Anda di halaman 1dari 4

Nama : Olvi melti Amelia

Nim : 03071381823058

COAL RESOURCES DATABASE- WHAT ARE POINTS OF CONCERN FOR


RESERVE ESTIMATOR

Pengecekan database sumber daya diperlukan verifikasi dan validasi data. Yang dimana
verifikasi merupakan suatu konfirmasi melalui penyediaan bukti objektif bahwa persyaratan
yang ditentukan telah dipenuhi atau konfirmasi kebenaran fata atas data yang dikumpulkan untuk
diolah agar bisa diuji secara hipotesis. Sedangkan validasi merupakan satu konfirmasi melalu
pengujian pakah suatu data betul atau salah. Dalam verikasi dan validasi data ada 3 yaitu:

1. Input data
2. Pemodelan geologi
3. Estimasi sumber daya geologi

Adapun verifikasi dan validasi data itu terbagi menjadi beberapa aspek yang diantaranya adalah:

A. Legalitas

Legalitas ,yang dimana terdapat perizinan tambang, perizinan CnC bila diperlukan dan
IPPKH. Pada perizinan tambang, jenis dan pihak mengeluarkannya haru sesuai perizinan dan
perizinan tersebtu masih berlaku. Dalam perizinan Cnc ini diperlukan serifikat Cnc yang
dikeluarkan oleh dirjen minerba dan perizinan tambang perusahaan yang dimaksud harus
merupakan perusahaan yang masuk kedalam daftar Cnc. Selain itu terdapat legalitas berupa
IPPKH yang diperlukan untuk pemboran eksplorasi dikawasan hutan

B. Lahan

Lahan yang dimaksud dalam pemverifikasian dan validasi data ialah:

1. Status lahan yang memiliki persyaratan bahwa sumber tambang bukan dikawasan hutan
lingung. Apabila dihutan produksi maka harus memiliki legalitas berupa perizinan IPPKH
namun bila didaerah APL tidak memerlukan izin kehutanan
2. Rencana tata ruang ini perlu validasi data dari peta RTRW area setempat yang apabila
memang dimungkinkan untuk kegiatan usam

3. Obyek fisik di permukaan, hal ini apabila terdapat sebuah peta yang menunjukkan area
estimasi sumber daya yang dioverlaykan

C. Topografi

Topografi memiliki beberapa kriteria validasi yang diantaranya adalaj:

1. Metode survey yang dapat dilakukan beberapa cara seperti metode ground survey dengan total
station , LIDAR yang dimana bisa disemua kondisi lahan akan tetapi hasilnya cukup resontative
untuk estimasi, foto udara yang digabung dengan ground control point lalu bisa juga melalui data
SRTM namun data SRTM tidak cukup valid untuk kondisi alam diindonesia

2. Data survey topografi dengan criteria validasi seperti skala maksimum survey topografi yang
diciptakan oleh CPI (1:1000 atau 1:2000), hasil survey topografi perlu divalidasi dengan
membandingkan collar titik bor, kemudian pada kondisi tambang yang sudah berjalan data
topografi keseluruhan harus menyertakan data area tambang yang dibuka

D. Teknis data kuliatas yang terbagi menjadi metode sampeling, status laboratorium, parameter
kualitas yang diuji dan database kulitas. Berikut ini penjelasannya:

1. Metode sampling dilakukan dengan gambaran teknik produksi (ply by) dan penanganan
sampling harus mengikuti SOP

2. Status laboratorium harus menggunakan laboratorium yang terakreditasi internasional seperti


Geoservices lalu hasil uji proximat yang ditampilkan pada sertifikat perlu menunjukkan angka
total 100%

3. Parameter kualitas yang diuji harus sesuai dengan target pasar dari produk batubara tersebut,
contohnya ialah CSN, maceral dan CSL untuk coking coal

4. Database kulitas perlu konsisten bila dibandingkan dengan data dalam serifikat lab. Selain itu
hubungan antara CV vs Ash serta CV vcTM yang menunjukkan perbandingan terbalik.
Proses utama estimasi sumberdaya

Proses ini berupa database- verifikasi dan validasi-interpretasi data- pemodelan geologi- istimasi
dan estimasi sumberdaya- pelaporan sumber daya. Tugas geologist disini ialah bagaimana
menginterpretasi data data tersebut. Pada proses estimasi sumber daya ini terbagi menjadi 4
yaitu:

1. Area kategori sumberdaya, yang terbagi menjadi 2 yaitu titik pengamatan dan jarak antar PoO.
Pada titik pengamatan memiliki criteria validasi seperti koordinat collar diambil dengan metode
yang valid, posisi elevasi roof dan floor seam diidentifikasi. Lalu pada jarak antar PoO memiliki
criteria validasi untuk memenuhi dan menghindari spotted dog, batubara assessment dilakukan
mengacu pada vasibilitas masing – masing seam dan apabila data kurang dari 30 maka
diperlukannya penentuan PoO menggunakan pendekatan kompleks geologi. Berikut ini
merupakan ilustrasi jumlah minimum titik pengamatan

Gambar 1. ilustrasi jumlah minimum titik pengamatan

2. Model geologi ini ada model structural dan model kulitas. Model structural itu bisa membuat
cross section 2D tepat di titik bor terhadap topografi , lalu lakukan perbandingan ketebalan
batubara antara statistic dan ketebalan menurut data bor eksplorasi, membuat kontur isopach dan
dapa membuat kontur struktur dari beberapa seam major untuk memeriksa yang janggal. Selain
itu model kualitas yang dapat memriksa statistic parameter kualitas, memeriksa apakah data yang
diinput sudah pada insitu serta membuat kontur kualitas batubara untuk parameter kunci
3. Uji keprospekan, yang dimana terdapat limitasi sumberdaya, teknologi penambangan dan
pengolahan, infrastruktur dan aspek perizinan serta perlegalan. Pertama limitasi sumber daya
memiliki criteria validasi berupa peta yang menentukan status lahan dan hutan, ketebalan
minimum sumber daya ditambang yang dianggap relevan, batas bawah estimasi sumberdaya
yang dikaitkan dengan batasan teknik dan ekonomi lalu terdapat juga aplikasi moitur adjustmen
untuk mendapatkan insitu relative density. Kedua, teknologi penambangan dan pengolahan yang
dimana keberadaannya pada saat kajian dilakukan dan diperkirakan kedepannya. Ketiga ialah
infrastruktur , apabila belum ada maka diperlukan pembahasan awal terkait potensi
pengadaannya. Keempat aspek perizinan dan legalitas

4. Laporan estimasi

Anda mungkin juga menyukai