Disusun Oleh:
Titrasi asam basa adalah menetralkan larutan yang tidak diketahui dengan
cara meneteskan (titrasi) suatu asam kuat dan basa kuat yang diketahui
konsentrasinya ke dalam larutan tersebut. Penetralan merupakan kata kunci yang
harus dipahami dalam titrasi jenis ini dimana ion hydrogen yang menyebabkan
suatu larutan yang bersifat asam bereaksi dengan ion hidoksida yang
menyebabkan larutan basa bersifat basa sehingga membentuk suatu molekul air,
sehingga membentuk molekul air. Untuk mengetahui sempel yang bersifat basa ,
maka standar yang digunakan untuk proses titrasi adalah standar asam ( motode
lebih jauh dikenal dengan istilah asimetri ), demikian juga sebaiknya standar bias
digunakan untuk mengetahui konsentrasi sampel yang bersifat basa yang dikenal
dengan istilah alkalimetri (Winanti, 2012).
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan
istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis, titrasi dilakukan
dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit atau tetes demi tetes basa melalui
buret ke dalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak dalam labu
erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi, ditandai dengan berubahnya
indikator (Sudarmo, 2013).
Reaksi penetralan dapat digunakan untuk menetapkan kadar atau
konsentrasi suatu larutan asam atau basa. Penetapan kadar suatu larutan ini
disebut titrasi asam-basa. Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutan yang
telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain dengan bantuan
indikator sampai tercapai titik ekuivalen. Titrasi dihentikan tepat pada saat
indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna indicator disebut
titik akhir titrasi (utami:2009)
Titrasi asam basa adalah menetralkan larutan yang tidak diketahui dengan
cara meneteskan (titrasi) suatu asam kuat dan basa kuat yang diketahui
konsentrasinya kedalam larutan tersebut. Penetralan merupakan kata kunci yang
harus dipahami dalam titrasi jenis ini dimana ion hydrogen yang menyebabkan
suatu larutan yang bersifat asam bereaksi dengan ion hidoksida yang
menyebabkan larutan basa bersifat basa sehingga membentuk suatu molekul air,
sehingga membentuk molekul air. Untuk mengetahui sempel yang bersifat basa ,
maka standar yang digunakan untuk proses titrasi adalah standar asam ( motode
lebih jauh dikenal dengan istilah asimetri), demikian juga sebaiknya standar bias
digunakan untuk mengetahui konsentrasi sampel yang bersifat basa yang dikenal
dengan istilah alkalimetri (Winanti, 2012).
Ada 4 macam reaksi yang digunakan dalam titrasi :
1. reaksi asam-basa
2. reaksi redoks
3. reaksi pengendapan
4. reaksi pembentukan kompleks.
Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan
larutan standar, yaitu larutan yang telah diketahui konsentrasinya, dan biasanya
berupa larutan asam atau basa yang mantap (konsentrasinya tidak mudah
berubah). Larutan standar dapat dibagi dua yaitu larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan yang telah
diketahui konsentrasinya, dalam proses pembuatannya larutan standar primer ini
tidak perlu distandarisasi dengan larutan lain untuk memastikan konsentrasi
larutan yang sebenarnya. Sedangkan larutan standar sekunder adalah larutan yang
dipergunakan untuk menstandarisasi / menentukan konsentrasi larutan lain tetapi
larutan standar tersebut harus distandarisasi terlebih dahulu untuk memastikan
konsentrasi yang sebenarnya (Tim Dosen, 2016).
Titrasi asam-basa sering disebut asidimetri-alkalimetri, sedang untuk
titrasi atau pengukuran lain-lain sering juga dipakai akhiran ometri menggantikan
metri. Kata metri berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengukuran, jadi
asidimetri dapat diartikan pengukuran jumlah asam ataupun pengukuran dengan
asam (yang diukur jumlah basa atau garam). Secara tersirat diutarakan
sebelumnya bahwa titrasi asidimetri-alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam
dan/atau basa (Arikunto,2010).
BAB III
METODELOGI
1. NaOH 0,1 M
2. HCl 0,1 M
3. H2C2O4
4. Indikator penolphetalein (PP)
5. Erlenmeyer
6. Buret 50 ml
7. Statif dan klem
8. Gelas ukur 25 ml atau 10 ml
9. Corong kaca
N Ulangan
Prosedur Rata-rata
o 1 II III
1 Volume larutan asam 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
oksalat 0,1 M
2 Volume NaOH terpakai 5 mL 4,5 mL 5,5 mL 5 mL
N Ulangan
Prosedur Rata-rata
o 1 II III
1 Volume larutan HCl 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
• Ulangan 2
n x M NaOH x V NaOH = n x M H2C2O4 x V H2C2O4
2 x M NaOH x 4,5 ml = 1 x 0,1 x10 ml
M NaOH x 9 =1
M NaOH = 0,11 M
• Ulangan 3
n x M NaOH x V NaOH = n x M H2C2O4 x V H2C2O4
2 x M NaOH x 5,5 ml = 1 x 0,1 x10 ml
M NaOH x 11 =1
M NaOH = 0,09 M
• Rata-rata
n x M NaOH x V NaOH = n x M H2C2O4 x V H2C2O4
2 x M NaOH x 5 ml = 1 x 0,1 x10 ml
M NaOH x 10 =1
M NaOH = 0,1 M
5.2. Standarisasi NaOH dalam HCl
Mencari molaritas HCl
• Ulangan 1
n x M HCl x V HCl = n x M NaOH x V NaOH
1 x M HCl x 10 ml = 1 x 0,1 x 9 ml
M HCl x 10 ml = 0,9
M HCl = 0,09 M
• Ulangan 2
n x M HCl x V HCl = n x M NaOH x V NaOH
1 x M HCl x 10 ml = 1 x 0,1 x 9,5 ml
M HCl x 10 ml = 0,95
M HCl = 0,095 M
• Ulangan 3
n x M HCl x V HCl = n x M NaOH x V NaOH
1 x M HCl x 10 ml = 1 x 0,1 x 10 ml
M HCl x 10 ml =1
M HCl = 0,1 M
• Rata-rata
n x M HCl x V HCl = n x M NaOH x V NaOH
1 x M HCl x 10 ml = 1 x 0,1 x 9,5 ml
M HCl x 10 ml = 0,95
M HCl = 0,095 M
BAB IV
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Mahasiswa telah mampu menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis
contoh yang mengandung asam. teknik mentitrasi untuk menganalisis
contoh larutan asam adalah dengan mengetahui terlebih dahulu nama
laruan dan berapa pH nya. jika pH nya 1-6 itu Asam, jika pH nya 7 maka
larutan garam dan jika pH 8-14 itu larutan basa.
2. Mahasiswa telah mampu menstandarisasi larutan.menstandarisasi larutan
yaitu dengan menggunakan indikator penolphtalein yang ditetesi kedalam
larutan yang ingin distandarisasi dan alirkan larutan NaOH kedalam
erlenmeyer dan digoyang erlenmeyernya sampai warna larutan merah
muda.
6.2. Saran
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati-hati dalam
menggunakan larutan-larutan yang ada di laboratorium dan dalam melakukan
praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur
volume larutan basa (NaOH), karena volume larutan NaOH sangat mempengaruhi
hasil konsentrasi HCl.
JAWABAN PERTANYAAN