Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KULTUR JARINGAN

“Aplikasi Kultur Jaringan Pada Berbagai Jenis Tumbuhan”

Dosen Pengampu Mata Kuliah Kultur Jaringan


Dr. Ir. Ketut Srie Marhaeni Julyasih, M.Si.

Disusun oleh :

I Kadek Sandiase NIM. 1813091005


I Wayan Wahyu Indra Sari NIM. 1813091006
Gede Deva Maruta Ambara NIM. 1813091013

Semester VI Biologi

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nyalah beserta dibarengi dengan usaha dari kami
selaku tim penyusun sehingga makalah kultur jaringan yang berjudul “Aplikasi
Kultur Jaringan Pada Berbagai jenis Tanaman” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Ada pun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah kultur jaringan ini
adalah untuk mengkaji dan mengetahui mengenai macam-macam teknik dan jenis
sterilisasi, sterilisasi eksplan, alat dan ruangan serta medium kultur jaringan
tumbuhan.

Dalam kesempatan ini, kami selaku tim penyusun mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Harapan yang kami inginkan semoga makalah kultur jaringan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan
maupun kekurangan, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca.

”Om Shanti Shanti Shanti Om”

Singaraja, 27 Maret 2021

Tim penyusun

Kelompok 1

ii
Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan
Program Studi S1 Biologi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran...........................................................................................3
1.4 Manfaat Pembelajaran.........................................................................................3

BAB II KAJIAN ISI

2.1 Definisi Kultur Jaringan......................................................................................2


2.2 Kultur Jaringan Tanaman Anggrek.....................................................................7
2.3 Kultur Jaringan Tanaman Jahe..........................................................................13
2.4 Kultur Jaringan Tanaman Kentang....................................................................16
2.5 Kultur Jaringan Tanaman Wortel .....................................................................24

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................26
3.2 Saran..................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27

iii
Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan
Program Studi S1 Biologi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kultur jaringan secara umum dapat dikatakan sebagai teknik menumbuhkan


bagian-bagian tumbuhan seperti protoplas, sel, jaringan ataupun organ dalam
suatu medium yang sesuai dibawah kondisi aseptis. Bagian-bagian tanaman
tersebut umumnya ditumbuhkan dalam suatu medium yang ditempatkan pada
sebuah wadah gelas, sehingga teknik kultur jaringan sering juga disebut teknik
kultur in-vitro atau kultur dalam tabung gelas. Bahan tanaman yang dikulkturkan
tidak selalu jaringan, namun karena istilah sudah populer sejak awalnya maka di
dalam penulisan selanjutnya digunakan istilah teknik kultur jaringan untuk semua
kegiatan yang memanfaatkan teknik tersebut.

Pelaksanaan teknik kultur jaringan meliputi: teknik mengisolasi bagian-


bagian tanaman seperti protoplas, sel, serbuk sari, ovul, jaringan-jaringan ataupun
organ yang kemudian menumbuhkannya secara terpisah dalam medium yang
cocok. Bagian - bagian tanaman tersebut selanjutnya diinduksi untuk membentuk
suatu struktur sesuai tujuan, dan akhirnya diregenerasikan menjadi suatu tanaman
yang lengkap siap dipindahkan ke lapangan. Untuk keberhasilan teknik
ini penanganan bahan tanaman harus dalam kondisi aseptis dan dalam
lingkungan yang terkendali. Lingkungan terkendali disini dimaksudkan terutama
untuk lingkungan cahaya, pH, kelembaban dan suhu di dalam laboratorium.

Potensi kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman diawali oleh percobaan


Morel (1960) pada tanaman anggrek, diilustrasikan oleh Morel bahwa melalui
teknik kultur jaringan dapat memproduksi kira-kira 4 juta tumbuhan yang sama
dari satu tunas dalam periode satu tahiun. Perbanyakan tanaman anggrek
dengan menggunakan bibit terdapat masalah serius yaitu terjadinya variasi
1

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
genetik yang terjadi dari keturunannya. Melihat potensi yang menakjubkan dari
teknik kultur jaringan untuk perbanyakkan tanaman anggrek karena disamping
cepat juga

dapat mengeliminir terjadinya variasi genetik, maka dari itu teknik ini
diangkat menjadi teknik baru yang standar untuk perbanyakkan tanaman.
Selanjutnya teknik perbanyakkan tanaman melalui kultur tunas aksiler dapat
diaplikasikan untuk mepercepat kloning pada spesies tumbuhan lain.

Perkembangan teknik kultur jaringan dalam aspek pertanian yang lain ialah
fertilisasi in-vitro (pembuahan dalam tabung). Teknik pembuahan dalam tabung
diawali percobaan Kanta yang berhasil mengembangkan teknik fertilisasi in-vitro
(Kanta et al, 1962). Teknik tersebut dilakukan dengan pengkulturan putik dan
serbuk sari bersama-sama dalam satu wadah, kemudian serbuk sari bertunas dan
membuahi putik. Teknik ini dapat diterima untuk mengatasi inkompatibilitas yang
terjadi dalam fertilisasi secara alam.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai aplikasi dalam
kultur jaringan maka disusunlah makalah ini untuk membahas mengenai macam-
macam tanaman yang dikultur jaringan beserta tahapan jaringan tumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraikan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana Definisi kultur jaringan ?
1.2.2 Bagaimana kultur jaringan Tanaman Anggrek ?
1.2.3 Bagaimana kultur jaringan Tanaman Jahe ?
1.2.4 Bagaimana kultur jaringan Tanaman Kentang?
1.2.5 Bagaimana Kultur jaringan Tanaman Wortel ?

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
1.3 Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini yaitu :

1.3.1 Mengetahui Definisi kultur jaringan

1.3.2 Mengetahui kultur jaringan Tanaman Anggrek

1.3.3 Mengetahui kultur jaringan Tanaman Jahe

1.3.4 Mengetahui kultur jaringan Tanaman Kentang

1.3.5 Mengetahui kultur jaringan Tanaman Wortel

1.4 Manfaat Pembelajaran

Adapun manfaat dari pembelajaran ini yaitu memberikan informasi


mengenai definisi dari kultur jaringan, masalah yang dihadapi dalam kultur
jaringan, bagaimana aplikasi kultur jaringan pada tanaman anggrek, jahe, kentang
dan wortel beserta tahapannya dalam kultur jaringan tumbuhan.

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
BAB II
KAJIAN ISI

2.1 Definisi Kultur Jaringan


Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang
ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman
tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman
lengkap kembali.
Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh
tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi
invitro (didalam gelas)Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat
tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur
jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya
Kultur jaringan merupakan suatu metode yang sudah dikenal
cukup lama. Pelaksanaan teknik kultur jaringan ini berdasarkan atas
teori sel seperti yang dikemukakan oleh Schleiden dan Scwann,
yaitu sel mempunyai kemampuan autonomi, bahkan mempunyai
kemampuan totipotensi. Kemampuan totipotensi adalah kemampuan
tiap sel untuk tumbuh menjadi tanaman yang sempurna bila
diletakkan di lingkungan yang sesuai (Suryowinoto, 1991 cit.
Hendaryono dan Wijayanti, 1994).
Metode kultur in vitro, atau kultur jaringan, telah banyak
berkembang dari percobaan yang dilakukan Kotte pada tahun 1923
dengan kacang kapri dan jagung. Berbagai spesies telah dicoba dan
dengan perkembangan pengetahuan mengenai zat pengatur tumbuh

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
yang dapat membantu menemukan metode kultur yang lebih baik,
maka kultur in vitro telah bekembang pesat menjadi metode
alternatif untuk produksi tanaman secara vegetatif maupun metode
penelitian dalam berbagai ilmu yang lain (Mantell et al. 1985).
Pemilihan eksplan yang tepat, merupakan tahap pertama dalam tiga
tahap yang dilakukan dalam kultur jaringan. Eksplan tersebut harus
disterilisasi dan kemudian baru dapat ditanam pada media. Tahap
kedua adalah perbanyakan tunas pada media dan tahap ketiga adalah
pemindahan ke media pengakaran yang kemudian dilanjutkan
dengan aklimatisasi atau penyesuaian tanaman ke lingkungan alami.
2.1.1 Prinsip Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan
tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan
tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan
dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan
kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in
vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca"
karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan
medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini
adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian
tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman
terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua
organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat
yang sama persis dengan induknya.
2.1.2 Masalah Dalam Kultur Jaringan
kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kegiatan kultur
jaringan. Munculnya gangguan ini bila dipahami secara mendasar adalah merupakan

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
sesuatu yang sangat wajar sebagai konsekuensi penggunaan yang diperkaya.
Penomena kontaminasi sangat beragam, keragaman tersebut dapat dilihat dari jenis
kontaminasinya (bakteri, jamur, virus, dll).
Upaya mencegah terjadinya kontaminasi :
1. Bikultur jaringan.asakan membersihkan berbagai sarana yang diperlukan
dalam
2. Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik dan benar.
3. Lakukan proses penanaman bahan pada keadaan anda yang nyaman dan cari
waktu yang longgar.
Vitrifikasi adalah suatu istilah problem pada kultur yang ditandai dengan:
• Munculnya pertumbuhan yang tidak normal.
• Tanaman yang dihasikan pendek-pendek atau kerdil.
• Pertumbuhan batang cenderung ke arah penambahan diameter.
• Tanaman utuhnya menjadi sangat turgescent.
• Pada daunnya tidak memiliki jaringan pallisade.
Upaya mencegah terjadinya vitrifikasi :
1. Menambahkan pectin kedalam media.
2. Memindahkan kultur pada suhu 4 derajat Celsius selama 15 hari.
3. Menurunkan pH.
4. Penggunaan senyawa anhydrous berupa CaSO4 pada desicator, penggunaan
media semi padat dll.
2.1.3 Manfaat Kultur Jaringan
Pelaksanaan teknik kultur jaringan ternyata dapat memberikan
keuntungan. Manfaat dari kultur jaringan pada tanaman kentang
tersebut yaitu :
1. Bibit (hasil) yang di dapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat
2. Sifat identik dengan induk

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman
dewasa
5. Perbanyakan cepat dari klon
6. Keseragaman genetik
7. Kondisi aseptic
8. Seleksi tanaman
9. Stok mikro
10. Lingkungan terkontrol
11. Konservasi genetik
12. Teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk menyelamatkan hibrida dari
spesies yang tidak kompatible melalui kultur embrio atau kultur ovule
13. Tanaman haploid dapat diperoleh melalui kultur anther
14. Produksi tanaman sepanjang tahun
15. Perbanyakan vegetatif untuk spesies yang sulit diperbanyak secara normal
dapat dilakukan melalui kultur jaringan

2.2 Kultur Tanaman Anggrek


Anggrek merupakan sebuah bunga yang biasa menghiasi
sebuah tempat agar terkesan lebih indah . tentunya Anggrek
menarik minat yang besar karena, anggrek dengan bunganya yang
tidak biasa yang sangat bervariasi dalam ukuran dan bentuk dengan
tekstur yang berkilau. Anggrek diperbanyak secara vegetatif
maupun dengan biji. Kultur anggrek merupakan salah satu industry
pembibitan global yang tentunya apabila ditekuni bisa menghasilkan
ratusan ribu sekali penjualannya

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
Beberapa alasan untuk megecambahkan biji anggrek secara in vitro
adalah :
1. Biji anggrek sangat kecil dan mengandung cadangan makanan yang sangat
sedikit atau bahkan tidak ada. Jika dikecambahkan in vivo kemungkinan
besar bisa hilang atau cadangan makanan tidak mencukupi
2. Perkecambahan dan perkembangan bibit sangat tergantung pada simbiosis
dengan fungi. Jika ditumbuhkan tanpa fungi maka disebut perkecambahan
asimbiotik.
3. Jika biji dihasilkan dari persilangan tertentu, maka perkecambahan secara in
vitro akan meningkatkan persentase keberhasilannya.
4. Perkecambahan secara in vitro dapat membantu perkecambahan embrio
anggrek yang belum berkembang atau belum matang sehingga
memperpendek siklus pemuliaannya atau budidayanya
5. Perkecambahan dan perkembangan bibit dapat berlangsung lebih cepat
dalam kondisi in vitro karena lingkungan yang terkendali dan tidak ada
kompetisi dengan fungi atau bakteri yang tidak menguntungkan
2.2.1 Tahapan Kultur Jaringan Angrek
Dalam perbanyakan anggrek, teknik kultur jaringan bertujuan
menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam. Caranya
dilakukan dengan menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (akar,
8

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
daun, batang, mata tunas) atau menumbuhkan jaringan-jaringan
generatif (ovule, embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan
atau padat bebas mikroorganisme. Kegiatan ini dilakukan dalam
ruangan yang steril menggunakan peralatan yang juga disterilkan.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman anggrek dengan
teknik kultur jaringan adalah:
Pemilihan eksplan
Eksplan merupakan suatu sel atau irisan jaringan tanaman
secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium padat atau
cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian
sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami
proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk
dipindahkan kedalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan
terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan
teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan
tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam
jumlah yang besar.
Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat
ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih
muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun
muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya.
Sterilisasi Eksplan dan Alat
Sterilisasi dilakukan untuk membersihkan buah anggrek dari
mikroorganisme yang dapat mengganggu pertumbuhan biji anggrek
saat di kondisi in vitro. Sterilisasi buah anggrek biasanya dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan buah yang masih tertutup
atau buah yang sudah pecah. Jika buah masih tertutup maka

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
sterilisasi lebih mudah dengan menggunakan alkohol dan buah
dibakar di atas api Bunsen. Jika buah sudah pecah maka sterilisasi
juga harus dilakukan terhadap biji yang sudah keluar. Metode yang
kedua akan lebih rumit karena harus dilakukan sterilisasi basah
menggunakan larutan bleach (bayclin) yang dicampur dengan tween
untuk membersihkan buah dan biji anggrek. Salah satu metode
sterilisasi buah anggrek adalah sebagai berikut :

Bahan dan alat


1. Buah anggrek yang sudah masak (tapi belum pecah)

2. Bunsen

3. Alkohol 70%

4. Pinset

5. Kapas

6. Petridish steril

7. Kertas saring steril

Cara kerja
1. Buah anggrek dibersihkan / dilap dengan kapas yang sudah dibasahi dengan
alkohol 70%. Cara lain adalah dengan mencuci dengan detergen atau sunlight
kemudian dibilas dengan air mengalir.
2. Buah anggrek dibawa masuk ke laminair airflow cabinet (LAF) dengan
petridish steril, pinset steril, alkohol 70% dalam botol, dan bunsen
3. Bunsen dinyalakan di dalam LAF

Buah anggrek dicelupkan di dalam alkohol, diangkat sampai sisa


10

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
alkohol tidak menetes, kemudian dibakar diatas api Bunsen.
Dilakukan 3 kali. 5. Buah anggrek siap untuk dibelah dan ditanam
bijinya. Setelah melakukan sterilisasi eksplan dilanjutkan dengan
sterilisasi alat dengan memilih alat yang tahan panas yang nantinya
disterilisasi di autoclave dan mana alat yang tak bisa di sterilkan
menggunakan autoclav
Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan
dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan
tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media
yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan
hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar,
gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya,
tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Media
cair berarti campuran-campuran zat kimia dengan air suling,
sedangkan media padat adalah media zat cair tesebut ditambah
dengan zat pemadat agar.
Media yang digunakan dalam kultur jaringan anggrek tidak
jauh berbeda dengan media lainnya. Sebelum membuat medium,
maka terlebih dahulu kita harus menentukan medium apa yang akan
kita buat. Jenis medium dengan komposisi unsur kimia yang
berbeda dapat digunakan untuk media tumbuh dari jaringan
tanaman yang berbeda pula. Misalnya media Vacin Went sangat
baik untuk media tumbuh anggrek. Tetapi tidak cocok untuk media
tumbuh lain. Untuk membuat media kultur jaringan, biasanya

11

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
menimbang setiap komponen bahan kimia yang terdapat pada resep
medium dasar. Langkah ini kurang praktis karena memakan banyak
waktu dan mengurangi ketepatan. Selain itu, timbangan yang
digunakan untuk menimbang sejumlah kecil bahan kimia kadang-
kadang tidak tersedia. Media yang sudah jadi ditempatkan pada
tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga
harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman
yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan
untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di
laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang
telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan
dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan
perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh
bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan
menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan
jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

12

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar
dari ruangan aseptik ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-
hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup
digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan
hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit
mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara
bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Pemberian fungisida diperlukan untuk mencegah serangan
jamur, pembersihan media secara benar juga mengurangi resiko
serangan. Pemindahan pertama dilakukan ke dalam ‘community
pot’ yang bisa menampung jumlah bibit yang cukup banyak. Pada
tahap awal kelembaban sangat perlu dijaga dan pemberian nutria
tambahan bisa dilakukan dengan penyemprotan pupuk daun.
Selanjutnya bibit bisa dipindah ke pot-pot individu saat daun dan
akar siap untuk mendukung pertumbuhannya

13

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
Gambar 4. Tahap aklimatisasi anggrek, dari atas kiri, menurut arah jarum jam :
pembersihan media agar, perendaman dalam larutan fungisida, bibit dalam
community pot, dan bibit dalam pot individu
2.2.2 Manfaat Tanaman Bunga Anggrek untuk Kesehatan
 Menghentikan pendarahan pada rahim bagi ibu yang baru melahirkan
 Mengobati penyakit TBC (tuberkulosis)
 Obat maag dan penyakit asam lambung
 Obat diare dan disentri
 Obat demam dan nyeri sendi
 Obat sesak napas atau asma
 Obat anti-kanker
 Anggrek sebagai zat anti-biotik
 Menyembuhkan penyakit musim dingin (banyak digunakan oleh masyarakat
Mesir)
 Mengobati gangguan pada mata seperti iritasi dan infeksi
 Mengatasi gangguan syaraf pada otak
 Sebagai antioksidan alami
Manfaat Anggrek untuk Kecantikan
 Membuat kulit lembab sehingga kulit tidak kering dan bersisik

14

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
 Obat awet muda, di China anggrek dijadikan sebagai tonik untuk mengatasi
penuaan dini
 Menghilangkan munculnya garis keriput
 Anggrek sebagai penghilang bau badan, yakni sari bunga anggrek yang harum
dijadikan sebagai parfum
 Anggrek merah muda(pink) mengandung fenol dan flavonoid yang dapat
digunakan untuk mencerahkan wajah dan membantu peremajaan kulit

2.3 Kultur Tanaman Jahe


Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) adalah salah satu
jenis tanaman jahe yang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai
bahan obat. Jahe merah ini berbeda dari jahe biasa yang banyak
digunakan sebagai rempah-rempah maupun jahe gajah atau jahe
emprit karena kandungan minyak atsiri dan oleoresin pada jahe
merah lebih tinggi dibandingkan dengan kandungannya pada jahe
jenis lainnya. Jahe merah berkhasiat untuk menyembuhkan sakit
kepala (pusing), sinusitis, bronkitis, rematik, asam urat, batu ginjal
dan lain-lain. Selain minyak atsiri dan oleoresin, jahe merah juga
mengandung gingerol dan shogaol.

[gambar Jahe]

Secara kultur jaringan, laporan khusus tentang budidaya jahe


15

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
merah sangat terbatas. Dengan menggunakan benih jahe beberapa
varietas bukan jahe merah, telah berhasil dilakukan perbanyakan
secara in- vitro dengan menggunakan tunas pucuk dari
kalus.Penelitian lainnya pada jahe adalah untuk induksi bibit
tetraploid
2.3.1 Tahapan Kultur Jaringan Jahe
Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan
dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan
tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media
yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan
hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar,
gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya,
tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-
botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan
cara memanaskannya dengan autoklaf.Inisiasi adalah pengambilan
eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan
adalah tunas.
Seperti halnya Medium dasar yang digunakan adalah
formulasi garam anorganik makro dan mikro MS dengan
konsentrasi normal dan Vi konsentrasi. Masing-masing media dasar
tersebut diberi tambahan 0.4 mg/1 tiamin HC1, 100 mg/1 myo-
inositol, 0,5 mg/1 asamnikotinat, 2 mg/1 glisin, 30 gram gula pasir,
dan 2 gram/1 phyta gel serta zat pengatur tumbuh sesuai perlakuan.

16

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
Keasaman medium diatur hingga mencapai nilaipH5,7±0,l.
Inisiasi
Inisiasi ekplan dilakukan pada media umumnya media MS
dimana nantinya dalam media tersebut tentu sudah berisi Hormon
atau Zat Pengatur Tumbuh yang nantinya berfungsi dalam
mempercepat proses pengakaran dan proses inisiasi ini sangat
dipengaruhi oleh kandungan dari media yang digunakan.
Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur
jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow
dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang
disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi
yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di
laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang
telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
tempat yang steril dengan suhu kamar
Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan
dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun

17

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala
seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri).
Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar
dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-
hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup
digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan
hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit
mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara
bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

2.3.2 Manfaat Tanaman Jahe


 Membantu meredakan sindrom iritasi usus besar dan gangguan pencernaan kronis
 Perdeda nyeri alami
 Melindungi tubuh dari penyakit Alzheimer
 Menghentikan Mual
 Jahe membantu membersihkan sinus
 Membantu menambah nafsu makan
 Membantu mencegah kanker
 Mengobati kram menstruasi
 Menurunkan risiko penyakit Jantung
 Menurunkan kadar kolesterol
2.4 Kultur Jaringan Tanaman Kentang
Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan lima
kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, jagung, beras

18

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
dan terigu. Negara-negara Eropa, Amerika Serikat,merupakan
negara yang memanfaatkan kentang sebagai makanan
pokok.Kentang juga merupakan sayuran umbi kaya vitamin C dan
Kalium. Komoditas ini mendapat prioritas pengembangan di
Indonesia, karena tanaman ini merupakan salah satu sumber
karbohidrat non beras dan mempunyai potensi dalam program
diversifikasi pangan. Beberapa tahun terakhir ini terlihat bahwa
kebutuhan kentang cenderung meningkat sejalan dengan
berkembangnya jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan dan
berkembangnya industri pengolahan makanan cepat saji. Keadaan
tersebut mengakibatkan bertambah luasnya pertanaman kentang dan
meningkatnya permintaan benih kentang bermutu tinggi ( Balitsa,
2016)

[gambar kentang]
Tanaman kentang dapat digolongkan menjadi kentang sayur
dan kentang industri berdasarkan pemanfaatannya. Kentang olahan
yang banyak dibudidayakan petani adalah varietas Atlantik,
sedangkan kentang sayur yang banyak dibudidayakan adalah
varietas Granola. Kentang varietas Atlantik rentan terhadap
serangan hama dan patogen, sehingga hasil yang diperoleh kurang
maksimal (Mardliyana, 2017) .
Kendala utama peningkatan produksi adalah pengadaan dan
19

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
distribusi bibit kentang berkualitas yang belum kontiyu dan
memadai. Dalam program perbenihan penggunaan bibit bebas
patogen/berkualitas mutlak diperlukan sedangkan kebutuhan bibit
kentang bersertifikat baru dapat dipenuhi sekitar 15%. Bibit tesebut
dapat diperoleh melalui teknik kultur jaringan yang disertai dengan
pengujian patogen terutama penyakit sistemik (virus) secara intensif
dilanjutkan dengan teknik perbanyakan cepat untuk memproduksi
stek in vitro, stek in vivo dan umbi mini
2.4.1 Tahapan Kultur Jaringan Kentang
Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Sebelum melakukan kultur jaringan pada suatu tanaman
kentang, kegiatan yang pertama harus dilakukan adalah memilih
bahan induk yang akan diperbanyak. Tanaman kentang tersebut
harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan
bebas dari hama dan penyakit. Tanaman kentang indukan sumber
eksplan tersebut harus dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus
di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan
sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan
pada waktu dikulturkan secara in-vitro.
Syarat-syarat eksplan yang baik : 
a. Berasal dari induk yang sehat dan subur.
b. Berasal dari induk yang diketahui jenisnya.
c. Tempat tumbuh pada lingkungan yang baik.
Ukuran tunas optimal sekitar 5 cm tingginya ( biasanya ukuran tunas    yang bisa
dipakai sebagai eksplan adalah tunas yang berukuran antara 5 – 10 cm),bukan tunas
yang baru tumbuh atau yang sudah kelewat besar
Inisiasi Kultur

20

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman
yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan
untuk kegiatan kultur jaringan pada tanaman kentang adalah bagian
tunas. Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah
pembuatan kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta
inisiasi pertumbuhan baru (Wetherell, 1976) tahap ini
mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti
bebas dari mikroorganisme maupun penyakit, sedangkan aksenik
berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam
tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan
menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan
dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling
kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya
(Wetherell, 1976).
Masalah yang sering dihadapi pada kultur tahap ini adalah
terjadinya pencokelatan atau penghitaman bagian eksplan
(browning). Hal ini disebabkan oleh senyawa fenol yang timbul
akibat stress mekanik yang timbul akibat pelukaan pada waktu
proses isolasi eksplan dari tanaman induk. Senyawa fenol tersebut
bersifat toksik, menghambat pertumbuhan atau bahkan dapat
mematikan jaringan eksplan
Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan
terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang

21

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
melakukan kultur jaringan juga harus steril. Tunas hidup di atas
tanah sering banyak tanah yang melekat perlu dibersihkan hal ini
karena pada eksplan tunas khususnya pada kentang mengandung
jamur seperti fusarium.
Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di
laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan pada kentang. Tabung
reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar. Tahap ini
bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang
diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam
keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk
tahap berikutnya. Pada tahap ini, perbanyakan dapat dilakukan
dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan
percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk
tanaman secara adventif, baik secara langsung maupun melalui
induksi kalus terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase
inisiasi, di dalam media harus terkandung mineral, gula, vitamin,
dan hormon dengan perbandingan yang dibutuhkan secara tepat
(Wetherell, 1976). Hormon yang digunakan untuk merangsang
pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti
BAP, 2-iP, kinetin, atau thidiadzuron (TDZ). Kemampuan
memperbanyak diri yang sesungguhnya dari suatu perbanyakan
secara in-vitro terletak pada mudah tidaknya suatu materi ditanam
ulang selama multiplikasi (Wetherell, 1976). Eksplan tanaman

22

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
kentang dalam kondisi bagus dan tidak terkontaminasi dari tahap
inisiasi kultur dipindahkan atau disubkulturkan ke media yang
mengandung sitokinin. Subkultur dapat dilakukan berulang-ulang
kali sampai jumlah tunas yang kita harapkan, namun subkultur yang
terlalu banyak dapat menurunkan mutu dari tunas yang dihasilkan,
seperti terjadinya penyimpangan genetik (aberasi), menimbulkan
suatu gejala ketidak normalan (vitrifikasi) dan frekuensi terjadinya
tanaman off-type sangat besar.
Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan
dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan
akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala
seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri). Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk
akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan
hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke
lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh
ketahanannya terhadap pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk
diaklimatisasikan (Wetherell, 1976). Tunas-tunas yang dihasilkan
pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk
pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung
sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat
dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas
secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu.

23

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan.
Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus
atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan.
Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan dengan memindahkan
tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin
seperti NAA atau IBA. Keberhasilan tahap ini tergantung pada
tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
Aklimatisasi
Dalam proses perbanyakan tanaman kentang secara kultur
jaringan, tahap aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap
kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara
masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke
lingkungan di luar botol seperti rumah kaca , rumah plastik, atau
screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut
aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau
tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di
lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah,
atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit
yang siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur
jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat
diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan.

Tahap ini merupakan tahap kritis karena kondisi iklim mikro


di rumah kaca, rumah plastik, rumah bibit, dan lapangan sangatlah
jauh berbeda dengan kondisi iklim mikro di dalam botol. Kondisi di
luar botol bekelembaban nisbi jauh lebih rendah, tidak aseptik, dan
tingkat intensitas cahayanya jauh lebih tinggi daripada kondisi

24

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
dalam botol. Planlet atau tunas mikro lebih bersifat heterotrofik
karena sudah terbiasa tumbuh dalam kondisi berkelembaban sangat
tinggi, aseptik, serta suplai hara mineral dan sumber energi
berkecukupan. Disamping itu tanaman kentang tersebut
memperlihatkan beberapa gejala ketidak normalan, seperti bersifat
sukulen, lapisan kutikula tipis, dan jaringan vaskulernya tidak
berkembang sempurna, morfologi daun abnormal dengan tidak
berfungsinya stomata sebagai mana mestinya. Strutur mesofil
berubah, dan aktifitas fotosintesis sangat rendah. Dengan
karakteristik seperti itu, palanlet atau tunas mikro mudah menjadi
layu atau kering jika dipindahkan ke kondisi eksternl secara tiba-
tiba. Karena itu, planlet atau tunas mikro tersebut diadaptasikan ke
kondisi lngkungan yang baru yang lebih keras. Dengan kata lain
planlet atau tunas mikro perlu diaklimatisasikan.
2.4.2 Manfaat Tanaman Kentang
 Mencegah kanker
 Mengurangi kadar kolesterol
 Mengurangi risiko batu ginjal
 Menjaga kesehatan tulang
 Menurunkan tekanan darah
 Menjaga Kesehatan Jantung
 Berperan Membangun dan pembentukan sel
 Menjaga kesehatan otak dan Saraf
2.5. Kultur Jaringan Tanaman Wortel
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi
yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa
kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi
atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12 -
25

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk
tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga
tumbuh setinggi sekitar 1 m, dengan bunga berwarna putih.

[gambar Wortel]
Wortel merupakan sayuran yang mudah di dapatkan dan
sangat murah juga tetapi manfaatnya sangat banyak bagi kesehatan
tubuh kita. Ada beberapa orang terutama anak-anak tidak menyukai
sayuran ini karena mungkin belum mengetahui apakah manfaat
wortel yang sangat kaya vitamin. Ada beberapa orang tua mengatasi
masalah ini dengan membuat jus untuk keluarga dan anak-anak
tercinta.
2.5.1 Tahapan Kultur Pada Wortel
1 Pembuatan media
2 Inisiasi
3 Sterilisasi
4 Multiplikasi
5 Pengakaran
6 Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung
dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang
26

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan
hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar,
gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya,
tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-
botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan
cara memanaskannya dengan autoklaf.
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman
yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan
untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur
jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow
dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga
dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang
disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.
Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di
laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang
telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan
adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur
jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan
dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan

27

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala
seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk
(disebabkan bakteri).
Fase terakhir adalah fase aklimatisasi yaitu fase penyesuaian
sebelum nantinya ditanam pada media tanah. Tentu fase ini
bertujuan agar nantinya tanaman tidak stress dan mati.
Kandungan Wortel
Daun wortel mengandung porphyrins. Zat ini bermanfaat dapat merangsang kelenjar
pituary dan meningkatkan hormon seks. Pada buah mengandung bisabolene, tiglic
acid dan geraniol. Biji wortel liar mengandung flavonoid, minyak menguap termasuk
asarone, carotol, pinene, dan limonene.
2.5.2 Manfaat Tanaman Wortel
Berikut adalah sederet manfaat wortel yang perlu Anda ketahui. Mudah-mudahan
dengan mengetahui manfaat-manfaat ini anda dan keluarga bisa lebih menyukai
wortel.
 Mengatasi hipertensi: Ambil 500 gr wortel cuci bersih kemudian potong-
potong, beri sedikit air matang, lalu diblender. Saring, dan minum segera.
Usahakan untuk rutin meminum air wortel ini 3 kali dalam sehari.
 Mengatasi demam pada anak: Ambil 200 gr wortel kemudian cuci bersih.
Parut dan peras sampai keluar sarinya. Rebus air perasannya, minum selagi
hangat.
 Mengatasi luka bakar: Wortel ditumbuk hingga halus dan dioleskan pada luka
bakar. Lakukan sesering mungkin sampai luka tidak terasa panas.
 Menyembuhkan batuk: Ambil sebatang wortel lalu bersihkan dan parut. Beri
beberapa sendok air panas dan peras. Tambahkan sedikit gula aren, aduk
sampai rata. Minum 2 kali dalam sehari.

28

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
 Mengatasi nyeri haid: 250 gr wortel cuci bersih lalu potong-potong.
Tambahkan sedikit air, lalu lender. Usahakan untuk meminum ramuan ini
setidaknya 2 kali dalam sehari.
 Mengatasi sembelit: Ambil 2 wortel yang masih muda lalu cuci bersih dan
parut. Tambahkan 2 sdm air matang dan sedikit garam, lalu peras. Minum
airnya 2 kali sehari.
 Menghaluskan wajah: Ambil 2 – 3 wortel yang sudah dikupas bersih, lalu cuci
dan parut. Kemudian langsung oleskan pada wajah sebagai masker. Tunggu
sampai kering. Bilas (Soedjarwo).

29

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan diatas sebagai berikut.
1. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman
seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi
aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh
menjadi tanaman lengkap kembali
2. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai
bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian
tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup.
3. Masalah yang sering dihadapi dalam kultur jaringan adalah kontaminasi dan
vitrifikasi
4. Adapun tahapan kultur jaringan meliputi ; pemilihan eksplan, pembuatan
media,inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran serta aklimatisasi.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan belajar bagi teman-
teman semua yang ingin mengetahui aplikasi kultur jaringan kepada
beberapa tanaman yang sudah dilengkapi tahapan dan pantangan
dalam melakukan kultur pada tanaman.
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan
atau kekeliruan , kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun.

30

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi
DAFTAR PUSTAKA
Annonim.Kultur in Vitro Menggunakan Kalus Wortel.[diakses 28 Maret 2021].
Tersedia : http://gubukktani.blogspot.com/2014/07/kultur-in-vitro-
menggunakan-kalus-wortel.html?m=1
Budilaksono.2016. Kultur Jaringan Tanaman,Wortel(Daucus carrota). [diakses pada
28 Maret 2021]. Tersedia : https://www.pandanuskelila.com/2015/04/kultur-
jaringan-tanaman-wortel-daucus.html?m=1
Yuniardi, fifit. 2019.RESPONS INDUKSI TUNAS AKSILAR KENTANG (Solanum
tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA TERHADAP PENAMBAHAN
BENZYLAMINOPURINE DAN EKSTRAK TOUGE SECARA IN
VITRO.Disertasi. SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA
WACANA METRO 2019
Paramita Cahyaningrum Kuswandi. 2012. MENUMBUHKAN SEMANGAT
BERWIRAUSAHA DENGAN MEMANFAATKAN BIOTEKNOLOGI
MELALUI PENGENALAN AKLIMATISASI ANGGREK HASIL
KULTUR JARINGAN. [diakses pada 27 maret 2021]. Tersedia :
file:///C:/Users/user/Downloads/kultur-jaringan-anggrek-makalh-ppm.pdf

31

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan


Program Studi S1 Biologi

Anda mungkin juga menyukai