Kuliah 9 - Sistem Geotermal
Kuliah 9 - Sistem Geotermal
GEOTERMAL
SISTEM GEOTERMAL
Apa itu Sistem Geotermal
(Geothermal System)?
Suatu sistem penghantaran panas (heat transfer) di dalam mantel atas dan
kerak bumi dimana panas dipindahkan dari suatu sumber panas (heat source)
menuju ke suatu tempungan panas (heat sink), yang biasanya adalah
permukaan bumi. (Hochstein, 1990)
BUKTI - BUKTI KEBERADAAN GEOTERMAL
Cara Perpindahan Panas pada Sistem Geotermal
1. Konduksi
2. Konveksi
A type of geothermal system where heat transfers from a heat source (often
a cooling pluton) to the surface by free convection, involving meteoric fluids
with or without traces of magmatic fluids. Liquids discharge at or near
surface are replenished by meteoric water derived from the outside
(recharge) that is drawn in by the rising fluids. (Hochstein and Browne, 2000)
8
Recharge Area/Daerah Resapan: Daerah
yang arah aliran tanah digambarkan menjauhi
permukaan tanah.
Outflow: Keluaran fluida reservoir yang telah bercampur dengan air tanah dan batuan sekitarnya
sehingga komposisi kimianya tidak lagi mencerminkan kimia fluida reservoir.
Upflow: Keluaran langsung fluida reservoir, misalnya melalui rekahan atau sesar ke permukaan bumi.
Diasumsikan tidak bereaksi dengan batuan sekitar atau bercampur air tanah karena kecepatan
keluar yang besar sehingga tidak sempat bereaksi atau bercampur.
KLASIFIKASI SISTEM GEOTERMAL
KLASIFIKASI SISTEM PANAS BUMI
11
KLASIFIKASI SISTEM PANAS BUMI
12
SISTEM GEOTERMAL BERDASARKAN TEMPERATUR
❑ Sistem panas bumi dalam akuifer sedimen (di cekungan sedimen) yang tinggi porositas dan
permeabilitasnya.
❑ Nilai heat flow tidak cukup tinggi untuk memanaskan fluida dalam akuifer sehingga gerakan
aliran panas konveksi tidak terjadi dan fluida menjadi statis.
• Gradien tekanan dalam sistem melebihi gradient tekanan hidrostatik yang umum (100 bar/km) yaitu
dapat mencapai 250 bar/km
• Temperatur yang relatif lebih tinggi di dalam sistem (100 C pada 3 km) dibandingkan di luar sistem
disebabkan oleh tingginya tekanan di dalam system tersebut
• Contoh: Hampir separuh cekungan minyak dan gas di USA berasosiasi dengan sistem geopressure
Fluida dalam sistem ini dapat merupakan campuran: • Sistem vulkanik hidrotermal,
Konsep ekstraksinya:
1. Pemboran hingga ke magma
2. Injeksi air dingin dengan tekanan tinggi ke dalam well (untuk mendinginkan magma dan
menghasilkan glassy material dan rekahan)
3. Bila air dapat kembali ke permukaan setelah melewati rekahan dan glassy material
panas, maka air tersebut akan memiliki temperature tinggi dan dapat digunakan untuk
pembangkit listrik.
VOLCANIC – HYDROTHERMAL SYSTEM
Sumber panas pada sistem ini adalah batuan kerak bumi yang panas dan
luas dimana energi panasnya dihasilkan dari:
Pada ketiga seting ini, dapat juga ditemukan sistem dominasi air, sistem
dominasi uap, ataupun sistem dua fase.
SISTEM DOMINASI AIR PADA MORFOLOGI RELATIF DATAR / SEDANG
Morfologi yang mengelilingi system ini tidak curam dan vulkanisme berbentuk kerucut berumur muda
berada di tepian geothermal reservoir
Contoh: Wairakei, Yelllowstone
SISTEM TEMPERATUR TINGGI DENGAN ELEVASI SEDANG
• Sistem ini terbentuk di berbagai geologi dan hidrologi seting, baik di sepanjang
batas lempeng aktif maupun di luar batas aktif.
• Umumnya sistem ini menghasilkan energi dari air meteorik yang masuk sangat
dalam (> 5 km) ke bawah permukaan sampai kemudian terpanaskan oleh
batuan yang panas di kerak bumi. Energi ini kemudian dibawa ke permukaan
melalui rekahan – rekahan.
Berdasarkan geologi dan hidrologi setingnya sistem geotermal temperatur
sedang ini dapat dikelompokkan lagi menjadi:
• Temperatur sedang – rendah ini mungkin berasal dari sumber panas yang
awalnya bertemperatur tinggi namun dalam perjalanan waktu mengalami
pendinginan.
• Selain itu juga sistem ini juga ditemui pada daerah busur vulkanik yang
telah mati, yang batuan kerak di bawahnya telah mendingin.
• Reservoir sistem ini dapat berupa batuan vulkanik atau batuan sedimen.
• Sistem ini tidak banyak dideskripsi secara detail tetapi beberapa sistem
telah dieksplorasi sampai tingkat lanjut.
• Infiltrasi air hujan maupun air meteorik yang berasal dari lelehan salju,
masuk dan menyapu sumber panas ini, kemudian mengalir ke permukaan
kembali.
• Sistem “Deep-reaching-heat-sweep”
dapat terbentuk di daerah dengan
topografi agak datar