PEMBIMBING AKADEMIK :
Trijati Puspita Lestari, S. Kep., Ns., M. Kep
PEMBIMBING KLINIK :
Maksum, S.Kep., Ns
DISUSUN OLEH :
Kelompok Puskesmas Mantup
1. Arsita Dewi Kartika
2. Asyifa Aulia Zahro
3. Annastasya Pratiwi
4. Diah Karunia Rohmatul Zul’aidha
5. Nisa’atin Aisyiyah
6. Santi Dwi Cahyani
Tujuan
1. Tujuan Instruksi umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang luka bakar (combustio) pasien dan
keluarga mengerti tentang luka bakar dan mampu merawat klien dengan luka
bakar dengan baik dan benar.
4. Metode pembelajaran
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
5. Media pembelajaran
a. Leaflet
b. Lembar Balik
6. Setting Tempat
:Moderator
:Penyaji
:Fasilitator
:Observer
:Peserta
C. Pengorganisasian
1. Pembawa Acara : Arsita Dewi Kartika
2. Pemateri : Nisaatin Aisyiyah
3. Fasilitator : Fadzlillah I, Santi D.C. dan Annastasya P.
4. Observer : Diah K.R.Z dan Asyifa A.Z
7. Kegiatan Inti
N Wakt
Uraian Penyampai Materi Klien dan keluarga
o u
1. 5 Pembukaan
Menit 1. Salam 1. Menjawab salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan 2. Memperkenalkan
diri dan dosen nama dan dosen
pembimbing
kepada klien dan
keluarga 2. Menjawab
3. Menjelaskan tujuan 3. Menjelaskan pertanyaan yang
penyuluhan tentang materi yang diajukan oleh
akan di sampaikan, penyampai materi
menanyakan
apakah klien
pernah
mendapatkan
penyuluhan
sebelumnya
8. Evaluasi
a. Menjelaskan tentang defenisi luka bakar
b. Menjelaskan etiologi luka bakar
c. Menjelasakan tentang penatalaksanaan luka bakar
MATERI PENYULUHAN
1 Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu
tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi (Mansjoer, A.
Dkk, 2000).
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Luka Bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan
kimia maupun arus listrik.
2 Etiologi
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal burn)
Misalnya: api, air panas
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical burn)
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical burn)
4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury)
(Sjamsuhidajat & Wim de jong, 2004)
Lebih dalam Kontak dengan Blister besar dan lembab Berbintik- Sangat nyeri
dari ketebalan bahan cair atau yang ukurannya bintik yang
partial bahan padat. bertambah besar. kurang jelas,
(tingkat II) Jilatan api Pucat bila ditekan putih, coklat,
Superfisial kepada pakaian. dengan ujung jari, bila pink, daerah
Dalam Jilatan langsung tekanan dilepas berisi merah coklat.
kimiawi. kembali.
Sinar ultra
violet.
Ketebalan Kontak dengan Kering disertai kulit Putih, kering, Tidak sakit,
sepenuhnya bahan cair atau mengelupas. hitam, coklat sedikit sakit.
(tingkat III) padat. Pembuluh darah seperti tua. Rambut
Nyala api. arang terlihat dibawah Hitam. mudah lepas
Kimia. kulit yang mengelupas. Merah. bila dicabut.
Kontak dengan Gelembung jarang,
arus listrik. dindingnya sangat tipis,
tidak membesar.
Tidak pucat bila
ditekan.
4. Penatalaksanaan
Adapun penanganan awal di lapangan pada kasus luka bakar adalah sebagai
berikut:
1. Tindakan yang harus dilakukan ketika terpapar api yaitu menghentikan proses
pembakaran dengan cara:
a. Stop: Tetap diam di tempat dan hentikan gerakan yang tidak perlu seperti
berlari karena akan semakin menyulut api. Biasanya orang yang terbakar akan
panik sehingga membuat gerakan yang justru akan menambah kobaran api.
c. Roll and cover: Gulingkan badan ke kiri dan ke kanan hingga api padam dan
usahakan untuk melindungi wajah dan mulut dengan menggunakan tangan.
2. Irigasi dengan air yang mengalir
Irigasi dengan air dingin yang mengalir selama 20 menit adalah waktu yang
terbaik, paling lambat irigasi adalah 1-3 jam setelah kejadian. Tujuan irigasi yaitu
mendinginkan luka bakar, mengurangi nyeri dan mengurangi edema, dan
improvisasi di re-epitelisasi jaringan setelah 2 minggu luka bakar dan kurangnya
jaringan skar dalam 6 minggu post-luka bakar.
1. Irigasi dengan air dingin yang mengalir (air keran suhu 2-15 derajat celcius)
selama 20 menit adalah waktu terbaik, 10 menit - 1 jam masih dapat diterima,
paling lambat irigasi adalah 1 - 3 jam setelah kejadian.
Analgesia : pendinginan dan penutupan luka (paling baik dengan plastic film yg
transparan agar mudah menilai ulang) akan menurunkan rasa nyeri atau dapat
dengan medikasi yaitu paracetamol, antiinflamasi ibuprofen dan opioid.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2001). Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
volume 3. Jakarta: EGC
Doenges, M. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC
Mancini, M. (1994). Pedoman praktis prosedur keperawatan darurat. Jakarta:
EGC
Mansjoer, A. dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta:
Media Aeskulapius FKUI
Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi keperawatan: Konsep dan praktek.
Jakarta: Salemba Medika
Schwartz & Seymour. (2000). Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah edisi 6. Jakarta:
EGC
Sjamsuhidajat & Wim de jong. (2004). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC