). Understanding Online “Sebuah Pengantar Perdana”.
Purchase Intention : Contribution Jakarta: PT. Pradana Pramita
From Technology and Trust, Wibowo, agus & ismail, M .(2008). Dunia
Pariwisata Aceh. Banda Aceh:
Badan arsip Perpustakaan

146

Anda mungkin juga menyukai