Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/281346569

PEMBELAJARAN KONVERGENSI BARISAN BILANGAN DAN FUNGSI REAL


DENGAN MATLAB dan GEOGEBRA

Conference Paper · October 2013

CITATIONS READS

0 11,170

10 authors, including:

Hanna Arini Parhusip


Universitas Kristen Satya Wacana
91 PUBLICATIONS   80 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pusnas 2015/2016 View project

All content following this page was uploaded by Hanna Arini Parhusip on 30 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Bidang Kajian : Pendidikan Matematika

PEMBELAJARAN KONVERGENSI BARISAN BILANGAN DAN


FUNGSI REAL DENGAN MATLAB dan GEOGEBRA
H.A. Parhusip
Program Studi Matematika
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak
Paper ini memberikan petunjuk untuk memulai belajar analisa real dengan menggunakan
visualisasi MATLAB dan GEOGEBRA. Studi konvergensi dapat dengan mudah dilakukan jika
barisan bilangan real dan barisan fungsi real divisualisasikan dalam suatu grafik. Ilustrasi dapat
dilakukan secara langsung untuk beberapa nilai n sekalipun kita menghendaki untuk mempelajari
konvergnsi barisan untuk n menuju tak hingga.
Beberapa contoh barisan real ditunjukkan dengan bukti formal secara lengkap
menggunakan definisi dan visualisasi dengan MATLAB. Sedangkan barisan fungsi ditunjukkan
dengan visualisasi grafik menggunakan GEOGEBRA. Makalah ini juga membantu pembaca untuk
menuliskan pembuktian analisa real lebih mudah untuk disampaikan kepada siswa/mahasiswa
karena didukung dengan grafik.

Kata kunci: konvergensi, divergensi, terbatas

A. Pendahuluan
Cara memahami dan menuliskan kembali bukti dalam matematika merupakan
masalah yang umum bagi siswa, mahasiswa maupun pengajar. Selama ini seringkali
siswa diajar dengan teknik berhitung sedangkan cara menuangkan alasan secara
matematis sangat minim diajarkan. Demikian pula mengkomunikasikan hasil hitungan
secara formal dan saintifik (mengikuti kaidah matematika) juga sangat mungkin belum
dialami siswa sehingga ketika menjadi mahasiswa matematika hal itu menjadi kendala
yang sangat besar. Khususnya dalam memberikan pembuktian pada analisa real
diperlukan tata bahasa analisis yang formal sesuai definisi. Kemampuan mengungkapkan
alasan dalam analisis sangat diperlukan.
Literatur analisa real (Royden,1988;Trench,2003;Web1) umumnya sangat formal
(secara matematis) sebagaimana penulis amati dimana visualisasi sangat jarang
dilakukan. Untuk itulah kemampuan ini perlu dikaji dan dikembangkan. Terlebih lagi
adanya penggunaan komputer, maka analisis sangat terbantu untuk mengungkapkan
fenomena umum dari suatu kasus yang dipelajari.
Tulisan ini menginspirasi bagaimana menuliskan pembuktian secara formal dalam
analisa real khususnya tentang konvergensi atau divergensi suatu barisan bilangan real.
Kasus yang dipelajari sangat sederhana yaitu barisan
3n  1 n4 en
(a). a n  (b). a n  2 (c). a n  n .
n2 2n  1 2
Dari ketiga kasus yang dipelajari sebagai contoh maka diharapkan mahasiswa dapat
mengolah soal jawab yang terkait dengan pembuktian tersebut.

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
B. Pembuktian Konvergensi dan Divergensi Barisan dan Visualisasinya
Kasus 1.
3n  1 3  1 / n
an   . Untuk n   maka 1/n  0 dan 2/n  0 .
n  2 1 2 / n
3  1/ n
Oleh karena itu lim a n  lim  3 / 1  3. Jelas barisan konvergen ke 3.
n  n  1  2 / n

Biasanya mahasiswa menulis hanya berhenti sampai disini. Secara formal matematis,
maka perlu ditulis lebih ’elegant’. Secara formal , suatu barisan bilangan real dikatakan
konvergen (punya limit) dengan definisi berikut.

Definisi 1. (Goldberg,1976)
Suatu barisan bilangan real a n  dikatakan mempunyai limit L, atau barisan tersebut
konvergen ke L ditulis lim a n  L artinya untuk sembarang   0 , pertidaksamaan
n 

an  L   harus dipenuhi untuk semua nilai n  N . Dengan kata lain an  L   harus


dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan berhingga n, sebutlah
pada n =1,2,…,N-1. Untuk memahami definisi tersebut kita akan membahas barisan
3n  1
an  dan akan membuktikan dengan menuliskan secara formal bahwa
n2
3  1/ n
lim a n  lim  3 / 1  3.
n  n  1  2 / n

Cara ini yang biasa digunakan siswa. Akan tetapi pada tingkat universitas masih
perlu dibuktikan bahwa lim a n  3 . Artinya untuk sembarang   0 , pertidaksamaan
n 

an  3   harus dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan
berhingga n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada n=N berlaku dan N pada
umumnya tergantung pada nilai  . Kita dapat mempelajari hal ini dengan mendaftar
sebagai tahap observasi. Agar membuat daftar dengan mudah, kita dapat menggunakan
MATLAB sebagai alat bantu. Program tentang ini dan hasil keluaran ditunjukkan pada
Tabel 1 dan Gambar 1.

Tabel 1a. Daftar Program untuk Tabel 1b. Daftar Program untuk mendaftar
3n  1 3  1 / n 3n  1 3  1 / n
menggambar an   . an   untuk n merupakan
n  2 1 2 / n n  2 1 2 / n
__________________________ kelipatan 10 (buat sebagai kelanjutan Tabel 1a)
clear __________________________
close all n=10;j=1;
n=[1:100]'; while n<=100
a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n'); gn=g(n);
an=a(n); epsku=3-gn;
figure(1) Daftar=[n gn epsku]
plot(n,an,'o'); Simpan(j,:)=Daftar
epsku=3-an; j=j+1
Daftar=[n an epsku] n=j*10;
end

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
Gambar 1 membantu intuisi kita untuk mendapatkan pemahaman sifat konvergen barisan
tersebut yaitu 3. Yang menjadi masalah berapakah n = N sehingga kita dapat menjamin
limit barisan tersebut 3?. Jikalau hasil Gambar 1 didaftar untuk beberapa n (misalnya
3n  1
kelipatan 10) maka kita dapat mendaftar setiap n dan nilai an  serta  yang
n2
diperoleh. Kita dapat menambahkan perintah pada program sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 1b.

3n  1 3  1 / n
Gambar 1. Visualisasi a n   untuk beberapa n
n  2 1 2 / n

Tabel 2. Daftar n, nilai barisan tiap n dan nilai  untuk tiap n.


n an 
10 2.5833 0.4167
20 2.7727 0.2273
30 2.8438 0.1563
40 2.8810 0.1190
50 2.9038 0.0962
60 2.9194 0.0806
70 2.9306 0.0694
80 2.9390 0.0610
90 2.9457 0.0543
100 2.9510 0.0490

Secara analitik, umumnya kita tetapkan  , kemudian kita dapat mendapatkan nilai
n=N yang sesuai dengan  yang dipilih. Dengan kata lain kita perlu memformulasikan
untuk suatu n=N yang umumnya tergantung pada  . Sedangkan Tabel 2 diperoleh
dengan menetapkan nilai n terlebih dahulu sehingga nilai  diperoleh merupakan selisih
nilai an dengan 3 (yang sudah kita klaim sebagai limit barisan). Secara komputasi, maka
nilai n lebih mudah ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan prosedur analitik menjelaskan
bahwa kita tetapkan terlebih dahulu  . Kita dapat menetapkan misalkan  sekitar 0.1
maka berdasarkan Tabel 2, kita dapat memperoleh n=N sekitar 40. Nampaknya cara
analitik lebih susah tetapi hal itu diperlukan untuk proses pembuktian umum bahwa
barisan tersebut konvergen pada 3. Kita coba dengan proses ini.
Dengan proses berikut ini ternyata salah. Kita akan mencari batas N dengan cara
mencari batas paling atas yaitu  sehingga

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
an  3   atau -  < 3n  1  3 <  .
n2
Dengan menggunakan batas atas, sebutlah
3n  1
 3 =  atau 3n +1 -3n -6 =  n +2  .
n2
atau
  5  2 
-5-2  = n  atau n= N =   . (*)
 
Notasi . menyatakan bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan
argumen didalamnya. Jelas bernilai bulat negatif, padahal n harus positif bulat. Jika
dipilih batas bawah
 5  2 
-n  -2  = -5 atau n=N=  (**)
  
Dari kedua batas ini kita belum mendapatkan secara eksplisit untuk nilai n terkecil yang
diijinkan sehingga kita dapat mengatakan bahwa dimulai dari n=N maka limit barisan
tersebut adalah 3. Cara menentukan n=N dapat lebih praktis dengan cara sebagai berikut.
3n  1 3n  1 3n  6
Coba -  <  3 <  ditulis sebagai an  3   yaitu  <  atau
n2 n2 n2
5
<  . Karena  bilangan positif kecil dan n bilangan asli maka kita dapat memilih
n2
5 5  2 5  2
<  atau 5 < n  +2  atau  n . Jadi kita dapat memilih N > agar
n2  
barisan konvergen pada 3. Perhatikan bahwa dengan kondisi ini kita dapat memilih N
dengan menetapkan  terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 3. Jadi dengan
5  2
cara ini kita dapat memperoleh bukti bahwa an  3   untuk n  N dengan N  .

5  2
Perhatikan bahwa N bilangan asli (bulat), padahal dapat tidak bulat. Untuk itu kita

5  2  5  2 
perlu menuliskan kondisi N  menjadi N   . Jadi dari tata cara menulis
   
5  2
an  3   sangat menentukan dalam mendapatkan kondisi N  . Hal ini

ditunjukkan pada program pada Tabel 3 serta ilustrasi untuk an , an   , dan a n   pada
 5  2 
Gambar 2. Sedangkan untuk data tiap n untuk n=N   . an , an   , dan a n  
  
dengan nilai  ditetapkan terlebih dahulu ditunjukkan pada Tabel 4.

3n  1
Tabel 3. Program untuk an  dengan menetapkan  terlebih dahulu.
n2
clear
close all
epsku=[0.2 0.1 0.05 0.025 0.01 0.005 ];
n=round((5-2*epsku)./epsku);
a=inline('(3*n +1)./(n+2)','n');
an=a(n);

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
anminuseps=an-epsku;
anpluseps=an+epsku;
figure(1)
plot(n,an,'o',n,anminuseps,'*',n,anpluseps,'.-');
Daftar=[epsku' n' anminuseps' an' anpluseps']

Tabel 4. Daftar nilai berbagai a  3n  1 untuk berbagai  yang ditetapkan


n2
n

 5  2  an   an 
3n  1 - an  
     N pada n=N n2 pada n=N
0.2000 23 2.6000 2.8000 3.0000
0.1000 48 2.8000 2.9000 3.0000
0.0500 98 2.9000 2.9500 3.0000
0.0250 198 2.9500 2.9750 3.0000
0.0100 498 2.9800 2.9900 3.0000
0.0050 998 2.9900 2.9950 3.0000

3n  1 3  1 / n
Gambar 2. Visualisasi an   untuk beberapa n dengan menetapkan  terlebih dahulu.
n  2 1 2 / n

n4
Kasus 2. Pelajari a n  . Bagaimana lim a n ?
2n 2  1 n 

Jawab : Barisan tersebut berbentuk fungsi rasional dalam n dengan pembilang n + 4 dan
penyebut bentuk kuadrat. Untuk n yang membesar maka penyebut akan lebih cepat
membesar daripada pada bagian pembilang. Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan
intuisi tersebut bahwa lim a n =0. Untuk memberikan penjelasan yang lebih kreatif kita
n 
dapat memvisualisasikan barisan tersebut untuk berbagai n. Kita dapat mengubah
program pada Tabel 1 dengan menggantikan definisi barisan. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa untuk n yang kecil (sekitar mulai dari n=10, maka barisan sudah
mendekati 0 sehingga kita tidak perlu menggunakan n yang terlalu besar. Hasil keluaran
pada Gambar 3 yang menunjukkan bahwa untuk n membesar maka nilai barisan menuju
ke 0.
Tabel 5. Program untuk mengilustrasikan dan mendaftar a  n  4
2n 2  1
n

Clear
close all
n=[1:10]';
a=inline('(n +4)./(2*n.^2+1)','n');
an=a(n);
figure(1)
plot(n,an,'o');
epsku=abs(0-an);
Daftar=[n an epsku]

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
Secara formal, kita perlu membuktikan bahwa untuk sembarang  >0, pertidaksamaan
an  0   harus dipenuhi untuk semua nilai n, kecuali paling banyak pada bilangan
berhingga n, sebutlah pada n=1,2,…,N-1. Sedangkan pada n=N berlaku dan N pada
umumnya tergantung pada nilai  .
Dengan cara kasus 1 , kita dapat menulis an  0   yaitu
n4 1 4/ n
  sebagai  .
2n  1
2
2n  1 / n

n4
Gambar 3. Visualisasi an  untuk berbagai nilai n.
2n 2  1
Kita ambil batas atas sehingga berlaku
1 + 4/n < 2n  +  /n atau 1 + (4 -  )/n < 2n  .
Dalam bentuk ini kita belum mampu menyederhanakan (mendapatkan kondisi n=N yang
tergantung  . Kita ubah dengan cara lain berikut ini. Jelas bahwa
4 n4 n4
 2   . (a1)
2n 2
2n  1 2n 2
Perhatikan bahwa pertidaksamaan tersebut dicari sedemikian rupa sehingga kita
mendapatkan suatu n=N yang hanya tergantung  . Untuk mendapatkan urutan
pertidaksamaan yang benar kita dapat menggunakan program MATLAB untuk membantu
kita dalam menvisualisasikan.
Tabel 6. Menggambar berbagai barisan pada
pertidaksamaan (a1).
clear
close all
n=linspace(1,10,20);
an1=(n +4)./(2*n.^2+1);
an2=(n +4)./(2*n.^2);
an3=4./(2*n.^2);
plot(n,an1,’*’,n,an2,’o’,n,an3,’.’)

Gambar 4.
Visualisasi 4 (bertanda .), n  4 (bertanda *) dan
2n 2 2n 2  1
n  4 (bertanda o) untuk berbagai nilai n.
2n 2

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
4 2
Jadi kita dapat menggunakan batas 2
 2 <  untuk mencari N. Dengan
2n n
2 2
menggunakan notasi n = N pada 2 diperoleh 2 < N 2 atau  N . Marilah kita daftar
n 
untuk berbagai nilai  yang kita tetapkan dengan mengambil nilai N yang memenuhi
2
 N dan menyelidiki nilai barisan untuk setiap N yang dipilih. Kita dapat

2
mendaftarnya dengan MATLAB. Perhatikan bahwa tidak bulat maka kita perlu

membulatkan dengan fungsi floor pada MATLAB. Program ditunjukkan pada Tabel 7
dan hasil keluaran program ditunjukkan dengan daftar Tabel 8 agar kita dapat melihat
seberapa besar nilai barisan untuk tiap  dan N yang dipilih.
2
Tabel 7. Program MATLAB untuk membuat daftar nilai  dan serta nilai barisannya.

epsku=[0.2 0.15 0.1 0.05 0.025 0.02 0.01 0.005 0.0025 0.001]
batasn=round(sqrt(2./epsku));
Daftar=[epsku’ batasn’];
siN=batasn + 1;
an=(siN +4)./(2*siN.^2+1);
Daftark=[epsku’ batasn’ siN’ an’]

Tabel 8. Daftar  yang ditetapkan dan nilai N dan barisan yang diperoleh
 2 n4
   n=N yang dipilih an 
  2n 2  1
pada N yang dipilih
0.2000 3 4 0.2424
0.1500 3 4 0.2424
0.1000 4 5 0.1765
0.0500 6 7 0.1111
0.0250 8 9 0.0798
0.0200 10 11 0.0617
0.0100 14 15 0.0421
0.0050 20 21 0.0283
0.0025 28 29 0.0196
0.0010 44 45 0.0121

n4
Bagaimana menuliskan bukti formal bahwa lim a n  lim  0? .
2n 2  1
n  n 

Hal ini ditunjukkan berikut ini berdasarkan tahap observasi di atas.


n4
lim a n  lim 2  0 artinya untuk setiap sembarang  > 0 maka perlu ditunjukkan
n  n  2n  1

n4 4 n4 n4


 0   untuk n  N . Dengan mengetahui bahwa  2  
2n  1
2
2n 2
2n  1 2n 2
4 2
kita dapat memilih 2
 2 <  untuk mencari N. Dengan menggunakan notasi n = N
2n n
2 2
pada 2 <  diperoleh 2 < N 2 atau N.
n 

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
en
Kasus 3. Bagaimana dengan lim a n  lim ?
n  n  2 n

Sebagaimana pada kasus 1 dan 2, untuk mendapatkan intuisi tentang sifat barisan
untuk n membesar, maka kita dapat membuat gambar atau mendaftar an untuk berbagai
nilai n. Karena pembilang dan penyebut membesar dengan cepat untuk nilai n yang
diberikan, kita menggunakan n yang tidak terlalu besar. Kita hanya mengedit program
Tabel 1 yang ditunjukkan pada Tabel 9 dan hasil keluaran ditunjukkan pada Gambar 5.
Tabel 9. Program MATLAB untuk
n
en
e Tabel 10. Daftar nilai n dan
menggambar barisan n 2n
2 n
clear
en
close all 2n
n=[1:10]'; 1 1.3591
a=inline('exp(n)./(2.^n)','n'); 2 1.8473
an=a(n); 3 2.5107
figure(1) 4 3.4124
plot(n,an,'o'); 5 4.6379
Daftar=[n an] 6 6.3036
7 8.5674
8 11.6444
9 15.8263
10 21.5102

en
Gambar 5. Ilustrasi barisan
2n
Daftar nilai n dan barisan terkait ditunjukkan pada Tabel 10. Hasil grafik menunjukkan
en
bahwa untuk n yang membesar maka kita peroleh n yang membesar juga. Kita tidak
2
dapat menyimpulkan : berapakah n=N sehingga untuk setiap n>N maka ada bilangan
berhingga yang dekat dengan nilai barisan pada n=N. Barisan demikian kita sebut barisan
divergen. Untuk itu kita perlu membuktikan bahwa barisan tersebut divergen (tidak ada
suatu nilai berhingga yang dapat dipilih). Kita menuliskan an   untuk n   .
Secara formal ditulis suatu barisan dikatakan divergen dalam definisi berikut.

Definisi 2 (barisan divergen) (Goldberg,1976)


Suatu barisan bilangan real a n  mendekati tak hingga (divergen) untuk n mendekati tak
hingga jika untuk sembarang bilangan real M >0, terdapat suatu bilangan positif bulat N
sedemikian hingga berlaku
an  M , n  N  . (a2)
Ekspresi (a2) menjelaskan bahwa jika kita menetapkan bahwa limit barisan adalah M ,
maka nilai barisan akan selalu lebih besar dari M pada suatu n=N. Kita akan bahas pada
kasus 3.

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
n
en e e
Diberikan suatu M > 0, > M atau    M atau n ln    ln M atau
2 2
n
2
ln M ln M ln M
n   . Jadi dipilih
 e  ln e  ln 2 1  ln 2
ln  
2
ln M
n (n  N ) . (b)
1  ln 2
ln M
Jadi jika dipilih N  maka (b) dipenuhi atau berarti barisan tersebut
1  ln 2
ln M
divergen. Ekspresi bisa tidak bulat sedangkan N harus bulat positif (karena
1  ln 2
sebagai indeks). Maka kita dapat menuliskan (b) dengan
 ln M 
n , (n  N ) ©
1  ln 2 
Kita dapat melakukan observasi menggunakan kondisi (c) dengan menetapkan M dan
memilih N, serta mendaftar nilai barisan pada tiap N. Perintah untuk melakukan hal ini
ditunjukkan pada Tabel 11 dan keluarannya ditunjukkan pada Tabel 12.
Tabel 11. Program MATLAB dengan input M dan mencari batas (c) dan nilai barisan
Clear
close all
M=[5 10 15 20 30 50 60 70 80];
batasN=log(M)./(1 -log(2))
Npilih=floor(batasN)+1;
aNpilih=exp(Npilih)./(2.^Npilih);
DaftarMNan=[M' batasN' Npilih' aNpilih']

ln M en
Tabel 12.Daftar M, , dan N serta nilai barisan n
1  ln 2 2
M ln M N n
yang dipilih
e
1  ln 2 2n
100 15 16 136
200 17 18 250
300 19 19 340
400 20 20 463
500 20 21 629
600 21 21 629
700 21 22 855

Perhatikan bahwa pada kasus ini kita berharap bahwa ada suatu limit sebutlah M sehingga
untuk N yang dipilih maka hasil nilai barisan akan cukup saling berdekatan atau berbeda
cukup kecil (kurang dari 1) untuk N yang berturutan. Mungkin kita mencurigai hasil
tersebut karena N masih kecil. Kita dapat menguji program dengan menggunakan
program Tabel 8 untuk M yang jauh lebih besar.
Berikut ini kita dapat pula menggunakan Geogebra untuk menjelaskan
konvergensi barisan fungsi real.

C. Cara menggunakan GEOGEBRA untuk Barisan Fungsi Real

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
Geogebra mempunyai fasilitas Excel yang memungkinkan kita dapat membuat
barisan fungsi secara cepat dan fungsi slider yang memungkinkan kita dapat melakukan
animasi.

Contoh 1. Perhatikan f n ( x)  x n untuk x  0,1.


Kita tidak perlu menggunakan n sebagai parameter dalam fungsi slider, karena gambar
akan diperoleh 1 grafik saja jika menggunakan slider untuk n. Yang kita perlukan adalah
ilustrasi grafik untuk berbagai n. Oleh karena itu kita menggunakan Excel dalam
Geogebra. Berbeda dengan Excel pada Microsoft, Excel pada Geogebra memungkinkan
untuk menuliskan fungsi f(x) secara eksplisit tanpa mendefinisikan titik-titik x yang
digunakan. Tahapan yang dilakukan ditunjukkan berikut ini.
Tahap 1. Klik spreadsheet , buat daftar n pada kolom A1, ketik 1. Baris kedua ditulis
=A1 + 1. Drag untuk baris selanjutnya sehingga diperoleh n=1,2,...16 (boleh
lebih).
Tahap 2. Ketik pada B1 =x^A1 maka akan muncul grafik yang dikehendaki.
Tahap 3. Buat grafik lain dengan menggunakan drag.
Tahap 4. Atur sumbu x, dengan klik sumbu->Graphics-> atur jendela sumbu x dan
sumbu y. Diperoleh Gambar 6.

Gambar 6. Ilustrasi f n ( x)  x n untuk x  0,1 untuk beberapa n

Catatan : Dapat juga hanya mengcopy Gambar, dengan fasilitas :


File ->Export -> Graphic View to Clipboard , maka akan diperoleh grafik saja.
Analisis yang biasa diperlukan untuk barisan f n ( x)  x n adalah konvergensi
barisan tersebut : apakah konvergen pada suatu fungsi kontinu pada setiap x  0,1? .
Secara visual pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa pada persekitaran x=0 dan x=1 barisan
tersebut konvergen pada nilai fungsi yang berbeda. Hal ini menunjukkan perlunya definisi
konvergensi yang tergantung pada titik yang dipilih (disebut konvergen titik) dan
konvergensi yang tergantung pada interval yang dipilih (disebut konvergen seragam).
Jelas bahwa f n ( x)  x n menjadi tidak konvergen seragam pada setiap x  0,1 karena ada
2 titik yang melanggar (punya limit berbeda) pada interval tersebut.

Contoh 2. Perhatikan fungsi f n pada 0,   yang diberikan oleh


1
f n ( x)  sin nx .
n
Tahap 1. Klik spreadsheet , buat daftar n pada kolom A1, ketik 1. Baris kedua ditulis
=A1 + 1. Drag untuk baris selanjutnya sehingga diperoleh n=1,2,...16 (boleh lebih).
Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
Tahap 2. Ketik pada B1 ‘=sin(A1x)/A1 maka akan muncul grafik yang dikehendaki.
Tahap 3. Buat grafik lain dengan menggunakan drag.
Tahap 4. Atur sumbu x, dengan klik sumbu->Graphics-> atur jendela sumbu x dan sumbu
y. Diperoleh Gambar 7.

1
Gambar 7. Jendela Geogebra untuk f n ( x) 
sin nx
n
Selanjutnya kita dapat melakukan analisa sebagaimana pada materi kuliah reguler.
Perhatikan bahwa untuk n   (ditunjukkan untuk n =1 hingga 9) maka perilaku barisan
fungsi berosilasi di sekitar sumbu x atau sebagai fungsi y=0. Jadi dugaan limit barisan
1
untuk membuktikan secara formal ditulis perlu dibuktikan lim f n ( x)  lim sin nx  0.
n n n

1
Ditulis :   0, sin nx  0   , n  N (*)
n
1 1 1
Jelas bahwa sin nx   . Karena sin nx  1 maka sin nx  . Karena n bilangan
n n n
1 1
asli maka kita dapat membuang tanda absolut pada ruas kanan sehingga sin nx    .
n n
1
Jadi kita dapat memilih    n  N agar persamaan (*) terpenuhi. Terbukti
 
1
lim f n ( x)  lim sin nx  0.
n n n

Contoh 3. Diberikan f n ( x)  xne  n x untuk semua x  0 dan n  1 .


Visualisasi dapat dilakukan dengan cara yang sama pada Contoh 1 dan Contoh 2
sehingga dapat diperoleh Gambar 8.

Gambar 8. Ilustrasi f n ( x)  xne  n x untuk semua x  0 dan n  1 .

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
Sekalipun kurva pada sekitar 0< x<0.5 bernilai sekitar 0.4 , kurva-kurva tersebut
cenderung menuju ke y=0 untuk n besar dimulai dari x > 0.5. Jadi klaim fungsi sebagai
limit adalah lim f n ( x)  lim f n ( x)  xne  n x  0.
n n

Contoh 4. Diberikan f n ( x)  nx1  x 2  pada [0,1] untuk n  1 yang ditunjukkan pada


n

Gambar 9.

Gambar 9. Ilustrasi f n ( x)  nx 1  x  
2 n
pada [0,1] untuk n 1

Pada grafik ini kita melihat bahwa untuk n membesar (misal diambil n=13) maka
barisan fungsi bersifat menuju kurva parabola pada 0<x<0.5 sedangkan pada [0.5,1] maka
kurva mendekati y=0. Akan tetapi jika n semakin membesar maka terlihat kurva semakin
dekat ke y=0 pada seluruh interval [0,1]. Hal ini memperjelas bahwa konvergen seragam
ke y=0 pada [0,1]. Dapat ditulis   0 , f n ( x)  0   , untuk n  N dan x  0,1.
 n
Pernyataan f n ( x)  0  nx 1  x  n x 1  x
2 2
  n

 n x 1  x2 
n
  berlaku jika
  x 1
nN  
x 
x 1 x 2 
n dimana . dimana n=N harus bulat positif. Jadi disimpulkan

konvergen.

Contoh 5. Beberapa barisan yang lain selanjutnya dapat dengan mudah divisualisasikan
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 10-15.

Gambar 11. f ( x)  arctan(nx)


n
n
x
f n ( x) 
Gambar 10. Barisan 1  nx 2

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
Gambar 12. f n ( x)  n sin( x / n)

n n
Gambar 13b. f ( x)   x    1 
n
n n 2  x
Gambar 13a. Grafik f ( x)   x    1 
n
2  x untuk berbagai n.

untuk n =1

nx
Gambar 14. Grafik g n ( x) 
2  5nx

Gambar 15. Grafik f n ( x)  arctan(nx) / n

D. Penutup
Pada tulisan ini telah ditunjukkan bagaimana menggantikan intuisi dalam me
nentukan barisan konvergen atau divergen dalam bentuk grafik dengan bantuan program
Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l
MATLAB dan Geogebra. Beberapa kasus barisan bilangan real diprogram dengan
MATLAB sedangkan barisan fungsi real dengan Geogebra. Visualisasi tersebut untuk
membantu dugaan limit yang dicari. Sedangkan pembuktian umum tetap perlu
menggunakan kaidah penulisan bukti secara formal.
Sangat sedikit (bahkan belum ditemukan) literatur yang menjelaskan pengajaran
analisa real dengan visualisasi baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia. Jadi
materi ini dapat membantu kebutuhan mahasiswa dalam memulai belajar analisa real.

DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, R.R., 1976. Methods of Real Analysis, John Wiley & Sons, Inc, Second
Edition, New York.
Royden, H.L,1988, Real Analysis, Prentice Hall, Inc,fourth edition, USA.
Trench,W.F.,2003. IntroductionTo Real Analysis, Pearson Education,
Web1. http://math.louisville.edu/~lee/ira/

Parhusip, H.A Pembelajaran Konvergensi Barisan Bilangan Dan Fungsi Real Dengan Matlab Dan
Geogebra, prosiding Seminar Nasional Matematika VII UNNES 26 Oktober 2013, ISBN 978-602-14724-
7-7.l

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai